Dalam ilmu Administrasi, keuntungan dapat dijabarkan sebagai ‘selisih antara harga jual dikurangi harga produksi’ (wikipedia). Namun bukan berarti demi mengejar keuntungan besar semata, Anda jadi melupakan sisi kualitas dan hal lainnya dari produk yang Anda tawarkan. Itulah sebabnya mengapa penetapan harga jual sebuah produk/jasa menjadi hal yang riskan karena seperti memiliki ‘dua sisi mata pisau’. Di satu sisi apabila harga jual terlalu tinggi (mahal) Anda bisa jadi mengalami kerugian karena minimnya daya beli konsumen. Sedangkan di sisi lainnya, apabila harga jual terlalu rendah (murah) berarti keuntungan tidak terlalu besar dan inipun bisa memicu terjadinya kerugian di kemudian hari. Dua-duanya bisa berdampak pada kerugian karena kesalahan pada penetapan harga jual.
Karena itu untuk menghindari kerugian pada usaha Anda, lebih baik Anda persiapkan dengan matang harga jual yang diinginkan dengan memperhatikan beberapa faktor di bawah ini :
- Tentukan terlebih dahulu besarnya laba yang Anda inginkan
Seringkali Anda terlalu memikirkan besarnya
biaya produksi tanpa memperhatikan seberapa besar laba usaha yang ingin
Anda dapatkan. Hal inilah yang terkadang membuat para pemula harus
mengalami kerugian cukup besar dalam mengawali sebuah usaha. Karena itu,
sebelum menentukan harga jual sebuah produk, pastikan bahwa Anda telah
menentukan besarnya laba yang diinginkan, agar kedepannya Anda juga bisa
menikmati keuntungan dari bisnis yang Anda jalankan
- Menyesuaikan dengan kemampuan konsumen
Sesuaikanlah harga jual dengan daya beli
konsumen yang menjadi target pasar produk/jasa yang Anda hasilkan. Bila
Anda membidik konsumen kelas bawah, maka pemilihan harga murah menjadi
prioritas utama yang perlu Anda perhatikan. Sedangkan bila Anda
membidik konsumen kelas atas, umumnya kecenderungan utama mereka adalah
kualitas produk yang Anda tawarkan dibandingkan dengan harga. Untuk itu,
ada baiknya Anda lakukan survey pasar kecil-kecilan untuk mengamati
kemampuan konsumen yang ingin Anda bidik.
- Mempertimbangkan biaya produksi
Yang dimaksud dengan biaya produksi di sini
adalah biaya-biaya yang tak terlihat, seperti misalnya biaya sewa
tempat, biaya transportasi, biaya promosi (internet, cetak brosur, dll),
dan biaya operasional lainnya yang timbul dari adanya usaha yang Anda
jalankan. Kalkulasikanlah komponen-komponen tersebut ke dalam
‘formulasi’ harga jual Anda agar semua hal dapat terwakili dengan adil.
- Memperhatikan harga jual kompetitor
Sebagai pemula sudah barang tentu Anda
harus tahu harga pasaran dari barang/jasa sejenis yang ditawarkan
kompetitor. Terkadang kompetitor menjadi alat ukur yang cukup efektif
untuk menentukan harga jual produk. Apabila produk yang Anda tawarkan
memiliki nilai jual yang lebih tinggi, maka tidak ada salahnya bila Anda
memasarkan produk tersebut dengan harga jual yang lebih mahal
dibandingkan pesaing, begitu pula sebaliknya.
- Awasi pergerakan harga di pasaran
Apabila bisnis telah berjalan, bukan
berarti pekerjaan menentukan harga jual sudah selesai. Untuk Anda yang
memiliki bisnis kuliner, misalnya, ada kalanya harga-harga bahan
kebutuhan pokok seperti daging sapi, daging ayam, terigu, cabai, telur,
dll mengalami kenaikan yang amat signifikan. Di sinilah dibutuhkan
kejelian Anda sebagai pebisnis untuk bisa menyiasati lonjakan
harga-harga kebutuhan bahan pokok tersebut. Apabila kondisinya masih
bisa dipertahankan, mengurangi porsi makanan bisa jadi pilihan. Namun
apabila sudah sangat di luar batas kewajaran, maka menaikkan harga jual
menjadi alternatif terakhir yang bisa Anda pilih. Karena itu, memantau
fluktuasi harga bahan-bahan pokok kebutuhan bisnis Anda dirasa amat
perlu agar kestabilan harga jual Anda pun dapat terjaga.
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar