Sekarang Waktunya
Setiap anak Tuhan harus mengambil
keputusan-keputusan. Kita sangat jarang melewati satu hari tanpa
berhadapan dengan banyak pilihan keputusan—sebagian mudah, sebagian lagi
sulit. Apakah ada jaminan kita akan selalu mengambil keputusan yang
benar?
Banyak orang tidak tertarik dengan mencari kehendak
Tuhan sampai mereka dihadapkan dengan pengambilan keputusan yang sangat
penting. Saat itu mungkin sudah terlambat. Kita mempersiapkan diri kita
untuk menghadapi pengambilan keputusan hidup yang penting dengan
memutuskan hal-hal kecil dengan benar. Jadi cara mempersiapkan diri bagi
persimpangan dimasa depan adalah dengan mulai belajar dari sekarang
ini. Saat untuk memikirkan hal itu adalah sekarang.
Taxonomy upgrade extras:
Biblical Topics:
Ad Category:
BAGIAN PERTAMA: RENCANA TUHAN YANG SEMPURNA
Bab 1:
Rencana Permainan
Ahli manajemen mengatakan pada kita tentang
pentingnya perencanaan hidup. “Tentukan Tujuan anda sendiri,” kata
mereka. “Putuskan anda ingin jadi apa dan apa yang ingin anda lakukan
satu tahun dari sekarang, 5 tahun dari sekarang, 10 tahun dari sekarang.
Petakan suatu rencana untuk kesana dari sini, dan mulai menjalankan
rencana itu dengan tekun.”
Mereka bahkan mengusulkan agar rencana kita sampai
kejadwal kita sehari-hari, sehingga hal yang kita lakukan hari itu akan
berkaitan dengan pencapaian tujuan utama kita. Kata mereka, setiap hari
kita harus membuat daftar hal yang kita ingin capai dalam urutan
prioritas, kemudian usahakan apa yang ada didaftar itu. “Rencanakan
pekerjaan anda dan kerjakan rencana anda” merupakan kalimat yang
digunakan untuk mendorong kita. Diikuti oleh peringatan penting: “Gagal
merencanakan yaitu merencanankan kegagalan.”
Sebagian besar dari kita ingin berhasil dalam setiap
tindakan kita. Kita menikmati rasa hormat yang ada saat berhasil dan
rasa kepuasan yang menemani keberhasilan. Kita bisa mendengarkan para
ahli, merencanakan hidup kita, menjalankan apa yang direncanakan, dan
tetap gagal. Kenapa? Karena bagi anak Tuhan ada factor lain yang
dipertimbangkan: Tuhan juga memiliki rencana bagi hidup kita.
Keberhasilan sejati dari sudut pandang Tuhan hanya bisa dicapai kalau kita mengikuti rencanaNya daripada rencana kita.
Kita mungkin mencapai setiap tujuan yang kita buat
bagi diri kita, dan kita mungkin menerima penghormatan dari semua teman
kita dan rasa hormat dari rekan kerja kita, tapi tetap merasa ada
kekosongan dalam diri kita jika kita tidak menghiraukan rencana Tuhan.
Anda bisa lihat, Tuhan menyelamatkan kita agar kita
mengetahui dan melakukan kehendakNya. Dalam pesannya bagi sorang petobat
baru bernama Saulus dari Tarsus, Ananias berkata, “Allah nenek moyang
kita telah menetapkan engkau untuk mengetahui kehendak-Nya, untuk
melihat Yang Benar dan untuk mendengar suara yang keluar dari
mulut-Nya.”1
Paulus dipilih oleh Tuhan untuk bisa mengerti dan menjalankan
kehendakNya. Dia menjalani seluruh kehidupannya dengan sadar mentaati
rencana Tuhan bagi dirinya.
Kesadaran itu membuat perbedaan besar. Sekitar 25
tahun setelah pertobatannya, saat menghadapi penganiayaan yang berat,
Paulus dengan yakin berkata, “Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku
sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan
pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi
kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah.”2
Kata “jalur” digunakan dalam perlombaan lari untuk diikuti oleh pelari,
rencana perlombaan yang telah dipersiapkan sebelumnya oleh para juri.
Keinginan Paulus yang terbesar adalah mengikuti jalur Tuhan dalam
hidupnya.
Dia memang melakukannya. Saat akhir hidupnya dia
merenungkan kembali hidupnya yang lalu sebagai orang percaya dan
berkata, “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah
mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.”3
Dan dia menggunakan kata yang sama ditahun sebelumnya. Dia menulis saat
itu, mendekati kematian dalam penjara Roma. Dia akan menjadi martir
karena imannya. Tapi kehidupannya berhasil; dia memiliki sukacita penuh
dan rasa puas karena dia telah menyelesaikan jalur yang Tuhan bentangkan
baginya. Dia telah melaksanakan kehendak Tuhan.
Sebagian akan berkata, “Tunggu sebentar; itu Paulus
seorang yang luar biasa. Pastilah Tuhan memiliki rencana bagi hidupnya,
tapi bagaimana dengan saya?” Baiklah, langsung saja. Tuhan juga memiliki
rencana bagi hidup anda. Sampai anda yakin Dia memilikinya, anda tetap
akan menjalankan rencana anda dan memilih jalan anda sendiri. Dan suatu
hari anda melihat kebelakang dan berkata, “Yah, inilah saya, ditempat
saya seharusnya. Tapi kenapa saya merasa kosong?”
Jadi kita harus membangun konsep Alkitab ini sebelum kita berjalan lebih jauh yaitu: Tuhan memiliki rencana bagi hidup anda.
Terlalu Baik untuk jadi Kenyataan?
Prinsip ini paling jelas dinyatakan dalam ayat ini:
“Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk
melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau,
supaya kita hidup di dalamnya.”4
Tidak ada keraguan tentang bagaimana kita diselamatkan. Kita adalah
karya Allah; kita ciptaan baru dalam Kristus Yesus melalui karya
regenerasi dari RohNya.5
Dia melakukannya dari anugrahnya. “Sebab karena kasih karunia kamu
diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,
itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.”6 Tapi ada satu alasan penting kenapa Tuhan melahir barukan kita dalam Kristus Yesus. Agar kita melakukan pekerjaan baik.
“Jadi bagaiman?” anda mungkin bertanya. “Bukankah setiap orang seharusnya melakukan pekerjaan baik? Jadi apa istimewanya?”
Keistimewaan dari pekerjaan baik yang Tuhan ingin
setiap kita lakukan adalah mereka dipilih Tuhan sebelumnya. Mereka
“dipersiapkan sebelumnya” artinya, mereka direncanakan oleh Tuhan bahkan
sebelum kita dilahirkan. Dan sekarang tanggung jawab kita adalah
menjalankan pekerjaan baik apa yang Tuhan bentangkan bagi kita sejak
lama sebelumnya.
Saat seorang pelatih bola bersiap untuk pertandingan
penting, dia membentangkan apa yang disebut rencana permainan, strategi
untuk pertandingan. Sebelum pertandingan dimulai dia mengetahui dengan
tepat apa yang mau dia lakukan terhadap pemainnya dan bagaimana mereka
berespon terhadap situasi tertentu. Mereka bisa memilih strategi lain,
tapi pelatih tahu kalau mereka akan bertanding dengan baik jika mereka
mengikuti rencana permainan yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Demikian
juga, ada banyak rencana yang bisa kita pilih untuk hidup kita, kita
menjalankan banyak arah yang berbeda. Tapi hanya satu rencana yang
menyediakan kesempatan untuk melakukan semua pekerjaan baik dari pelatih
Ilahi untuk kita capai.
Hanya ada satu jalan yang membawa kita berhubungan
dengan semua orang yang Dia inginkan kita temui dan pengaruhi. Hanya ada
satu arah dalam segala keadaan untuk membentuk dan memperkaya hidup
kita. Kita berfungsi dengan baik saat kita tetap pada rencana
permainanNya, saat kita berjalan dijalur yang dipaparkan didepan kita
dan melakukan semua hal yang telah Dia rencanakan bagi kita sebelumnya.
Sebagian orang Kristen yakin kalau mereka terlalu
kecil dan tidak penting bagi Tuhan sehingga Dia tertarik pada mereka.
“Orang seperti Paulus, pasti. Tapi saya? Tidak mungkin!” Apakah anda
tidak sadar apa yang Tuhan katakana dalam bagian ini? Setiap kita sangat
penting bagiNya sehingga Dia membuat suatu rencana bagi setiap hidup
sebelum kita lahir. Untuk memikirkan bahwa dia begitu memperhatikan kita
hampir terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Dan itu bukan hanya
bagian tertentu dalam Alkitab. Mari kita melihat bagian lainnya.
Daud berkata, “mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya!”7
Konteks itu meyakinkan kita bawa saat kita masih dalam kandungan ibu
kita, Tuhan sudah memperhatikan, membimbing perkembangan kita.8
Tapi yang sangat menarik adalah Dia sudah mengetahui semua hari-hari
didepan kita. Sebelum saat kita pertama kali melihat cahaya, dia telah
membuat arah dalam hidup kita yang Dia ingin kita jalankan dan peristiwa
yang Dia ingin mengisi hari-hari kita.
Lihat kembali dalam Mazmur. “TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya.”9
Jalur hidup orang percaya telah ditetapkan oleh Tuhan. Dan suatu
kesukacitaan besar bagi Tuhan saat kita mengikuti rencana yang sudah
diaturNya bagi kita. Hidup kita berkenan padaNya. Apakah masih ada
keraguan dalam pikiran anda? Tuhan memiliki rencana bagi setiap orang
percaya. Dia memiliki rencana bagi anda.
Pemaparan kenyataan sederhana ini cukup untuk
meyakinkan kita, tapi ada bukti lebih lanjut. Tuhan memberi kita suatu
contoh hidup yang menakjubkan untuk menyatukan kebenaran ini dengan jiwa
kita. Setiap bagian Alkitab yang menunjuk pada seseorang yang melakukan
kehendak Tuhan meneguhkan kembali kenyataan bahwa Tuhan benar-benar
memiliki rencana bagi dia, suatu rencana untuk ditaatinya. Ada banyak
contoh seperti itu dalam Alkitab, yang akan kita lihat dalam bab-bab
berikut. Kita akan melihat beberapa yang luar biasa.
Pertama adalah Yesaya. Dimana tidak ada keraguan
bahwa nubut nabi Yesaya tentang Pelayan Yehova menunjuk pada Tuhan Yesus
Kristus, Yesaua mungkin berbicara dari pengalamannya sendiri saat dia
berkata: “Dengarkanlah aku, hai pulau-pulau, perhatikanlah, hai
bangsa-bangsa yang jauh! TUHAN telah memanggil aku sejak dari kandungan
telah menyebut namaku sejak dari perut ibuku…… Maka sekarang firman
TUHAN, yang membentuk aku sejak dari kandungan untuk menjadi hamba-Nya,
untuk mengembalikan Yakub kepada-Nya, dan supaya Israel dikumpulkan
kepada-Nya--maka aku dipermuliakan di mata TUHAN, dan Allahku menjadi
kekuatanku.”10
Tuhan memanggil Yesaya untuk menyelesaikan suatu
tugas tertentu. Dia membentuk Yesaya sejak dari kandungan ibunya untuk
melakukan misi khusus, yaitu menyadarkan orang Israel kembali kepada
Tuhan.. Tuhan meyakinkan Yesaya kalau Dia akan memberikannya kebutuhan
yang diperlukan dalam tugasnya. Tuhan memiliki rencana dalam hidup
Yesaya.
Kita akan melihat salah seorang nabi besar lainnya.
Perhatikan perkataan Tuhan kepada Yeremia. “Sebelum Aku membentuk engkau
dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar
dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan
engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.”11 Yeremiah menolaknya. “Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda”12
Kita seringkali melakukan hal yang sama saat kita
mendapatkan rencana Tuhan bagi kita. “Siapa saya Tuhan? Engkau pasti
salah orang. Saya tidak bisa melakukan itu.” Tapi Tuhan memiliki
jawaban. “Janganlah katakan: Aku ini masih muda, tetapi kepada siapapun
engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apapun yang Kuperintahkan
kepadamu, haruslah kausampaikan. Janganlah takut kepada mereka, sebab
Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman
TUHAN.……Sesungguhnya, Aku menaruh perkataan-perkataan-Ku ke dalam
mulutmu. Ketahuilah, pada hari ini Aku mengangkat engkau atas
bangsa-bangsa dan atas kerajaan-kerajaan untuk mencabut dan merobohkan,
untuk membinasakan dan meruntuhkan, untuk membangun dan menanam.”13
Yeremiah seringkali harus melihat kebelakang saat
dia pertama kali belajar tentang rencana Tuhan bagi dirinya. Orang yang
dia layani mencemooh dia, menolak pesannya, menyebarkan fitnah tentang
dia, membuang dia kedalam penjara, dan menghancurkan hatinya dengan
pemberontakan dan dosa mereka. Cukup sudah penindas Yeremia. Sebagian
kecil dari kita yang ingat nama mereka walau hanya membaca sekilas. Tapi
nama Yeremia disebut dengan hormat karena dia mengikuti rencana Tuhan
dalam hidupnya.
Mari kita kembali ke rasul Paulus sebentar. Kita
melihat kalau Tuhan menyelamatkan Paulus untuk melakukan kehendakNya,
tapi ada bukti lebih lanjut bahwa Tuhan telah meletakan jalur hidupnya
sebelum dia lahir. Ini penjelasannya: “Tetapi waktu Ia, yang telah
memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih
karunia-Nya, berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya aku
memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, maka sesaatpun
aku tidak minta pertimbangan kepada manusia”14
Sebelum Paulus menghembuskan nafas pertamanya, Tuhan
sudah merencanakan pemenjaraannya untuk pemberitaan injil bagi dunia
non Yahudi. Misi Ilahi itu memberikan dia kepercayaan diri dan
keberanian diseluruh kehidupan pelayanan dan sebagai orang Kristen.
Dalam 5 suratnya dia memperkenalkan dirinya sebagai rasul Yesus Kristus
oleh kehendak Tuhan.15 Dia tahu kalau sudah melakukan sesuai dengan keinginan Tuhan. Dia telah memenuhi rencana Tuhan dalam hidupnya.
Bagaimana bisa kita bicara tentang rencana hidup
tanpa membahas tentang Anak Tuhan dibumi? Rencana Bapa untuk kehidupan
Yesus jelas sudah ditetapkan sebelum dunia dijadikan,16
dan detil rencananya memenuhi kitab dalam PL. Disuatu peristiwa Yesus
berkata, “segala sesuatu yang ditulis oleh para nabi mengenai Anak
Manusia akan digenapi.”17
Itu semua harus digenapi. Itu semua merupakan bagian dari rencana Bapa,
dan Kristus datang untuk melakukan kehendak Bapa. Dia dengan yakin
berkata, “Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan
kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus
Aku.”18 Melakukan kehendak Bapa merupakan sukacita dan kebahagiaan terbesar. Bagi Dia itu lebih penting daripada makanan.
Apakah anda ingat peristiwa sumur Yakub di Sikar?
Para murid baru kembali dari kota dengan perbekalan, dan mereka mendesak
Guru mereka yang sudah lapar dan lelah itu untuk makan. “Akan tetapi Ia
berkata kepada mereka: Pada-Ku ada makanan yang tidak kamu kenal.”19
Saat mereka mendesakNya lebih jauh, DIa menjelaskan pernyataannya.
“Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan
menyelesaikan pekerjaan-Nya.”20
Menyelesaikan pekerjaan BapaNya, mengikuti rencana
Bapanya, memenuhi tujuan BapaNya—merupakan tujuan tertinggi Kristus.
Penulis Ibrani menyatakan perasaan Juruselamat seperti berikut:
“Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku
untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku.’”21
Tapi sekali lagi, kita bicara tentang para nabi dan
rasul dan diatas semuanya Anak Allah sendiri. Apakah disana tidak ada
orang kecil yang menjadi teladan—orang tidak berarti seperti kita?
Bagaimana dengan pengemis tak dikenal yang bahkan
tidak bisa melihat? Jika Tuhan memiliki suatu rencana bagi hidupnya,
apakah anda merasa Tuhan lebih tertarik memiliki rencana bagi hidup
anda? Orang ini dilahirkan buta, dan pemimpin agama pada masanya selalu
meyalahkan hal seperti ini sebagai dosa. Jadi ketika Yesus dan muridNya
meliha dia, para murid bertanya, “Rabi, siapakah yang berbuat dosa,
orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?”22
Inilah jawaban Yesus: “Bukan dia dan bukan juga
orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan
di dalam dia.”23
Tuhan mengijinkan orang itu mengalami tahun – tahun tidak bisa melihat
agar saatnya tiba dia tidak hanya mendapat penglihatannya kembali tapi
juga disingkirkannya kebutaan rohaninya dari jiwa serta menyediakan
kesaksian bagi yang lain tentang pribadi dan kuasa Yesus Kristus. Itu
merupakan bagian dari rencana Tuhan untuk hidupnya. Dan setelah dia
mengalami sukacita mengenal Kristus dan kebebasan dari pengampunan dosa,
menurut saya dia pasti tidak menyesali tahun-tahun kebutaannya.
Tidak Ada Orang Lain Seperti Anda
Jika Tuhan memiliki suatu rencana bagi pengemis
buta, Dia pasti memiliki rencana bagi anda. Dan saya bisa meyakinkan
anda bahwa rencanaNya adalah membentuk anda agar siap secara pribadi.
Tidak ada yang seperti itu. Dan karena itu untuk anda, maka itu adalah
rencana terbaik yang bisa anda ikuti.
Anda bisa lihat, Tuhan tidak pernah membuat manusia
persis sama. Anda unik dan berbeda dari seluruh ciptaan lain. Dan karena
Dia yang menciptakan anda, hanya Dia yang mengenal anda secara sempurna
dan lengkap. Dia lebih mengenal anda dari diri anda sendiri. Maka dari
itu, Dia satu-satunya yang bisa merencanakan hidup anda dengan
menggunakan seluruh potensi maksimum anda.
Tuhan tahu kelebihan dan kekurangan anda. “TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku.”24
Dia tahu beberapa hal yang mungkin anda pikir sebagai kelebihan
sebenarnya kelemahan, dan sebagian hal yang anda pikir kekurangan bisa
dipakainya dengan sangat luarbiasa. Karena Dia yang menciptakan anda,
Dia membangun rencana yang sesuai dengan kepribadian dan kemampuan anda.
Rencannya lebih baik dari semua hal yang bisa anda rencanakan.
Sebenarnya, rencanaNya sempurna. Itulah yang dikatakan Paulus: “apa yang
baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”25
Dia tidak hanya mengenal anda; dia juga mengetahui
masa depan. Sebagian besar kita ingin hidup kita berjalan dengan baik,
dan kita tahu bahwa keputusan yang kita buat akan berdampak pada hal
itu. Kita juga ingin suatu yang baik bagi orang yang kita kasihi, dan
kita tahu keputusan kita akan berdampak pada mereka. Jadi kita membuat
rencana dan pilihan kita atas dasar apa yang terbaik bagi semua hal
diatas. Tapi sayangnya kita tidak selalu tahu apa yang terbaik karena
kita tidak mengetahui masa depan. Seperti kata Yeremia, “Aku tahu, ya
TUHAN, bahwa manusia tidak berkuasa untuk menentukan jalannya, dan orang
yang berjalan tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya.”26
Kita betul-betul tidak tahu apa yang sebenarnya akan
terjadi kemudian. Tapi Tuhan tahu. Dia mengenal kita dan dia mengetahui
semua akibat pilihan yang kita buat. Jadi tidak masuk akal selain
memilih rencanaNya. Itulah satu-satunya cara yang kita tahu pasti akan
berjalan baik.
Jika anda berjalan melalui hutan rimba yang
berbahaya dan tidak tahu dimana anda berada atau kemana anda harus
melangkah, anda pasti bodoh kalau anda lari dari pembimbing anda dan
coba menjalani jalan anda sendiri. Dia yang tahu jalannya. Dia bisa
membimbing anda dengan aman. Seperti diatas, lebih bodoh lagi kalau anda
mencoba membuat jalur sendiri dalam hidup kita. Pembimbing Ilahi kita
mengetahui jalannya. Jalani rencanaNya akan membawa keberhasialan dan
kepuasan bagi kita dan kemuliaan bagiNya.
Bab 2:
Seluruh Jalan Anda
Keputusan, keputusan dan keputusan—hidup dipenuhi
dengan keputusan. Hanya sedikit hal yang lebih membuat frustrasi dari
banyaknya pertanyaan yang membutuhkan keputusan. Itu semua langsung
dimulai saat anda membuka mata dan meletakan kaki anda dipagi hari. Baju
apa yang akan dipakai? Apa makan pagi anda? Apakah anda harus membuat
makan pagi bagi anak-anak anda atau hanya memberikan uang untuk membeli
makan pagi mereka? (anda tidak suka membuatnya dan anda tidak punya uang
untuk membelinya setiap hari.)
Apakah anda harus mengendarai mobil atau naik bus?
Jika anda mengemudi, apakah anda mengijinkan tetangga anda bersama anda
atau sendirian saja ? (anda butuh uang mobil tapi anda tidak mau
membuang waktu dikemacetan dan mengantar dia serta menjemputnya kembali
setelah bekerja.) Apakah anda harus menerima undangan makan malam untuk
besok malam—merupakan hal yang sudah anda tunggu lama—atau anda pergi
keopen house sekolah anak anda?
Dan orang muda tidak luput dari pergumulan
pengambilan keputusan setiap hari. Jack mencoba memutuskan apakah dia
akan mengundang Jeannie atau Joannie kepesta. Jeannie berpikir apakah
dia menerima undangan Jack atau menunggu yang lain. Semakin lama
keputusan semakin sulit. Apakah anda akan kencan kembali dan semakin
serius? Apakah anda pasangan hidupnya ? apakah anda berencana
menikahinya?
Ada juga masalah pendidikan. Jalur apa yang ingin
anda ambil di sekolah menengah? Kalau sudah, dimana? Apa konsentrasi
pelajarannya? Panggilan hidup apa yang harus anda persiapkan? Bagaimana
anda mencari pekerjaan? Dimana anda akan hidup? Bagaimana dengan
kemungkinan karir dipelayanan Kristen? Sebagian keputusan penting kita
buat saat kita diawal 20-an.
Kemudian saat kita berpikir semua sudah baik dan
semua keputusan penting sudah dibuat, tiba-tiba kita menghadapi hal-hal
seperti membeli rumah baru, atau kemungkinan pekerjaan yang berbeda,
atau perpindahan konsentrasi pelajaran dinegara lain, atau keputusan
bisnis penting dalam hidup kita, atau tentang memiliki anda kembali.
Bukankah baik memiliki seseorang yang bersama dengan
kita setiap waktu dan mengetahui hal yang tepat untuk dilakukan
disetiap situasi dan yang bisa mengatakan keputusan apa yang harus kita
ambil? Ya, kita punya! Dia tidak membisikan telinga kita dan berkata,
“jangan beli mobil itu; itu sudah rusak,” atua Dia berteriak, “bergabung
dengan gereja itu; itu yang terbaik dikota.” Tapi Dia disana, dan Dia
memperhatikan setiap detil kehidupan kita, dan Dia ingin memberikan
nasihat tentang apapun yang kita mau.
Siapa yang Berwenang Disini?
Hampir setiap orang mencari bimbingan, dan ada
banyak tempat yang bisa menolong dalam dunia ini. Ada horoscopes,
peramal nasib, pembaca tangan, dan perantara roh—semuanya dikutuk
Alkitab.27 Ada juga pusat konseling professional dan bimbingan klinik, sebagian menolong sebagian lagi tidak.
Baik untuk mengetahui bahwa sumber utama bimbingan
orang Kristen adalah Tuhan yang tidak hanya mengetahui masa depan tapi
bisa melakukan sesuatu terhadap masa depan. Sebenarnya, kata Alkitab
kita hidup dalam dunia milikNya. Dia menciptakannya, dia membentuk,
mengaturnya, dia tertarik dengan semua didalamnya, dan dia mengontrol
semua kejadian dalamnya.
Rasul Paulus memberikan kita pandangan tentang
kebenaran Tuhan saat dia menyatakannya sebagai “The Apostle Paul gave us
a profound insight into this magnificent truth about God when he
referred to him as the one “yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut
keputusan kehendak-Nya.”28 Dua kata dalam ayat ini membantu kita mengerti subjek kehendak Tuhan. Pertama adalah counsel (boule„). Kata boule„
menunjuk pada suatu pertimbangan hati-hati dari suatu rencana dan
tujuan. Tidak ada seorangpun yang bisa menghalangi kehendak Tuhan,
disain atau keputusan kedaulatanNya. Karena dia Tuhan, Dia tidak bisa
dikalahkan. Dan Paulus berkata bahwa Tuhan terus bekerja dialam ini
kearah pencapaian rencanaNya. Dia akan menggunakan semua yang terjadi
untuk memenuhi tujuanNya.29 Tujuan itu tidak berubah30 dan tidak tertahankan.31
Sebagai contoh, Tuhan pasti mengalahkan setan, menghancurkan dosa,
membangun pemerintahaan kebenarannya diatas bumu, dan dimuliakan oleh
umatnya selama kekekalan. Tidak ada yang bisa menghentikan Dia.
Tapi Paulus berkata kalau keputusan Tuhan datang dari kehendaknya. Dia menyebutnya “keputusan kehendaknya” (thele„ma), suatu kata yang umum digunakan untuk menunjuk pada keinginan Tuhan, apa yang dimauiNya, kehendakNya. Thele„ma
merupakan kata umum bagi kehendak Tuhan dalam PB. Penting untuk
dimengerti bahwa itu tidak hanya berhubungan dengan keputusan, seperti
kata sebelumnya, tapi keinginannya untuk kita, apa yang dia inginkan
untuk kita. Saat kita bicara tentang kehendak Tuhan atau rencana Tuhan
bagi hidup kita, kita umumnya menunjuk pada apa yang dia ingin kita
lakukan, bukan apa yang dia sudah putuskan kita lakukan. “Rencana Tuhan”
bisa berarti keputusan kehendakNya, tidak bisa ditolak, maksud
utamaNya; Tapi itu juga bisa menunjuk pada desireNya pada kita, dan
karena itulah kita menggunakan kata “Rencana Tuhan” dalam buku ini.
Sementara Tuhan akan bekerja disetiap kesempatan
untuk memenuhi tujuanNya dan setiap keputusannya berasal dari
kehendakNya, dia tidak langsung menyelesaikan keinginannya. Dia tidak
memaksa keinginanNya pada kita, juga Dia melanggar keinginanNya sendiri
saat mencipta kita.
Singkatnya, Tuhan ingin semua diselamatkan. Itulah keinginan kehendakNya. Dia mengatakan demikian.32
Tapi Dia tidak ingin memaksa setiap orang untuk menerima tawaran
pengampunan dan hidup. Sebagian besar akan menolak sehingga binasa
selamanya.33
Lebih jauh, Tuhan ingin semua orang percaya
menjalankan harapanNya bagi hidup mereka, untuk menemukan dan mengikuti
rencanaNya bagi mereka, dan Dia mengatur keadaan kita sehingga menolong
kita untuk melakukan kehendakNya. Tapi Dia tidak pernah memaksakan itu
pada kita. Itu tetap merupakan keputusan kita. Kita bisa membuang
kehendakNya jika kita mau.
Dan karena sebagian besar orang percaya dan tidak
menolak kehendak Tuhan dan menolak rencanaNya, ada banyak kesakitan dan
penderitaan dalam dunia. Kita tidak hanya merasakan pemberontakan kita,
tapi sering juga hasil menyebarnya dosa individu dan bangsa lain.
Tapi dari semua itu satu kebenaran tetap berdiri:
Tuhan akan menggunakan “semua hal”—setiap keadaan baik senang atau
tidak, setiap detil kehidupan seseorang, setiap tindakan semua bangsa
dibumi, setiap dosa ketidaktaatan, semuanya—untuk mencapai tujuanNya.
Tuhan kita mengatur segalanya.
Jadi Warna Kaos Kaki Apa yang Harus Saya Pakai?
Jika Tuhan adalah Tuhan “segala sesuatu,” maka logis
kalau dia memperhatikan setiap hal dalam hidup kita. Dengan kata lain,
rencanaNya bagi kita sampai kedetil kehidupan sehari-hari. Itu merupakan
konsep baru bagi sebagian orang dan biasanya membuat perdebatan sengit.
“Apakah anda ingin mengatakan bahwa Tuhan peduli terhadap warna kaos
kaki yang saya pakai setiap pagi?” Itulah yang saya maksud. Tapi tunggu
sebentar! Jangan buang buku ini dulu. Dengar saya dulu. Dan mulai
melihat pada Firman Tuhan. Buktinya sangat banyak.
“TUHAN akan menjaga keluar masukmu, dari sekarang sampai selama-lamanya.”34
Tuhan sama tertariknya terhadap hal kecil dan tidak penting saat kita
keluar dan masuk, Dia juga mengawasi kita sebaliknya. Seperti pemazmur
katakana,” Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. TUHAN, Engkau menyelidiki
dan mengenal aku; Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri,
Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa aku, kalau aku
berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi. Sebab sebelum lidahku
mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya
TUHAN. Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung aku, dan Engkau
menaruh tangan-Mu ke atasku.”35
Tuhan peduli saat kita duduk dan saat kita berdiri,
dan bukankah itu hal biasa dalam hidup? Saat kita berjalan dia disamping
kita setiap langkah, dan dia peduli saat kita berhenti dan setiap kata
yang kita keluarkan. Ayub berkata bahwa Dia bahkan menghitung langkah
kita.36 Nabi Yesaya berkata: “dan Tuhan akan terus membimbing engkau.”37 BimbinganNya tersedia setiap waktu untuk apapun.
Dengar kata Tuhan Yesus: “Bukankah burung pipit
dijual dua ekor seduit? Namun seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke
bumi di luar kehendak Bapamu. Dan kamu, rambut kepalamupun terhitung
semuanya. Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga
dari pada banyak burung pipit.”38
Jika Tuhan peduli pada hidup burung seduit dua ekor,
dia pasti peduli akan detil kehidupanmu. Dia peduli sampai mengetahui
setiap helai rambut dikepalamu. Hal itu bisa menjadi masalah mendalam
bagi beberapa orang, tapi sebagian orang masuk kedalam kategori umum
seperti warna kaos kaki mereka, atau saat mereka akan masak, atau saat
mereka akan pergi mencuci mobil mereka. Anda lihat, Tuhan tertarik dalam
setiap hal.
Rasul Paulus menambahkan kesaksiannya. “Kita tahu
sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka
yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”39
Paulus yakin kita tahu hal ini, tapi saya temukan tidak semua orang
Kristen tahu. Mereka percaya bahwa ada keadaan dalam hidup mereka dimana
Tuhan tidak mengatur, bahwa Dia tidak peduli terhadap keadaan mereka
yang sukar. Bahwa Tuhan akan membuat segalanya mendatangkan kebaikan
terlihat jauh dalam pikiran mereka. Tapi dia bisa, dan Dia mau, dan itu
berlaku untuk “semua hal”—setiap hal kecil dalam hidup kita.
“Baiklah, saya percaya,” kata anda. “Saya percaya
Tuhan tertarik terhadap setiap detil kehidupan saya. Sekarang apakah itu
berarti saya perlu kuatir tentang pasangan kaos kaki mana yang Dia
inginkan saya pakai pagi ini?”
Tidak, tentu tidak. Itu akan menjadi tekanan dan
penindasan. Tuhan tidak ingin kita khawatir tentang apapun. Dia ingin
kita hidup dalam sukacita kebebasan dari Roh Kudus. Menganggap kita
harus menjalankan rencana Tuhan disetiap hal non moral akan membawa kita
kesuatu halangan, dan sebagian orang mengambil jalur ini sampai kepada
kehancuran emosi. Tuhan mengijinkan kita memilih pilihan kita dalam
kerangka seperti diatas. Dia senang memasukan kebebasan memilih ini
dalam rencanaNya bagi kita.
Kemudian apa dampak rencana Tuhan?
Kebijakan Pintu Terbuka
Biarlah Salomo menjelaskannya. “Percayalah kepada
TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu
sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan
jalanmu.”40
Lihat kembali kata-kata dalam janji itu: “Akuilah
Dia dalam setiap lakumu.” Kita sering melewatkan bagian itu sehingga
kita kehilangan hal yang penting. Mengakui Dia secara literal berarti
memperhatikan dia, sadar akan kehadiranNya, sadar bahwa Dia ada disana
bersama dengan kita.
Dan seberapa sering kita menyadari kedekatan Tuhan?
Dalam setiap laku kita, setiap tindakan kita dalam hidup, baik kecil
maupun besar. Tuhan ingin kita mengingat Dia disetiap waktu, dalam
setiap hal. Jadi bukan masalah khawatir tentang apa yang dia ingin kita
lakukan. Itu hanya suatu kesadaran terus menerus bahwa Tuhan yang kekal
hidup dalam tubuh kita melalui RohNya, sehingga Dia tertarik dengan
setiap detil hidup kita, dan Dia ingin mengatur kita sepenuhnya. Dari
titik itu, bimbingan dijamin. Dia berjanji akan membimbing langkah kita.
Seumpama anda tidak bisa mengambil keputusan tentang
baju mana yang akan anda pakai pagi hari. Apa yang harus anda lakukan?
Saya akan menganjurkan agar anda menyampaikannya pada Teman anda—yang
bersama anda setiap waktu, yang peduli tentang segalanya dalam hidup
anda, yang berjanji memberikan saran tentang semua hal yang ingin anda
ketahui.
Sekarang disini saya bingung. “Maksud anda saya
harus mengganggu Tuhan untuk hal bodoh seperti sepasang kaos kaki?”
Itulah yang dikatakan Paulus kepada kita. “Janganlah hendaknya kamu
kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal
keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati
dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.”41 Bicaralah kepadaNya tentang itu dan Dia akan memberikan kepastian dari dalam.
Kembali perhatikan, berapa banyak hal Tuhan
mengundang kita bicara kepadaNya. Setiap hal! Tuhan menerapkan peraturan
pintu terbuka. Karena dia ingin kita tidak khawatir tentang keputusan
kecil, dia membuat dirinya terbuka setiap waktu bagi kita. Dia siap
mendengar dan menolong kita walau hal kecil. Dan dia selalu ada. Dia
tidak tertidur.42 Dia ingin kita membiasakan diri membawa masalah kita kepadaNya kapanpun kita mau.
Sebagai tambahan agar anda tidak ragu, Petrus
menambahkan kesaksiannya: “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya,
sebab Ia yang memelihara kamu.”43
Banyak orang Kristen sering berpikir bahwa Tuhan
hanya tertarik pada masalah besar dalam hidup kita seperti perkawinan,
pekerjaan, dan lokasi. Mereka mencari bimbingan Tuhan saat mereka
menghadapi keputusan penting dipersimpangan hidup mereka, tapi tidak
mengindahkan Dia setiap waktu.
Kita mungkin melewati peristiwa paling menarik dalam
rencana Tuhan bagi hidup kita kecuali kita mengembangkan suatu cara
hidup baru, suatu cara pandang yang berkata, “Tuhan, aku mengakui Engkau
bahwa Enkau bersama dengan aku dan tertarik dengan setiap hal yang aku
lakukan. Apa keinginanMu untuk saya hidupi sekarang ? Bimbing setiap
langkahku.”
Dengarkan doa Paulus untuk Kolose. “Sebab itu sejak
waktu kami mendengarnya, kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu.
Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang
benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna, sehingga hidupmu
layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan
kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam
pengetahuan yang benar tentang Allah.”44
Doa itu bisa terjawab dalam kehidupan kita seperti
dalam mereka. Kita bisa menyenangkan Tuhan dalam segala cara. Setiap
menit bisa menyenangkanNya. Akui Dia dalam setiap hal. Berbagi semua hal
bersamanya. Biarkan Dia menjadi bagian dari semua tindakan anda. Jika
kita berharap menemukan bimbingan Tuhan dalam pilihan sulit hidup, kita
perlu mengakui Dia sekarang disaat biasa.
Bab 3:
Dia Akan Menjadi Pembimbing Kita
Domba adalah binatang yang unik—takut, tidak bisa
melindungi diri, dan tidak terkenal karena kepintaran mereka.
Sebaliknya, mereka bodoh. Mereka tidak tahu kemana mereka harus pergi,
mereka tidak tahu apa yang baik bagi mereka, dan mereka berjalan tanpa
pikir, menempatkan diri mereka dalam bahaya. Saya membaca tentang
sekelompok domba yang masuk jurang, bertumpuk-tumpuk, kepada kematian.
Domba jelas memerlukan gembala untuk membimbing mereka.
Bukankah menarik kalau Tuhan menyamakan umatNya dengan domba?45
Itu bukan suatu yang membanggakan, tapi benar. Kita tidak selalu tahu
apa yang terbaik bagi kita. Bergantung pada hikmat kita, kita pasti
menempatkan diri kita dalam masalah. Kita perlu seorang gembala untuk
membimbing kita, dan kita perlu mengetahui keinginannya.
Saat inilah sebagian orang Kristen keluar dari
permainan. Mereka percaya Tuhan memiliki rencana bagi hidup mereka dan
mereka setuju bahwa rencanaNya termasuk setiap detil hidup kita, tapi
mereka tidak yakin kalau Dia mau atau akan mengkomunikasikan rencanaNya
dengan mereka. Mereka terlalu lama dalam gelap sehingga mereka berpikir
Tuhan dengan sengaja menyembunyikan kehendaknya dari mereka. Atau
kehendakNya merupakan suatu yang dalam, rahasia gelap yang hanya
sebagian orang Kristen super yang bisa menemukannya. Mungkin karena kita
bicara tentang mencari kehendak Tuhan sehingga mereka mendapat
pemikiran kalau itu hilang atau tersembunyi atau Tuhan bermain petak
umpet surgawi dengan mereka.
Rencana Tuhan bagi hidup kita terlalu penting
dibanding kebodohan itu. Dia tidak senang menyulitkan kita. Dia ingin
menunjukan kepada kita kehendaknya lebih daripada keinginan kita untuk
mengetahuinya. Jika kita belum menemukannya, itu salah kita, bukan
Tuhan. Menemukan kehendak Tuhan bukan seperti mencari suatu yang
tersembunyi. Itu mengikuti Gembala Ilahi, dan tidak ada yang misterius
dengan hal itu.
Kegagalan mengikutinya adalah kebodohan. Itulah
maksud Paulus berkata pada jemaat Efesus. “Sebab itu janganlah kamu
bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.”46
Kegagalan mengerti rencana Tuhan untuk hidup kita adalah kebodohan,
suatu kata yang berarti “tidak punya otak” atau seperti kata kita hari
ini, bodoh, tolol.
Jika Tuhan ingin memanggil kita karena kita
mengetahui kehendakNya, maka dia pasti menyatakannya itu pada kita. Kita
dibawa kekesimpulan yang pasti bahwa kita bisa mengetahui rencana Tuhan
dalam hidup kita. Jadi marilah kita melihat beberapa bukti.
Reputasi Dipertaruhkan
Pertama lihat mazmur terkenal berikut.
TUHAN adalah gembalaku,
takkan kekurangan aku.
Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau,
Ia membimbing aku ke air yang tenang;
Ia menyegarkan jiwaku.
Ia menuntun aku di jalan yang benar
oleh karena nama-Nya.47
Dalam ayat diatas dua kali disebut tentang bimbingan
Gembala. Pertama, “Dia membimbing aku ke air yang tenang”—secara
literal, “air ketenangan.” Sisi hidup bisa berbatu-batu, membahayakan,
kering, tidak berbuah. Tapi gembala kita mengetahui dimana tempat
peristirahatan yang tenang disamping anak sungai yang tenang,
menyegarkan, dan kita bisa mempercayakan dia untuk membimbing kita saat
kita butuh.
Kedua, “Dia menuntun aku dijalan yang benar oleh
karena namaNya.” “Jalan kebenaran” bisa juga berarti “jalur yang benar”
atau “jalur kebenaran.” Apapun yang terjadi, alasan dia membimbing kita
adalah untuk namaNya. NamaNya berhubungan dengan karakterNya,
reputasiNya.
Gembala masa lalu harus membangun reputasi agar
dipercaya dan bisa diandalakan. Kalau dia membimbing kawanan domba
kejalan yang salah dan menghilangkan mereka, atau membimbing mereka
dekat serigala dan kemudian mati, tidak ada pemilik domba yang
mempercayakan domba mereka lagi kepada mereka. Dia melakukan
pekerjaannya dengan baik untuk reputasinya. Tuhan menjaga reputasi yang
sempurna dalam kesetiaanNya membimbing umatnya, dan dia tidak akan
menghancurkannya sekarang. Kita bisa percaya pada kehandak rencananya
kepada kita. KarakterNya memastikan itu.
Bisakah anda membayangkan seorang gembala, dimana
sumber kehidupannya dari menjaga domba itu, mencoba mencuri dan
menyembunyikan mereka atau menyesatkan mereka? Itu menggelikan !
Bagaimana kita berpikir seperti itu pada gembala ilahi? Pertimbangkan
analogi yang lain. Bisakah anda membayangkan orangtua, yang sedang
menantikan kelahiran anak mereka, menolak mengatakan pada mereka apa
yang diingikan untuk mereka? Itu menggelikan. Bagaimana kita pikir itu
kepada gembala ilahi? Yesus berkata, “Jadi jika kamu yang jahat tahu
memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di
sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta
kepada-Nya!”48
Kita punya hak mengharapkan pemberian yang baik dari bimbingan Tuhan
karena kita anakNya. “Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak
Allah.”49 Kita bisa mengetahui kehendak Tuhan bagi hidup kita.
Aspek lain dipertaruhkannya reputasi Tuhan adalah
dalam menjawab doa. Seperti yang kita lihat, Paulus berdoa untuk Kolose
agar dipenuhi pengetahui akan kehendak Tuhan.50
Epaphras bergabung dalam doa agar mereka “berdiri teguh, sebagai
orang-orang yang dewasa dan yang berkeyakinan penuh dengan segala hal
yang dikehendaki Allah”51
Keduanya dipimpin oleh Roh dalam membuat permohonan itu, karena Paulus
diisnpirasi oleh Roh untuk menulisnya bagi kita. Apakah Tuhan menjawab
doa kita? Dia menyatakannya.52 Apakah dia menjawab permohonan untuk mengetahui kehendakNya? Pasti. ReputasiNya sebagai Tuhan yang menjawab doa dipertaruhkan.
Anda bisa berdoa dengan yakin seperti pemazmur,
“Sebab Engkau bukit batuku dan pertahananku, dan oleh karena nama-Mu
Engkau akan menuntun dan membimbing aku.”53 Dan anda bisa mengharapkan jawabanNya.
Bersandar pada Janji
Jika pernyataan tentang nature Tuhan cukup, ini
bukti selanjutnya. Kita tahu bahwa Tuhan akan menunjukan pada kita
rencanaNya dalam hidup kita karena dia berkata demikian. Apakah anda
percaya pada perkataan Tuhan? Alkitab dipenuhi dengan janji bimbingan
ilahi. Mari lihat beberapa..
“Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh; Aku hendak memberi nasihat, mata-Ku tertuju kepadamu.”54
Menggunakan 3 kata berbeda untuk meyakinkan kita bahwa Dia akan
menyatakan kehendakNya. Dia tidak hanya berkata akan mengajar kita atau
membimbing kita, tapi dia akan menasihati kita, berarti dia akan membuat
kita mengerti. Sebagian orang percaua Tuhan mampu menyatakan
kehendakNya, tapi mereka tidak yakin mereka mampu menerimanya. Tuhan
berkata dia akan memampukan kita; Dia akan menolong kita untuk mengerti
itu.
Kemudian dia berkata bahwa dia akan menasihati kita
dengan matanya tertujua pada kita. Dia akan memberikan kita nasihat
sempurna, kemudian dengan lemah lembut mengawasi kita sewaktu kita
menjalankannya. Suatu janji yang luar biasa! Kita bodoh jika tidak
mengambil tawaran Tuhan.
Itulah yang dimaksud dalam ayat berikut. “Janganlah
seperti kuda atau bagal yang tidak berakal, yang kegarangannya harus
dikendalikan dengan tali les dan kekang, kalau tidak, ia tidak akan
mendekati engkau”55 Saya suka dibandingkan dengan bagal walau lebih memilih domba. Tapi itulah saya jika menolak bimbingan Tuhan.
Berapa lama Tuhan tetap menyatakan kehendakNya?
Pemazmur berkata, “Sesungguhnya inilah Allah, Allah kitalah Dia
seterusnya dan untuk selamanya! Dialah yang memimpin kita!”56 Tidak peduli setua apa kita. Dia tetap membimbing jalan kita sampai akhir hidup.
“baik,” kata anda, “itu waktu yang baik untuk
meninggalkan saya—dipintu kematian.” Tapi saat itu Dia tidak
meninggalkan kita. “Dengan nasihat-Mu Engkau menuntun aku, dan kemudian
Engkau mengangkat aku ke dalam kemuliaan”57
Saat kita ada dalam dunia, Dia membimbing kita langsung kepada
kemuliaan kekekalannya. Kita tidak bisa meminta lebih baik dari itu.
Kitab Amsal berisi beberapa janji pimpinan. Sebagai
contoh, sebagai tambahan Proverbs 3:6 bahwa Tuhan akan membimbing jalan
kita, Salomo membuat penyelidikan yang menarik: “Jalan si pemalas
seperti pagar duri, tetapi jalan orang jujur adalah rata.”58
Tuhan menerangi jalan orang percaya dan menunjukan jalannya. Itulah
Tuhan kita. Kita bisa bergantung pada kita untuk meratakan jalan kita.
Yesaya bersaksi tentang itu. “Beginilah firman
TUHAN, Penebusmu, Yang Mahakudus, Allah Israel: Akulah TUHAN, Allahmu,
yang mengajar engkau tentang apa yang memberi faedah, yang menuntun
engkau di jalan yang harus kautempuh.”59 Anda bisa melihat bahwa Dia Tuhan yang menuntun.
Sebagian tetap berkeras, “Tapi, dia juga membimbing
yang lain kejalan yang seharusnya, tapi hidupku terlalu kusut dan
membingungkan. Tidak ada harapan bagi saya.” Yesaya punya jawaban bagi
anda. “Aku mau memimpin orang-orang buta di jalan yang tidak mereka
kenal, dan mau membawa mereka berjalan di jalan-jalan yang tidak mereka
kenal. Aku mau membuat kegelapan yang di depan mereka menjadi terang dan
tanah yang berkeluk-keluk menjadi tanah yang rata. Itulah hal-hal yang
hendak Kulakukan kepada mereka, yang pasti akan Kulaksanakan.”60
Tuhan tidak ingin membuat anda tersandung dalam
kegelapan. Dia ingin menuntun kita kepada terang. Setan tahu hidup anda
akan membawa kemuliaan bagi Tuhan saat anda mengetahui dan melakukan
kehendak Tuhan, jadi dia akan menjauhkan anda dari hal itu. Tapi dia
tidak bisa berhasil jika anda tidak mengijinkannya. Janji Tuhan tetap:
“Aku akan menuntun,” “Aku akan membimbing,” “Aku akan membuat gelap jadi
terang.” Percayalah padaNya!
Tindakan dan Janji
“Janji, janji—itu semua hanya kata-kata,” kata anda.
“Saya ingin tindakan.” Selidiki sejarah hubungan Tuhan dengan manusia,
dan anda akan melihat gambaran dimana Tuhan menyatakan kehendakNya.
Tidak hanya janji, karakterNya yang meyakinkan tapi tindakanNya
membuktikan semuanya. Lihat beberapa contoh.
Tidak mudah bagi Abraham untuk meninggalkan
ibukotanya di Ur dan pergi ketempat yang belum ditentukan, tapi Tuhan
berjanji membimbing dia ketempat yang diinginkanNya.61
Dan Tuhan melakukannya. Saat Abraham mencapai Kanaan, Tuhan membimbing
dia kebukit tinggi dan mengundangnya untuk melihat sejauh mungkin
disemua arah. Semua yang dilihatnya adalah miliknya. Tuhan telah
memberikan itu kepada dia dan keturunannya.62 Dia setia pada janjiNya. Dia membimbing Abraham ketanah perjanjian.
Abraham kemudian mengirim pelayannya sejauh 500 mil
untuk mencari calon pendamping Isak. Dan Abraham berjanji kepada pelayan
itu bahwa malaikat Tuhan akan menuntun jalannya.63
Orang itu tidak punya bayangan kemana dia harus mencari, tapi Tuhan
menuntunny kegadis yang telah dipersiapkan bagi Isak. Dan dia tahu gadis
itu yang dipilih. Pelayan itu melaporkan: “Kemudian berlututlah aku dan
sujud menyembah TUHAN, serta memuji TUHAN, Allah tuanku Abraham, yang
telah menuntun aku di jalan yang benar untuk mengambil anak perempuan
saudara tuanku ini bagi anaknya.”64 Tuhan setia pada janjiNya.
Keturunan Abraham kemudian diperbudak diMesir, tapi
Tuhan menyelamatkan mereka dengan luar biasa. Sekarang mereka menghadapi
bahaya sepanjang perjalanan. Bagaimana mereka tahu mau kemana? Tuhan
berjanji akan menunjukannya, Dan Dia melakukannya. Dia menuntun mereka
dengan tiang awan saat terang dan tiang api saat malam.65
Beberapa abad kemudian, mereka ditawan kembali di
Babilon. Tapi Tuhan menggerakan hati raja Cyrus untuk melepaskan mereka
dan mengembalikan mereka ketanah mereka, dan Tuhan menuntun mereka
pulang.
Pemazmur meringkas kesetiaan Tuhan pada bangsa
Israel disepanjang sejarah mereka dengan: “Dibawa-Nya mereka menempuh
jalan yang lurus, sehingga sampai ke kota tempat kediaman orang. Biarlah
mereka bersyukur kepada TUHAN karena kasih setia-Nya, karena
perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib terhadap anak-anak manusia,”66
Contoh PL berlimpah. Tapi PL juga memiliki contoh
yang luar biasa, Tuhan secara supernatural menuntun seorang pejabat
gereja bernama Filipus dari pengabaran injil yang berhasil di Samaria
kejalan dipadang gurun dekat Gaza untuk bersaksi kepada orang Etiopia.67
Hanya Tuhan yang tahu dampaknya bagi suatu bangsa. Kita tahu bahwa
kekristenan sudah tegak berdiri di Etiopia sejak awal gereja. Itu
mungkin hasil dari kesaksian sida-sida itu, dan keterbukaan Filipus
terhadap tuntunan Tuhan.
Petrus dituntun, berlawanan dengan keinginannya, untuk bersaksi dirumah prajurit Roma.68
Dan injil Yesus Kristus secara dramatis masuk kedunia non Yahudi. Roh
Tuhan kemudian menuntun sekelompok nabi dan pengajar di Antiokia untuk
menguduskan Paulus dan Barnabas secara khusus untuk tugas yang telah
ditentukan bagi mereka.69
Dan dari saat itu injil Kristus Yesus mulai memasuki dunia yang
sebelumnya belum dikenal. Akar dari keselamatan kita bisa dilacak
kembali kepernyataan kehendak Tuhan, karena dari situ disebarkan program
misi yang sampai membawa injil pada kita.
Dan sekarang Tuhan ingin melanjutkan rencanaNya bagi
hidup kita. Kita tidak berbeda dengan rasul Paulus dalam hal ini. Tuhan
menyelamatkannya untuk “mengetahui kehendakNya,”70
dan menyelamatkan kita untuk tujuan yang sama. Penulis Ibrani
mengatakan bahwa Tuhan bisa “memperlengkapi kamu dengan segala yang baik
untuk melakukan kehendak-Nya, dan mengerjakan di dalam kita apa yang
berkenan kepada-Nya, oleh Yesus Kristus. Bagi Dialah kemuliaan sampai
selama-lamanya.”71
Bab 4:
Selangkah demi Selangkah
Kita mengetahui dari Alkitab bahwa Tuhan memiliki
rencana dalam hidup kita, termasuk detil kehidupan kita sehari-hari, dan
kita bisa mengetahui persisnya hal itu. Kalau baegitu kenap banyak
orang Kristen memiliki banyak pertanyaan tentang kehendak Tuhan? Kenapa
mereka sulit mengerti kehendak Tuhan dan kenapa mereka kurang yakin akan
kehendakNya?
Sebagai seorang pastor, saya mungkin memiliki banyak
orang yang bertanya tentang hal ini lebih dari orang lain. Saya
menyimpulkan bahwa sebagian orang tidak menemukan kehendak Tuhan karena
mereka mencari hal yang salah. Mereka berharap Tuhan menunjukan kepada
mereka keseluruhan blueprint bangunan hidup mereka saat Dia mencoba
menunjukan pada mereka tempat berikut yang harus dipaku. Mereka mungkin
mencari jalan lebar dan lurus saat Tuhan ingin mereka belokan mana yang
harus diambil.
Jika pikiran mereka terpaku pada keselurahan gambar, mereka akan melewatkan petunjuk detil yang Tuhan coba berikan pada mereka.
Lampu di Jalan Tol
Prinsip dasar pertama dari bimbingan Ilahi adalah:
Tuhan membimbing kita selangkah demi selangkah. Pemazmur berkata, “TUHAN
menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya.”72
Bukan suatu kebetulan kalau dia menggunakan kata langkah-langkah untuk
menyatakan adanya rencana Tuhan dalam hidup kita. Walau Tuhan memiliki
gambar seluruh perjalanan diseluruh waktu, dia menyatakan perjalanan itu
sebagai suatu urutan langkah, dan itulah cara Tuhan memberitahu kita.
Prinsip dasar bimbingan ini digambarkan dalam mazmur lainnya: “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.”73
Dulu orang yang melakukan perjalanan dimalam hari membawa lampu.
Sewaktu dia berjalan, mengayunkan lampu itu kedepan, dia bisa melihat
batu-batu dan bekas roda didepannya, sehingga dia bisa menghindarinya.
Kadang kala dia mengikat lampu minyak kecil dikakinya sehingga menerangi
jalan didepannya, selangkah demi selangkah, saat dia berjalan.
Begitulah cara Tuhan menggunakan FirmanNya menuntun kita. Dia tidak
menjanjikan sinar besar yang menerangi jalan satu mil kedepan. Dia
berjanji ada lampu dikaki kita, cukup terang untuk menerangi langkah
kita yang berikut.
Mungkin ilustrasinya lebih bisa dimengerti jika
dalam dunia sekarang ini dengan mengendarai mobil saat malam hari. Lampu
didepan mobil tidak menerangi bahaya satu mil didepan. Itu hanya
membuka sudut jalan berikutnya saja. Tuhan tahu kalau kita melihat
terlalu jauh dalam hidup kita. Jika Dia menunjukan seluruh rencanaNya,
kita mungkin memutuskan untuk tidak mengikuti rencana itu. Itu mungkin
melibatkan lebih banyak pengorbanan dari yang kita inginkan saat itu,
atau mungkin terlihat terlalu sulit bagi kita untuk menghadapinya dengan
tingkat pertumbuhan rohani saat itu.
Jika Tuhan mengatakan Tuhan berkata pada saya saat
disekolah kalau saya suatu hari akan menjadi pastor digereja besar dan
mengajar ribuan orang setiap Minggu, Saya mungkin tertawa dan berkata,
“Tuhan lebih baik mencari orang yang lebih baik untuk rencana itu,
menyuruh orang lain lebih baik dari kepribadian dan tempramen saya.”
Saya akan menggeleng dan masuk kedalam kelas. Tapi sekarang saya
melayani Firman Tuhan bagi hati-hati yang lapar.
Jika Tuhan telah mengatakan rencananya untuk pindah
dari gereja di Texas ke Alabama yang ada perpecahan dan mulai suatu
jemaat baru, saya mungkin berkata, “Tidak Tuhan. Saya tidak percaya saya
mampu untuk itu. Saya akan tinggal disini dan menunggu kesempatan
lain.” Tapi sekarang saat saya melihat kembali pengalaman itu, saya
tidak mau menukarnya dengan apapun juga. Itu menguatkan iman saya kepada
kedaulatan Tuhan terhadap semua hal. Tapi saya juga mengatakan dengan
keyakinan bahwa saya bersyukur saya tidak tahu kemana jalan ini mengarah
saat saya melangkah ke Alabama.
Sebagian langkah merupakan langkah yang panjang.
Satu keputusan bisa membuat kita berjalan satu tahun kedepan mungkin
seumur hidup. Tapi betapa besarnya itu, tetap satu langkah. Dan itu akan
diikuti oleh beberapa langkah kecil lainnya bersama dengan gembala
Ilahi hari demi hari. Jika kita melihat kelangkah berikut kita menemukan
diri kita dalam gelap lagi.
Umat Israel dituntun melalui padang belantara dari
hari kehari. Mereka mengikuti bimbingan tiang dari Tuhan kemanapun itu
pergi. Saat itu bergerak, mereka bergerak. Saat itu berhenti, mereka
menyiapkan kemah. Jika itu menetap selama satu hari, mereka tinggal satu
hari. Jika itu menetap satu tahun, mereka tinggal satu tahun. Tapi
ketika itu terangkat lagi, mereka membongkar kemah dan mengikutinya.74
Mereka tidak pernah tahu pasti kemana itu membawa mereka, tapi mereka
percaya Gembala yang setia menuntun mereka kejalan yang benar. Dan
kepercayaan mereka tidak pernah disalahgunakan. Dia menuntun mereka
dengan aman ketanah perjanjian.
Bukti A
Ini juga cara Tuhan menuntun Rasul Paulus. Hari dia
bertemu Kristus, dia bertanya, “Apa yang harus aku lakukan, Tuhan?” dan
jawabannya, “Bangkitlah dan pergilah ke Damsyik. Di sana akan
diberitahukan kepadamu segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu.”75
Dia taat dan mengambil satu langkah ke Damaskus, dan disana Tuhan
mengatakan tuntunan umumNya bagi hidup Paulu. Dia harus menjadi saksi
Kristus kepada semua manusia tentang semua yang telah dia dengar dan
lihat.76
Tapi setelah gambaran luas rencana Tuhan, detilnya
datang selangkah demi selangkah. Sebgai contoh, 3 tahun setelah
pertobatannya dia pergi ke Yerusalem bertemu dengan para rasul dan
bersaksi kepada Yahudi Yunani tentang Kristus.77
Saat dia disana, dia pergi keBait untuk berdoa dan Tuhan berbicara
kepadanya kembali: “Lekaslah, segeralah tinggalkan Yerusalem, sebab
mereka tidak akan menerima kesaksianmu tentang Aku.”78
Semua itu bagi Paulus tidak masuk akal. Setiap orang
disini tahu kalau sebelumnya dia telah menindas orang Kristen. Pasti
mereka percaya bahwa suatu yang supernatural telah terjadi dalam
hidupnya dan menerima kesaksianya. Dia coba berdebat dengan Tuhan, tapi
tidak berhasil. Perkataan Tuhan datang lagi: “Pergilah, sebab Aku akan
mengutus engkau jauh dari sini kepada bangsa-bangsa lain.”79
Jadi Paulus mengambil langkah berikut dalam rencana Tuhan tanpa
mengetahui sedikitpun kemana itu akan membawanya, kecuali
kebangsa-bangsa lain.
Pertama Tuhan menuntun dia ke Syria dan Cilicia, dimana beberapa tahun dia mengabarkan injil jauh dari pusatnya di Tarsus.80 Disanalah Barnabas menemukannya saat dia membawanya keAntiokia untuk membantu pelayanan disana.81 Itu menjadi tempat pelayanan berikut dalam pernyataan rencana Tuhan yang bertahap.
Di Perjalanan
Langkah berikut dinyatakan saat Roh Tuhan berbicara
pada para nabi dan pengajar di Antiokia dan memerintahkan mereka
menguduskan Paulus dan Barnabas untuk tugas khusus. Tidak ada petunjuk
kemana Tuhan ingin mereka pergi, tapi dia membimbing mereka dalam
perjalanan. Dan saat mereka kembali ke Antiokia, “mereka memanggil
jemaat berkumpul, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang Allah
lakukan dengan perantaraan mereka, dan bahwa Ia telah membuka pintu bagi
bangsa-bangsa lain kepada iman.”82
Sangat menarik melihat Tuhan menuntun mereka selangkah demi selangkah
kepada orang yang siap menerima pesan inji. Mereka mengalami hal yang
sama dialami pelayan Abraham ketika mencari pasangan hidup untuk Isak.
Dia tidak tahu kemana harus pergi, tapi setelah sampai dia bisa dengan
yakin berkata, “TUHAN telah menuntun aku di jalan.”83
Satu bukti tuntunan selangkah demi selangkah Tuhan
dalam hidup Paulus muncul dalam perjalanan misinya yang kedua.
Diperintahkan Tuhan melalui pemimpin diAntiokia dia berjalan bersama
Silas melalui Syria dan Cilicia, menguatkan gereja disana. Kemudian dia
kembali mengunjungi gereja yang pernah dia dirikan di Galatia pada
perjalanan misinya yang pertama.84
Setelah itu kita membaca, “Mereka melintasi tanah Frigia dan tanah
Galatia, karena Roh Kudus mencegah mereka untuk memberitakan Injil di
Asia. Dan setibanya di Misia mereka mencoba masuk ke daerah Bitinia,
tetapi Roh Yesus tidak mengizinkan mereka. Setelah melintasi Misia,
mereka sampai di Troas.”85
Apakah anda melihat mereka kelihatannya mencoba
jalan mereka, mencari kesempatan, mundur saat Roh Tuhan menghalangi
jalan mereka? Mereka ingin melakukan kehendak Tuhan dan Tuhan tidak
ingin mereka salah. Dia tidak ingin mereka mengabarkan injil di Asia,
dan Dia bahkan tidak mengijinkan mereka masuk Bitinia. Dan saat itu
mereka tidak tahu mengapa. Mungkin mereka pikir hati disana belum siap
menerima berita, atau bahaya besar sedang menanti disana. Tapi suatu
penghiburan mengetahui bahwa saat kita ingin kehendak Tuhan lebih dari
semuanya, Dia akan menuntun langkah kita selangkah demi selangkah,
apakah kita tahu atau tidak alasan perjalanan kita.
Tidak Ada yang Ditakuti
Orang Kristen sering khawatir tentang kemungkinan
kehilangan kehendak Tuhan. Itu tidak terjadi pada orang yang benar-benar
ingin melakukan kehendakNya. Kita bisa kehilangannya dengan menolaknya,
tapi tidak kalau kita ingin menjalankannya.
Yesaya meyakinkan kita bahwa kalaupun kita salah
melangkah, Dia akan memanggil kita kembali. “dan telingamu akan
mendengar perkataan ini dari belakangmu: Inilah jalan, berjalanlah
mengikutinya, entah kamu menganan atau mengiri.’”86
Pemazmur setuju: “TUHAN itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan
jalan kepada orang yang sesat. Ia membimbing orang-orang yang rendah
hati menurut hukum, dan Ia mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang
rendah hati.”87
Paulus juga mengalami hal ini benar. Dia sangat ingin mengabarkan injil
di Bitinia, tapi dia lebih ingin melakukan kehendak Tuhan. Jadi Tuhan
menjauhkan dia dari kesalahan.
Ini mengganggu dan membingungkan sebagian orang
tentang tujuan dan rencana. “Bagaimana kita bisa merencanakan kedepan
jika Tuhan hanya menuntun kita selangkah demi selangkah dan kadang
mencegah jalan kita serta mengirim kita kearah yang sama sekali
berlawanan?”
Salomo memberikan kita jawaban. “Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya.”88
Kita bisa membuat rencana, mencari hikmat Tuhan. Tapi kita harus
menyadari bahwa rencana yang kita buat belum yang terbaik. Tuhan mungkin
tidak memberikan kita tuntunan yang jelas dan detilnya sampai kita
mencapai persimpangan dan perlu mengetahui arah mana yang harus diambil.
Paulus memiliki rencananya saat dia meninggalkan Antiokia diperjalanan
misinya yang kedua. Tapi rencananya disesuaikan dengan rencana Tuhan
yang selangkah demi selangkah.
Sering pengungkapan langkah berikut lebih luar biasa
dari yang lainnya. Itulah yang terjadi dengan langkah Paulus
berikutnya.” Pada malam harinya tampaklah oleh Paulus suatu penglihatan:
ada seorang Makedonia berdiri di situ dan berseru kepadanya, katanya:
Menyeberanglah ke mari dan tolonglah kami!.”89
Kita akan membahas mimpi dan penglihatan dibab berikut, tapi kita
menyebut peristiwa ini untuk menunjukan bahwa tuntunan Tuhan ke Eropa
tidak salah. Paulus perlu peneguhan itu, karena dia akan tergoda untuk
meragukan bimbingan Tuhan setelah disiksa dengan sangat di penjara
Filipi.
Tuhan tidak pernah menjanjikan hidup kita dalam
pusat kehendaknya akan seperti liburan di suatu pulau. Pasti ada
masalah. Tapi bersama dengan masalah ada kedamaian, sukacita, dan
kekuatan. Paulus dan Silas memuji Tuhan dalam penjara dan orang menjadi
mengenal Kristus.
Tepat Waktu
Kapanpun Paulus membutuhkan tuntunan, Tuhan ada
disana menyediakan itu. Dia tidak pernah terlambat. Musuh mulai melawan
inji di Korintus di perjalan kedua, dan Paulus dipaksa meninggalkan
sinagoge. Dia mungkin bertanya apakah harus berhenti dan meninggalkan
kota. Dia tidak perlu bertanya lama. “Pada suatu malam berfirmanlah
Tuhan kepada Paulus di dalam suatu penglihatan: Jangan takut! Teruslah
memberitakan firman dan jangan diam! Sebab Aku menyertai engkau dan
tidak ada seorangpun yang akan menjamah dan menganiaya engkau, sebab
banyak umat-Ku di kota ini. Maka tinggallah Paulus di situ selama satu
tahun enam bulan dan ia mengajarkan firman Allah di tengah-tengah
mereka.”90 Ketika ada pertanyaan, jawaban datang—tepat disaat dibutuhkan.
Tuhan tidak melindungi Paulus dari penyiksaan
selamat pelayanannya di Korintus. Tapi tidak selalu begitu. Diakhir
perjalanan misinya yang ketiga dia mendapat kesempatan membagikan
kebenaran dengan tua-tua di gereja Efesus. Dalam pesannya dia berkata,
“Tetapi sekarang sebagai tawanan Roh aku pergi ke Yerusalem dan aku
tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ selain dari pada
yang dinyatakan Roh Kudus dari kota ke kota kepadaku, bahwa penjara dan
sengsara menunggu aku.”91 Penyiksaan menunggu dia, tapi dia tetap memiliki kepercayaan bahwa Roh Kudus tetap menuntun dia langkah demi langkah.
Dia ditangkap diYerusalem seperti yang diharapkan,
dan ketika dia memberikan pembelaan dihadapan Sanhedrin, mereka menjadi
sangat marah sehingga pejabat mengira mereka akan menghancurkan dia.
Tapi Tuhan tetap menuntun dia. “Pada malam berikutnya Tuhan datang
berdiri di sisinya dan berkata kepadanya: Kuatkanlah hatimu, sebab
sebagaimana engkau dengan berani telah bersaksi tentang Aku di
Yerusalem, demikian jugalah hendaknya engkau pergi bersaksi di Roma.’”92
Janji itu menopang dia melalui persekongkolan yang
membahayakan hidupnya, lebih dari 2 tahun pemenjaraan di Caesarea,
penyiksaan dan interogasi berulang-ulang dihadapan pejabat, dan
perjalanan dilaut yang berbahaya melibatkan karamnya kapal. Tapi dia
akhirnya tiba di Roma dan dengan berani bersaksi tentang Kristus,
seperti yang dijanjikan Tuhan.93 Satu langkah kadang mengejutkan dan kadang menyakitkan, tapi hasilnya selalu memuaskan karena langkah-langkah itu dibuat Tuhan.
Saat saya melihat kembali hidup saya, saya melihat
bukti tuntunan Tuhan yang sama. Sebagai seorang mahasiswa saya berkata
kepada Tuhan saya ingin melakukan kehendakNya, tapi tidak tahu apa yang
harus dilakukan. Saya merasakan kecenderungan yang besar untuk ke
Wheaton College, dan Tuhan memungkinkan itu berlawanan dengan perkiraan
manusia. Setelah tahun pertama, saya memilih konsenstrasi di bidang
Alkitab, percaya bahwa Tuhan mungkin memimpin kepada karir pelayanan
Kristen, tapi saat itu tidak tahu itu apa.
Selama tahun-tahun di Wheaton, Tuhan menaruh Dallas
Theological Seminary dengan kuat dalam pikiran saya, walau guru saya
merekomendasikan seminari lain dan kebanyakan teman saya pergi kesana
Tapi saya merasa keyakinan dalam diri saya dan menetapkan hal itu. Saya
tahu itu kehendak Tuhan. Tujuan saya di Dallas adalah mempersiapkan diri
saya lebih baik lagi melayani Tuhan, tapi tetap tidak tahu apa itu.
Saat kelulusan mendekat, sebagian professor saya
mendorong saya untuk melanjutkan kejenjang lebih tinggi. Saya tidak
damai dengan melanjutkan studi tanpa pelayanan bersama itu, jadi istri
saya dan saya mulai berdoa untuk tuntunan Tuhan yang pasti. Dalam
seminggu, sebuah gereja di Fort Worth, yang sedang mencari seorang
pelayan dan pastor yang berpengalaman lebih dari setahun, akhirnya
memutuskan memilih lulusan seminari yang baru lulus dan memilih saya
disamping 2 nama lainnya.
Untuk alasan yang tidak diketahui, mereka mulai
memproses saya, dan setelah saya berkotbah bagi mereka di 2 minggu
berturut-turut mereka memanggil saya (melalui pecahan persentase yang
diharuskan hukum). Jadi saya melayani digereja sambil mengambil gelar
doctor secara bersamaan. Pencapaian gelar doctor sudah lama selesai,
tapi pelayanan sebagai pastor terus berlanjut ditempat berbeda dimana
Tuhan tunjuk, selangkah demi selangkah. Sebagian tuntunanNya biasa,
sebagian lain dramatis. Saya sendiri bisa melihat jauh kedepat, tapi
Tuhan tidak pernah gagal menerangi langkah berikut kemana dia inginkan.
Pengalaman anda mungkin mirip. Itu mungkin.
Dimanapun anda saat ini dalam pengalaman kekeristenan anda, Tuhan siap
menunjukan langkah berikutnya dalam rencanaNya bagi hidup anda.
1 Kisah 22:14,15 (NIV)
2 Kisah 20:24 (KJV)
3 II Timothy 4:7 (KJV)
4 Efesus 2:10 (NASB)
5 Cf. 2 Corinthians 5:17; Titus 3:5
6 Efesus 2:8, 9 (NASB)
7 Maz 139:16 (TLB)
8 Cf. Maz 139:13-15
9 Maz 37:23 (NASB)
10 Yesaya 49:1, 5 (TLB)
11 Yeremia 1:5 (NASB)
12 Yeremia 1:6 (NASB)
13 Yeremia 1:7-10 (NASB)
14 Galatia 1:15,16 (NASB)
15 Cf. 1 Corinthians; 2 Corinthians; Efesus; Kolose; 2 Timothy
16 Cf. Wahyu 13:8
17 Luke 18:31 (KJV)
18 Yoh 6:38 (NIV); cf. also Yoh 5:30
19 Yoh 4:32 (NIV)
20 Yoh 4:34 (NIV)
21 Ibrani 10:7 (NIV)
22 Yoh 9:2 (NASB)
23 Yoh 9:3 (NASB)
24 Maz 139:1 (TLB)
25 Roma 12:2 (KJV)
26 Yeremia 10:23 (TLB)
27 Ulangan 18:9-12; Yesaya 8:19; Galatia 5:20
28 Efesus 1:11 (KJV)
29 Cf. Maz 76:10
30 Cf. Ibrani 6:17
31 Cf. Roma 9:19; Boule„ma, a related word translated “will” in KJV.
32 Cf. 1 Timothy 2:4; 2 Petrus 3:9
33 Cf. Matius 7:13; Wahyu 20:15
34 Maz 121:8 (NASB)
35 Maz 139:1-5 (TLB)
36 Ayub 31:4
37 Yesaya 58:11 (TLB)
38 Matius 10:29-31 (NIV)
39 Roma 8:28 (KJV)
40 Amsal 3:5, 6 (Berkeley)
41 Philippians 4:6, 7 (NASB)
42 Cf. Maz 121:4
43 1 Petrus 5:7 (NIV)
44 Kolose 1:9, 10 (NIV)
45 E.g., Maz 100:3; Yoh 10:27
46 Efesus 5:17 (NASB)
47 Maz 23:1-3 (NASB)
48 Matius 7:11 (NIV)
49 Roma 8:14 (KJV)
50 Kolose 1:9
51 Kolose 4:12 (NASB)
52 Cf. Yeremia 33:3; Matius 7:7; Yoh 14:13; et. al.
53 Maz 31:3 (Amp.)
54 Maz 32:8 (NASB)
55 Maz 32:9 (NASB)
56 Maz 48:14 (KJV)
57 Maz 73:24 (TLB)
58 Amsal 15:19 (KJV)
59 Yesaya 48:17 (Berk.)
60 Yesaya 42:16 (Berk.)
61 Kejadian 12:1
62 Kejadian 13,14, 15
63 Kejadian 24:7
64 Kejadian 24:48 (NASB)
65 Keluaran 13:21, 22
66 Maz 107:7, 8 (KJV)
67 Kisah 8:26
68 Kisah 10:19, 20
69 Kisah 13:1, 2
70 Kisah 22:14 (KJV)
71 Ibrani 13:21 (NASB)
72 Maz 37:23 (NASB)
73 Maz 119:105 (Amp.)
74 Bilangan 9:15-23
75 Kisah 22:10 (NASB)
76 Kisah 22:15
77 Kisah 9:26-29; cf. also Galatia 1:18, 19
78 Kisah 22:18 (NIV)
79 Kisah 22:21 (NIV)
80 Kisah 9:30; Galatia 1:21-24
81 Kisah 11:25, 26
82 Kisah 14:27 (NIV)
83 Kejadian 24:27 (NASB)
84 Kisah 15:40-16:1
85 Kisah 16:6-8 (NIV)
86 Yesaya 30:21 (TLB)
87 Maz 25:8, 9 (TLB)
88 Amsal 16:9 (NASB)
89 Kisah 16:9 (NIV)
90 Kisah 18:9-11 (NIV)
91 Kisah 20:22, 23 (NIV)
92 Kisah 23:11 (NIV)
93 Kisah 28:16, 30, 31
Taxonomy upgrade extras:
Biblical Topics:
Ad Category:
BAGIAN KEDUA: PERSIAPAN PRIBADI ANDA
Bab 5:
Mengenal Sang Gembala
Apakah anda percaya bahwa Tuhan memiliki rencana
bagi hidup anda, termasuk setiap detil kehidupan sehari-hari anda?
Apakah anda percaya bahwa rencanaNya terbaik untuk anda, lebih tinggi
dari semua yang bisa anda rencanakan bagi diri anda sendiri? Apakah anda
percaya bahwa Tuhan akan menunjukan rencanaNya pada anda selangkah demi
selangkah? Jika anda ingin mengetahui kehendak Tuhan, maka anda harus
percaya hal-hal diatas.
Itu merupakan kondisi pertama yang Salomo letakan
tentang bimbingan Ilahi: “Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu,
dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam
segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.”94
Percaya—iman—sangat penting. Tanpa itu tidak ada tuntunan. Dan percaya
pada tanggung jawab kita. Dalam 4 bab pertama kita membahas sisi Tuhan,
rencanaNya bagi hidup kita, dan keinginanNya untuk menuntun kita. Tapi
ada persiapan pribadi yang harus kita lakukan sebelum kita mampu
mengerti bimbingannya. Persiapan itulah yang menjadi perhatian kita
berikutnya.
Hal yang paling penting dari persiapan ini adalah
hati yang percaya. Sebagian besar dari kita berkata bahwa kita ingin
melakukan kehendak Tuhan dan kita ingin menyenangkan Dia dalam segala
hal. Kita tidak bisa melakukan itu tanpa iman. “Tetapi tanpa iman tidak
mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada
Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah
kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia,”95
demikian kata penulis Ibrani. Kita harus percaya bahwa Tuhan ada, Dia
tertarik untuk membimbing kita secara pribadi, dan kita bisa
mempercayakan hidup kita kepadaNya. Kita harus memiliki iman dalam
hikmat, kesetiaan, kebaikan dan kasih Bapa kita disurga. Tanpa iman
seperti itu kita tidak bisa berkomitmen terhadap bimbinganNya.
Tapi percaya membutuhkan pengetahuan. Sebagian orang
melihat iman hanya sebagai menerima apa yang tidak kita tahu. Mereka
pikir iman seperti pengganti pengetahuan. “Jika anda tidak
mengetahuinya,” kata mereka, “lakukanlah lompatan buta kedalam gelap dan
percayalah.” Itu bukan caranya. Iman yang benar dibangun atas dasar
pengetahuan yang benar. Jika kita tidak mengenal seseorang, kita akan
kesulitan untuk percaya padanya.
Mari saya jelaskan. Ayah saya merupakan salah satu
orang pertama yang mengunjungi Indian Auca setelah Rachel Saint dan
Betty Elliot berdiam didaerah itu dan mulai bekerja bersama mereka. Saat
ayah disana, Kimo, salah seorang suku disana yang ikut serta dalam
pembunuhan 5 misionaris, menawarkan diri mengentarnya kehutan untuk
menunjukan bagaimana orang Indian berburu monyet dengan senapan tiup.
Jadi mereka pergi, hanya mereka berdua.
Tiba-tiba ayah saya sadar bahwa Kimo menghilang. Dia
memanggilnya tapi tidak ada jawaban, hanya suara monyet. Setiap kali
dia memanggil suara monyet datang dari berbagai arah. Apakah anda
mengerti? Ayah saya sendiri dihutan belantara Ekuador, bersama seorang
yang telah dilatih sejak kecil untuk membunuh orang asing. Bagaimana dia
bisa kembali?
Ayah mengakui agak takut saat itu—mungkin sangat
takut lebih tepatnya. Dia dan Kimo belum menjadi teman baik. Jujur saja,
ayah belum mempercayai dia. Seperti yang terjadi, Kimo bermain
dengannya untuk membuktikan betapa tidak berdayanya orang kulit putih
sendirian ditengah hutan. Tapi itu menjelaskan satu point. Kita tidak
bisa mempercayai seseorang yang kita tidak kenal.
Dalam buku ini kita bicara tentang suatu yang lebih
serius dari hanya sekedar fisik. Masalah didepan kita mengenai masa
depan kita, disaat ini dan dalam kekekalan, kepada Seorang yang
menawarkan pimpinan selangkah demi selangkah kepada kita, yang tidak
menunjukan seluruh rencananya sebelumnya, juga memberitahu kemana kita
akan pergi. Tidak mungkin kita berharap membuat komitmen semacam itu
kecuali kita mengenal Dia secara dekat.
Seberapa Dekat Anda Mengenal Dia?
Ada kesan setiap orang Kristen mengenal Tuhannya. Kita sering menggunakan kata mengenal Tuhan bersama
dengan lahir baru, yaitu menjadi orang Kristen sejati. Yesus berkata,
“Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau,
satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah
Engkau utus.”96
Hanya dengan mengenal Tuhan kita bisa memiliki hidup kekal. Tapi ada
tingkatan pengenalan. Saya sering disuruh mengisi surat rekomendasi dari
seseorang yang mau masuk sekolah atau mencari pekerjaan. Form itu
sering bertanya, “seberapa baik anda mengenal pelamar?” Seringkali saya
menulis, “sepintas”; dan kadang saya harus mengakui bahwa saya tidak
mengenal orang itu sama sekali. Saya bertanya berapa tinggi kita menilai
diri kita kalau ada kuesioner yang bertanya seberapa dekat anda
mengenal Tuhan. Sebagian dari kita harus mengakui mereka hanya sepintas
saja mengenalNya. Dan sebagian lagi tidak tahu sama sekali. Itulah
alasannya kenapa kita cenderung menolak mempercayakan masa depan kita
kepadaNya.
Bangsa Israel di Kadesh merupakan contoh utama yang
tidak percaya pada Tuhan karena mereka tidak mengenalNya. Mereka menolak
masuk ketanah perjanjian karena ada raksasa disana, selain itu mereka
kelihatan seperti belalang.97
Betapa suatu hal yang berlebihan! Dan Tuhan disisi mereka. Betapa suatu
ketidakpedulian akan kuasa dan kebesaranNya! Tapi Joshua dan Caleb
mengenal Tuhan dengan baik. “Jika TUHAN berkenan kepada kita, maka Ia
akan membawa kita masuk ke negeri itu dan akan memberikannya kepada
kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. Hanya,
janganlah memberontak kepada TUHAN, dan janganlah takut kepada bangsa
negeri itu, sebab mereka akan kita telan habis. Yang melindungi mereka
sudah meninggalkan mereka, sedang TUHAN menyertai kita; janganlah takut
kepada mereka.”98
Tapi mereka menolak mendengarnya, dan gagal mengikuti tuntunan Tuhan.
Hasilnya adalah mereka berkelana selama 40 tahun dibelantara. Pikirkan
itu. 40 tahun kepedihan hanya karena mereka tidak mengenal Tuhan mereka.
Sebagian dari kita, mungkin mengalami kepedihan
karena mereka mengambil jalan mereka sendiri, dan hasilnya berhubungan
dengan hal ini. Kita tidak pernah mengambil waktu untuk mengenal Tuhan,
da itula alasan kita tidak ingin mempercayakan hidup kita.
Bukankah kesalahan Tuhan kalau kita gagal
mengenalNya. Dia menyatakan diri kepada kita dalam berbagai cara.
Pertanyaannya adalah respon kita terhadap hal itu. Letakan itu dalam
hubungan antar manusia. Mungkin anda bisa ingat seseorang yang mencoba
membangun persahabatan dengan anda. Dia terus bersama dan berbagi
perasaan dan pertanyaa, berharap anda berespon dan kemudian berbagi
bersamanya. Itu membuat anda bertanya dan mengambil keputusan. “inikah
orang ingin saya dekat dengannya? Apakah saya bisa membuka diri saya
kepadanya? Apakah saya mau memberikan waktu dan tenaga yang dibutuhkan
dalam persahabatan dengannya?”
Sebagian orang Kristen menghadapi keputusan yang
sama dengan Tuhan, khususnya jika mereka kegereja secara rutin, membaca
Alkitab sedikit, berdoa beberapa kali, tapi tidak mengalami komunikasi
yang berarti denan Tuhan. Pertentangan datang ditingkatan pertumbuhan
yang berbeda dalam kehidupan orang percaya yang berbeda, dan itu terjadi
ditempat yang berbeda dan ditengah keadaan yang berbedam tapi itu pasti
muncul.
Satu hari kita menyadari bahwa Tuhan coba berbicara
secara langsung pada kita melalui FirmanNya. Dia mengatakan kehendakNya
dan apa yang Dia inginkan kita lakukan. Dia juga mengatakan pada kita
apa yang diinginiNya dan harapanNya. Saat itu kita menghadapi keputusan
yang penting: “Apakah saya akan melanjutkan kehidupan Kristen yang
sedang-sedang saja, atau mengusahakan dan membina hubungan pribadi saya
dengan Tuhan dan mengenalNya secara dekat?” Kita tidak bisa menganggap
keputusan ini secara ringan. Seluruh masa depan kita tergantunga dari
hal ini. Keinginan kita untuk mempercayakan hidup kita kepada
tuntunanNya berkaitan langsung dengan pengenalan kita akan Dia.
Kadang Tuhan membuntukan jalan kita untuk menunjukan
dirinya pada kita. Dia melakukannya pada umat Israel di laut merah.
Dimana tidak ada jalan lain, dan orang Mesir dibelakang mereka, mereka
menggerutu dan komplain. “Tetapi berkatalah Musa kepada bangsa itu:
Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari TUHAN,
yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu; sebab orang Mesir yang kamu
lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya.’”99 Tuhan memenuhi janjiNya. Orang Mesir dikalahkan. Umat Tuhan diselamatkan.
Tapi bahkan setelah penyelamatan luar biasa itu,
mereka gagal untuk mempercayai Tuhan. Dari waktu ke waktu dia membawa
mereka ke kebuntuan usaha manusia sehingga Dia bisa menunjukan dirinya
berkuasa atas mereka dan membuktikan kesetiaanNya pada mereka. Tidak ada
jalan yang lebih baik untuk menunjukan kuasa, kasih dan kesetiaanNya
daripada dalam situasi sulit dalam hidup.
Salah satu alasan dia mengijinkan kita mengalami
maslaah seperti penyakit, penderitaan, dan kesulitan adalah agar Dia
bisa menyatakan dirinya pada kita sehingga kita bisa mengenal dia
sepenuhnya. Dia memanggil kita dengan kasih dan kerinduan ditengah
krisis, “Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah.”100
Hanya kalau kita mengenalNya baru kita bisa mempercayakan diri hidup
kita kepadaNya. Setiap usaha untuk mengerti bimbingan Tuhan harus
dimulai dari mengenal sang pembimbing.
Tapi Dia Terlalu Jauh
Bagaimana kita bisa mengenal Tuhan yang hidup
disurga, yang tidak memiliki tubuh secara fisik sehingga kita bisa
menyentuh dan melihatnya, dan yang tidak bicara dalam bahasa kita ? Ada 2
cara utama—Firman dan Doa. Tuhan menyatakan dirinya dalam Firman. Kita
bisa merenungkan kebenaran itu dan berespon padaNya dalam doa dan
pujian. Tujuan dari komuni antarpribadi ini, seperti kata J. I. Packer,
menjernihkan mental dan visi akan Tuhan dari seseorang, dan membiarkan
kebenaranNya berdampak penuh dalam pikiran dan hati seseorang.”101 Dengan itu kita mengenal Dia.
Jika kita ingin mengenal Tuhan, maka kita harus
mulai membaca Alkitab kita dengan telinga rohani kita mendengar setiap
perkataan Tuhan tentang diriNya. Tempat yang baik untuk memulainya
adalah Mazmur. “Ya TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan
penyelamatku, Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku,
tanduk keselamatanku, kota bentengku!.”102 “TUHAN adalah terangku dan keselamatanku.”103 “Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti.”104
Mengetahui hal ini sangat menolong kita mempercayaiNya. Dan
mempercayakan Dia membuktikan kebenarannya, membuat iman kita bertumbuh
lebih lagi.
Renungkan atribut Tuhan seperti yang dinyatakan dalam Firman. Tuhan Maha Hadir.105 Kemanapun dia memimpin kita, dia akan bersama dengan kita. Tuhan Maha Tahu.106 Dia mengetahui dari awal sampai akhir.107 Tidak sulit mempercayai seorang yang mengetahui apa yang akan terjadi. Tuhan maha kuasa.108Dia mampu menyelesaikan masalah yang kita hadapi saat kita ada dalam pusat kehendakNya. Tuhan itu kasih.109
Kita bisa yakin bahwa apapun yang dia minta kita lakukan atau kemanapun
dia pimpin kita, pengalaman yang kita alami adalah ekspresi kasihNya
bagi kita. Tuhan itu baik.110 Jalan yang ditunjukannya adalah yang terbaik bagi kita. Tuhan itu setia.111
Dia tidak pernah gagal saat kita mengikuti pimpinanNya. Tidak ada
akhirnya pernyataan Tuhan dalam dirman. Itu merupakan tambang kebenaran
yang tidak pernah habis. Digali lebih lagi, dan mengenalNya lebih lagi.
Sesuatu akan terjadi pada kita saat kita mengenal
Tuhan lebih baik. Semakin jelas kita melihatNya dalam kemuliaanNya,
semakin jelas kita melihat kondisi kita yang sebenarnya—lemah, rendah,
berdosa, buta, dan tidak berdaya; dan hasilnya, semakin kita membutuhkan
Dia. Saat kita mengetahui betapa kita tidak layak, dan betapa kuat dan
berkuasa dia, kita lebih ingin mempercayakan hidup kita kepadanya.
Ada alasan lain kenapa melihat Alkitab untuk
mengenal Tuhan dan melakukan kehendakNya. Mendengarkan dia berbicara
kepada kita melalui FirmanNya akan membiasakan kita mendengar suaraNya.
Banyak suara terdengan ditengah kesulitan. Bagaimana
kita mengenal suara Tuhan? Hanya ada satu cara—dengan membiasakan diri
dalam pengulangan serta pengalaman. Seorang anak mengenal suara
orangtuanya karena dia mendengarnya setiap hari. Saya bisa mengenal
suara siulan ayah saya. Itu tidak keras atau melengking, tapi saya bisa
mengenalinya disekian ratus orang.
Seekor domba mengenal suara gembalanya karena dia
mendengarnya setiap hari. Yesus berkata, “Domba-domba-Ku mendengarkan
suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku.”112
Bagaiman kita mendapat kebiasaan pengenalan seperti itu dengan gembala
kita? Yesus memberikan kita jawaban saat dia berbicara dengan orang
Yahudi yang tidak percaya disuatu hari. “Kamu menyelidiki Kitab-kitab
Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang
kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang
Aku . . . ”113 Tuhan menyatakan dirinya melalui Alkitab, perkataanNya sendiri. Firman dari mulut Allah.114 Kita akan belajar mengenal suarannya saat kita memberi waktu untuk membaca Firman.
Menjawab
Tapi setidaknya ada satu langkah penting dalam
mengenal Tuhan. Setelah mendengar perkataanNya pada kita melalui firman,
kita harus merenungkan dan berdoa, masukan itu dalam pikiran kita,
pikirkan kemungkinannya, kemudian aplikasi dalam kehidupan pribadi.
Seperti kita lihat dampaknya, kita memuji Tuhan atas kebenaran yang
dinyatakan pada kita, kita berbagi dengannya dalam perasaan yang
terdalam, dan kita mencari kekuatan untuk bisa melakukannya. Ukuran
pengenalan akan Tuhan bukan dari berapa banyak kita mengetahui tentang
dia atau banyaknya aktifitas untuknya. Tapi seperti kata Packer,
“bagaimana kita berdoa dan apa yang terjadi dalam hati kita.”115
Sebagian orang Kristen memberikan waktu yang sangat
sedikut dihadapan Tuhan, tapi pasti lari apdaNya minta tuntunan saat
masalah datang. “Ah, tidakkah sudah terlambat, tapi saya harus membuat
keputusan sekarang. Bisakah Engkau mengatakan pada saya apa yang harus
dilakukan sekali ini saja? Saya berjanji akan mulai saat teduh minggu
depan.” Tapi tuntunan tidak seperti itu. Ada yang lebih penting bagi
Tuhan daripada kita mengetahui kehendakNya; adalah bagaimana kita
mengenal Dia. Dan satu-satunya cara kita mengerti kehendaknya saat
pengambilan keputusan adalah dengan menyediakan waktu dihadapannya.
Saat dua orang jatuh cinta, mereka semakin mengerti
keinginan pasangannya. Saat hubungan mereka semakin dekat, pengenalan
mereka satu sama lain semakin lengkap. Istri saya dan saya lebih
sensitive akan kebutuhan kami sekarang ini dari saat kami pertama
menikah. Kedekatan hubungan kami lebih dari setahun menghasilkan
pengenalan yang lebih baik. Saya mulai mengetahui keinginan dan
harapannya sebelum dia menyatakan itu, dan dia mulai mengenal saya.
Apakah anda ingin mengetahui keinginan Tuhan bagi
anda? Maka mulailah mengenalNya. Berikan waktu membaca firman. Berbagi
denganNya dalam doa. Seperti kata nabi Hosea, “Marilah kita mengenal dan
berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar,
Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir
musim yang mengairi bumi.”116
Bab 6:
Bukan Kehendakku
Kuda dan bagal tidak terkenal karena ketaatannya.
Mereka mungkin cukup mengenal anda sehingga tidak ada keraguan dipimpin
oleh anda. Tapi mereka memiliki masalah: keinginan mereka yang keras,
keras kepala. Hal itu selalu ada dan anda tidak tahu kapan akan terjadi.
Kuda menyatakannya dengan menolak berhenti. Kadang dia mulai berjalan
kerumah dan anda tidak bisa apa-apa. Bagal bisanya menunjukan itu dengan
menolak berjalan. Anda bisa mendorong, menarik, mencambuknya, atau
menarik dia dengan wortel, tapi saat itu dia tidak mau bergerak. Tidak
ada yang bisa mengetahui kemana mereka akan pergi atau apa yang anda
ingin mereka lakukan, karena mereka melakukan kehendak mereka sendiri.
Itu sama dengan maksud Tuhan, “Janganlah seperti
kuda atau bagal yang tidak berakal, yang kegarangannya harus
dikendalikan dengan tali les dan kekang, kalau tidak, ia tidak akan
mendekati engkau.”117 Halangan terbesar mengetahui rencana Tuhan bagi hidup kita adalah perlawanan kita sendiri.
Berurusan dengan kekerasan hati menjadi factor
penting dalam mengerti dan melakukan kehendak Tuhan. Bagaimana kita
mengatasinya? Jawabannya diberikan Paulus: “Karena itu, saudara-saudara,
demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan
tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan
kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi
serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu,
sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik,
yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”118
Korban yang Hidup
Subjek dari ayat ini adalah menemukan kehendak
Tuhan. Lebih spesifik, subjek itu menguji dan membuktikan kehendak Tuhan
itu—mengetahui kehendaknya secara tepat dalam pengalaman kita dan
menerimanya sebagai satu-satunya cara hidup. Paulus menunjukan 2
kriteria dasar dalam hal berhubungan dengan kehendak Tuhan. Pertama
adalah presentation dan kedua transformation. Mari kita lihat yang
pertama dalam bab ini.
“Aku mendesak kamu,” kata Paulus, “memberikan dirimu
sebagai korban yang hidup.” Itu secara literal berarti “to place
beside.” Itu digunakan orang yang ingin mempersembahkan korban diatas
altar sebagai tindakan penyucian Tuhan, menyerahkan semua hak
penggunaannya untuk digunakan. Itu bukan miliknya lagi tapi Tuhan. Tuhan
memiliki hak melakukan apa yang dia kehendaki dengan korban itu.
Dengan maksud yang sama, Tuhang ingin kita
memberikan diri kita, bukan untuk dibunuh dan dibakar dialtar, tapi
sebagai “korban yang hidup.” Dia ingin semua hak kita sebagai pribadi.
Dia ingin menggunakan kita semauNya. “Berikanlah tubuhmu,” kataNya,
“sehingga Aku bisa menggunakannya sebagai alat mencapai tujuanKu.” Dan
dengan tubuh kita seluruh keberadaan kita—waktu kita, kemampuan kita,
sumber kita, kepribadian kita, rencana kita, keinginan kita. Dia ingin
kita memberikan semua itu kepadanya untuk digunakan sesuai dengan
keinginanNya.
Dia tidak akan memaksa kita melakukan itu. Dia tidak
akan masuk dalam hidup kita dan secara brutal mengatur kita. Dia
meminta kita secara sukarela sebagai respon belas kasihan yang diberikan
pada kita melalui Kristus. Jika kita ingin mengetahui kehendakNya, maka
kita harus menjadi korban yang hidup bagiNya.
Paman Sam Menginginkanmu!
Tapi kata menawarkan juga berarti “ada disana untuk
menolong.” Itu digunakan untuk seorang pelayan yang ada dibawah pengaruh
tuannya, yang selalu menuruti keinginan tuannya. Semua permintaan
tuannya harus dituruti. Seorang pelayan yang baik harus berserah penuh
pada tuannya. Paulus mendorong kita untuk memberikan diri pada Tuhan.
Dan kecuali Tuhan yakin kita bisa melakukan pimpinannya, tidak ada
alasan baginya untuk mengatakan kemana kita akan pergi.
Misalkan anda sedang berdiri dikantor perekrutan AD
US. Walau angkatan bersenjata modern memberikan anda pilihan sebelum
anda bergabung, ada banyak hal yang tidak dikatakan perekrut itu kepada
anda. Ada ratusan masalah selama karir militer anda, tapi dia tidak akan
ada disana dan coba menjelaskan detil rencana hidup anda diangkatan
bersenjata, setiap tempat dimana anda dikirim, dan semua yang mereka
perintahkan untuk dilakukan. Itu tidak masuk akal. Ketika Paman Sam
barkata, “aku menginginkanmu,” itu artinya dia ingin suatu penyerahan
diri tak bersyarat dari anda kepadanya. Dan semua rencana tidak akan
dibukakan sampai anda bergabung dengannya.
Tuhan ingin anda lebih daripadan Paman Sam. Tuhan
memohon, mencari anda, untuk memberikan diri anda kepadaNya. Dan kata
kerja menawarkan menunjukan bahwa hal yang dia cari adalah tindakan yang
tegas dan mutlak saat itu, mirip dengan tanda titik dikantor
perekrutan. Seperti berkata, “ini hidupku Tuhan. Ada banyak hal yang
ingin saya lakukan, tapi apa yang ingin Engkau lakukan lebih penting
dari keinginanku. Saya menyerahkan sepenuhnya diriku dibawah Engkau
sepanjang hidupku.”
Hal yang Harus Dilakukan
Tidak banyak dari kita yang berpikir jauh kedepan
saat kita datang pada Tuhan untuk bimbingan. Kita berdoa dengan licik,
“Tuhan, tunjukan kehendakmu,” tapi kita lupa Tuhan menghendaki kita
menyerahkan diri kita dibawah perintahNya. Komitmen seumur hidup ini
yang bisa meyakinkan dia kalau kita akan melakukan kehendakNya yang
telah dinyatakan pada kita.
Anda lihat, kehendak Tuhan adalah suatu yang harus
dilakukan, tidak hanya diketahui. Ada banyak bukti diAlkitab yang
menunjukan melakukan kehendakNya daripada mengetahui. Sebenarnya, Rasul
Yakobus mengingatkan bahwa mengetahui tanpa melakukan adalah dosa.119
Dan saat kita ingin melakukan sekuat mengetahuinya, Tuhan meyakinkan
kita kalau kita harus mengetahuinya. Penyerahan diri merupakan kunci
mengenal kehendak Tuhan.
Yesus juga menegaskan prinsip ini. Orang Yahudi
bertanya bagaimana Dia bisa mengetahui begitu banyak teologi, tapi tidak
pernah masuk sekolah rabi. Dia menjawab. Pengajarannya bukan dari dia;
itu dari Bapa yang mengutus dia. Dan dia berkata pada mereka bagaimana
mereka bisa yakin itu datang dari Tuhan. “Barangsiapa mau melakukan
kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah
Aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri.”120
Walau pernyataan dalam John 5 menunjuk pada
firmanNya, itu juga menunjuk pada kehendakNya, karena kehendakNya
dinyatakan melalui FirmanNya. Bagaimana kita mengetahui kita dipimpin
oleh Tuhan atau oleh kehendak kita sendiri? Bagaimana kita tahu
bimbingan itu dari Tuhan? Jawaban Yesus sederhana: jika keinginan kita
melakukan kehendakNya lebih daripada keinginan kita sendiri, maka kita
pasti tahu.
Begitu banyak orang Kristen disepanjang abad telah
bersaksi tentang kebenaran prinsip Yesus ini. Saat mereka yakin kalau
mereka ingin kehendak Tuhan, daripada keinginan mereka maka bimbingan
akan datang. Dan bimbingan terus menerus akan datang pada mereka yang
menyerahkan diri sepenuhnya untuk diatur oleh Roh didalamnya.
Orang lain mungkin mendapat bimbingan secara
sporadis, tapi hanya mereka yang tinggal diam dalam hal ini bisa hidup
yakin berjalan tanpa terganggu ditengah rencana Tuhan. Penyerahan
kehendak kita kepada Kristus Yesus merupakan keputusan terpenting
setelah kita menerima Dia sebagai Juruselamat dosa kita.
Pemazmur membuat dasar yang sama di PL. “Ia
membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan Ia
mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati.”121
Kerendahan hati meliputi penyerahan hak menjalankan hidup kita. Itu
meliputi dibuangnya kesombongan dan egoisme. Itu meliputi kehancuran
hati dan penyesalan, roh yang bisa diajar. Orang yang bisa diajar
merupakan orang yang bisa diajar Tuhan menurut jalanNya.
Saat sebagian besar kita menghadapi suatu keputusan,
keputusan itu sendiri memenuhi pikiran kita—dimana kita harus pergi dan
lakukan. Tapi Tuhan lebih tertarik pada kondisi hati kita. Dia tertarik
pada tidak adanya kekerasan hati, dan keinginan kita yang tulus dibawah
bimbinganNya. Hal ini diulangi diayat berikutnya: “Siapakah orang yang
takut akan TUHAN? Kepadanya TUHAN menunjukkan jalan yang harus
dipilihnya.”122
Takut akan Tuhan adalah dengan menghormatiNya, rendah hati dan mau
diajar dihadapanNya. Harga pengenalan kehendak Tuhan adalah penyerahan
total hidup kita pada Dia.
Potongan Harga
Sebagian dari kita pintar mencari potongan harga.
Salah satu cara adalah dengan memutuskan apa mau kita, dan katakan pada
Tuhan kalau kita melakukannya untuk Dia. Kita mengambil harganya,
menggambar hal yang kita inginkan, dan meminta Tuhan memberikan cap
persetujuan. “Tuhan, saya ingin menjadi pengusaha yang sukses. Saya
ingin membuat uang yang banyak dan memberikannya kebadan misi. Saya akan
aktif digereja. Menjadi saksi bagi rekan bisnis. Saya akan berbicara
dipesta injil. Saya ingin Engkau memberkati saya.”
Atau lebih dari itu: “Tuhan, saya ingin menjadi
misionaris. Saya ingin kebelahan bumi yang belum pernah mendengar
kesaksian injil dan saya ingin menjadi orang pertama memberitakan injil
disana dan membangun karya besar untukMu. Dan saya ingin Engkau
memberkati saya.” Itu sama sekali bukan kehendak Tuhan. Dia ingin kita
memberikan kertas kosong, dan berkata, “Ini Tuhan, isilah bagi saya.
Saya akan lakukan apapun yang Engkau kehendaki.”
Satu lagi pernyataan mengenai komitmen kita. Kita
berkata pada Tuhan, “Saya akan melakukan apapun, tapi…” Maksud kita,
“Saya ingin pergi kemanapun Engkau mau tapi ke tempat ini.” “Saya ingin
apapun yang engkau inginkan tapi berikan Zeb.” Saya akan bekerja sama
dengan setiap orang yang engkau tunjuk kecuali orang kusta.” “Saya ingin
melakukan apapun yang engkau inginkan kecuali gereja custodian.”
Tapi Tuhan adalah pembuat potnya dan kita adalah
tanah litany. Dia ingin kita mudah dibentuk ditanganNya. Kecuali kita
menyingkirkan halangannya, kita tidak pernah tahu apa kehendakNya bagi
kita.
Sering kita menawar Tuhan. “Baiklah Tuhan, saya mau
menjadi seorang misionaris jika engkau mengijinkan aku menikahi Eloise.”
Atau, “Saya akan mengambil pekerjaan itu Tuhan, jika itu membayar kerja
lebur saya.” Itulah yang coba dilakukan Yakub. Yakub berkata, “Jika
Allah akan menyertai dan akan melindungi aku di jalan yang kutempuh ini,
memberikan kepadaku roti untuk dimakan dan pakaian untuk dipakai,
sehingga aku selamat kembali ke rumah ayahku, maka TUHAN akan menjadi
Allahku. Dan batu yang kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah
Allah. Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu
kupersembahkan sepersepuluh kepada-Mu.123
Tuhan tidak tertarik dengan hubungan seperti itu.
Dia ingin menjadi Tuhan atas hidup kita. Yakub bergumul sampai pagi
sebelum Tuhan memukul kakinya sehingga kekerasan hatinya hancur.124
Sering kita meminta Tuhan menunjukan kehendakNya,
dan kita rasa kita ingin melakukannya, tapi didalam hati kita kita tidak
mau. Kita tahu apa keinginan kita dan kita ingin Tuhan menyetujui
keinginan kita. Yeremia melayani orang seperti itu, dan itu merupakan
pengalaman yang menghancurkan hati! Mereka ingin pergi ke Mesir dari
kemarahan Nebukadnesar, Raja Babilon, tapi mereka ingin tahu kehendak
Tuhan dulu. Jadi mereka berkata pada Yeremia, “Semoga TUHAN, Allahmu,
memberitahukan kepada kami jalan yang harus kami tempuh dan apa yang
harus kami lakukan.”125 Mereka bahkan menambahkan, “Maupun baik ataupun buruk, kami akan mendengarkan suara TUHAN, Allah kita.”126
Itu semua kelihatan tulus sehingga Yeremia memohon
pada Tuhan, yang kemudian menjawab mereka harus tetap di Yudea. Yeremia
menyatakan informasi itu kepada mereka tapi mereka berkata lain. “Engkau
berkata bohong! TUHAN, Allah kita, tidak mengutus engkau untuk berkata:
Janganlah pergi ke Mesir untuk tinggal sebagai orang asing di sana,!”127
“. . . Demikianlah Yohanan bin Kareah dan semua perwira tentara serta
seluruh rakyat tidak mau mendengarkan suara TUHAN untuk tinggal di tanah
Yehuda.”128
Seorang bernama Balak dalam PL merupakan contoh lain
dari orang yang bertanya pada Tuhan apa yang harus dilakukan padahal
dia sudah tahu keinginannya. Pembawa pesan dari raj Moab ingin dia pergi
bersama mereka dan mengutuk Israel. Tuhan berkata, “Jangan pergi dengan
mereka.”129
Itu sangat jelas dan merupakan bimbingan dari Tuhan. Tapi saat pembawa
pesan datang kembali untuk memohon dan menawarkan dia uang, Balak
menjawab, “baiklah kamupun tinggal di sini pada malam ini, supaya aku
tahu, apakah pula yang akan difirmankan TUHAN kepadaku.”130 Dia ingin uang itu dan mencoba menggoda Tuhan untuk menyetujui rencananya.
Kita juga melakukan hal itu! Kita meminta Tuhan
menunjukan kehendaknya sementara kita ingin kehendak kita yang jadi.
Kita ingin meliha kehendak Tuhan apakah sesuai atau tidak dengan
kehendak kita. Dan jika tidak kita memilih jalan kita. Kita pikir kita
akan lebih baik dijalan yang kita pilih.
Tapi itu tidak akan terjadi. “Ada jalan yang disangka lurus, tetapi ujungnya menuju maut.”131
Kita tidak bisa hidup menyenangkan diri kita dan tetap berharap berkat
Tuhan atas kita. Kecuali diperistiwa yang jarang, seperti Balak dan
orang-orang dimasa Yeremia, Tuhan sendiri memberikan tuntunan saat dia
tahu kita tidak akan mengikutinya. Contoh utama ketaatan pada Bapa ada
dalam Tuhan Yesus Kristus. “Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku
sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan
penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri,
melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku.”132
Itu bukan pernyataan kosong. Dia membuktikan itu saat dia menghadapi
pengalaman yang paling menakutkan disejarah manusia, menanggung dosa
seluruh dunia. Dia berkata, “bukanlah kehendak-Ku, melainkan
kehendak-Mulah yang terjadi.”133 Dia membuka jalan bagi kita. Sekarang melalui kuasa yang diberikannya, kita bisa mengikuti langkahNya.134
Bagaimana dengan Keinginanku?
Apakah ini berarti bahwa kita harus menghilangkan
semua keinginan kita, menghancurkan semua yang kita sukai? Saya pikir
tidak mungkin. Yesus sendiri mengakui bahwa keinginannya berbeda dengan
Bapa saat dia berkata, “Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan
ini dari pada-Ku.”135
Dan saya tidak menemukan dalam Alkitab Tuhan ingin kita menyingkirkan
semua keinginan hati kita. Dia hanya minta kita agar keinginan kita ada
dibawa dia, seperti Yesus lakukan.
Tidak ada bahaya dengan dibawahi seperti itu. Tuhan
tidak suka kita menyangkal keinginan kita. KeinginanNya agar kita
melakukan hal yang kita inginkan dengan baik, dan dia menyatakan
kehendakNya melalui keinginan itu. Dia ingin kita mau pergi kemanapun,
melakukan apapun, pengorbanan apapun yang dia minta. Dia mungkin meminta
kita memberikan sesuatu, membalikannya dan mengembalikan kepada kita,
seperti yang dilakukannya pada Abraham saat mengorbankan anaknya. Tapi
dia ingin kita menunjukan penyerahan kita.
Sebagian orang menahan diri dalam penyerahan hidup
kepada Tuhan karena mereka takut dia menuntut lebih dari yang ingin
mereka lakukan. Mereka yakin dia ingin mereka menyerahkan semua yang
mereka sukai, dan melakukan semua yang mereka tidak sukai, seperti orang
suci yang membuat semua orang sengsara. Mereka membayangkan diri mereka
berakhir tidak kawin dan sendiri, melewati hutan belantara dan dimasak
oleh kanibal. Tapi Tuhan seperti itu. Dia ingin memberikan hal yang baik
bagi kita.136 Dia senang memberikan kita keinginan dalam hati kita.137
Kepada orang Yahudi dipembuangan diBabel dia mengirim pesan yang bisa
juga pada kita: “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang
ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan
damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan
kepadamu hari depan yang penuh harapan.”138
Pemazmur berkata, “Segala jalan TUHAN adalah kasih setia dan kebenaran
bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan
peringatan-peringatan-Nya.”139
Jika kita benar-benar berserah padannya, dia akan
menyingkirkan semua keinginan yang tidak sesuai dengan kehendakNya dan
memberikan kita keinginan baru yang sesuai dengan kehendakNya. Seperti
yang dikatakan Paulus, “karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu
baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.”140
Kita tidak kehilangan kalau kita berserang. Tuhan memberikan keinginan
kita atau memberikan keinginan baru dalam hati kita. Tapi saat keinginan
kita diserahkan pada Kristus, kita bisa melakukan apa yang ingin kita
lakukan dengan keyakinan bahwa kita dalam kehendak Tuhan.
Mengikuti rencana Tuhan tidak pernah menjemukan; selalu merupakan sukacita terbesar. Kehendak Tuhan “berkenan”141
Kata itu berarti “menyenangkan”—menyenangkan Tuhan dan kita. Seperti
perintah Yesus pada muridnya disumur Sychar, melakukan kehendak Tuhan
lebih memuaskan daripada makanan.142 Menolak kehendak Tuhan pasti membawa pada penderitaan, tapi penyerahan diri membawa kebahagiaan dan sukacita.
Saat anda memberi diri pada Tuhan untuk digunakan
sesuai kehendakNya, anda menemukan prilaku kepatuhan menyelesaikan
pergumulan mengetahui kehendaknya. Itulah yang terjadi pada Yesaya.
Tuhan berbicara padanya, “Siapa yang akan kuutus pergi?” respon Yesaya
sebelum mengetahui detil rencana Tuhan, menyerahkan hidupnya. “Ini aku,”
katanya, “utuslah aku.”143 Dan keinginan Tuhan mulai dibukakan dihadapannya.144
Apakah anda siap menyerahkan diri anda pada Tuhan,
kepada kehendakNya, menyerahkan diri anda sebagai persembahan yang
hidup? Katakan sekarang kalau anda ingin melakukan apapun yang dia
inginkan, apapun harganya. Ini mungkin menjadi pengalaman emosional bagi
sebagian orang. Bagi yang lain mungkin suatu ketengan. Tapi yang
penting kita telah mengikuti rencana Tuhan dalam hidup kita. Anda
mungkin ingin menulis tanggal penyerahan diri anda diAlkitab agar tidak
lupa. Anda pasti hidup sesuai dengan komitmen anda, berkata pada Tuhan
setiap hari tentang keinginan anda melakukan apapun kehendakNya. Maka
setiap matahari terbit akan menjadi pengalaman baru berjalan dalam
kehendak Tuhan.
Bab 7:
Pikiran yang Diperbaharui
“Bagaimana saya bisa yakin saya ingin melakukan
kehendak Tuhan?” Sharon seorang pelajar yang datang kekantor saya untuk
meminta nasihat mengenai masa depannya. Dia dengan tulus ingin mencari
kehendak Tuhan, tapi dia meragukan penyerahannya pada Kristus. “Apakah
saya benar ingin melakukan apapun yang dia minta? Saya rasa ia, tapi
bagaimana saya bisa pasti?”
Pertanyaannya sudah ditanyakan banyak orang Kristen
lain disuatu waktu dalam hidup mereka. Jika mengetahui kehendak Tuhan
tergantugn pada penyerahan total kita kepadanya, bagaimana kita bisa
pasti kita melakukan itu dan ingin? Jawabannya datang dimana Paulus
menjelaskan prasyarat penting menemukan kehendak Tuhan dalam hidup kita
yaitu transformasi. “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini,
tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat
membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada
Allah dan yang sempurna.”145
Melakukan Keinginan Anda
Hal pertama yang disebutkan Paulus disini adalah
kecenderungan kita untuk menjadi serupa dengan dunia ini. Kecenderungan
ini menyebabkan tekanan terhadap transformasi. Kata menjadi serupa
berarti menjadi mirip dengan, khususnya penampakan luar. Perkataan
Filipus menyatakan hal ini dengan baik: “jangan biarkan dunia sekeliling
anda menekan anda sehingga tergabung dengannya.” Kata yang digunakan
Paulus menunjukan bahwa hal ini merupakan kecenderungan kita. Secara
literal dia berkata, “berhenti seperti dunia ini.”
Jika kita sudah menyerahkan kehendak kita pada
Kristus, setan akan mencoba mengaburkan keputusan kita dengan menyatakan
keinginan sendiri. Sebelum kita bertemu Kristus kita melakukan hal itu.
Itulah satu-satunya cara hidup dunia. Mereka tidak tidak pernah
berpikir melakukan kehendak Tuhan. Mereka melakukan apa yang disukai,
“menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat.”146
Setan ingin kembali ke gaya hidup seperti ini, yaitu “melakukan
keinginan kita”. Dan dia mencoba mendorong kita menjadi sama dengan
dunia melalui serangan dari luar dan dalam kita.
Satu hal, setan menggunakan ketidakdewasaan emosi
kita dan kekurangan dalam kepribadian kita untuk menghalangi komitmen
kita pada Kristus dan membingungan pengertian kita akan kehendakNya.
Seorang psikiatris Kristen yang menulis tentang kehendak Tuhan,
menjelaskan bagaimana konflik saat kecil yang tidak terselesaikan akan
terkubur dalam ketidaksadaran dan mempengaruhi keputusan kita.147
Sesuatu seperti keinginan yang tidak terpenuhi untuk kasih sayang
orangtua bisa menyebabkan perkawinan yang tidak bijaksana. Atau
kebencian terhadap orang tua bisa menghasilkan seorang menutup diri
dengan orang lain, tanpa kita tahu kenapa dia melakukannya.
Reflek bertahan menolong kita membenarkan cara
berpikir kita yang salah dan kekanak-kanakan, sehingga kita membodohi
diri kita dengan pecaya bahwa yang kita lakukan adalah kehendak Tuhan.
Kita butuh pertolongan professional untuk mengangkat konflik yang tidak
disadari. Tapi kebanyakan kasus penyerahan diri yang tulus kepada Tuhan
melalui firmannya akan menyingkapkan kebohongan diri, dan penyerahan
diri kepada Kristus akan menjauhkan kita dari pembenaran diri dan
menolong kita menghadapinya dengan cara Tuhan daripada cara kita.
Tapi cobaan untuk melakukan keinginan kita merupakan
pertempuran sehari-hari. Setan melihat itu. Selain ketidakdewasaan ini,
senjatanya termasuk motivasi kedagingan yang coba membujuk kita jauh
dari kehendak Tuhan. Uang salah satu senjata favoritnya. Kita berkata
itu tidak mempengaruhi keputusan kita, tapi sebenarnya mempengaruhi.
“seorang pria harus memenuhi kebutuhan keluarganya,” protes kita. Itu
pasti! Alkitab menegakkan prinsip ini.148
Tapi masalah utamanya adalah Tuhan ingin kita lakukan bukan berapa
banyaknya uang. Jika kita melakukan apa yang diinginkanNya, kita akan
melihat kebutuhan kita terpenuhi.
Salah satu pertimbangan adalah kedudukan yang baik,
atau kemungkinan diangkat, atau bisa dipuji dan disarankan, atau hanya
untuk kenyamanan dan keuntungan pribadi. Keinginan untuk lari dari
keadaan yang tidak enak bisa mempengaruhi kita. Bahkan cuaca bisa
menjadi factor yang menentukan. Cuaca penting bagi orang tidak percaya
saat mereka mempertimbangkan relokasi, dan orang Kristen membiarkan hal
itu mempengaruhi mereka juga.
“Tapi kita saling mengasihi,” mungkin pembenaran
terbesar dari semua berkaitan dengan perkawinan. Ketertarikan hormone
yang sering disesatkan dengan kata kasih sejati telah digunakan untuk
membenarkan banyak perkawinan yang tidak sepadan sehingga mempermalukan
Tuhan. Tapi itulah dasar kerja dunia, dan kita jangan terbawa. Tuhan
tahu apakah kita memiliki kasih yang sejati, yang akan hidup dengan
bahagia, atau hanya nafsu, yang hanya mencari kepuasan sendiri. Dan dia
bisa menolong kita menentukan yang mana itu jika kita ingin tahu.
“Segala jalan orang adalah bersih menurut pandangannya sendiri, tetapi
Tuhanlah yang menguji hati.”149
Mungkin kita harus mengusahakan kebiasaan bertanya
pada diri sendiri kenapa kita melakukan hal itu, dan kemudian daftarkan
alasannya. Kita mungkin terkejut melihat banyak alasan kita sama dengan
yang dunia berikan. Tuhan berkata, “berhenti menjadi serupa dengan dunia
ini.”
Sangat mudah melihat pembenaran diri dalam diri
orang Kristen lain, tapi sulit melihat itu dalam diri kita. Tapi
pertolongan Tuhan tersedia. Bersama pemazmur kita berdoa, “Selidikilah
aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah
pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di
jalan yang kekal!.”150
Selain menyerang dari dalam, setan dengan tidak
henti-hentinya menyerang kita dari luar dengan filosofi dunia dalam
pikiran kita. Dia menggunakan semua cara untuk mencapai
tujuan—television, radio, surat kabar, majalah, buku, film, musik, teman
yang tidak percaya, orang yang dikasihi, rekan kerja. Sering dia
menggunakan orang Kristen, terutama orang Kristen jasmani. Kita
mendengar begitu banyak yang berlawanan dengan Firman Tuhan sehingga
kita mulai menerima standar dunia dan meragukan Tuhan.
Sebagai contoh, dunia berkata anda bisa menceraikan
pasangan anda kalau perkawinan tidak berjalan baik. Pesan itu diulang
terus sampai kita percaya. Orang tua Kristen bahkan mengatakan itu:
“ceraikan dia; dia hanya sampah.” Demikianlah, tanpa dasar Alkitab orang
Kristen mencari jalan keluar yang mudah. Lebih mudah dari mengusahakan
perkawinan, menyerahkan hak pribadi, menelan kesombongan, dan memberikan
diri untuk kebaikan pasangannya dan perkawinan.
Sekali lagi, dunia terus mengatakan tentang hidup
bersama tanpa perkawinan. Mereka terus mengatakan itu sampai orang muda
Kristen mulai berpikir Tuhan tidak serius dengan apa yang dikatakanNya
dalam Alkitab. Mereka mulai berpikir firman Tuhan sudah kuno dan tidak
relevan lagi. Jadi mereka masuk kedalam hubungan yang berdosa dimana
Tuhan sudah peringatkan akan meninggalkan cacat dalam jiwa dan
menghancurkan hidup mereka dimasa depan. Jika kita ingin menemukan
rencana Tuhan dalam hidup, kita harus berhenti menjadi sama dengan
dunia.
Keluar dari Kepompong Anda
Paulus berbalik dari larangan negatef kepermohonan
untuk transformasi: “tapi berubahlah,” nasehatnya. Kata yang
digunakannya berarti “berubah kebentuk yang lain.” Kata metamorfosis
berasal dari kata itu. Tuhan ingin kita melakukan suatu metamorfosis
sempurna terhadap karakter didalam kita yang terlihat dari tindakan
kita, seperti ulat berubah menjadi kupu-kupu indah. Dan kata disini
menunjukan suatu proses yang terus menerus. Hari demi hari mengalami
perubahan yang terus meneru yang membawa kita keserupaan dengan Kristus.151
Hidup orang Kristen harus berbeda! Itu harus
ditandai oleh ketaatan pada Firman Tuhan. Kita tidak bisa mengetahui
tuntunan Tuhan terpisah dari transformasi hidup ini. Kenapa Tuhan harus
menyatakan kehendaknya pada kita saat kita sedikit tertarik mentaati apa
yang sudah dinyatakan? Tidak adil jika kita meminta tuntunannya disatu
sisi sedang kita dengan sadar menolak tuntunannya yang lain..
Kita berdoa, “Tuhan, tunjukanlah kehendakmu.” Tapi
dia sudah menunjukan itu pada kita sementara kita menolaknya. Dan kita
tidak bisa menemukan langkah berikut dari rencananya dalam hidup kita
sampai kita menunjukan ketulusan melalui ketaatan terhadap hal yang
sudah kita ketahui. Kunci mengetahui kehendak Tuhan bukan hanya
penyerahan diri, tapi hidup sehari-hari dalam ketaatan.
Kita punya kecenderungan mencari kehendak Tuhan
hanya untuk keputusan besar dalam hidup seperti sekolah, perkawinan,
pekerjaan atau penempatan kerja dilokasi baru, tapi menolak dia dalam
hal kecil lain dalam firmannya. Ini menunjukan bahwa motivasi kita bukan
untuk menyenangakan dia, tapi hanya menghindari ketidaknyamanan yang
muncul saat kesalahan besar terjadi.
Seseorang bertanya pada teman Kristennya untuk
mendoakan dia mengenai pekerjaan baru yang ditawarkan. Dia ingin
mengetahui kehendak Tuhan. Kemudian diketahui kalau dia setiap pulang
kerja memasukan barang kekantongnya dan membawa itu kerumahnya. Dia
tidak ingin melakukan kehendak Tuhan sama sekali, setidaknya
menyenangkan Tuhan. Dia tidak ingin terjebak dalam pekerjaan baru karena
lebih buruk dari yang lama. Motivasinya egois.
Orang itu tidak mengetahui tentang transformasi hidup. Tuhan berkata, “Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi.”152
Jika orang itu ingin melakukan kehendak Tuhan dia akan berhenti
mencuri, mengakui dosanya dan mengganti semua yang sudah diambilnya.
Untuk meminta bimbingan ilahi mengenai tawaran kerja sebelumnya hanyalah
kemunafikan.
Orang Kristen diperintahkan untuk “berjalan dalam terang,”153
yang artinya berjalan dalam ketaatan pada firman Tuhan. Paulus berkata,
“hiduplah sebagai anak-anak terang …..dan ujilah apa yang berkenan
kepada Tuhan.”154
Cukup menarik, kalau kata membuktikan dan berkenan disini sama dengan
kata Yunani dalam Romans 12:2 tentang kehendak Tuhan. Paulus meneguhkan
bahwa kita harus berjalan dalam terang firman Tuhan jika kita ingin
mengerti kehendak Tuhan.
Apakah anda pernah tersesat ditempat asing dan
mencoba mengikuti pimpinan seorang dalam gelap? Itu hampir tidak
mungkin. Demikian juga kegelapan selubung dosa menghalangi kemampuan
kita mengerti pimpinan Tuhan. Kita harus hidup dalam ketaatan pada
firman Tuhan.
Sebagian orang menjadi kecil hati. “Bagaiman saya
bisa mengetahui rencana Tuhan dalam hidup saya jika pertama kali saya
harus mentaati semua yang dikatakan firman, saya bahkan tidak mengerti
kata-katanya, atau apa harapan Tuhan bagi saya.” Jangan kecil hati.
Orang lain juga tidak bisa. Kita semua masih belajar, dan Tuhan tidak
mengharapkan manusia mengetahui semuanya. Saat kita belajar kebenaran
dari Firman, kita mendapat kasih karunia dan mentaatinya serta membawa
itu menjadi bagian hidup sehari-hari kita. Kemudian kita belajar
kebenaran berikut dan menjadikan itu pola hidup kita. Itulah pertumbuhan
rohani, dan dengan proses itu hidup kita bertahap ditransformasi.
Apakah anda mulai melihat jawaban pertanyaan Sharon
diatas? Bagaimana kita bisa yakin kita ingin melakukan kehendaknya?
Dengan melakukan apa yang sudah kita ketahui sebagai kehendaknya!
Pertanyaan penting lainnya bukanlah, “apa yang Tuhan lakukan dengan masa
depan kita?” tapi “apakah saya hidup sudah seperti keinginan Tuhan
sekarang ini?” Saat melakukannya hari ini, kita bisa istirahat dengan
keyakinan bahwa Tuhan akan membimbing kita besok.
Memrogram ulang Komputer
Jika transformasi hidup merupakan kunci pengenalan
kehendak Tuhan, maka kita perlu mengetahui bagaimana kita bisa berubah.
Berikutnya Paulus membagikan rencana Tuhan untuk transformasi kita.
Dengan memperbaharui pikiran kita.
Ilmu kedokteran mengatakan otak manusia seperti
computer besar. Hasil yang diharapkan berasal dari apa yang dimasukan.
Jika kita ingin hidup secara berbeda, kita perlu memprogram ulang
komputernya, memperbaharui pikiran degnan memasukan informasi yang baru
sehingga kita bisa memproses keputusan hidup kita. Informasi baru itu
tentunya Firman Tuhan. Nasihat dari Rasul Petrua: “Dan jadilah sama
seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni
dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh
keselamatan.”155
Hal ini memerlukan program sistematis mengingat ayat
Alkitab. Kita tidak bisa mendapat keluaran yang baik tanpa informasi
yang ada dalam penyimpanan computer. Mendengar firman tidak cukup.
Sebagian kita cepat lupa. Kita harus belajar Firman, masuk kedalam jiwa
kita.
Tapi menghafal firman tidak mencukupi. Kita bisa
mengetahui Alkitab tanpa pembaharuan pikiran dan transformasi hidup.
Kita harus belajar menempatkan semua itu dalam hidup kita, menyelidiki
relevansinya dalam hidup sehari – hari, dan kemudia mengaplikasikan
kedalam peristiwa yang terjadi.
Sebagian orang Kristen telah membaca Alkitab dan
mendengar kotbah selama bertahun-tahun sehingga menjadi terbiasa. Mereka
tidak pernah dengan jujur mengaplikasikan kebenaran kedalam prilaku
kehidupan mereka. Mereka pada dasarnya orang yang beretika dan bermoral.
Mereka melakukan kehendak Tuhan karena itulah yang diajarkan pada
mereka dan itulah cara hidup mereka. Tapi mereka tidak bertumbuh.
Dihari-hari yang lain mereka tetap serupa dengan dunia karena mereka
tidak membiarkan Tuhan memprogram ulang pikiran mereka dengan firmanNya.
Setiap hari kita menghadapi banyak pilihan sesuai
dengan pikiran kita. Mari kita umpamakan, seorang muda masuk ketoko obat
mengambil pasta gigi. Matanya melihat majalah dengan gadis telanjang
didepannya. Apakah dia akan melihat terus pada godaan itu atau
menolaknya dengan kuasa Roh Tuhan? Jika pikirannya terprogram oleh cara
hidup dunia, dia akan terus melihatnya. Lagi pula, dia tidak menyakiti
siapapun? Tidak ada yang melihatnya. Tapi jika dia deprogram oleh cara
pandang Tuhan, dia akan menolaknya, karena Yesus berkata setiap orang
yang melihat seorang wanita dengan berahi telah berzinah dengan hatinya.156
Atau mungkin para gadis disekolah dengan pakaian
yang minim. Nama seorang “teman” muncul dalam pekerjaan dan informasi
yang tidak baik muncul. Anda kebetulan memiliki sesuatu tentang gadis
itu yang bisa menambah keasikan pembicaraan itu. Apakah anda akan
membagikannya atau anda akan meminta kasih karunia dari Tuhan untuk
mengubah pembicaraan kearah yang lebih berguna? Jika anda deprogram
dengan cara dunia, anda pasti mengatakannya. Tapi jika Firman Tuhan
memenuhi pikiran anda, anda akan mengalihkan percakapan kearah yang
lebih baik. “Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi
pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya
mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.”157
Mungkin anda seorang pekerja keras datang kerumah
yang dipenuhi dengan kesulitan berurusan dengan orang lain. Tidak ada
hal lain yang anda inginkan selain beristirahat danmenonton TV. Tapi
anda menemukan istri anda tidak suka dan tertekan. “sayang” katanya,
“aku membutuhkan pertolonganmu malam ini. Bisakah memberikan waktu
bercakap-cakap bersama? Saya hanya perlu bercakap-cakap. Jika anda
deprogram oleh dunia ini anda akan berkata “jangan bercanda, jangan
malam ini! Hari ini ada pertandingan penting. Kamu bisa menahan itu.”
Tapi jika anda deprogram dengan Firman Tuhan anda akan melihat itu
seperti Kristus melihat gerejanya.,158
reaksi anda akan berbeda. Anda mungkin berkata seperti ini, “saya ingin
menolong, mari duduk dan bicara. Engkau lebih penting dari pertandingan
bola.”
Atau mungkin anda masuk kesupermarket dan anda
melihat lampu yang indah. “Oh, seperti yang saya cari. Sangat cocok
dengan ruang tamuku.” Tapi itu harganya sangat mahal sehingga jika anda
membelinya anda perlu memotong persembahan buat Tuhan bulan ini, dan
anda mungkin tidak bisa membayar orang yang memperbaiki lemari es anda.
Jika anda deprogram dengan cara dunia ini anda akan membeli lampu itu
dan berkata pada diri anda kalau Tuhan akan menemukan orang lain
mendukung pekerjaan Tuhan bulan ini, dan tukang itu bisa menunggu
sebulan untuk dibayar. Anda mungkin membelinya dengan kredit kard dan
menambah tagihan. Tapi jika anda deprogram oleh “Janganlah kamu
berhutang apa-apa kepada siapapun juga,”159
dan “Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya,
jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi
orang yang memberi dengan sukacita,”160 anda mungkin pergi tanpa lampu itu. Anda tidak benar-benar membutuhkannya.
Firman Tuhan menyentuh setiap sisi kehidupan. Jika
kita benar-benar serius tentang mengetahui dan melakukan kehendak Tuhan,
maka kita akan sungguh-sungguh memprogram ulang pikiran kita dengan
firman Tuhan dan menghadapi setiap situasi hidup dengan firman. Cara
hidup seperti itu akan menyiapkan kita mengerti rencana Tuhan bagi hidup
kita selangkah demi selangkah. “Janganlah kamu menjadi serupa dengan
dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu
dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan
kepada Allah dan yang sempurna.”161
94 Amsal 3:5, 6 (Berk.)
95 Ibrani 11:6
96 Yoh 17:3 (NIV)
97 Bilangan 13:33
98 Bilangan 14:8, 9 (TLB)
99 Keluaran 14:13 (NASB)
100 Mazmur 46:10 (KJV)
101 J. I. Packer, Knowing God, (InterVarsity Press, 1973), p. 19
102 Mazmur 18:2 (KJV)
103 Mazmur 27:1 (KJV)
104 Mazmur 46:1 (KJV)
105 Mazmur 139:7-12
106 Mazmur 147:5
107 Yesaya 46:10
108 Yeremia 32:17
109 Yoh 4:16
110 Mazmur 119:68
111 Lamentations 3:23
112 Yoh 10:27 (KJV)
113 Yoh 5:39, 40 (NIV)
114 Matius 4:4; 2 Timothy 3:16
115 Packer, op. cit., p. 27
116 Hosea 6:3 (TLB)
117 Mazmur 32:9 (NASB)
118 Roma 12:1, 2 (NIV)
119 Yakobus 4:17
120 Yoh 7:17 (NASB)
121 Mazmur 25:9 (KJV)
122 Mazmur 25:12 (NASB)
123 Kejadian 28:20-22 (TLB)
124 Cf. Kejadian 32:24-32
125 Yeremia 42:3 (TLB)
126 Yeremia 42:6 (TLB)
127 Yeremia 43:2 (TLB)
128 Yeremia 43:4 (TLB)
129 Bilangan 22:12
130 Bilangan 22:19 (TLB)
131 Amsal 16:25 (TLB)
132 Yoh 5:30 (NASB)
133 Luke 22:42 (NIV)
134 Cf. 1 Petrus 2:21
135 Luke 22:42 (NIV)
136 Cf. Roma 8:32; Yakobus 1:17
137 Mazmur 37:4
138 Yeremia 29:11 (TLB)
139 Mazmur 25:10 (TLB)
140 Philippians 2:13 (NASB)
141 Roma 12:2 (KJV)
142 Yoh 4:34
143 Yesaya 6:8 (KJV)
144 Cf. verse 9 ff.
145 Roma 12:2 (NIV)
146 Efesus 2:3 (KJV)
147 Marion H. Nelson, How to Know God's Will (Moody Press, 1963), pp. 24-35.
148 1 Timothy 5:8
149 Amsal 16:2 (NASB)
150 Mazmur 139:23, 24 (TLB)
151 Cf. 2 Corinthians 3:18 where this same word is used.
152 Efesus 4:28 (NIV)
153 Yoh 1:7
154 Efesus 5:8, 10 (KJV)
155 1 Petrus 2:2 (NASB)
156 Matius 5:28 (NIV)
157 Efesus 4:29 (NIV)
158 Efesus 5:25
159 Roma 13:8 (KJV)
160 2 Corinthians 9:7 (NIV)
161 Roma 12:2 (NIV)
Taxonomy upgrade extras:
Biblical Topics:
Ad Category:
BAGIAN KETIGA: PERSYARATAN UTAMA TUHAN
Bab 8:
Diperlengkapi Untuk Perjalanan
Pembahasan kita tentang kehendak Tuhan telah membawa
kita kepada firman Tuhan, alat yang hidup dan berkuasa yang digunakan
Tuhan untuk mentransformasi hidup kita dan menyiapkan kita menjalankan
rencanaNya yang sempurna. Kita tidak mungkin meragukan Firman dalam
pembahasan kita. Firman Tuhan merupakan syarat utama dalam mengarahkan
kita kejalur yang sudah dipilihNya. Itu merupakan peralatan dasar yang
kita butuhkan untuk mengikuti rencanaNya.
Penulis kitab Ibrani menyebutkan tentang
perlengkapan yang berhubungan dengan kehendak Tuhan. “Maka Allah damai
sejahtera….memperlengkapi kamu dengan segala yang baik untuk melakukan
kehendak-Nya, dan mengerjakan di dalam kita apa yang berkenan
kepada-Nya, oleh Yesus Kristus….”162 Mari kita bahas mengenai peralatannya.
Kita memerlukan peralatan dihampir semua tindakan
kita dalam hidup. Untuk memperbaiki mesin mobil kita membutuhkan
seperangkat alat. Untuk mengganti pintu yang rusak kita membutuhkan
perangkat alat yang lain. Untuk bermain tennis kita membutuhkan alat
tertentu. Untuk mendaki gunung kita memerlukan alat berbeda. Dan ketika
kita pergi berlibur kita membawa semua peralatan yang kita perlukan saat
liburan. Demikian juga, jika kita ingin melakukan kehendak Tuhan dalam
perjalanan hidup ini, kita memerlukan peralatan yang tepat. Kita perlu
membawa peralatan yang tepat bersama kita.
Divine Outfitters, Inc.
Rasul Paulus menggambarkan peralatan yang kita
butuhkan saat dia berkata, “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang
bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki
kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.”163
“setiap pekerjaan baik tidak lain dari kehendak Tuhan dalam hidup kita
(seperti dalam 2:10). Dan apa yang memperlengkapi kita untuk melakukan
pekerjaan baik ini? Semuanya Alkitab!
Alkitab menyediakan semua yang dibutuhkan untuk
menolong kita melakukan kehendak Tuhan dalam hidup ini. Itu mengajarkan
kita apa yang benar. Itu menegur kita; yaitu, menunjukan dimana
kesalahan kita. Mengkoreksi kita; yaitu, mengembalikan kita kejalur yang
benar saat kita tersesat. Dan melatih kita; yaitu, mendisiplin kita
untuk hidup dalam kebenaran. Alkitab itu sendiri, yang menjadi
perlengkapan kita, sepenuhnya menyediakan kita, untuk melakukan kehendak
Tuhan.
Pemazmur menyatakan prinsip ini. “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.”164
Kita telah membahas bagaimana terang lampu menerangi jalan didepan
kita, selangkah demi selangkah. Lampu itu melambangkan firman Tuhan,
yang sangat penting dalam mencari kehendak Tuhan. Kita tidak bisa
berharap mendapatkannya diluar firman. Sangat diragukan Tuhan akan
bicara secara langsung dimasa ini. Dia berbicara dalam firmannya, yang
memuat semua keinginanNya agar diketahui oleh kita sekarang. Jika kita
ingin mendengar suaranya dan mengetahui kehendakNya, kita perlu melihat
firmannya.
Ketika ahli matematika ingin menemukan suatu
kuantitas yang tidak diketahui, dia menggunakan factor untuk melakukan
itu. Jika X tidak diketahui, tapi dia mengetahui 3 kali X sama dengan 6,
maka dia bisa mendapatkan X sama dengan 2. Faktor yang diketahui
menolong dia menemukan yang tidak diketahui. Jika kita ingin menemukan
apa yang Tuhan ingin kita perbuat, kita perlu semua informasi yang bisa
kita kumpulkan. Firman merupakan satu-satunya factor yang kita ketahui
secara pasti, satu-satunya sumber kebenaran mutlak. Jadi kita harus
memenuhi pikiran kita dengan firman itu. Pemazmur menulis, “Bila
tersingkap, firman-firman-Mu memberi terang, memberi pengertian kepada
orang-orang bodoh.”165
Orang bodoh adalah mereka yang tidak sepenuhnya mengerti, yang tetap
memerlukan bimbingan rohani agar tidak tersesat. Itu temasuk kita semua,
dan firman Tuhan menyediakan bimbingan yang kita perlukan.
Bimbingan Tuhan selalu sejalan dengan firman Tuhan.
Semakin banyak firman yang kita tahu, semakitan kuat informasi yang kita
bawa untuk mengambil keputusan. Jelas, firman Tuhan tidak mengatakan
kepada kita secara spesifik apa yang harus kita lakukan disituasi
tertentu. Itu tidak mengatakan kita harus menikahi siapa, atau pekerjaan
apa yang harus diambil, atau kemana keluarga harus berlibur tahun ini.
Tapi itu memberikan informasi yang berkaitan langsung dengan pertanyaan
diatas, dan disetiap keputusan yang harus kita hadapi.
Waktu kita sudah mengarahkan diri pada Firman dan
pikiran kita dipenuhi dengan Firman, maka kita sudah diperlengkapi untuk
mengetahui pimpinan Tuhan. Itu berjalan seperti: saat kita lebih
mengenal Firma, kita bertumbuh untuk berpikir seperti Tuhan berpikir,
kita belajar melihat setiap hal dalam cara pandanNya. Prilaku kita,
pendapat, tujuan, cita-cita, dan nilai-nilai kita menjadi mirip seperti
Dia. Saat kita menghadapi keputusan yang besar kita mampu
mengevaluasinya dengan pikiran Kristus daripada duniawi.166
Dalam banyak hal kita secara otomatis mengetahui apa yang Tuhan ingin
kita lakukan, dan melakukan keinginanNya menjadi gaya hidup kita
sehari-hari dan pola hidup sehari-hari.
Firman Tuhan merupakan kunci seluruh bimbingan
ilahi. Ingat kembali apa yang sudah kita pelajari. Kita melihat Firman
meyakinkan kita bahwa Tuhan memiliki rencana disetiap detil kehidupan
kita, dan dia ingin menyatakan itu kepada kita selangkah demi selangkah.
Kita melihat bahwa kita mengenal Dia dan percaya padaNya melalui
Firman. Kita mengetahui bahwa pikiran kita diperbaharui dan hidup kita
ditransformasi melalui Firman, sehingga kita bisa dipersiapkan untuk
mengerti dan melakukan kehendakNya. Dan sekarang kita belajar bahwa
arahan itu sendiri berasal dari Firman. G. Christian Weiss meringkasnya
dengan indah: “Tidak ada bimbingan yang berlawanan dengan Firman; tidak
ada bimbingan yang terlepas dari Firman. Bimbingan Ilahi. Bimbingan
Ilahi harus selaras dan sesuai dengan Firman Tuhan yang tertulis. Selain
dari itu bukan bimbingan ilahi.”167
Instruksi Penggunaan
Tapi bagaimana Tuhan membimbing melalui Firman? Saat
kita membeli seperangkat peralatan baru kita umumnya membutuhkan
instruksi penggunaannya. Mungkin kita membutuhkan beberapa petunjuk
bagaimana menggunakan alat Ilahi yaitu Firman Tuhan dalam hidup kita.
Ada 4 cara dasar dimana Tuhan menyatakan kehendakNya
melalui Firman. Pertama, ada pernyataan kehendakNya—pernyataan dimana
kalimat kehendak Tuhan atau yang seperti itu digunakan dalam
bagian Alkitab. Kedua, ada perintah positif atau negative yang
mengatakan pada kita harapan Tuhan. Ketiga, ada prinsip umum yang
berkaitan dengan keputusan kita. Dan akhirnya, ada kesan kuat dalam
pikiran kita saat kita membaca Firman.
Kita ingin menyelidiki setiap hal diatas secara
rinci, tapi pertama kita perlu membuat beberapa aturan. Ada cara yang
benar dan salah dalam mendekati Alkitab. Cara yang salah adalah dengan
memperlakukan itu seperti peralatan sihir, dimana pencarian bimbingannya
seperti orang mencarinya dari kartu ramal. Sebagian orang Kristen
berpikir Alkitab seperti hal diatas. Saat mereka ada pertanyaan atau
keputusan yang tidak bisa dijawab, menutup mata mereka, mengosongkan
pikiran mereka dari pengetahuan tentang firman yang sudah mereka ketahui
sebelumnya, membuka Alkitab secara random, menunjuk suatu teks, dan
menerima bagian itu sebagai bimbingan Tuhan. Atau mungkin mereka
menggunakan hal lain seperti itu untuk mendapat jawaban atas masalah
mereka.
Banyak orang Kristen secara menyedihkan kecewa
dengan hasil yang mereka dapat dari metode itu. Sebagian marah terhadap
Tuhan karena mengecewakan mereka, dan iman mereka sangat terguncang.
Walau Tuhan bisa membimbing manusia seperti itu dibeberapa kejadian
sebelum FirmanNya lengkap, tidak ada indikasi kita harus melakukan
metode itu pada masa sekarang.
Saya tidak menolak kalau Tuhan menggunakan ayat
tertentu untuk membawa penghiburan, dorongan dan bimbingan; dan bahwa
beberapa bagian Alkitab menjadi sangat jelas disuatu momen dalam
pengambilan keputusan. Dia telah melakukan itu kepada saya, dalam
beberapa keadaan kritis dalam hidup saya. Tapi dia tidak memberikan
Firmannya seperti pelayanan keadaan darurat. Dia memberikan itu untuk
menyatakan pikirannya dan memberntuk kembali hidup kita. Itu membutuhkan
waktu dan penyelidikan untuk belajar dan berubah.
Saat seorang menerima surat dari pacarnya, dia tidak
mengambil sebagian kata-kata ditengah paragraph, dan membuang sisa isi
surat lainnya. Dia ingin mengetahui keseluruhan surat, dan mengerti
hubungan antar paragrafnya sesuai konteks. Bagaimana kita mempertaruhkan
suatu keputusan diatas suatu ayat seperti kartu undian, atau seperti
kata Alan Redpath suatu “keberuntungan” dalam kotak janji?168 Kita perlu membiasakan diri kita dengan keseluruhan pernyataan Allah.
Tambahan terhadap peringatan tentang penyalah gunaan
Firman, ada atauran tertentu yang harus diikuti waktu kita mendekati
Firman untuk bimbingan. Untuk satu hal, kita perlu mengerti firman dalam
arti biasanya. Jangan melihat atau mencari suatu yang dalam,
tersemubunya. Tuhan telah menyatakan firmanNya secara jelas, tidak
menyembunyikan sesuatu dari kita. Dan ketika kata symbol muncul, symbol
itu digunakan untuk mengajar kebenaran secara literal. Kata-kata yang
biasa dipilih penulis umumnya ditujukan untuk dimengerti secara umum.
Kedua, aplikasikan aturan struktur kata umum kedalam
bacaan anda. Jangan mencoba membuat arti semau anda atau seperti kata
seseorang. Selidiki arti kata sebenarnya dalam hubungan struktur
katanya.
Ketiga, mengerti bacaan anda dalam konteks
sebenarnya. Jika pernyataan itu bisa dimengerti dalam berbagai cara,
pilih interpretasi yang sesuai dengan subjek paragraph dan dengan tema
serta tujuan seluruh kitab. Kita bisa menemukan pembenaran dalam Alkitab
untuk semua tindakan kita dengan mengangkat satu ayat keluar dari
konteks. Itu bukan bimbingan Ilahi.
Keempat, terbiasa dengan budaya dan latar belakang
sejarah pembaca asli, dan usahakan mengerti bagian Alkitab itu seperti
mereka mengerti bagian itu. Kebiasaan yang berbeda bisa berdampak pada
aplikasinya dalam situasi kita. Kamus Alkitab yang baik, Ensiklopedia
Alkitab, dan buku tentang latar belakang Alkitab sangat menolong.
Akhirnya, pastikan kepada siapa bagian ini ditulis.
Walau kita mendapat keuntungan dari setiap bagian Alkitab, itu tidak
ditulis untuk mengatur hidup orang Kristen masa kini. Sebagai contoh,
Tuhan memerintahkan orang Israel untuk melempar batu pada orang yang
ketahuan mengumpulkan kayu hari sabat.169
Jelas itu bukan kehendak Tuhan bagi kita sekarang ini. Walau seluruh
Alkitab menguntungkan, walau prinsip hidup yang berkenan pada Tuhan
ditemukan dalam keseluruhan halamannya, tuntunan khusus bagi kita
terutama ada dalam PB.
Mari Kita Mulai
Jika kita ingin mengetahui kehendak Tuhan, dan jika
Alkitab merupakan sumber tertinggi tuntunan itu, maka kita perlu mulai
memperlengkapi diri kita untuk perjalanan hidup ini. Seperti kata Yesus.
“selidikilah Alkitab.”170 Ikutilah teladan orang Berea yang “menyelidiki Firman setiap hari.”171Ambil
setiap kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan tentang kebenaran
Tuhan. Saat pintu gereja terbuka dan Firman diajarkan, datanglah.172
Bawa catatan dan tulis apa yang Tuhan katakana secara pribadi kepada
anda melalui eksposisi Firman, perubahan apa yang diinginkanya dari
anda, bagaimana dia ingin anda hidup. Terlibatlah dalam kelas Alkitab
dengan guru yang baik. Dengar kaset dari pengajar Alkitab yang terkenal.
Luangkan waktu terhadap Firman secara pribadi setiap
hari. Baca pelan dan renungkan, satu paragraph demi paragraph, pensil
ditangan. Lihat informasi tentang Tuhan sendiri, apa keinginannya,
perasaannya, tujuan dan prioritasnya, nilai dan standarNya. Tuliskan itu
semua. Tanyakan pada diri anda bagaimana bagian itu diaplikasikan dalam
hidup anda sehari-hari. Tuliskan. Anda akan membangun kebenaran Ilahi
dalam hidup anda sehingga bisa menolong anda menilai keputusan dari
sudut pandang Tuhan.
Pertimbangkan menggunakan liburan anda di pertemuan
Alkitab atau kamp Kristen dimana anda tidak hanya rekreasi tapi menambah
pengetahuan anda tentang Firman. Pertimbangkan mengambil kursus Alkitab
atau kelas di sekolah Alkitab. Apapun yang anda rencanakan dengan hidup
anda, sangat berguna menyediakan waktu setidaknya satu tahun disekolah
Alkitab untuk meneguhkan dasar firman Tuhan. Pengertian terhadap Alkitab
tidak datang dalam satu malam. Itu membutuhkan waktu dan disiplin. Tapi
saat anda mendekati Firman dengan hati terbuka setiap hari, mencari
kehendak Tuhan, dia berjanji akan mengarahkan jalanmu.
Alan Redpath menceritakan bagaimana Tuhan
menggunakan Firman membawa dia keluar dari bisnis kepelayanan. Pertama,
dia menulis disecarik kertas alasannya tetap dibisinis. Kemudian dia
menulis semua alasan masuk kepelayanan. Dia mengambil kertas setiap pagi
saat bertemu Tuhan, ingin melakukan petunjuk Tuhan, Saat dia
mempelajari Firman setiap hari, Tuhan mulai memberikan dia ayat yang
menjawab pertanyaannya untuk tetap tinggal dibisnis. Itu menghabiskan
waktu lebih dari satu tahun, tapi Tuhan menyingkirkan semua alasan
bisnis sehingga yang tinggal hanya masuk kepelayanan. Dia membuat
keputusan atas dasar prioritas Tuhan yang dinyatakan melalui Firman.
Itulah penggunaan yang benar dalam menemukan kehendak Tuhan.173
Bukankah saatnya kita serius mempelajari Firman
Tuhan? Itu suatu kitab yang besar, dan tidak ada yang bisa menguasai
seluruhnya dalam hidup ini; tapi itu bukan alasan. Apa yang kita
pelajari hari ini bisa menolong kita menghadapi keputusan hari esok.
Mari kita mulai.
Bab 9:
Inilah Kehendak Tuhan
Kita sebagai orang Kristen memiliki keuntungan lebih
dari yang tidak percaya dalam menghadapi keputusan. Kita tidak hanya
mengetahui bahwa Tuhan kita sudah merencanakan hal terbaik bagi kita,
tapi kita memiliki informasi yang mutlak tentang prioritasNya yang akan
menolong kita mengikuti rencanaNya. Kita memiliki Firman Tuhan. Dan
Tuhan secara khusus menyebut 6 hal dari Firmannya yang menjadi bagian
dari hidup kita. Sebenarnya Dia ingin berkata, “Inilah kehendakKu untuk
kamu.” Enam hal ini berdampak lansung pada banyak keputusan hidup. Mari
kita lihat.
First Things First
Prioritas Tuhan yang pertama adalah memuliakan
diriNya melalui keselamatan manusia dari dosa. Dia ingin setiap orang
selamat, dan dia mengatakannya berulang kali. Dia berkata, “yang
menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan
akan kebenaran.”174 Dia berkata bahwa “Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.”175 Dan dia juga berkata “Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.”176
Tujuan pertama dari rencana Tuhan dalam hidupmu
adalah keselamatanmu. Anda harus mulai dari disitu jika anda berharap
mengenal kehendak Tuhan yang lain. Akui dosamu. Akui bahwa tidak ada
suatu halpun yang bisa anda lakukan sehingga anda layak dihadapan Tuhan
yang benar. Percayalah bahwa Yesus Kristus mati menggantikan kamu dan
untuk dosamu. Kemudian letakan kepercayaanmu kepadaNya sebagai
penanggung dosamu dan juruselamatmu. Tuhan akan mengampuni dosamu,
meyakinkan kamu bahwa sorga adalah tujuanmu, dan mengarahkan engkau
kejalan kedamaian serta tujuan anda disini sekarang.
Jika Tuhan ingin setiap orang diselamatkan, maka
keselamatanmu hanya permulaan. Sekarang dia ingin menggunakan anda untuk
membawa kepada yang lain pengetahuan kebenaran. “seperti Bapa mengutus
Aku demikian Aku mengutus kamu,” kata Tuhan Yesus.177
Tujuan kita dalam dunia sebagai orang Kristen adalah menjadi serupa
dengan Kristus—menjadi alat Tuhan mengabarkan keselamatan bagi yang
terhilang. Setiap orang Kristen diperintahkan untuk membagikan kabar
baik keselamatan dalam Kristus. Dan jika itu menjadi prioritas pertama
Tuhan, itu juga harus menjadi prioritas pertama kita. Setiap keputusan
yang kita hadapi harus dilihat dalam terang bagaimana itu berdampak pada
kemampuan kita membagikan Kristus dalam dunia yang terhilang.
Prioritas bersaksi ini mungkin mempengaruhi
keputusan anda untuk menikah. Apakah anda melihat diri anda lebih
efektif bersaksi bagi Kristus kalau anda menikah daripadan tidak? Jika
tidak, mungkin Tuhan ingin anda tetap single. Prioritas bersaksi harus
berdampak pada pilihan pekerjaan. Dalam pekerjaan apa anda paling baik
menghadirkan Kristus pada yang terhilang?
Bagi sebagian orang itu berarti karir sebagai
pelayan full time. Sebagian besar orang muda tidak pernah dengan serius
mempertimbangkan pekerjaan misi, atau pekerjaan pelayanan lain, karena
mereka tidak yakin apakah mereka dipanggil. Jadi mereka memilih profesi
lain yang dihadapan mereka. Itu sangat tidak konsisten. Kita harus
merasakan panggilan Tuhan diladang manapun kita masuki. Kita seharusnya
memiliki keyakinan kalau itu kehendak Tuhan. Dan setiap orang Kristen
muda setidaknya harus berdoa tentang kemungkinan pekerjaan sebagai
pelayan Kristen.
Sebagian mungkin dengan jujur mengetahui kemampuan
mereka, dalam bidang sekuler, dan berhubungan degan orang yang belum
datang pada Kristus. Dan tentu saja pelayanan injil bagi mereka yang
berkarir sebagai hamba Tuhan membutuhkan dukungan dari pekerjaan
sekuler. Tapi pekerjaan apapun yang kita pilih dalam hidup ini,
pernyataan Tuhan tentang keselamatan bagi yang terhilang harus
dilaksanakan.
Tuhan ingi membawa yang terhilang kepada Kristus
melalui kita dan juga menolong orang muda memilih sekolahnya. Sekolah
sekuler benar-benar membutuhkan kesaksian orang Kristen. Seperti sekolah
Kristen memiliki peran melatih pekerja Kristen untuk pelayanan. Hanya
Tuhan bisa mengatakan pada anda yang terbaik, tapi pernyataan dasar
Tuhan ini harus menjadi pertimbangan saat anda membuat pilihan.
Prioritas kesaksian bisa menolong anda memutuskan
dilingkungan mana anda akan tinggal, atau dimana meletakan batas antara
kemewahan dan kecukupan dalam membentuk gaya hidup. Tetangga merupakan
subjek utama penginjilan, dan kebutuhan uang yang besar dalam dunia
penginjilan bisa menolong kita memilih gaya hidup yang sedang-sedang
saja dan meletakan prioritas tinggi terhadap persembahan.
Orang Kristen memiliki kecenderungan untuk membuat
keputusan tanpa mempertimbangkan kehendak Tuhan, Seorang muda menolak
pergi kesekolah Kristen untuk belajar Firman karena dia tidak yakin akan
kehendak Tuhan. Kemudian dia berputar-putar dan menghabiskan
tabungannya untuk mobil sport baru tanpa berpikir kehendak Tuhan. Itu
tidak baik. Sepasang suami istri menolak kesempatan misi jangka pendek
dimana mereka mampu untuk itu karena mereka tidak yakin itu kehendak
Tuhan. Kemudian mereka pergi dan membeli rumah yang bagus dilingkungan
yang baik dan kemudian mengakui bahwa mereka tidak pernah bertanya pada
Tuhan tentang hal itu semua. Itu tidak jujur. Tuhan ingin kita
mengetahui kehendakNya dalam setiap sisi kehidupan kita dengan
mengaplikasikan prinsip Alkitab secara adil.
Setiap orang Kristen bisa mengaplikasikan prinsip
pertama ini dalam situasi yang berbeda, tapi setiap orang Kristen harus
mempertimbangkan itu. Seperti kata Bill Bright, “Setiap orang Kristen
harus mengambil persediaan rohani harus menanyakan hal ini: apakah waktu
saya dihabiskan dalam cara yang bisa membawa orang banyak kepada
Kristus? Apakah talenta saya digunakan sepenuhnya untuk memperkenalkan
Kristus pada orang banyak? Apakah uang saya, harta saya sudah digunakan
untuk memperkenalkan Kristus pada orang banyak?”178Seberapa tinggi penginjilan dalam daftar prioritas anda?
Pusat Kontrol
“Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah
supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.Dan janganlah kamu mabuk oleh
anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu
penuh dengan Roh.”179 Inilah pernyataan kedua dari kehendak Tuhan.
Para sarjana sepertinya setuju bahwa kata “dan” yang
menghubungkan 2 kalimat menyediakan transisi dari nasihat umum ke hal
yang khusus. Dengan kata lain, jangan mabuk merupakan contoh utama dari
kebodohan, dan dipenuhi oleh Roh merupakan contoh utama kehendak Tuhan.
Tuhan ingin kita dipenuhi dengan Roh. Jadi kita perlu tahu apa itu
dipenuh dengan Roh dan bagaimana hubungannya dengan keputusan kita.
Analogi Alkitab antara mabuk dan dipenuhi dengan Roh
sangat penting. Itu tidak menunjukan bahwa kita akan bertindak tidak
rasional saat kita dipenuhi dengan Roh, tapi hal itu menunjukan konsep
control. Saat seorang mabuk dia tidak dalam control dirinya. Sesuatu
yang lain yang mengontrolnya—alcohol. Saat seorang dipenuhi dengan Roh,
sesuatu yang lain mengontrol dia—Roh Tuhan.
Tapi bagaimana kita bisa meletakan diri kita dibawah
kontrolnya? Pertama, kita harus mengetahui hal-hal yang menjaukan dia
mengontrol kita. Dalam Alkitab ini disebut pengakuan dosa. Kita mengaku
pada Tuhan hal-hal dalam hidup kita yang berlawanan dengan kehendakNya,
baik prilaku dan tindakan, hal yang seharusnya tidak dilakukan dan yang
seharusnya dilakukan.180
Kedua, kita harus mau menyerahkan diri kita kedalam kontrolNya, Inilah persembahan tubuh yang kita bahas sebelumnya.181
Saat kita memberikan hak untuk menjalankan hidup kita dan meletakan
diri kita dibawah pangaturanNya, maka kita ada dalam kontrolnya. Tapi
jika ingin Roh Tuhan tetap dalam control, kita harus mengembangkan
kesadaran akan kehadiran dan ketergantungan pada kuasannya.
Ini sebagian besar dicapai dengan menyatukan pikiran
kita dengan firmanNya. Paulus berkata pada jemaat Efesus, “dipenuhilah
dengan Roh,” dan kepada jemaat Kolose, “biarlah firman Kristus berdiam
dalam kamu dengan berlimpah.”182
Saat kita mempelajari setiap konteks kita menemukan bahwa pada dasarnya
hal yang sama mengikuti setiap perintah. Untuk dipenuhi dengan Roh dan
dipenuhi dengan Firman suatu yang parallel. Saat kita merenungkan Firman
Tuhan, hati kita mendekat pada Kristus. Hal rohani menjadi penting bagi
kita dan mulai memenuhi hidup kita. Kita mulai bertindak dalam
kesadaran ketergantungan pada kuasanya daripada kekuatan kita. Kita
didominasi atau dikontrol oleh Roh seperti kehendakNya, dan saat kita
dalam kondisi seperti itu, dia bebas memimpin kita.
Hal ini dengan indah digambarkan dalam permulaan
pelayanan Tuhan Yesus didunia. “Yesus, yang penuh dengan Roh Kudus,
kembali dari sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun.”183
Dia dipenuhi dengan Roh dan dibawa oleh Roh. Dan jika kita ingin
memastikan bahwa jalur yang kita pertimbangkan mengarah pada Tuhan, kita
juga harus yakin bahwa RohNya mengontrol hidup kita.
Saat mengetahui bahwa hidup yang dipenuhi dengan Roh
merupakan kehendak Tuhan bagi kita, akan berdampak pada pengambilan
keputusan kita setiap hari. “Kemana kita pergi kencan nanti malam?”
singkirkan semua pertimbangan yang akan mengacaukan pikiran kita akan
Kristus dan melemahkan dominasi Roh dalam hidup kita. “Apakah kita akan
mengirim anak kita kesekolah umum atau swasta?” Itu suatu keputusan yang
kompleks dan beberapa factor dalam Alkitab harus diperhatikan seperti
tingkat kerohanian yang disediakan dirumah, kehidupan rohani anak,
kebutuhan bersaksi disekolah umum, kemampuan anak kita atau
ketidakmampuan memberikan kesaksian, dan apa yang menjadi hal terbaik
dalam menginvestasikan uang kita. Beberapa hal mungkin mengimbangi yang
lain, jadi kita butuh membangun prioritas dari cara pandang Alkitab.
Tapi satu factor penting dalam daftar kita adalah kita percaya sekolah
umum akan mengacaukan pikiran anak kepada Kristus dan melemahkan control
Roh akan hidup mereka.
100% MURNI
“Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan.”184
Itulah kehendak Tuhan agar kita tetap kudus. Kata pengudusan berarti
kekudusan, kesucian, dedikasi pada Tuhan, Dalam ayat ini kata itu jelas
menunjuk pada kemurnian kehidupan fisik kita, yaitu tidak terlibat dalam
dosa seksual. Firman Tuhan menjelaskan bahwa menjalin hubungan seksual
diluar ikatan pernikahan merupakan suatu yang tidak murni, dan orang
Kristen harus menjauhi praktek seperti itu. Orang Kristen tidak pernah
bertanya apakah Tuhan mengijinkan dia atau tidak melakukan hubungan
seksual dengan pacarnya. Tuhan sudah memberitahu hal itu. Dia selalu
menginginkan kemurnian.
Sebagian orang muda mencoba memutuskan apakah ada
dari lawan jenis yang merupakan pilihan Tuhan untuk menjadi pasangannya;
tapi saat mereka bersama mereka terlalu bebas dengan tubuh mereka.
Godaan yang timbul tidak bisa mereka hadapi. Saya bisa yakin atas dasar
otoritas Tuhan bahwa mereka tidak ditentukan bersama, setidaknya saat
mereka berhubugan secara fisik. Alkitab berkata, “jauhi percabulan.”185 Lebih dari itu, “jauhi nafsu anak muda.”186
Jika seorang menjadu sumber cobaan seksual bagi anda, maka kehendak
Tuhan adalah secepatnya anda menjauhi itu. Jauhi hubungan itu. Itu bukan
bagian dari rencana Tuhan bagi hidup anda. Tuhan merencanakan
kemurnian.
Tindakan Bersyukur
“Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.”187
Ini merupakan pernyataan kehendak Tuhan yang sulit diterima banyak
orang Kristen. Mereka tahu mereka harus berterima kasih padanya untuk
hal baik yang terjadi pada mereka, tapi mereka tidak berterima kasih
saat ada masalah. Mereka yakin bahwa sebagian keadaan mereka berhak
ngomel, komplain. Mereka mungkin mencoba membenarkan diri mereka dengan
berkeras bahwa ayat ini hanya menunjuk pada ucapan terima kasih dalam
setiap hal tapi tidak untuk semua hal. “saya tetap berterima kasih untuk
hal baik yang Tuhan lakukan pada saya, bahkan dalam situasi yang
menyedihkan,” kata mereka.
Paulus menjelaskan kalau dalam konteks yang sama
dengan kehendak Tuhan agar kita dipenuhi dengan Roh. Ayat berikutnya,
dia mendaftar 4 ciri hidup yang dipenuhi Roh, salah satunya: “Ucaplah
syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus
Kristus kepada Allah dan Bapa kita . . .”188
Tuhan ingin kita bersyukur untuk semua hal tidak hanya dalam semua hal.
Menurut saya Paulus tidak bermaksud kita harus berteriak “puji Tuhan”
saat orang yang kita kasihi meninggal. Itu lucu. Tapi kita bisa dengan
tulus bersyukur dalam hati kita untuk tragedy itu, mengetahui bahwa itu
semua merupakan rencana Tuhan yang sempurna untuk memperkaya rohani
kita.
Kapanpun kita menghadapi keadaan yang merugikan kita
cenderung bertanya, “Apa yang Tuhan ingin aku lakukan?” maksud kita,
“apa yang harus saya lakukan untuk mengangkat beban ini?” remaja yang
orang tuanya kasar ingin mengetahui apa yang harus dia lakukan. Orang
yang bosnya mengambil kesempatan terhadapnya ingin tahu apa yang harus
dilakukan. Wanita yang kurang diperhatikan suami ingin suatu nasihat.
Hal pertama yang Tuhan ingin setiap kita lakukan
adalah berterima kasih dengan tulus untuk masalah itu, dan berterima
kasih untuk suatu kesempatan bisa bertumbuh secara rohani dan belajar
lebih lagi tentang kasih karuniaNya. Semangat untuk mengucapsyukur itu
mungkin menjadi hal yang digunakan Tuhan untuk menenangkan ketegangan
dan membuat situasi lebih baik. Apakah anda mau mengetahui kehendak
Tuhan untuk hidup anda? Bersyukurlah senantiasa, dalam setiap situasi,
untuk semua hal.
Keteraturan
“Tunduklah, karena Allah, kepada semua lembaga
manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi,
maupun kepada wali-wali yang diutusnya untuk menghukum orang-orang yang
berbuat jahat dan menghormati orang-orang yang berbuat baik. Sebab
inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik kamu
membungkamkan kepicikan orang-orang yang bodoh.”189 Kehendak Tuhan bagi kita adalah tunduk pada hukum. Inilah salah satu cara dia menutup mulut mereka yang menentang injil.
Kita kadang bermain dengan keputusan yang berkaitan
dengan melawan hukum. Sebagai contoh, umpamanya saya berlari terlambat
kepertemuan dimana saya menjadi pembicara dan saya harus melayani
Kristus. Saya tahu bahwa pemimpin pertemuan akan khawatir dan banyak
orang akan menjadi tidak nyaman. Apakah dibenarkan kalau saya memacu
mobil saya diluar batas aturan? Saya sangat ragu penjaga lalu lintas
akan percaya Kristus setelah saya memberikan alasan saya melanggar hal
ini kepadanya.
Apa yang harus kita lakukan dengan hukum yang
menyedihkan ini? Kita bisa mengusahakan untuk mengubahnya, tapi selama
mereka dibuku, Tuhan ingin kita mentaatinya. Satu-satunya pengecualian
untuk hal itu ketika hukum manusia berlawanan dengan perintah Tuhan.
Saat itu kita harus taat pada Tuhan daripada manusia, seperti Petrus dan
Yohanes saat Sidang Sanhedrin menyuruh mereka berhenti berkata-kata
dalam nama Yesus.190
Kehendak Tuhan untuk tunduk pada otoritas termasuk prilaku kita terhadap pemerintah. Bawahan harus tunduk pada atasan.191 Istri harus tunduk pada suami.192 Orang percaya umumnya diminta tunduk pada pemimpin rohani digerejanya.193 Sebenarnya setiap kita harus membangun roh yang tunduk terhadap sesama.194
Jika anda bertanya apakah Tuhan ingin kita mempertahankan hak kita,
atau menyatakan pendapat kita, atau berkeras melakukan suatu hal menurut
cara anda, anda sudah dijawab. Tuhan ingin anda tunduk.
Batu di Jalan
Ini mungkin suatu kejutan bagi sebagian orang, tapi
Tuhan ingin kita untuk menderita. Dua kali, Petru menyebut penderitaan
sesuai dengan kehendak Tuhan. Disatu tempat dia berkata, “Sebab lebih
baik menderita karena berbuat baik, jika hal itu dikehendaki Allah, dari
pada menderita karena berbuat jahat.”195
Ditempat lain dia berkata, “Karena itu baiklah juga mereka yang harus
menderita karena kehendak Allah, menyerahkan jiwanya, dengan selalu
berbuat baik, kepada Pencipta yang setia.”196
Ayat ini tidak mengatakan bahwa Tuhan berkehendak semua orang Kristen
menderita, tapi hanya menunjukan kalau itu akan terjadi. Dan jika kita
menderita, sebaiknya menderita karena berbuat baik daripada karena dosa.197
Dua bagian Alkitab dari Paulus selaras dengan dua
bagian dari Petrus. Satu bagian berkata, “Sebab kepada kamu dikaruniakan
bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita
untuk Dia.”198 Bagian yang lain berkata, “Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya.”199 Ungkapan “kehendak Tuhan” tidak muncul dalam ayat ini, tapi kebenarannya terbukti dalam perkataan Petrus.
Jika kita hidup dalam Tuhan dalam dunia ini, kita
akan mengalami perlawanan. Itulah kehendak Tuhan, karena dia tahu kalau
itu bisa membuat kita lebih dekat padaNya, membuat kita lebih
menghargaiNya, bergantung padaNya lebih lagi, dan menguatkan kehidupan
rohani kita. Jika kita hidup bersukacita tanpa tanggapan dari orang
dunia, satu dari dua hal yang terjadi—apakah engkau hidup dalam Tuhan,
atau mereka tidak melihatnya. Jika mereka melihatnya, sebagian dari
mereka akan melawan kita dan membuat kita dalam masalah. Itu kata Tuhan.
Saya tidak bicara tentang permusuhan yang bisa kita
munculkan dengan kekasaran, atau kerohanian yang tinggi. Saya tidak
bicara tentang menakuti orang dengan keanehan kita untuk membuktikan
kerohanian kita. Itu hanya menghancurkan peluang untuk Kristus. Saya
menunjuk pada kehidupan dalam Tuhan, membiarkan orang lain tahu kita
milik Kristus, dan kemudian mereka dengan sukacita menerima apapun yang
terjadi—apapun dari penolakan orang sampai penyiksaan tubuh.
Kita perlu mempertimbangkan kepastian adanya
penderitaan saat kita menghadapi keputusan hidup, dan jangan membuat
keputusan hanya berdasar atas pelarian. Bahwa tetangga akan membenci
kita karena kita menolak bergabung bersama mereka untuk menipu
pemerintah bukan alasan baik untuk pindah rumah. Bahwa suatu bangsa yang
tidak ramah terhadap injil bukan alasan bagus untuk mencoretnya dari
daftar tempat pelayanan kita. Yesus berkata, “Semuanya itu Kukatakan
kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia
kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah
mengalahkan dunia.”200
Inilah 6 pernyataan kehendak Tuhan bagi hidup kita.
Tuhan ingin kita diselamatkan, dipenuhi Roh, Kemurnian, bersyukur,
tunduk, dan siap menderita. Carilah hikmat Tuhan dan aplikasikan itu
dipengambilan keputusan berikut yang harus anda hadapi.
Bab 10:
Menentukan Arah
Tugas seorang Navigator adalah menggerakan kapal
dengan baik dari satu titik ke titik lain. Alat dasar yang digunakannya
selama berabad-abad adalah peta, tiruan keadaan bumi. Dengan bantuan
peta dia bisa menentukan arah sehingga kapal bisa sampai ketujuan.
Peta navigasi buat perjalanan kehidupan orang
Kristen adalah Firman Tuhan. Firman itu memuat kenyataan yang dibutuhkan
untuk menentukan arah yang benar bagi hidup anda. Kita harus
mempertimbangkan beberapa pernyataan Firman tentang kehendakNya.
Sekarang kita mau menentukan bagaimana perintah dan prinsip Firman
berhubungan dalam mencari kehendak Tuhan.
Ini Kapten yang Bicara
Saat Tuhan menyuruh melakukan sesuatu atau tidak,
itu merupakan kehendakNya bagi kita apakah ungkapan “kehendak Tuhan”
muncul dalam bagian itu atau tidak. Saat Dia berbicara dengan jelas
tentang suatu masalah, kita tidak perlu bantuan lain. Kita hanya perlu
taat. Dan ada ratusan petunjuk dalam Alkitab yang menunjuk langsung
kehidup kita. Kita perlu membaca Alkitab dengan pikiran terbuka terhadap
perintah positif atau negative ini.
Seseorang mungkin tidak setuju kalau memenuhi
pikiran kita dengan aturan akan membuat kita legalistic. Benar. Tapi
konsep Alkitab bukan sesuatu seperti mengisi pikiran kita dengan aturan.
Sebaliknya, kita mengisi pikiran kita tentang Tuhan, dan semakin kita
mengenalNya dan mengasihiNya, semakin kita ingin menyenangkanNya. Karena
dia menyatakan dengan jelas apa yang menyenangkannya, maka sangat bodoh
kalau tidak melakukannya. Dia sendiri berkata, “Jikalau kamu mengasihi
Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.”201
Kita jelas tidak bisa membahas semua perintahnya
disini tapi kita bisa mengilustrasikan sebagian dari mereka yang bisa
mempengaruhi keputusan anda. Kemudian kita mulai melihat perintah lain
saat kita mempelajari Firman itu sendiri. Ini ada beberapa contoh.
Orang-orang pernah bertanya pada saya tentang apakah
yang harus mereka perbuat kalau orang percaya lain bersalah pada
mereka. Sering mreka memiliki pemikiran mereka sendiri, seperti katakan
pada pastor, atau pada seseorang yang dekat dengan yang bersalah yang
mungkin bisa memperlihatkan kesalahan orang itu. Tapi pendekatan manusia
sering menambah masalah. Kenapa bersandar pada pemikiran manusia saat
kita memiliki pembimbing ilahi? Yesus jelas berkata, “Apabila saudaramu
berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan
nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali.”202
Apakah anda melihat kepada siapa anda harus bicara
tentang masalah itu? Dengan orang yang bersalah padamu. Hanya anda dan
dia saja. Tidak ada yang lain! Memberitahu orang lain adalah seperti
menyerang orang yang bersalah padamu dan itu melanggar perintah Alkitab:
“Saudara-saudaraku, janganlah kamu saling memfitnah!.”203
Memberitahu orang lain sama dengan memberikan pemberitaan buruk
terhadap orang lain, dan pemberitaan itu melanggar nasihat untuk berkata
baik tentang sesama.204
Jika kita pergi kesaudara yang bersalah dengan roh lemah lembut dan sabar205
dan dia berespon baik, masalahnya terselesaikan dan keharmonisan
kembali lagi. Jika dia menolak usaha kita, maka kita bisa memanggil satu
atau dua saksi untuk menyaksikan usaha tulus kita untuk berdamai dan
melihat responnya.206
Jika dia menolak untuk mendengar dorongan mereka, maka kita bisa
mengatakannya pada gereja. Jika gereja setuju kalau dia sudah melanggar,
tapi tetap menolak mendengar dan mengakui kesalahannya, maka kata
Kristus dia harus diperlakukan seperti orang tidak percaya atau pemungut
cukai, yang berarti dia dipisahkan dari persekutuan sampai dia
mengakuinya.207
Prosedur ilahi ini menolong mengurangi gossip dalam gereja,
menghancurkan pembatas-pembatas dan perselisihan, dan mengurangi
kekerasan hati diantara orang Kristen.
Ini satu contoh lagi. Seorang wanita mengatakan pada
saya tentang hal menakutkan yang dilakukan suaminya terhadap mereka,
dan bertanya, “Apakah menurut anda saya harus menceraikan dia?” Alkitab
menjawab. “Kepada orang-orang yang telah kawin aku--tidak, bukan aku,
tetapi Tuhan--perintahkan, supaya seorang isteri tidak boleh menceraikan
suaminya.”208
Kata “berpisah dari” secara literal berarti
“terbagi” Disini artinya perceraian jelas dari ayat berikutnya, yang
menyatakan bahwa perempuan itu tetap tidak menikah jika dia berpisah.
Tuhan membenci perceraian.209
Itu bukan kehendakNya. Dia dengan jelas memerintahkan agar istri tidak
menceraikan suaminya, dan sebaliknya, bahwa suami tidak menceraikan
istrinya.210
Tuhan akan selalu senang dengan pasangan yang selalu bersama, mencari
nasihat, dan bersama mengusahakan perkawinan mereka berhasil.
Kemudian kenapa Paulus membahas perpisahan istri ?
(Dia berkata, “Dan jikalau ia bercerai, ia harus tetap hidup tanpa suami
atau berdamai dengan suaminya.”211)
Paulus membahas perceraian karena dia melihat kalau sebagian tidak taat
perintah Kristus untuk berbagai alasan. Jika demikian, maka kehendak
Tuhan bagi mereka adalah tetap tidak menikah atau berdamai dengan
pasangan sebelumnya.
Paulus tidak membahas perzinahan, yang merupakan pengecualian Tuhan terhadap aturan ini.212
Dia tidak mengatakan apa yang dilakukan jika anda sudah bercerai dan
pasangan sebelumnya menikah kembali, sehingga membuat perdamaian menjadi
tidak mungkin. Tapi dia memastikan tentang keputusan yang harus diambil
jika anda sekarang sudah menikah dan pasangan anda melakukan hubungan
diluar nikah. Tetap menikah! Itulah rencana Tuhan bagi anda saat anda
menentukan arah masa depan anda.
Berbicara tentang perkawinan, kita tidak bisa
melewatkan perintah terjelas dalam Alkitab tentang siapa yang harus anda
nikahi, atau lebih jelasnya, siapa yang tidak boleh anda nikahi.
“Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan
orang-orang yang tak percaya.”213
Perintah tertulis ini melarang orang percaya berpasangan dengan orang
tidak percaya. Kesepadanan bisa menunjuk pada banyak hal, tapi itu pasti
menunjuk pada perkawinan, ikatan terdekat dalam hidup. Tuhan tidak
pernah menghendaki orang Kristen tahu dan mau menikahi seorang yang
belum percaya. Paulus menegaskan kembali hal ini saat dia memberikan
ijin janda untuk kawin kembali, dengan menambahkan “hanya kalau didalam
Tuhan.”214
Prinsip ini juga menolong seorang pria atau wanita
yang ingin memutuskan untuk kencan atau tidak. Akan sangat menguntungkan
membawa orang yang belum percaya kegereja dengan doa semoga dia bisa
mengenal Kristus melalui pelayanan Firman dimuka umum, tapi kencan
lainnya bisa membawa kepada keterlibatan emosional, cobaan
merasionalisasikan perintah Tuhan mengenai pernikahan dan melangkah
diluar kehendakNya.
Sisi positifnya, ada banyak bagian Alkitab yang
menolong kita mengetahui siapa yang harus kita nikahi atau kencani. Saat
kita membaca Alkitab, kita menemukan banyak kualitas yang harus
dimiliki seorang anak Tuhan. Baik sekali untuk mendaftar mereka saat
kita belajar Firman, dan kemudian mengevaluasi calon kita dengan standar
itu daripada standar manusia.
Saya ditanya oleh seorang yang berkonseling apakah
mereka harus mengambil pekerjaan yang terbuka saat itu atau menganggur.
Alkitab memiliki perintah yang jelas mengenai keputusan itu: “Sebab,
juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini
kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan.’”215 Jika suatu pekerjaan ditawarkan dan orang itu mampu, dia memiliki tanggung jawab untuk bekerja.
Sebagian beralasan dengan mengatakan bahwa pekerjaan
itu tidak cocok dengan keahlian mereka, atau itu dibawah gengsi mereka,
atau mereka tidak dibayar cukup. Jadi mereka menjadi pengangguran. Tapi
bekerja merupakan cara utama Tuhan untuk menyediakan kebutuhan kita.
Itu merupakan bagian yang penting dalam hidup, dan mereka yang
menghindarinya akan menjadi masalah bagi yang lain disekitar mereka.
Itulah yang terjadi di Tesalonika.” Kami katakan ini karena kami dengar,
bahwa ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja, melainkan
sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna. Orang-orang yang demikian kami
peringati dan nasihati dalam Tuhan Yesus Kristus, supaya mereka tetap
tenang melakukan pekerjaannya dan dengan demikian makan makanannya
sendiri.”216
Dan karena kita membahas pekerjaan, mari kita bahas
tentang pindah kerja. Itu suatu keputusan yang diambil seseorang
sesekali selama hidupnya. Pertanyaan yang penting adalah, “kenapa anda
mau mengubah pekerjaan?” Apakah untuk menyediakan pendidikan anakmu?
Apakah untuk pekerjaan Tuhan ? atau hanya untuk membeli barang yang anda
idamkan?
Penulis Ibrani memberikan kita suatu perintah yang
mempengaruhi keputusan ini. “Janganlah kamu menjadi hamba uang dan
cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu.”217
Saya yakin sebagian orang berpindah pekerjaan karena alasan seperti
diatas. Mereka selalu berharap pekerjaan berikut akan memberikan
kesempatan untuk kaya. Tapi tidak bertanggung jawabnya dan tidak
stabilnya mereka bisa merintangi mereka untuk menyediakan kebutuhan dan
keamanan keluarga mereka. Untuk beberapa kasus itu membelokan mereka
dari pemenuhan kebutuhan dasar hidup. Tuhan menyuruh kita untuk
mencukupi diri. Tidak lesu atau malas, tapi cukup. Kecukupan mendorong
kita untuk setia pada tanggung jawab kita dan ketaatan diberikan oleh
Tuhan.218
Bicara pekerjaan membawa pemikiran liburan bagi
sebagian orang. Apa yang harus kita lakukan dengan liburan kita tahun
ini? Tuhan juga memiliki petunjuk yang mempengaruhi keputusan itu.
“Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup,
janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan
pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.”219
Liburan harusnya menenangkan dan menyegarkan, tapi harus berarti dan
produktif. Tidak ada waktu yang terbuang. Orang dunia terhilang dan mati
tanpa Kristus. Hari-hari kita memenangkan mereka terbatas.
Bahkan liburan bersenang-senang pun harus ada waktu
untuk membangun kekuatan rohani dan meremajakan kembali kita untuk
panggilan pekerajaan Tuhan. Dan dalam liburan itu kita harus peka
terhadap setiap kesempatan untuk membagikan kabar baik keselamatan dalam
Kristus. Tidak ada liburan seperti itu bagi Tuhan. Orang Kristen yang
mencoba mengambil liburan seperti itu merasakan kehidupan rohaninya
melemah.
Ini hanya beberapa ilustrasi tentang bagaimana
perintah Alkitab bisa menolong anda membuat keputusan yang tepat. Lihat
perintah lainnya saat anda membaca Firman, kemudian pikirkan dampaknya
bagi hidup anda. Itu mungkin menghilangkan awan kebingungan saat anda
menentukan arah tujuan masa depan anda.
Hanya pada Prinsip Umum
Prinsip umum dalam Alkitab semuanya penting dalam
menentukan kehendak Tuhan seperti perintah yang spesifik. Prinsip
hanyalah suatu pernyataan fakta, tapi fakta yang membawa kita tentang
bagaimana Tuhan ingin kita hidup.
Biar saya ilustrasikan dengan membahas tentang
bagaimana kita membelanjakan uang kita. Prinsip dasar Firman adalah
Tuhan sumber segala kekayaan. Musa mengatakan pada umatnya bahwa
Tuhanlah yang memberikan mereka kekuatan dan kekayaan.220
Daud setuju: “Sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari pada-Mu,”
katanya. “Ya TUHAN, Allah kami, segala kelimpahan bahan-bahan yang kami
sediakan ini untuk mendirikan bagi-Mu rumah bagi nama-Mu yang kudus
adalah dari tangan-Mu sendiri dan punya-Mulah segala-galanya.”221 Paulus setuju saat dia berkata kalau Tuhan yang memberi kekayaan untuk kita nikmati.222
Jika semua kekayaan datang dari Tuhan dan itu
milikNya, maka dia memiliki hak untuk menyuruh kita bagaimana
menghabiskannya, tidak hanya bagian kecil saja yang kita berikan untuk
pekerjaannya. Dia bahkan ingin menolong kita dalam membeli, menentukan
rumah, mobil atau mesin cuci mana yang harus dibeli. Ada benarnya
pepatah ini, “yang kamu bayar itu yang kamu dapat,” tapi yang harus kita
tanyakan saat membeli adalah, “apakah kita benar-benar membutuhkan
semua yang akan kita beli ini?” Beberapa pengeluaran ekstra mungkin
meningkatkan hidup, atau ekonomi, tapi yang lainnya hanya kemewahan
belaka dan memboroskan uang Tuhan.
Mungkin kita harus membeli seperti Tuhan ada
disamping kita mengatakan apa yang dibutuhkan kalau dia yang membeli.
Seringkali kita melakukannya dengan asumsi yang salah bahwa kita
membutuhkan hal yang lebih besar dan lebih baik dari orang lain yang
memiliki uang lebih sedikit dari kita. Kenapa kita harus berasumsi bahwa
menghasilkan uang lebih banyak mendongkrak kita ketingkatan hidup yang
lebih tinggi? Saat pemilik semua kekayaan dibumi masih berjalan didunia
praktis tidak memiliki apa-apa. Tuhan mungkin mengijinkan kita mendapat
uang lebih banyak agar kita bisa menginvestasikannya kedunia
penginjilan, tidak hanya untuk hidup lebih enak. Kesadaran akan prinsip
kepemilikan Tuhan atas semua hal bisa menolong kita mendapatkan
kebutuhan kita dan keinginan kita disaring berdasarkan prioritasnya.
Satu hari seorang wanita datang kekantor saya untuk
bertanya apa yang harus dilakukan terhadap saudara laki-lakinya yang
menipu dia dalam hal warisan. Seorang bertanya pada Yesus tentang hal
yang sama, dan Dia menegakan suatu prinsip yang menolong teman saya
mengetahui kehendak Tuhan menghadapi masalah itu. “Seorang dari orang
banyak itu berkata kepada Yesus: Guru, katakanlah kepada saudaraku
supaya ia berbagi warisan dengan aku. Tetapi Yesus berkata kepadanya:
Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau
pengantara atas kamu? Kata-Nya lagi kepada mereka: Berjaga-jagalah dan
waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang
berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada
kekayaannya itu.”223
Prinsipnya adalah—ada banyak hal penting lainnya
daripada hal yang bisa dibeli dengan uang. Mengerti prinsip ini bisa
memberikan kita kebebasan dan kedamaian. Tidak ada barang apapun yang
bisa mengganti kerusakan hubungan dia dengan saudaranya kalau dia
menuntut saudaranya karena warisan keluarga.
Sebagian orang mencoba memutuskan gereja mana yang
Tuhan kehendaki untuknya. Prinsip Alkitab juga bisa membimbing mereka.
Singkatnya, Paulus menyebut gereja “tiang penopang dan dasar kebenaran.”224 Yesus mengatakan dia adalah kebenaran225 dan Firman Tuhan adalah kebenaran,226
Gereja PB adalah untuk memuliakan Tuhan Yesus Kristus dan menekankan
pengajaran Firman. Kita bisa menggunakan prinsip ini utuk menilai setiap
gereja yang kita kunjungi, dan kita akan tersesat jika kita
menyandarkan dukungan kita pada suatu yang menyimpang dari pola Alkitab.
Dalam keadaan lain, seorang pelajar sekolah mencoba
menentukan apakah Tuhan ingin dia pergi atau tidak atau tidak untuk
olahraga. Apakah ada prinsip dalam Alkitab untuk keputusan seperti itu ?
Dengarkan Paulus kembali: “Latihan badani terbatas gunanya, tetapi
ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk
hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.”227
Keuntungan bisa didapat dari atletik, tapi ada hal lain yang perlu
dipertimbangkan juga. Bagaimana waktu yang dihabiskan dalam latihan
berdampak pada waktunya dengan Tuhan? Bagaimana pengaruh hal itu
terhadap hubungannya dengan Tuhan? Saat seorang mulai meletakan olahraga
didepan Tuhan, maka dia sudah meninggalkan rencana Tuhan bagi hidupnya.
Jika dia jujur ingin melakukan prinsip ini, Tuhan akan membimbing dia.
Satu pertanyaan besar dalam pikiran banyak orang
Kristen adalah apa yang kita sebut hal meragukan—kegiatan yang sebagian
orang Kristen katakana boleh, tapi yang lain pikir itu berdosa. Apakah
kita boleh melakukannya atau tidak? Beberapa prinsip Alkitab bisa
menolong kita untuk memutuskan. Apa yang kita bingungkan? Apakah itu
akan membawa orang Kristen yang lemah kepada dosa?228 Apakah itu akan menjadi tuan kita?229 Apakah itu akan merusak tubuh?230 Apakah itu akan membangun secara rohani?231 Apakah itu akan memuliakan Tuhan?232
Apakah saya melakukan itu dengan kesadaran penuh? Prinsip Alkitab
adalah “Tetapi barangsiapa yang bimbang, kalau ia makan, ia telah
dihukum, karena ia tidak melakukannya berdasarkan iman. Dan segala
sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa.”233
Dengan kata lain, jika saya tidak bisa melakukan itu sebagai anak Tuhan
yang sudah ditebus dalam keselamatan, maka itu dosa, dan itu pasti
menghalangi pekerjaan Tuhan dalam hidup saya.
Biarkan saya menyebut satu dilemma yang sering
dihadapi orang Kristen. Haruskah kita membagi kesakitan kita, pergumulan
kita, dan kelemahan kita dengan orang percaya lain, atau haruskah kita
menyimpannya sendiri? Sebagian dari kita merasa bahwa reputasi kita
sebagai orang Kristen dan pengaruh untuk Kristus akan hancur jika
seorang tahu seperti apa kita sebenarnya. Tapi prinsip Alkitab membangun
gereja sebagai Tubuh Kristus akan menolong kita melihat masalah ini
dari sudut pandang Tuhan. “Karena sama seperti tubuh itu satu dan
anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak,
merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus.”234
“Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita;
jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita.”235
Bagaimana kita bisa bersimpati pada seorang yang
terluka kalau kita tidak tahu dimana lukanya? Bagaimana kita bisa
mendukung dia dihadapan tahta kasih karunia Tuhan jika kita tidak
mengetahui dimana kebutuhannya? Bagaimana kita bisa menanggung beban
bersama jika kita tidak tahu beban apa?236
Saya tidak bermaksud bahwa kita harus mengumumkan semua kesalahan kita
pada setiap orang agar diketahui. Tapi maksud praktis dari prinsip ini
adalah tuntutan keterbukaan yang lebih besar dengan sesama orang percaya
dari sebelumnya. Pengakuan kekurangan kita kepada teman Kristen
terdekat kita akan menjadi penghiburan bagi mereka. Mereka akan tahu
bahwa mereka tidak sendiri dalam kelemahan. Itu akan menjadi berkat bagi
kita saat mereka berdoa, menguatkan, dan memperhatikan perkembangan
kita. Aplikasi yang tepat dari prinsip ini akan membawa kepada
pertumbuhan rohani.
Ini hanya contoh kecil tentang bagaimana menemukan
bimbingan melalui Firman. Biarlah itu menjadi tantangan bagi anda untuk
menyelidiki Alkitab baik perintah maupun prinsip yang akan menolong anda
mengerti kehendak Tuhan untuk tujuan masa depan anda.
Bab 11:
Tapi Saya Merasa Dipimpin
Siapa dari kita dalam kehidupan sebagai orang
Kristen pernah merasakan dorongan kuat untuk melakukan suatu tindakan
yang kita percaya adalah bimbingan dari Tuhan ? Ada saat didalam
pelayanan, saya merasa ingin menelepon seseorang atau berhenti dirumah
seseorang, dan menemukan orang itu sedang bingung dan butuh bicara
dengan saya tepat disaat itu juga. Perasaan itu terasa bukan kebetulan.
Pengalaman seperti itu seharusnya biasa bagi anak
Tuhan. Roh Tuhan melakukan sedikit dorongan pada roh seorang yang
berserah, membebani hatinya dengan kebutuhan tertentu dan memimpin dia
dengan meletakan kesan tertentu dalam pikirannya.
Tapi bimbingan Tuhan didalam Roh Tuhan tidak bisa
dipisahkan dari pengertian yang tepat akan Firman Tuhan. Mencoba untuk
memisahkan hal yang ada didalam diri dari yang tertulis sama dengan
membuka diri terhadap berbagai bahaya. Kita telah membahas tempat Firman
dalam bimbingan ilahi. Kita telah melihat pernyataan tertentu tentang
kehendak Tuhan dalam Firman. Kita telah menyelidiki banyak hal tentang
perintah Tuhan yang bisa menolong kita menentukan mana yang keinginan
Tuhan. Kita telah memperhatikan bagaimana prinsip umum dalam Firman bisa
menerangi keputusan kita. Sekarang kita menyelidiki hubungan antara
Firman Tuhan dan Roh Kudus.
