Jumat, 06 Juni 2014

Tanda-Tanda Usia Menuju 30 an

Tanda-tanda Anda Menuju Usia 30


You may delay, but time will not.
Usia 30, di mana tantangan hidup terasa lebih berat dan mencekam.
Is that true? And how do you get through it?
Time is what we want most, but what we use worst. Sebuah ungkapan yang terus berlarian di pikiran saya akhir-akhir ini. Detik, menit, pagi, siang, malam, berlalu dan itulah waktu. Berjalan tanpa henti dan.. voila! Usia saya sebentar lagi genap 30. Di satu sisi saya merasa segera menuju jenjang kehidupan yang begitu mapan dan telah menjadi sosok pria yang memegang teguh jati dirinya. Bagi saya itu cuma halusinasi, karena setiap malam sebelum memejamkan mata dan berkunjung ke alam mimpi, benak saya pasti dibayangi masa lalu yang menyesakkan dan masa depan yang tidak pasti. Saya harus apa dan bagaimana. Sampai saya terlelap, terbangun di pagi hari mengulang rutinitas yang sama, jawabannya tetap belum ada.
Waktu tidak memberi ampun. Sebentar lagi usia saya 30.
Beberapa waktu yang lalu di saat senggang, menggelontorkan ibu jari di smartphone adalah suatu kebiasaan. Apalagi jika bukan mengulik sosial media, ingin menghibur diri tapi malah berujung terjerembab dalam pikiran yang sama. Saat sedang membuka Path, teman saya mencantumkan sebuah link yang berisi sebuah artikel tentang tanda-tanda seseorang menuju usia 30. Artikel yang diulas dalam Buzzfeed itu sontak membuat perut saya mulas. Semuanya betul, bahkan dari hal sederhana sekalipun.
Waktu terus berjalan, saatnya membuat keputusan-keputusan besar dalam hidup Anda.
Sumber: retailtiresolutions.com
Jessica Misener yang menulis artikel itu sepertinya sedang mengalami gejolak diri sama seperti saya. Meskipun tak semuanya saya alami, tapi benak saya terpingkal dan membisik inilah diri saya sekarang. Lucu memang, tapi setidaknya inilah tanda-tanda bahwa Anda sebentar lagi menuju usia 30...
Akun sosial media Anda penuh dengan foto pernikahan... dan foto bayi. Bandingkan dengan beberapa tahun lalu saat akun sosial media seperti Friendster (RIP) atau Facebook (bahkan Path belum ada) berisi foto-foto kegilaan yang Anda lakukan bersama teman-teman. Berkeliling dari club ke club, jackpot!
Hidup sehat = tren. Saat hari libur, buka mata Anda pada jam tujuh pagi. Lihat Path dan temukan begitu banyak running maps dan foto-foto teman-teman Anda sedang berlari pagi, ikut running di sana-sini. Tak hanya lari, pusat kebugaran atau gym seolah menjadi rumah kedua yang wajib dikunjungi. Bagaimana dengan tahun-tahun lalu?
Saat mendatangi konser musik, Anda pasti mencari tempat duduk. Kaki terasa begitu cepat lelah, bergabung bersama penonton di lantai festival rasanya sudah terlalu tua. Lupa bagaimana Anda dulu terjun ke moshpit saat musik metal menghentak?
Selalu mengenang masa lalu saat berkumpul bersama teman-teman. Mengingat bagaimana Anda menghabiskan malam mengerjakan tugas, mengenang tingkah laku guru atau dosen yang menyebalkan, atau lagu-lagu yang dulu selalu diputar dalam discman. Ingat, itu sudah beberapa dekade yang lalu.
Menghabiskan waktu di rumah, menonton televisi bersama orang tua. Anda tidak lagi mengurung diri di kamar, sibuk dengan segala permainan dan tugas-tugas yang membuat waktu bersama keluarga begitu tersita. Anda kini begitu memahami keluarga adalah segalanya.
Akhir pekan, lebih memilih untuk sekadar makan malam atau berkumpul bersama para sahabat. Bahkan ada yang lebih ekstrem, mungkin teman Anda dulu bersahabat dengan alkohol, kini hanya memesan segelas orange juice. Jangan ditertawakan, artinya ia sudah mempunyai prinsip dalam hidupnya.
Secara tak sengaja, Anda mengoleksi tumpukan kartu nama rekan-rekan bisnis dari awal memulai karier. Mengenalnya saja tidak, lantas untuk apa? Setidaknya itu bisa menjadi catatan kaki sudah beberapa tahun Anda berkarya bagi diri sendiri. Make sense?
Selalu merasa dilanda krisis finansial. Bagi Anda yang mahir mengelola keuangan sendiri, good for you! Tapi bagi yang belum mampu, menjelang usia 30 selalu dipenuhi ketakutan memikirkan kondisi finansial Anda. Orang tua sudah lepas tangan, kebutuhan meningkat, bahkan mulai dibayangi soal membina rumah tangga. Lupakan warisan, cari pekerjaan yang bisa memenuhi itu semua! Be a man!
Mengunjungi tempat wisata anti-mainstream. Hidup Anda mulai terasa hambar, butuh sesuatu yang sifatnya new edge. Perhatikan, pasti Anda sering melihat teman-teman pelesiran ke destinasi yang tidak lazim, tempat di mana pesawat Airbus A380 bahkan tidak bisa mendarat. Anda sedang ditahap haus akan pencerahan, bukan lagi city tour dan shopping street yang membuat dompet sesak napas.
Anda begitu selektif terhadap suatu tren. Apa yang sedang hype di generasi di bawah Anda tidak begitu menarik perhatian. Sedih memang, tapi kadang benak Anda akan berbisik, "Ah, itu bukan umuran gue lagi..."
Ada sederet nama artis dan musisi yang tidak Anda ketahui. Anda tidak lagi peduli jejeran lagu Top 40 saat ini. Bahkan, pemutar mp3 milik Anda berisi lagu-lagu lama yang Anda ketahui saja. Zaman di mana MTv Asia Hitlist dan VJ Mike Kaseem masih membawakan MTv Most Wanted mungkin. So sad...
Teman Anda semakin sedikit, proses seleksi alam membentuk yang mana sahabat sejati. Tanpa disadari makin ke sini teman-teman Anda berkurang. Jangan khawatir, Anda tidak dilupakan. Anda sendiri yang memilih kepada siapa akan menjalin pertemanan. Anda mulai bisa membagi mana kolega, rekan kerja, teman, dan sahabat.
Setiap malam dihantui pikiran soal masa depan. "Gue harus berbuat ini, itu, ini, ini, itu, dan... zzz". Kemudian tertidur pulas dan terbangun seolah melupakan pertengkaran batin tadi malam.
Anda sudah tidak kuat lagi pergi clubbing semalaman. Clubbing bagi Anda kini hanya sebuah selingan, bukan lagi keharusan untuk menjaga eksistensi dalam pergaulan. Suatu malam Anda pergi clubbing, menenggak bermacam minuman. Anda terbangun sore keesokan harinya dengan perasaan sebuah gada raksasa menggelayuti kepala.
Seorang anak 11 tahun mengajari Anda bagaimana melakukan sesuatu. Jangan sepelekan remaja yang lebih muda dari Anda. Suatu saat mereka akan mengajari Anda bagaimana mengedit foto dengan suatu aplikasi di smartphone agar bagus hasilnya. Atau... bagaimana cara menggunakan Tongsis (tongkat narsis).
Obrolan Anda bersama orang lain akan terasa berat. Tidak lagi membicarakan film terbaru lansiran Marvel, tapi Anda membicarakan kejatuhan Indeks Harga Saham Gabungan, kurs Rupiah yang anjlok, bahkan bursa Calon Presiden. Wow!
Dan yang terakhir... Setiap akhir pekan pasti ada saja undangan pernikahan atau acara di mana Anda menyaksikan teman-teman dekat kini sudah berkeluarga, menggendong bayi, menyusui, dan sibuk menyuapi. 
Bagi saya, itu semua menakutkan. Entah dengan Anda...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar