Minggu, 23 Oktober 2016

Belenggu Kemiskinan

Yang ada, berawal dari tiada. Tiada menjadi ada dan yang ada akan kembali menjadi tiada. Sesuatu yang belum Anda punyai akan Anda punyai. Dan segala sesuatu yang Anda punyai sekali waktu tak lagi menjadi kepunyaanmu.
Filosofi ini sudah ditulis para filosof Barat dan Timur sejak era sebelum Masehi. Tetapi, tak banyak orang yang menyadari dan memercayainya. Esra Manurung, praktisi asuransi jiwa yang sudah belasan tahun berkiprah sebagai agen asuransi memercayai sepenuhnya dan mengimplementasikan dalam hidupnya.
Dari seorang yang berasal dari keluarga miskin, Esra bertumbuh menjadi miliuner. Sebagai seorang agen asuransi jiwa, ia sudah menggapai puncak tertinggi, yakni bagian dari "Million Dollar Round Table" (MDRT), kumpulan sejumlah elite agen asuransi kelas dunia tersukses di bidangnya. Selama 10 tahun terakhir, wanita ini memenuhi persyaratan MDRT dan bahkan meraih "Court of the Table" dan "Top of the Table". Jumlah mereka hanya 1 persen dari agen asuransi jiwa di dunia.
Uang dan hidup berkecukupan adalah sesuatu yang tidak ada pada orang miskin. Untuk sekadar memenuhi kebutuhan dasar pun mereka kesulitan. Tidak banyak dari mereka yang dalam perjalanan hidupnya berubah menjadi orang yang berkecukupan dan menjadi kaya. Umumnya orang miskin tetap hidup miskin karena dibelenggu cara berpikir yang keliru. Belenggu itu sudah berlangsung turun-temurun.
Mereka yang tetap hidup miskin, kata Esra, disebabkan oleh "belenggu" kemiskinan yang tidak mampu mereka lepaskan. Tak seorang pun yang mampu mengangkat belenggu itu dari diri si miskin selain si miskin itu sendiri. Lingkungan dan pihak lain hanya membantu.
"Kemiskinan itu tak ada terapinya sampai pemiliknya menyadari mental itu harus ditukar dengan mental baru," kata Esra dalam bukunya Selling with Attitude.
Dalam buku terbitan 2015 ini, Esra menulis tentang pengalamannya sebagai orang miskin, mulai dari kehidupan bersama orangtua dan adik-adiknya hingga tahun-tahun awal ia berkeluarga. Selama sekolah, Esra membiayai diri sendiri dengan memberikan les privat. Setamat kuliah, ia bekerja di bank. Hidupnya mulai berubah ketika ia bekerja di asuransi jiwa dan terutama ketika mengembangkan usaha sendiri sebagai agen asuransi.
Ada sejumlah belenggu kemiskinan dalam hidup manusia. Pertama, orang miskin selalu berpikir tidak bisa berubah dan mengerjakan sesuatu yang berat untuk memperbaiki hidup, untuk move to the next level. Mereka tak punya keyakinan bahwa nasibnya bisa berubah dengan kerja tekun, kerja keras, dan fokus.
Kedua, orang miskin selalu mengeluhkan nasibnya dan mempersalahkan pihak lain.
Ketiga, orang miskin tak punya harapan dan motivasi yang kuat akan perbaikan hidup. Orang yang tak punya harapan tak akan mungkin punya motivasi.
Keempat, orang miskin tak menyadari keberadaannya. Sukses berawal dari pengetahuan yang tepat tentang diri sendiri dan jujur mengakui semua kekurangan yang dimiliki. Setelah menyadari keberadaan diri, orang sukses berusaha mengubah keadaan dengan penuh keyakinan.
Kelima, orang miskin menganggap kekurangan dan kegagalan sebagai kelemahan yang tidak bisa diperbaiki.
Melatih DiriBerbekal sikap mengakui kenyataan akan kekurangan, orang sukses bergerak maju. Mereka tidak sekadar bertahan hidup, melainkan bertumbuh dan terus bertumbuh. Mereka belajar dan melatih diri untuk mengatasi kekurangan dalam pengetahuan dan keterampilan. Tidak memiliki networking dan bantuan orang lain, bukan alasan untuk tidak maju. Jaringan baru bisa diciptakan. Bantuan orang lain bisa didapatkan ketika Anda mulai bergerak memperbaiki nasib.
Strategi bisa dipelajari. Selama ada harapan dan motivasi, Anda akan mampu mendapatkan strategi jitu dalam memperbaiki nasib, baik dari buku, guru, pergaulan, dan pengalaman. Pengalaman tak akan memberikan arti apa-apa jika kita tidak belajar dari pengalaman. Tanpa mempelajari serius, pengalaman akan datang dan pergi seperti angin.
Jangan pernah takut tidak punya guru dan pemimpin. Selama pikiran Anda terbuka untuk belajar, guru akan datang dari seluruh penjuru mata angin. Masalah terletak pada diri Anda, apakah mau mendengarkan orang lain dan belajar dari semua orang. Di luar pemimpin formal, ada banyak pemimpin informal di sekitar Anda. Dan dalam mengambil keputusan untuk masa depan, Andalah pemimpinnya.
Tidak ada satu pun manusia yang tidak punya apa-apa. Meski ada kekurangan, bahkan banyak kekurangan, setiap manusia punya talenta, punya modal, punya kemampuan. Yang masalah adalah mereka yang tidak punya kesadaran akan kemampuan yang dimiliki. Jika kita tidak memilikinya, fasilitas umum bisa dipakai.
"Sampah pun bisa membuat Anda berhasil," ujar Esra.
Kemiskinan bisa ditinggalkan dengan keberanian melepaskan diri dari belenggunya. Belenggu utama adalah pola pikir yang salah. Jika Anda yakin Anda bisa melaksanakan sesuatu, Anda akan bisa melaksanakannya. Bila Anda yakin bisa melepaskan kemiskinan, Anda akan meninggalkan kehidupan yang miskin. Dan terus mencari dan mencari, sekali waktu ia akan mendapatkannya.
Jika Anda sudah memiliki kekayaan materiel, kata Esra, jangan lupa, bahwa yang ada itu juga akan tiada. Kekayaan materiel bisa lenyap, tetapi budi baik Anda akan tetap abadi. Karena itu, tangan Anda hendaknya terus terulur untuk memberikan bantuan kepada sesama yang kekurangan dan yang tertinggal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar