Sukses! Satu kata ini tentu semua orang menginginkannya walaupun
masing-masing individu memiliki pandangan yang berbeda mengenai kesuksesan.
Sukses, identik dengan satu kondisi di mana seseorang mendapatkan apa yang
selama ini diinginkannya dan menjadi impiannya. Menggapainya bukan perkara
mudah, tetapi perlu perjuangan. Dalam perjalanannya, kadang kala keluhan
turut menyertai.
Masalah pekerjaan, urusan rumah, hubungan cinta dengan kekasih
atau mungkin suami atau istri, keuangan dan lainnya menjadi hal yang sering
dikeluhkan. Merasa masih kurang, belum juga puas, sudah dapat satu hal, masih
ingin hal lainnya begitulah sifat manusia. Sebenarnya ini bagus untuk
perkembangan diri asal digunakan dengan tepat dan tidak sembarangan. Kisah ini
mungkin sederhana, namun dapat mengubah pemikiran kita yang sering
mengeluh.
Pada sebuah reuni, terdapat beberapa pria berkumpul dan saling
menceritakan kehidupan masing-masing. Namanya manusia, awal cerita kemudian
berakhir dengan keluhan. Ada yang mengeluh karena gaji yang tidak cukup, ada
yang mengeluh karena istri marah-marah, ada juga yang mengeluh karena pekerjaan
yang membuat lelah tiada henti, dan lain sebagainya.
Satu waktu, seorang pria masuk ke dalam dan kembali dengan
beberapa cangkir, mulai dari yang bagus hingga yang sederhana, tidak lupa juga
dia membawa satu poci penuh kopi. Karena haus, mereka segera menuang kopi di
cangkir pilihan masing-masing.
Si pembawa kopi : "ini adalah cerminan kalian, cangkir
yang kalian bawa."
Kumpulan pria reuni : (Asyik meminum kopi kemudian merasa heran
dan tidak mengerti)
Si pembawa kopi : "Tidakkah kalian sadar bahwa yang
tersisa hanya gelas plastik biasa yang sederhana, sedangkan semua cangkir dan
gelas mahal dan cantik sudah kalian ambil semua?"
Kumpulan pria reuni : (Masih diam dan mendengarkan)
Si pembawa kopi : "Kalian akan saling melihat cangkir
satu sama lain dan mulai membandingkan apakah cangkir anda sudah yang terbaik
atau tidak. Sekarang, pikirkan hal ini: hidup kalian adalah kopi ini, sedangkan
pekerjaan, uang dan posisi di lingkungan adalah cangkirnya. Sadarkah kalian
bahwa cangkir ini hanya sebuah alat yang mewadahi hidup."
Dia pun melanjutkan, "apa saja jenis cangkir yang kalian
miliki, tidak menentukan apakah kualitas hidup berubah atau tidak. Kadang, kita
terlalu fokus memilih cangkir mana yang paling baik, sehingga gagal menikmati
kopinya."
Kisah
sederhana ini cocok bila dipasangkan dengan kutipan, "sesungguhnya orang
yang paling bahagia itu tidak memiliki segala yang terbaik di hidupnya, tapi
menjadikan segala yang dimilikinya menjadi terbaik."
Tidak akan
ada habisnya bila ingin mengejar berbagai hal di dunia ini. Dalam kehidupan,
jangan hanya fokus mengejar apa yang belum dimiliki dan mengabaikan apa yang
sudah diberikan. Baiklah kita belajar menghargai dan bersyukur atas apa yang
sudah dimiliki sehingga kita tidak lagi berteman dengan keluh kesah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar