Senin, 14 Juli 2014

Jangan Lewatkan Ujian Itu

Suatu kali saya berkunjung ke Carolina Utara dan melewati sebuah kota bernama Mocksville (mock = mengejek). Seharusnya saya lahir di kota itu. Sebelum menjadi Kristen, saya gemar mengejek orang lain. Jadi ketika saya menjadi pengikut Kristus, saya cukup terkejut karena sayalah yang sekarang diejek orang lain. Mereka mencemooh saya karena iman saya kepada Kristus.

Hal yang sama terjadi pada Paulus. Segera sesudah bertobat, dia mulai memberitakan injil di Damsyik dengan begitu menggebu-gebu, sampai-sampai para pemimpin ingin membunuhnya. Orang-orang Kristen pun menemukannya dan merancang cara agar Paulus bisa bebas. Mereka memasukkan dia ke dalam keranjang dan menurunkannya dari atas tembok kota.

Sungguh ironis, bukan? Beberapa waktu yang lalu, dia adalah Saulus dari Tarsus, si penyiksa orang-orang Kristen. Kini, si pemburu itu telah menjadi buronan. Namanya yang diganti dari Saulus menjadi Paulus merefleksikan sebuah transformasi besar-besaran. Nama "Paulus" memiliki arti kecil. Jelas bahwa Allah ingin mengubah Paulus menjadi pribadi yang rendah hati.

Terkadang, kita berharap supaya Tuhan merenggut hal-hal dalam hidup yang membuat kita terluka. Kita terus-menerus berdoa supaya hal-hal menyakitkan dihilangkan saja dalam perjalanan ini. Namun, pernahkah kita merenung bahwa Tuhan mungkin sedang memakai hal-hal tersebut untuk mentransformasi kita dan menjadikan kita semakin serupa dengan Dia?


TIDAK ADA KENAIKAN KELAS DAN KELULUSAN TANPA UJIAN. MENJADI SEMPURNA ADALAH SEBUAH UJIAN YANG AKAN DIULANG TERUS DAN TERUS, SAMPAI KITA BERHASIL MENAKLUKKANNYA.

1. Memilih Untuk Mengalah

"Sebab itu Lot memilih baginya seluruh Lembah Yordan itu, lalu ia berangkat ke sebelah timur dan mereka berpisah." Kejadian 13:11
Kisah ini dimulai dari para gembala dari Abram (belum ganti nama menjadi Abraham) dan Lot yang berkelahi memperebutkan tanah untuk menggembalakan ternak mereka (Kejadian 13:1-18). Untuk menghindari perkelahian, Abram mempersilahkan Lot untuk memilih bagian tanah yang dianggap baik menurutnya. Lot memilih lembah Yordan yang terlihat sangat baik. Abram-pun mengalah dan menetap di tanah bagian lainnya yaitu di Kanaan.
 
Kita semua tahu bahwa pada akhirnya tempat yang dipilih oleh Lot dimusnahkan oleh Tuhan, yaitu di Sodom dan Gomora.
Secara kasat mata mungkin Abram hanya mendapat tanah sisa dan terlihat tidak sebaik lembah Yordan yang banyak airnya. Tetapi Abram rela untuk mengalah dan menjauhi pertengkaran yang ada.
*courtesy of PelitaHidup.com
Dan kita melihat bahwa justru Tuhan memberikan yang terbaik bagi Abram.

"Setelah Lot berpisah dari pada Abram, berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pandanglah sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu ke timur dan barat, utara dan selatan,
sebab seluruh negeri yang kaulihat itu akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu untuk selama-lamanya." Kejadian 13:14-15
*courtesy of PelitaHidup.com
Ada saat-saat tertentu dimana Tuhan menuntut kita untuk mengalah dan menyerahkan segalanya kepada Dia. Di saat kita memilih untuk mengalah, maka kita akan belajar dan melihat bagaimana Tuhan bekerja dengan luar biasa dalam kehidupan kita. Kita akan melihat pembelaan Tuhan bagi hidup kita.
.

2. Memilih Untuk Percaya

"Tetapi Allah berfirman: "Tidak, melainkan isterimu Saralah yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, dan Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal untuk keturunannya." Kejadian 17:19
Umur Abraham saat itu sudah sembilan puluh sembilan tahun dan Sara berumur sembilan puluh tahun. Suatu hal yang mustahil bagi manusia untuk dapat memiliki anak pada umur itu. Hukum alam menyatakan bahwa manusia mempunyai batas umur jika ingin mempunyai atau melahirkan seorang anak.
Tapi Tuhan berfirman bahwa justru Abraham akan mempunyai keturunan melalui Sara. Dan melalui anaknya itulah Tuhan mengadakan perjanjian yang kekal baginya dan keturunannya.
Memang kisah ini tidak masuk di akal pikiran manusia. Tetapi Abraham memilih untuk mempercayai Tuhan yang dia sembah. Dia meyakini apa yang dijanjikan oleh Tuhan. Itulah sebabnya dia dijuluki sebagai bapa orang beriman. Oleh karena dia percaya kepada hal yang belum dilihat dan belum diterima.
"TUHAN memperhatikan Sara, seperti yang difirmankan-Nya, dan TUHAN melakukan kepada Sara seperti yang dijanjikan-Nya.
Maka mengandunglah Sara, lalu ia melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abraham dalam masa tuanya, pada waktu yang telah ditetapkan, sesuai dengan firman Allah kepadanya." Kejadian 21:1-2
Janji Tuhan adalah ya dan amin. Jika Tuhan sudah berjanji, maka Dia akan menepatinya. Selama kita berpegang teguh kepada janji tersebut dan percaya kepadaNya, maka kita akan menerima janjiNya seperti yang telah dialami oleh Abraham.
*courtesy of PelitaHidup.com
Apa yang kelihatan mustahil saat ini di mata manusia, menjadi mungkin di mata Tuhan. Tidak ada hal yang mustahil bagi Tuhan, dan tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya kepadaNya.
"Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." Lukas 1:37
"Jawab Yesus: "Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!" " Markus 9:23
.

3. Memilih Untuk Taat

"Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu." " Kejadian 22:2
Setelah melalui ujian iman di poin nomor dua di atas, Abraham masih diuji oleh Tuhan. Anak satu-satunya yang merupakan anak perjanjian melalui mujizat yang luar biasa, harus dipersembahkan (dikorbankan) kepada Tuhan. Dengan kata lain, Abraham harus membunuh anaknya untuk dijadikan korban.
Sebagai orang tua yang memiliki pengharapan yang besar kepada anak satu-satunya itu, agar dapat meneruskan keturunannya sehingga dapat menjadi banyak seperti yang dijanjikan oleh Tuhan, tentu Abraham merasa terpukul mendengar perintah Tuhan tersebut.
Bagi kita yang sudah menjadi orang tua pasti mengerti dengan jelas apa yang dialami oleh Abraham saat itu. Sungguh suatu hal yang tidak mungkin jika kita melakukan hal tersebut terhadap anak sendiri.
Tetapi Abraham tidak mengeluh atau bahkan membantah perintah Tuhan. Dengan langkah mantap dia menyiapkan semuanya dan melakukan persis seperti yang diperintahkan oleh Tuhan.
*courtesy of PelitaHidup.com
Abraham memilih untuk taat dibandingkan mengeluh atau bersungut-sungut.
Dan melalui ketaatannya tersebut, sekali lagi kita melihat kuasa Tuhan bekerja. Tepat di saat Abraham akan menikamkan pisaunya untuk menyembelih anaknya, malaikat Tuhan berseru untuk menghentikan Abraham. Di saat itulah Tuhan menyatakan bahwa Abraham sungguh-sungguh takut akan Tuhan dan rela menyerahkan sesuatu yang berharga untuk melakukan perintahNya.
Dan Tuhan-pun menyediakan seekor domba bagi Abraham untuk dipersembahkan sebagai korban.
"Dan Abraham menamai tempat itu: "TUHAN menyediakan"; sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: "Di atas gunung TUHAN, akan disediakan." " Kejadian 22:14
Apa yang menjadi perintah Tuhan dalam hidup kita? Mari kita belajar untuk taat kepadaNya, sekalipun kita harus mengorbankan sesuatu yang berharga dalam hidup kita.
Dengan memilih untuk taat kepada Tuhan, maka kita akan melihat pintu-pintu berkat yang akan Tuhan bukakan bagi kehidupan kita.
"Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri–demikianlah firman TUHAN–:Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku,
maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya." Kejadian 22:16-17
.
Setiap hari kita pasti dihadapkan kepada pilihan-pilihan yang harus kita lakukan. Kita dapat belajar dari tiga kisah hidup Abraham di atas, untuk dapat menentukan pilihan apa yang harus kita ambil.
Jangan berdalih bahwa kita tidak punya pilihan lain selain mengikuti atau menjalani hal-hal yang bertentangan dengan Firman Tuhan. Selalu ada pilihan bagi kita! Pilihlah jalan terang yang telah Tuhan sediakan bagi kita. Pilihlah jalan kehidupan yang akan memberikan rasa damai sejahtera bagi hidup kita.
Jangan takut dikucilkan oleh dunia ini jika ingin menerapkan pilihan-pilihan tersebut. Jangan takut pada resiko yang akan terjadi jika kita menjalani pilihan yang sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan. Ingatlah bahwa Tuhan akan membela setiap keputusan yang kita ambil, jika kita benar-benar mengandalkan kekuatan Tuhan dan berjalan dalam kebenaran FirmanNya.
Dan Tuhan jugalah yang akan memberikan sukacita dan kemenangan dalam setiap keputusan yang kita jalani. Damai sejahtera Allah akan menyertai setiap langkah hidup kita. Haleluya!
"TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya;
apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya.
Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti;
tiap hari ia menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, dan anak cucunya menjadi berkat.
Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik, maka engkau akan tetap tinggal untuk selama-lamanya;
sebab TUHAN mencintai hukum, dan Ia tidak meninggalkan orang-orang yang dikasihi-Nya. Sampai selama-lamanya mereka akan terpelihara, tetapi anak cucu orang-orang fasik akan dilenyapkan." Mazmur 37:23-28

Rencana Tuhan Bagai Bejana Di Tangan Tukang Periuk

15/11/2013 13:48
Dari sekian langkah proses yang dilakukan tersebut, kita dapat mempelajari dua hal penting dari kisah ini:

1. Proses Kehidupan

"Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya." Yeremia 18:4
 
Tuhan membawa Yeremia untuk belajar dari tukang periuk karena Tuhan ingin memberitahukan bahwa manusia memiliki proses kehidupan yang mirip dengan bejana yang sedang dibentuk.
Tanah liat tidak secara otomatis berubah menjadi bejana yang indah, tetapi tanah liat harus melalui beberapa proses sehingga dapat menjadi sebuah bejana yang berkualitas. Jika satu langkah saja dilewatkan, maka tukang periuk tidak akan memperoleh sebuah bejana yang baik. Mungkin saja dia hanya akan memperoleh bejana yang bentuknya kurang bagus, permukaannya retak-retak, penampilannya tidak berkilau, tidak dapat bertahan lama, atau kekurangan lainnya yang dapat ditemukan.
*courtesy of PelitaHidup.com
Ketika tanah liat tidak mengikuti bentukan dari tangan tukang periuk dan menjadi rusak, maka prosesnya akan diulang kembali. Tanah liat akan disatukan kembali, dipukul-pukul atau bahkan dibanting ke meja, agar mudah dibentuk kembali.

Kita harus mengerti bahwa tidak ada momen dalam kehidupan kita yang bukan merupakan proses bagi hidup kita. Setiap momen merupakan bagian dari proses kehidupan. Oleh karena itu kita harus belajar merelakan hidup kita, memiliki hati yang rela dan berserah kepada Tuhan, agar hidup kita dapat dibentuk oleh tangan Tuhan.
*courtesy of PelitaHidup.com
Setiap kita mengeraskan hati, bersungut-sungut kepada Tuhan dan tidak bersyukur atas apa yang kita alami, maka hidup kita bagaikan tanah liat yang keras yang susah dibentuk. Tuhan akan mengijinkan perkara-perkara yang akan membuat kita menjadi mudah dibentuk sesuai dengan rencanaNya.
Relakan hati kita untuk menjalani proses yang sedang Tuhan ijikan terjadi dalam hidup kita. Bersyukur atas proses pembentukan yang sedang Tuhan kerjakan melalui berbagai macam perkara. Akan ada saatnya dimana kita akan melihat hasil bentukan tangan Tuhan bagi hidup kita dan kita akan bersyukur atas apa yang telah kita alami bersama Tuhan.
.

2. Rencana Tuhan

"Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa?" Roma 9:21
Tukang periuk mempunyai hak penuh sebagai pembentuk bejana. Ide ataupun rancangan yang ada di pikirannya dituangkan ke dalam pembentukan bejana. Dia membentuk bejana sedemikian rupa, dengan segala keahliannya, sehingga bejana tersebut benar-benar menjadi sama dengan apa yang ada di pikirannya sebelumnya.
Segumpal tanah liat yang dibentuk menjadi bejana tentunya hanya mengikuti lekukan dan bentukan dari tangan tukang periuk. Tanah liat tidak terbentuk dengan sendirinya, atau bahkan tanah liat tidak bisa menentukan dia akan menjadi bejana yang mempunyai bentuk tertentu. Tanah liat hanya menjadi bejana hanya karena bentukan dari tukang periuk.
Tukang periuk dapat membentuk tanah liat sehingga menjadi bejana yang mempunyai tujuan, entah itu bejana untuk menampung air, menjadi sebuah gelas, vas bunga, hiasan, pajangan, atau kegunaan lainnya. Bejana yang sudah jadi dapat ditempatkan di berbagai macam tempat, mulai dari lemari, rak, meja, tempat hiasan, ruang tamu, ruang pameran dan berbagai macam tempat lainnya.
Tidakkah Tuhan mempunyai rencana bagi masing-masing hidup kita? Ya, Tuhan pasti mempunyai rencana bagi kita, bahkan rencana yang indah dan sempurna.
*courtesy of PelitaHidup.com
Saat ini mungkin kita tidak dapat menyelami apa yang sedang Tuhan kerjakan dalam hidup kita. Mungkin saja kita sedang mengalami kekecewaan, kedukaan, sakit hati, amarah, stress, depresi, sakit yang tidak kunjung sembuh, tidak mendapat jawaban doa, tidak memperoleh pekerjaan yang layak, bisnis tidak berjalan dengan baik, dirugikan orang lain, banyak hutang, rumah tangga yang berantakan, pergaulan buruk anak-anak, masalah jodoh, ingin mengakhiri hidup dan masih banyak masalah lainnya.
Tetaplah ingat bahwa Tuhan sedang melihat kita, Tuhan sedang menyertai kita, Tuhan sedang mendengar kita, bahkan Tuhan sedang mencurahkan kasihNya yang sempurna bagi hidup kita. Tuhan menyayangi dan mencintai hidup kita. Dia sedang membentuk kita untuk dapat menjadi sesuai dengan rencana yang telah Dia tetapkan, yaitu rencana yang indah dan sempurna.
Betapa indahnya jika kita telah dibentuk menjadi bejana yang sempurna, yang akan Dia gunakan dan tempatkan menjadi suatu bejana yang mempunyai kegunaaan bagi kemuliaan Tuhan. Tuhan mempunyai rencana bagi hidup kita! Haleluya!
.
"Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.
Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu;
apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati,
Aku akan memberi kamu menemukan Aku, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan memulihkan keadaanmu dan akan mengumpulkan kamu dari antara segala bangsa dan dari segala tempat ke mana kamu telah Kuceraiberaikan, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan mengembalikan kamu ke tempat yang dari mana Aku telah membuang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar