Tips Menentukan Tempat untuk Usaha Kecil (Kios) atau Kaki Lima
Jangan menganggap tempat tidak menentukan kemajuan suatu usaha, tidak
hanya promosi yang penting, posisi tempat usaha yang baik bisa
menjaring pengunjung spontan yang dapat dengan mudah
melihat keberadaan usaha kita. Kita harus bisa bersikap atau merasakan
apa yang dirasakan oleh calon pengunjung, bidang pandangnya, moodnya
atau konsentrasinya. Kios-kios kecil atau kaki lima (lapak) jangan
dipandang sebelah mata. Pernahkah kita berfikir dari segmen inilah
banyak orang yang menjadi kaya, tentu saja dengan tempat strategis dan
pengembangan usaha. Contohnya waralaba yang kian menjamur di indonesia,
es teh, gorengan krispi, atau roti-roti mini. Berikut ini tips memilih
tempat yang baik untuk usaha berupa kios ataupun kaki lima:
Pertama, usahakan kita membuka usaha di sisi kiri
jalan dari target pasar kita. Tips ini sangat berguna pada jalan-jalan
yang hanya memiliki satu arah. Misalkan target pasar bubaran pabrik yang
cenderung satu arah. Alasan pemilihan tempat ini yaitu pengguna jalan
akan lebih mudah melihat usaha kita dengan tidak sengaja (scanning
refleks). Pengguna jalan dalam kecepatan tinggi memiliki bidang pandang
lebih besar ke sisi kiri jalan daripada kanan jalan (budaya indonesia
melintas di lajur kiri).
Kedua, hindari membuka tempat usaha di kawasan
macet. Pertimbangan alasan ini yaitu pada mood calon pengunjung yang
dapat berubah sewaktu-waktu bila menghadapi sulit menepi atau menyalip.
Pada kawasan ini pengguna jalan cenderung berkonsentrasi untuk keluar
dari kemacetan sehingga akan mengabaikan keadaan sekelilingnya, terlebih
bila usaha kita bukan tujuan mereka dan akan kecil kemungkinan
mengunjungi dengan spontan.
Ketiga, hindari membuka usaha di pertengahan jarak.
Maksudnya bila kita naik angkutan umum kita cenderung tidak berhenti
pada jarak setengah dari ongkos kita, toh bayarnyapun akan sama saja.
Calon pengunjung akan lebih memilih turun di jarak maksimal pada ongkos
yang sama, dan ternyata pada jarak maksimal itu telah berkumpul beragam
usaha, contohnya terminal, disekitarnya ada pasar, swalayan atau komplek
pertokoan.
Keempat, hindari membuka usaha di jalur cepat.
Maksud jalur cepat ini bukan berarti tol tapi kebiasaan pengguna jalan
mempercepat kendaraannya seperti jalan yang luas, rata tidak ada lubang
dan polisi tidur, atau jalanan yang menurun. Pada kawasan ini pengguna
jalan akan berkonsentrasi pada jalan karena harus mengendalikan
kendaraan dan kecepatannya. kalaupun pengguna jalan melihat usaha kita,
toh sudah terlewat saat mereka menyadarinya. Berani dipastikan hanya 5%
yang akan mampir ke tempat usaha kita.
Kelima, cari tempat usaha yang menjorok keluar.
Tentu saja menjorok ke luar ini dengan batas aman, jangan sampai malah
membahayakan atau menggangu kenyamanan umun. Tempat yang menjorok keluar
1-1,5 meter cukup membantu mendapatkan bidang pandang pengguna jalan
dengan kata lain mudah terlihat.
Keenam, apabila alternatif terakhir (terpaksa)
mendapat tempat yang menjorok ke dalam (misalkan di depan
minimarket/swalayan yang memiliki tempat parkir), buka usaha kita di
dekat pintu masuk atau di pojok sebelah kiri dari mini market tersebut.
Membuka usaha di tempat ini memang mengandalkan ramai tidaknya
minimarket. Membuka usaha di pojok kiri minimarket dimaksudkan untuk
menjaring calon pembeli yang tidak bertujuan ke minimarket. Tempat ini
akan mudah terlihat dari jalan karena sudut pandang pengguna jalan akan
menangkap tempat usaha kita. Berbeda dengan sebelah kanan minimarket,
pengguna jalan harus menoleh terlebih dahulu untuk melihat ke arah itu
sehingga dapat membahayakan dirinya sendiri atau orang lain. Tempat
usaha sebelah kanan minimarket sangat kecil menjaring pengunjung spontan
yang berasal dari jalan yang datang dari arah kiri.
Ketujuh, dianjurkan tempat usaha memiliki ruang
kosong didepannya yang dapat berfungsi sebagai tempat parkir. Ruang
kosong itu bisa berupa halaman dari tempat usaha itu sendiri atau sisi
jalan, tentu saja yang tidak menggangu lalulintas jalan.
Kedelapan, hindari tempat usaha yang berhimpitan
dengan badan jalan, terlebih jalannya kecil senantiasa padat
lalulintasnya. Secara psikologis calon pengunjung enggan mampir karena
takut mengganggu lalulintas atau merasa kendaraan yang diparkirnya
kurang aman.
Kesembilan, hindari tempat usaha yang dipisahkan
agak jauh dari jalan oleh selokan atau trotoar. Tips kesembilan ini akan
sangat terasa apabila tempat usaha itu bukan komplek pertokoan dan
kios. Calon pengunjung akan merasa kurang aman kendaraannya karena
parkirnya jauh dari tempat usaha kita. Alasan kedua karena calon
pengunjung ingin hemat energi (akses cepat) tanpa harus melewati selokan
bau atau trotoar yang tinggi dulu untuk mencapai ke tempat usaha kita.
Kesepuluh, dianjurkan memilih tempat usaha yang
datar dengan jalan (tidak lebih tinggi dari jalan). Tempat yang lebih
tinggi secara psikologis merupakan hambatan dan membutuhkan energi yang
lebih banyak untuk mencapainya, terlebih pengunjung secara tidak
langsung merasa rendah dan tidak dihargai karena mereka datang dari
tempat lebih rendah.
Kesebelas, dianjurkan memilih tempat usaha yang
teduh. Tempat ini bisa di bawah pohon atau dibuatkan peneduh. Pengunjung
akan nyaman, betah dan berlama-lama di tempat usaha kita, bahkan bisa
jadi tempat yang teduh ini merupakan daya tarik tersendiri bagi
pengunjung dan ingin kembali lagi. http://www.newsinvestama.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar