Rabu, 27 April 2016

Analisa Lap Keuangan

Analisa Laporan Keuangan Untuk Menilai kinerja

Di pasar modal, laporan keuangan perusahaan memiliki fungsi yang sangat strategis. Laporan keuangan merupakan informasi yang menggambarkan dan untuk menilai kinerja perusahaan, terlebih bagi perusahaan yang sahamnya telah tercatat dan diperdagangkan di bursa. Informasi yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan dapat memberikan analisa laporan keuangan untuk menilai kinerja perusahaan yang juga mencerminkan fundamental perusahaan sehingga informasi tersebut dapat memberikan landasan bagi keputusan investasi. Ada bagian dalam laporan keuangan yang sering tidak diperhatikan investor, seperti laporan direksi atau manajemen perusahaan. Padahal, pada bagian tersebut manajemen sering kali menjelaskan mengenai perjalanan perusahaan selama ini, prospek dan recana mereka kedepannya. Dari sini Anda juga dapat melihat seberapa yakin manajemen terhadap prospek perusahaan. Dari ulasan manajemen ini Anda dapat pula melihat perkembangan bisnis terakhir, produk, persaingan dan kondisi keuangannya.
Angka-angka yang tertera dalam laporan keuangan itu menggambarkan kinerja perusahaan dan kemampuan manajemennya dalam mengelola usaha tersebut. Dari angka tersebut juga dapat dijadikan dasar untuk memproyeksikan apa yang akan terjadi.
Jenis Laporan Keuangan Perusahaan
Laporan keuangan perusahaan yang lengkap terdiri atas 5 (lima) bagian, yaitu :

  1. Neraca

  2. Laporan Laba Rugi

  3. Laporan Arus Kas

  4. Laporan Perubahan Modal

  5. Catatan atas Laporan Keuangan
Ketentuan Pelaporan Keuangan
Penyajian laporan keuangan perusahaan di pasar modal mengacu kepada Peraturan Bapepam dan Peraturan BEI, yaitu :

  1. Peraturan BAPEPAM nomor X.K.2. tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala.

  2. Peraturan BAPEPAM nomor VIII.G.7. tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan.

  3. Peraturan BAPEPAM nomor VIII.G.11. tetang Tangguung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan.

  4. Surat Edaran BAPEPAM tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik.

  5. Peraturan Pencatatan BEI nomor I-E tentang kewajiban penyampaian informasi.
Komponen Laporan Keuangan Perusahaan
Neraca
Neraca merupakan laporan yang menggambarkan posisi keuangan, yang menunjukan aktiva (aset), kewajiban (hutang) dan ekuitas (modal) dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Aktiva atau aset adalah segala sesuatu yang dmiliki perusahaan, sedangkan pasiva (kewajiban & ekuitas) dapat dikatakan segala sesuatu yang dilakukan perusahaan untuk memperoleh atau membiayai aset tadi. Dalam neraca, aktiva lancar disajikan terpisah dari aktiva tidak lancar dan kewajiban lancar terpisah dari kewajiban tidak lancar, kecuali untuk industri tertentu yang diatur secara khusus. Aktiva lancar disajikan menurut ukuran likuiditas sedangkan kewajiban disajikan menurut urutan jatuh temponya.
Komponen Utama Neraca :
Aktiva

  1. Aktiva Lancar :

    1. Kas dan Setara Kas;

    2. Investasi Jangka Pendek;

    3. Wesel Tagih;

    4. Piutang Usaha;

    5. Piutang Lain-Lain;

    6. Persediaan;

    7. Pajak Dibayar Dimuka;

    8. Biaya Dibayar Dimuka;

    9. Aktiva Lancar Lain-Lain.

  2. Aktiva Tidak Lancar:

    1. Piutang Hubungan Istimewa;

    2. Aktiva Pajak Tangguhan;

    3. Investasi Pada Perusahaan Asosiasi;

    4. Investasi Jangka Panjang Lain;

    5. Aktiva Tetap;

    6. Aktiva tak Berwujud;

    7. Aktiva Lain-Lain.
Kewajiban

  1. Kewajiban Lancar :

    1. Pinjaman Jangka Pendek;

    2. Wesel Bayar;

    3. Hutang Usaha;

    4. Hutang Pajak;

    5. Beban Yang Masih Harus Dibayar;

    6. Bagian Kewajiban Jangka Panjang yang akan Jatuh Tempo dalam Waktu Satu Tahun;

    7. Kewajiban Lancar Lain-lain.

  2. Kewajiban Tidak Lancar:

    1. Hutang Hubungan Istimewa;

    2. Kewajiban Pajak Tangguhan;

    3. Pinjaman Jangka Panjang;

    4. Hutang Sewa Guna Usaha;

    5. Hutang Obligasi;

    6. Kewajiban Tidak Lancar Lainnya;

    7. Hutang Subordinasi;

    8. Obligasi Konversi.
Ekuitas

  1. Modal Saham;

  2. Tambahan Modal Disetor;

  3. Selisih Kurs Karena Penjabaran Laporan Keuangan Perusahaan;

  4. Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan / Perusahaan Asosiasi;

  5. Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengandali;

  6. Keuntungan (Kerugian) yang Belum Direalisasi dari Efek Tersedia Untuk Dijual;

  7. Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap;

  8. Saldo Laba;

  9. Modal Saham Diperoleh Kembali.
Laporan Laba Rugi
Laporan Laba Rugi merupakan ringkasan aktivitas usaha perusahaan untuk periode tertentu yang melaporkan hasil usaha bersih atau kerugian yang timbul dari kegiatan usaha dan aktivitas lainnya.
Komponen utama laporan laba rugi yang diuraikan di bawah ini menggunakan metode beban fungsional. Bagi jenis-jenis industri tertentu, dimungkinkan untuk menggunakan metode lain yang telah ditentukan.
Komponen Utama Laporan Laba Rugi :

  1. Penjualan Bersih atau Pendapatan Usaha;

  2. Beban Pokok Penjualan;

  3. Laba (Rugi) Kotor;

  4. Beban Usaha;

  5. Laba (Rugi) Usaha;

  6. Penghasilan (Beban) Lain-lain;

  7. Bagian Laba (Rugi) Perusahaan Asosiasi;

  8. Laba (Rugi) Sebelum Pajak Penghasilan;

  9. Beban (Penghasilan) Pajak;

  10. Laba (Rugi) dari Aktivitas Normal;

  11. Pos Luar Biasa;

  12. Laba (Rugi) Sebelum Hak Minoritas;

  13. Hak Minoritas atas Laba (Rugi) Bersih Anak Perusahaan;

  14. Laba (Rugi) Bersih;

  15. Laba (Rugi) Per Saham Dasar;

  16. Laba (Rugi) Per Saham Dilusi.
Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Perubahan Ekuitas adalah laporan yang menunjukan perubahan yang menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode pelaporan.
Laporan ini harus menyajikan :

  1. Laba (Rugi) bersih periode pelaporan;

  2. Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian yang diakui secara langsung dalam ekuitas;

  3. Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi atas kesalahan mendasar;

  4. Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik, antara lain berupa penyetoran modal saham dan pembagian dividen;

  5. Saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta perubahannya;

  6. Rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis modal ditempatkan dan disetor penuh, tambahan modal disetor dan pos-pos ekuitas lainnya pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan.
Laporan Arus Kas
Laporan ini menunjukan penerimaan dan pengeluaran kas dalam aktivitas perusahaan selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Dari sinilah Anda dapat mengetahui apakah uang perusahaan cukup atau tidak untuk membagi dividen. Laporan arus kas juga dapat mencerminkan apa yang sesungguhnya terjadi pada perusahaan. Walaupun merugi, perusahaan masih dapat hidup selama arus kasnya positif. Selain itu dapat juga dilihat dari free cash flow (arus kas operasional dikurangi dengan capital expenditure), perusahaan yang free cash flow-nya bertumbuh punya prospek yang bagus karena punya uang untuk ekspansi.
Komponen Utama Laporan Arus Kas :

  • Arus Kas dari aktivitas operasi, adalah arus kas yang terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan, oleh karena itu arus kas ini pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba (rugi) bersih. Arus kas dari aktivitas operasi antara lain dapat berupa arus kas dari transaksi penjualan, pembayaran kepada pemasok, karyawan, bunga, beban operasional lainnya dan pajak penghasilan. Perusahaan harus menyajikan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan metode langsung (direct methode). Perusahaan yang baik tentu saja uang kasnya berasal dari sini.

  • Arus kas dari aktivitas investasi, mencerminkan penerimaan dan pengeluran kas sehubungan dengan perolehan atau pelepasan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Arus kas dari aktivitas investasi antara lain dapat berasal dari transaksi pembelian dan penjualan aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan aktiva lain, serta uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain. Tidak termasuk di sini adalah penempatan dana perusahaan untuk jangka pendek seperti deposito yang kurang dari satu tahun dan investasi pada efek untuk diperdagangkan.

  • Arus kas dari aktivitas pendanaan, timbul dari penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan transaksi pendanaan jangka panjang dengan pemegang saham perusahaan dan kreditur. Arus kas dari aktivitas pendanaan antara lain dapat berupa penerimaan kas dari emisi saham dan obligasi, pembayaran dividen, serta pelunasan pinjaman.
Catatan Laporan Keuangan Perusahaan
Catatan atas Laporan Keuangan Perusahaan memberikan penjelasan mengenai gambaran umum perusahaan, ikhtisar kebijakan akuntansi, penjelasan pos-pos laporan keuangan dan informasi penting lainnya.
Angka-angka pada laporan keuangan ibarat bahan mentah yang tidak ada gunanya jika tidak diolah lebih dulu. Caranya yaitu dengan menggunakan rasio-rasio keuangan. Analisa rasio-rasio pada laporan keuangan bermanfaat untuk membantu Anda untuk melakukan berbagai analisis atas kinerja keuangan perusahaan. Anda juga harus membandingkan dengan laporan keuangan dan rasio-rasio sebelumya, setidaknya sampai lima tahun kebelakang untuk mengetahui tren bisnisnya. Untuk mengetahui bagus tidaknya angka rasio yang Anda peroleh, Anda harus membandingkannya dengan rasio perusahaan-perusahaan lain disektor sejenis atau dengan rasio rata-rata sektor tersebut. Melalui angka-angka rasio keuangan, pemakai dapat membuat berbagai analisis kinerja perusahaan termasuk keputusan investasi. Secara umum, rasio keuangan dibagi kedalam beberapa kelompok seperti : rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio utang atau leverage, rasio kemampulabaan, serta rasio saham.
Berikut beberapa rasio penting yang umum digunakan dalam berbagai analisis atas laporan keuangan.

  1. Current Ratio (Rasio Lancar). Rasio keuangan ini menunjukan sejauh mana aktiva lancar dapat menutupi kewajiban lancar. Semakin besar hasil perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar, semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menutupi kewajiban jangka pendek.
    Current Ratio = Aktiva Lancar / Utang Lancar
  2. Quick Ratio. Mengukur apakah perusahaan memiliki aset lancar (tanpa harus menjual persediaan) untuk menutup kewajiban jangka pendeknya. Semakin tinggi quick ratio perusahaan, semakn baik kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban lancarnya.
    Quick Ratio = (Aktiva Lancar – persediaan) / Utang Lancar
  3. Debt to Equity Ratio (Rasio Utang atas Modal). Rasio keuangan ini sering disebut dengan istilah Rasio Laverage, menggambarkan struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan, dengan demikian dapat dilihat struktur resiko tidak tertagihnya hutang. Semakin kecil angka rasio ini semakin baik.
    Debt to Equity = Total Utang / Ekuitas
  4. Total Debt to Total Asset. Menggambarkan aktiva yang dipergunakan oleh perusahaan untuk menutup hutang baik jangka pendek maupun jangka panjang.
    Total Debt to Capital Asset = Total Utang / Total Aktiva
  5. Operating Profit Margin. Rasio keuangan ini mengukur seberapa besar sumbangan penjualan terhadap laba operasi. Rasio ini semakin besar semakin baik.
    OPM = Laba Operasi / Penjualan
  6. Net Profit Margin. Rasio keuangan ini mengukur seberapa besar sumbangan penjualan terhadap laba bersih perusahaan. Rasio ini semakin besar semakin baik.
    NPM = Laba Bersih / Penjualan
  7. Return on Equity (ROE) . Menggambarkan seberapa besar sumbangan keuntungan terhadap pemegang saham.
    ROE = Laba Bersih / Ekuitas
  8. Return on Asset (ROA) . Mencerminkan seberapa besar laba yang bisa dicetak perusahaan dengan menggunakan seluruh asetnya.
    ROA = Laba Bersih / Total Aset
  9. Asset Turnover. Menunjukan kemampuan manajemen mengelola seluruh investasi (aset) untuk menghasilkan penjualan.
    Asset Turnover = Penjualan Bersih / Total Aktiva
  10. Receivable Turnover. Menunjukan berapa kali piutang dagang perusahaan berputar dalam satu tahun.
    Receivable Turnover = Penjualan Kredit / Piutang Dagang
  11. Inventory Turnover. Menunjukan berapa kali persediaan barang dagangan perusahaan berputar dalam suatu periode tertentu.
    Inventory Turnover = Harga Pokok Penjualan / Persediaan
  12. Account Payable Turnover. Menunjukan perputaran utang dagang dalam suatu periode tertentu.
    Account Payable Turnover = Harga Pokok Penjualan / Utang Dagang
  13. Earning Per Share (EPS) . Rasio keuangan ini menggambarkan jumlah laba yang dihasilkan perusahaan untuk tiap saham yang diterbitkan.
    EPS = Laba Bersih / Jumlah Saham
  14. Price Earning Ratio (PER) . Menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. PER dihitung dalam satuan kali. Bagi investor, semakin kecil PER-nya semakin bagus karena berarti saham tersebut relatif murah.
    PER = Harga Saham / EPS
  15. Book Value (Nilai Buku Saham). Menggambarkan perbandingan total dana pemegang saham terhadap jumlah saham.
    BV = Total Ekuitas / Jumlah Saham
  16. Price to Book Value (PBV) . Rasio keuangan ini menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Makin tinggi rasio ini, berarti pasar percaya akan prospek perusahaan.
    PBV = Harga Saham / Nilai Buku Saham
Pada dasarnya penyusunan Laporan Keuangan Perusahaan dimaksudkan sebagai alat bantu bagi manajemen (intern) untuk mengetahui kondisi keuangan sehingga dapat menentukan kebijakan keuangan secara tepat. Sedangkan bagi pihak luar (Pemodal, maupun Kreditur) laporan keuangan perusahaan dapat dipakai sebagai alat untuk pengambilan keputusan dalam melakukan investas