Hak Mutlak Kita
Anak Tuhan memiliki hak untuk dibimbing oleh Roh
Tuhan, dan bimbingan itu datang melalui komunikasi langsung dari Roh
Kudus dengan jiwa orang percaya. Dipimpin oleh Roh merupakan salah satu
tanda utama anak Tuhan yang sejati. Rasul Paulus menulis, “Semua orang,
yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.”237 Makna dipimpin dalam bagian ini terutama kearah kehidupan baru yang benar dengan mematikan kebiasaan dosa dari manusia lama.238
Tapi apapun tujuan pimpinan Roh, kepastian tentang hal itu jelas ada
dalam ayat ini. Dan dengan jelas dinyatakan dalam bagian ini kesaksian
Roh secara langsung bersaksi dalam diri orang Kristen. Paulus
melanjutkan, “Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita
adalah anak-anak Allah.”239
Sebagian orang akan menolak kalau Tuhan bisa
meletakan pikiran dalam pikiran kita, atau mengontrol pikiran kita.
Karena dia mengontrol keadaan yang bisa mempengaruhi cara pikir kita,
dan dia mengontrol mekanisme fungsi otak kita, dia pasti bisa
mengarahkan pemikiran kita.
Salomo setuju. “Hati raja seperti batang air di dalam tangan TUHAN, dialirkan-Nya ke mana Ia ingini.”240
Tuhan Yesus membuat janji pada muridnya yang mengandung prinsip ini
juga. Para murid tidak perlu khawatir ketika dituduh oleh otoritas
karena iman mereka, karena Roh Kudus akan mengajar mereka apa yang perlu
dikatakan saat itu.241 Dengan kata lain, dia meletakan pikiran dalam otak mereka.
Rasul Yohanes, dalam penglihatannya melihat contoh
dramatis dari prinsip ini dalam hidup orang tidak percaya juga. Tentang
10 raja yang ingin suatu hari menggabungkan kekuatan dengan pemimpin
dunia masa depan, dia berkata, “Sebab Allah telah menerangi hati mereka
untuk melakukan kehendak-Nya.”242
Jika Tuha bisa meletakan rencananya kedalam pikiran orang tidak
percaya, dia pasti bisa melakukannya pada orang Kristen. Kita tidak
masalah menerima kenyataan bahwa Roh Tuhan bisa menyatakan kehendaknya
langsung kedalam pikiran orang percaya.
Perhatikan Dia Melakukannya
Perhatikan seluruh kitab Kisah Para Rasul dan
perhatikan bagaimana Roh Tuhan secara pribadi memimpin pelayannya. Dia
berbicara pada pelayan bernama Filipus dan menyuruh dia mendekati kereta
kuda dimana disitu ada sida-sida Etiopia membuka injil.243 Dia berbicara pada rasul Petrus dan menyuruh dia menemani 3 orang yang datang dari Caesarea untuk menemui dia.244
Petrus taat, dan menemukan prajurit Roma bernama Cornelius lapar akan
kebenaran Tuhan. Saat dia menceritakan ini semua pada teman-temannya di
Yerusalem, dia berkata, “Lalu kata Roh kepadaku: Pergi bersama mereka
dengan tidak bimbang! Dan keenam saudara ini menyertai aku. Kami masuk
ke dalam rumah orang itu.”245
Saat sekelompok nabi dan pengajar digereja antiokia
berpuasa dan berdoa, “berkatalah Roh Kudus: Khususkanlah Barnabas dan
Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka.’”246
Kemudian, saat Paulus melakukan pekerjaan itu, dia ingin masuk ke
Bitinia untuk mengabarkan injil, tapi Roh Kudus kembali berbicara dan
menyuruh dia untuk tidak pergi kesana.247
Saat dia kembali dari perjalanan misinya, dia mengatakan pada tua-tua
diEfesus bahwa walau kesukaran menantinya, Roh mengharuskan dia pergi ke
Yerusalem.248
Buktinya sangat banyak. Roh Tuhan berkomunikasi
secara langsung dengan mereka. Sebagian murid sekolah Alkitab percaya
bahwa dia berbicara dalam suara yang terdengar telinga, tapi kemungkinan
terbesar dia hanya memberi perasaan kuat dalam pikiran mereka. Dan
bimbingan seperti itu tidak terbatas pada orang dalam PB. Itu bisa
terjadi pada masa sekarang.
Zac Poonen menceritakan tentang seorang pengkhotbah
Amerika yang dipimpin Roh untuk tinggal dikamp yang sudah ditinggalkan.
Dia sangat yakin pada pimpinan ilahi sehingga dia masuk kedalamnya dan
memberitakan injil. Bertahun-tahun kemudian seorang pria mendekati dia
di London dan mengingatkan dia tentang hal itu. Dia sedang memasak
dikamp itu dan saat itu hanya dia yang ada. Dia bersembunyi diluar
jendela, mendengar kotbah itu, kemudian percaya Kristus sebagai
Juruselamatnya, dan pergi melayani Tuhan.249
G. Christian Weiss menceritakan tentang seorang
misionaris di Amerika Selatan yang menerima perasaan kuat bahwa dia
harus melakukan perjalanan kedalam rimba. Saat malam, setelah perjalanan
yang jauh dia sampai disebuah gubuk dimana dia menemukan seorang Indian
tua ditempat tidurnya hampir mati. “dimana bukunya?” kata Indian tua
itu, setelah menceritakan kalau malam sebelumnya dia menangis minta
pertolongan Tuhan dan bermimpi tentang seorang pembawa pesan membawa
sebuah buku. Dia diberitahu dalam mimpi untuk percaya pada pesan dalam
buku itu dan dia akan diselamatkan. Tidak berkata-kata lagi, saat
misionaris mengambil Alkitabnya dan membagikan pesan keselamatan, Indian
tua itu percaya pada Kristus. Tuhan pasti membimbing dia sampai kegubug
itu.250 Ilustrasi seperti ini sangat banyak. Roh Tuhan bisa menyatakan keinginannya dalam pikiran kita.
Suara lainnya
Tapi ada masalah. Kesan dapat datang dari sumber
selain Roh Tuhan. Seperti, kita bisa mendapat kesan kuat bahwa hal itu
sebenarnya datang dari keinginan egois kita. Saya ingat seorang ibu muda
yang merasakan pimpinan kuat untuk mendapat pekerjaan. Kesan itu bisa
dari Tuhan, tapi bisa juga dari keinginan egois untuk melarikan diri
dari rutinitas pekerjaan rumah dan perawatan anak, dan untuk menambah
daya tarik hidupnya. Dia tidak pernah mempertanyakan sumber kesan itu.
Dia langsung mencari kerja. Tindakannya mengakibatkan hasil yang
menghancurkan bagi seluruh keluarganya. Saat dia merenungkan hal itu,
dia beralasan, “tapi saya merasa dipimpin.” Dengan pernyataan yang sama
dia mencoba melepaskan dirinya dari tanggung jawab yang disebabkan
penilaiannya yang buruk. Tapi Tuhan tidak menerima dipersalahkan seperti
itu. Tidak semua kesan datang dari dia.
Saya ingat seorang muda dengan keluarganya yang
merasa dipimpin untuk berhenti dari pekerjaannya dan masuk kepelayanan
penuh waktu. Dia tidak memiliki pelatihan bagi pelayanan yang ingin dia
masuki, dia khususnya tidak cocok dengan pekerjaan yang ingin dia
lakukan, dan tidak ada kesempatan yang ditawarkan dalam pelayanan. Saat
saya bertanya padanya, hal itu menjadi jelas bahwa motivasi utama masuk
jadi penuh waktu bukan panggilan Tuhan, tapi pekerjaan yang tidak enak
dimana dia tidak melihat ada jalan keluar lain.
Kesan kita tidak hanya terpengaruh oleh keinginan
kita untuk meningkatkan hidup atau melepaskan diri dari kesulitan, tapi
juga dengan hal-hal sederhana seperti jumlah waktu tidur kita, kondisi
kesehatan, tingkat kepercayaan diri dan penerimaan diri, pengalaman masa
lalu yang tidak bisa kita hapus dari ingatan kita, ketakutan kita, atau
tekanan emosional..
Lebih rumit dari itu adalah kecenderungan memuaskan
keinginan nafsu kita. Kita bisa meyakinkan diri kita terhadap hampir
semua hal untuk memuaskan daging kita. James Dobson bercerita tentang
suatu pasangan yang merasa dipimpin untuk melakukan hubungan seksual
sebelum kawin karena mereka sudah saling mengasihi. Mereka berkata bahwa
mereka telah berdoa dan menerima kepastian dari Tuhan bahwa itu tidak
apa-apa.251 Itu suatu penipuan diri.
Kesan bisa datang dari pengaruh orang lain—teman
dekat yang kita percayai, kepribadian yang menarik yang bagi kita itu
tidak bisa salah, atau mungkin hanya pendapat umum orang disekitar kita.
Itu juga bisa dari pendapat orang Kristen lain dalam persekutuan, itu
bisa benar atau salah. Atau mungkin dari pendapat duniawi yang memasuki
pikiran kita melalui media atau melalui orang tidak percaya yang
berhubungan dengan kita.
Dan kemudian pengaruh paling tersembunyi dari
semua—yaitu penipu besar. Apakah anda tahu setan bisa menaruh pikirannya
dalma otak orang percaya? Itu terdengar menakutkan, tapi itu benar.
Setan membuat dirinya seperti malaikat terang,252
yaitu, seorang yang mengaku memiliki informasi yang akurat dan
menyediakan nasihat yang kompeten. Kenyataannya dia pangeran kegelapan,
dan melalui penipuannya dia mencari keuntungan dari kita.253
Dia melakukannya pada orang yang baru percaya
bernama Ananias, dengan meyakinkan dia bahwa tidak apa-apa memberikan
sebagian uangnya untuk pekerjaan Tuhan tapi mengatakan sudah semuanya.
Dengar kata Petrus: “Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga
engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan
tanah itu?”254 sumber penipuan kesan dalam pikiran ananias panah musuh umat Tuhan, bapa pembohong, setan sendiri.255
Pikiran setan mungkin mengejutkan, seperti seorang
gadis yang merasa yakin Tuhan memimpin dia untuk menikah dengan orang
yang tidak percaya. Dia menggambarkan itu dalam detil yang tidak biasa,
hampir mirip mujizat, keadaan yang terjadi sehingga mereka bertemu.
Kejadian yang luar biasa, katanya, pasti dari Tuhan. Tapi setan juga
bisa melakukan mujizat untuk meyakinkan kita akan kebohongannya.256 Kesan dari setan bisa sangat kuat, hampir seperti gangguan pikiran.
Kekuatan suatu kesan tidak langsung menjadi
kebenaran. Sangat sulit bagi kita untuk mengakui bahwa kesan itu tidak
datang dari Tuhan. Kita ingin percaya bahwa Tuhan melakukan suatu yang
isitimewa bagi kita. Kita ingin mengatakan pada teman kita tentang
bimbingan yang tidak biasa yang kita terima. Dan kebanggaan diri kita
membuat kita lebih rentan terhadap hal ini.
Dengan banyaknya sumber kesan yang salah, seharunya
kita tidak mempercayai semua pikiran yang datang kepada kita. Dengan
mengosongkan pikiran kita dari semua gangguan dan mempercayai semua yang
masuk sebagai kehendak Tuhan, seperti yang disarankan sebagian orang,
merupakan tindakan yang sangat berbahaya. Ketika pikiran kosong, setan
bebas menanamkan pikirannya. Dan tidak ada lain yang dilakukannya selain
membuat kita mendengarkan pikirannya dalam otak kita sebagai suara
Tuhan.257 Paulus berkata pada kita untuk menguji semua hal dan hanya berpegang pada yang baik.258 Tapi bagaimana kita bisa melakukan itu?
Pembuktian
Ada banyak cara untuk memeriksa hal ini, dan akan
kita bahas di akhir pelajaran kita. Tapi yang cara yang paling penting
adalah melalui Firman Tuhan. Yesaya menyatakannya dengan baik saat dia
memperingatkan orang dimasanya tentang hal ini “Carilah pengajaran dan
kesaksian! Siapa yang tidak berbicara sesuai dengan perkataan itu, maka
baginya tidak terbit fajar.”259
Setiap kesan yang datang dari Tuhan selaras dengan FirmanNya. Tidak ada
satupun yang berlawanan dengan FirmanNya. Tuhan tidak bisa berlawanan
dengan dirinya.
Jadi ukurlah kecenderungan anda terhadap
Firman—apakah itu pernyataan kehendak Tuhan, perintah positif atau
negative, prinsip umum. Roh Tuhan menggunakan Firman Tuhan untuk
memimpin kita, dan semakin banyak Firman yang kita tahu, semakin mampu
kita menguji sumber pikiran itu. Keterbukaan pada Firman tidak hanya
menolong kita membedakan suara Gembala dari suara yang lain, itu juga
menolong kita mengetahui motivasi egois yang menghasilkan kesan itu.
Penulis Ibrani menyebutnya “ia sanggup membedakan pertimbangan dan
pikiran hati kita.”260
Jika ibu muda telah menyelidiki tanggungjawabnya
berdasar Alkitab terhadap anaknya dan membiarkan Firman Tuhan menerangi
motivasinya, dia mungkin tidak akan kerja saat itu. Jika orang yang
berhenti kerja itu melihat tanggung jawabnya memenuhi kebutuhan
keluarganya, dia tidak akan meninggalkan pekerjaannya saat itu. Jika
pasangan yang ingin berhubungan seksual sebelum nikah menyerahkan diri
pada standar Tuhan, mereka tidak akan mengijinkan hal itu terjadi. Jika
gadis yang ingin menikahi orang tidak percaya mendengar kata Tuhan, dia
akan tahu bahwa dia tidak diarahkan untuk itu.
Tapi bahkan setelah mempertimbangkan semua kata
Firman mengenai masalah itu, kita tetap bingung apa yang harus
dilakukan. Kemana kita harus berpaling? Ada satu cara yang digunakan Roh
Tuhan dalam membimbing kita yaitu melalui suaranya kedalam pikiran
kita.
Saya tidak mengatakan kalau perkataan itu meloncat
keluar dari Alkitab dan mengatakan apa yang seharusnya kita lakukan. Itu
terjadi kadang saja, tapi itu suatu pengecualian daripada aturan.
Maksud saya Tuhan memberikan pikirannya dalam otak kita saat kita
membaca Firman dengan hati yang terbuka dan berserah pada kehendaknya.
Tema utama atau penekanan suatu bagian Alkitab bisa menarik kita tentang
Tuhan, atau keputusan yang tepat.
Saya merasakan pikiran Tuhan tentang kesempatan
pelayanan baru yang terbuka bagi saya di Escondido, California, beberapa
hal terus terpikir seperti berkat Tuhan dalam pelayanan dimana saya
terlibat, hal yang harus saya tinggalkan, ketakutan tentang keadaan yang
baru, tidak percaya pada kemampuan sendiri atas pekerjaan baru itu, dan
beberapa hal yang tidak menguntungkan ditempat baru. Tapi saat saya
bersama dengan Tuhan dalam suatu jangka waktu dan membaca kitab Yesaya,
Tuhan sepertinya memberikan suatu terang dalam pikiran saya, pemikiran
itu dinyatakan dalam bagian ini: “firman-Nya: Janganlah ingat-ingat
hal-hal yang dahulu, dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari zaman
purbakala!Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang
sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya? Ya, Aku hendak membuat jalan
di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara.”261
Walau berlawanan dengan keinginan saya saat itu, saya taat dan
melangkah. Dan ditempat Tuhan tempatkan banyak hal indah terjadi dan
merupakan pelayanan paling berbuah dalam hidup saya.
Tuhan mungkin tidak akan memimpin saya dengan cara
seperti itu lagi, dan dia mungkin tidak akan memimpin anda seperti itu.
Tapi jika kita hanya ingin melakukan kehendak Tuhan dalam hidup anda,
apapun yang harus anda korbankan, dan jika kita terbuka terhadap Firman
untuk melihat apa yang dia katakana daripadan kemauan kita, kita bisa
berharap dia berbicara melaluinya. Dia berjanji kalau Firmannya akan
menjadi terang bagi jalan kita.
162 Ibrani 13:20, 21 (NASB)
163 2 Timothy 3:16, 17 (NIV)
164 Mazmur 119:105 (Amp.)
165 Mazmur 119:130 (Amp.)
166 Cf. 1 Corinthians 2:15, 16
167 Christian Weiss, The Perfect Will of God, Moody Press, 1950, p. 80.
168 Alan Redpath, Getting to Know the Will of God, InterVarsity Press, 1954, p. 13.
169 Bilangan 15:32-36
170 Yoh 5:39
171 Kisah 17:11
172 Ibrani 10:25
173 Redpath, op. cit., pp. 13, 14
174 1 Timothy 2:4 (KJV)
175 2 Petrus 3:9 (KJV); cf. also Matius 18:14; Yoh 6:39, 40
176 Luke 19:10
177 Yoh 20:21 (KJV)
178 Bill Bright, Paul Brown Letter, Campus Crusade for Christ, 1963.
179 Efesus 5:17, 18 (NASB)
180 1 Yoh 1:9
181 Roma 12:1
182 Colossians 3:16 (KJV)
183 Luke 4:1 (NIV)
184 1 Thessalonians 4:3 (NASB)
185 1 Corinthians 6:18 (KJV)
186 2 Timothy 2:22 (KJV)
187 1 Thessalonians 5:18 (NASB)
188 Efesus 5:20 (KJV)
189 1 Petrus 2:13-15 (NIV)
190 Kisah 4:18-20; 5:28,29
191 Efesus 6:5, 6; 1 Petrus 2:18
192 Efesus 5:22; 1 Petrus 3:1
193 Ibrani 13:17
194 Efesus 5:21
195 1 Petrus 3:17 (NIV)
196 1 Petrus 4:19 (NIV)
197 Cf. also 1 Petrus 4:14-16
198 Philippians 1:29 (KJV)
199 2 Timothy 3:12 (KJV)
200 Yoh 16:33 (NIV)
201 Yoh 14:15 (NIV); cf. also Yoh 14:21; 15:10; 1 Yoh 5:3; 2 Yoh 6
202 Matius 18:15 (NIV)
203 Yakobus 4:11 (NASB)
204 Philippians 4:8
205 Galatians 6:1
206 Matius 18:16
207 Matius 18:17
208 1 Corinthians 7:10 (NIV)
209 Malachi 2:16
210 1 Corinthians 7:11
211 1 Corinthians 7:11 (NASB)
212 Matius 5:32; 19:9
213 2 Corinthians 6:14 (KJV)
214 1 Corinthians 7:39 (KJV)
215 2 Thessalonians 3:10 (NIV)
216 2 Thessalonians 3:11, 12 (NIV)
217 Ibrani 13:5 (NIV)
218 Cf. Matius 25:21, 23; 1 Corinthians 4:2
219 Efesus 5:15, 16 (NASB)
220 Deuteronomy 8:18
221 1 Chronicles 29:12, 16 (TLB)
222 1 Timothy 6:17
223 Luke 12:13-15 (NIV)
224 1 Timothy 3:15
225 Yoh 14:6
226 Yoh 17:17
227 1 Timothy 4:8 (NIV)
228 Roma 14:21
229 1 Corinthians 6:12
230 1 Corinthians 6:19
231 1 Corinthians 10:23
232 1 Corinthians 10:31
233 Roma 14:23 (NASB)
234 1 Corinthians 12:12 (NIV)
235 1 Corinthians 12:26 (NIV)
236 Galatians 6:2
237 Roma 8:14 (NASB)
238 Cf. v.13
239 Roma 8:16 (NASB)
240 Proverbs 21:1 (NASB)
241 Luke 12:12
242 Revelation 17:17 (TLB)
243 Kisah 8:29
244 Kisah 10:19, 20
245 Kisah 11:12 (NASB)
246 Kisah 13:2 (NASB)
247 Kisah 16:7
248 Kisah 20:22, 23
249 Zac Poonen, Where Do I Go from Here, God? Tyndale House, 1971, p. 46
250 G. Christian Weiss, The Perfect Will of God, Moody Press, 1950, p. 86.
251 Yakobus Dobson, Talks About God’s Will, G/L Publications, 1975, p. 9.
252 2 Corinthians 11:14
253 2 Corinthians 2:11
254 Kisah 5:3 (NASB)
255 Cf. Yoh 8:44
256 Cf. 2 Thessalonians 2:9
257 1 Yoh 4:1
258 1 Thessalonians 5:21
259 Isaiah 8:20 (KJV)
260 Ibrani 4:12 (KJV)
261 Isaiah 43:18,19 (NASB)
Taxonomy upgrade extras:
Biblical Topics:
Ad Category:
BAGIAN KEEMPAT: PRINSIP PRAKTIS LAINNYA
Bab 12:
Tanya Tuhan
Tempat peperangan semua pengambilan keputusan kita
ada dipikiran. Itulah tempat kita bergumul dengan untung dan rugi,
dampak keputusan yang kita ambil. Pertimbangan paling berat dan lama ada
dalam pikiran biasanya itulah yang menentukan jalur tindakan yang akan
kita ambil. Apa yang terjadi didalam pikiran sangat penting!
Itulah kenapa kita harus yakin kalau pikiran kita
dikontrol oleh Roh Tuhan. Ingat nasehat Paulus pada jemaat di Efesus?
“jangan bodoh,” atau “gunakanlah pikiranmu.” Dan pada ayat berikutnya
dia menyuruh, “tapi dipenuhilah dengan Roh.”262
Kita tidak bisa mempercayai perasaan kita jika keinginan kita tidak
terlalu berserah pada Roh Kudus sehingga dia bisa mendominasi pikiran
kita. Tapi saat dia yang mengontrol, pikiran kita menjadi sama dengan
pikiranNya.
Karena pikiran tempat pusat perintah dimana semua
keputusan dibuat, itu harus dikontrol oleh Roh, tapi juga deprogram
dengan Firman. Kita sudah membahas prinsip itu secara luas. Seperti kata
Paulus, “Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di
antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar.”263
Tapi ada hal ketiga yang sangat penting mempengaruhi
pikiran saat memutuskan sesuatu. Itu harus terhubung dengan Tuhan. Jika
kita ingin dia meletakan kepercayaannya dalam pikiran kita, maka kita
harus menjadi gelombangnya, dan garis komunikasi harus terus terbuka.
Jika kita ingin memastikan bahwa perasaan pikiran kita dari dia dan
bukan dari yang lain, maka kita perlu berbicara dengannya tentang hal
itu. Pembahasan kita adalah doa.
Tanya saja
Rasul Yakobus mengatakannya dengan indah: “Tetapi
apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia
memintakannya kepada Allah, --yang memberikan kepada semua orang dengan
murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit--,maka hal itu akan
diberikan kepadanya.”264
Hikmat—itulah yang kita butuhkan saat kita berada dipersimpangan hidup
dan ingin memutuskan kemana kita akan melangkah. Hikmat dari atas—kita
mendapatkannya dengan meminta pada Tuhan.
Tema utama dalam konteks ayat ini adalah penderitaan dalam hidup orang percaya.265
Yakobus menulis kitab ini kepada orang Kristen Yahudi yang dikeluarkan
dari rumah mereka dan tersebar diantara bangsa-bangsa. Pada saat itu
mereka ditindas karena iman mereka, dan itu berarti ada keputusan yang
harus dibuat. Pencobaan selalu menghadapkan kita dengan masalah. Kemana
kita harus pergi? Apa yang harus kita lakukan? Dengan siapa saya harus
bicara tentang masalah ini? Bagaimana kita mencari pertolongan? Bersama
dengan pertanyaan diatas muncul pertanyaan kenapa Tuhan mengijinkan
pencobaan itu ada. Kenapa dia mengijinkan orang yang tidak bertuhan
tidak menderita sedangkan umatnya sangat menderita?
Dimana kita bisa menemukan hikmat untuk mengatasi kebingungan seperti ini? Minta pada Tuhan. Tanya Tuhan untuk hal itu!
Bagaimana kita bisa mengetahui apa yang harus
dilakukan saat Tuhan mengambil seorang yang kita kasihi, atau saat kita
menghadapi penyakit yang lama dalam keluarga, atau saat kita kehilangan
pekerjaan, atau saat kecelakaan mobil, atau saat bayi jadi sakit, atau
tetangga menjadi lekas marah, atau uang kita tidak datang tepat waktu?
Kita minta pada hikmat pada Tuhan. Jika kita ingin tahu kehendaknya,
kita perlu menanyakannya.
Walau ayat ini konteksnya menunjuk pada pencobaan,
ini menyatakan prinsip yang mendasar dan luas yang berhubungan dengan
setiap pengambilan keputusan dalam hidup—prinsip yang bisa ditemukan
dibagian Alkitab manapun. Yesus berkata, “Mintalah, maka akan diberikan
kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan
dibukakan bagimu.”266 Baik
itu suatu keputusan besar dalam hidupmu seperti pemilihan pekerjaan
atau pasangan hidup atau hal yang lebih kecil seperti dimana kita pergi
makan siang atau harus masak apa malam ini, kita mengundang Tuhan untuk
minta hikmatNya.
Yesus melakukan itu. Melihat Dia saat menghadapi
keputusan paling penting dalam hidupnya. Ada sekelompok orang diantara
banyak murid, tapi dia hanya perlu 12 diantaranya untuk bersama dia
terus menerus dan untuk menerima pelatihan intensif untuk melanjutkan
pelayanannya saat dia sudah naik. Siapa yang dipilih? Pada waktu itu
pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa
kepada Allah. Ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya
kepada-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang, yang
disebut-Nya rasul.”267
Jika Yesus membutuhkan waktu sebanyak itu dihadapan BapaNya saat dia
menghadapi keputusan penting, betapa kita juga harus seperti itu.
Baca Mazmur dan dengar tangisan Raja Daud meminta
pimpina Tuhan. “TUHAN, tuntunlah aku dalam keadilan-Mu karena seteruku;
ratakanlah jalan-Mu di depanku.”268
“Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya TUHAN, tunjukkanlah itu
kepadaku. Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab
Engkaulah Allah yang menyelamatkan aku, Engkau kunanti-nantikan
sepanjang hari.”269 “Tunjukkanlah jalan-Mu kepadaku, ya TUHAN, dan tuntunlah aku di jalan yang rata oleh sebab seteruku.”270
Daud pasti mengetahui bahaya melaksanakan rencananya
tanpa berkonsultasi dengan Tuhan. Dan itu tidak mengherankan. Ada
pelajaran yang sangat jelas akan bahaya itu dalam sejarah awal Israel,
dan Daud mungkin sudah biasa dengan sejarah itu. Saat Yosua memimpin
Israel dalam menaklukan tanah perjanjian, penghuni Gibeon menipu mereka
dengan membuat perjanjian. Perjanjian itu akan membawa kepedihan
ditahun-tahun mendatang, dan Alkitab menceritakan apa yang terjadi:
“Lalu orang-orang Israel mengambil bekal orang-orang itu, tetapi tidak
meminta keputusan TUHAN.”271 Kita tidak boleh melakukan kesalahan seperti itu lagi jika kita ingin hidup kita berarti bagi Kristus.
Paul Little mengatakan suatu cerita tentang hari
kelulusannya saat dia mencari kehendak Tuhan dalam hidupnya. Dia
bertemu, bicara dengan orang-orang, membaca buku, dan mencoba mencari
formula ajaib yang bisa memunculkan kehendak Tuhan. Kemudian saat di
pertemuan Urbana seorang pembicara bertanya, “Berapa banyak dari anda
yang ingin mencari kehendak Tuhan menyisihkan waktu 5 menit untuk
bertanya dalam doa tentang hal itu?” Kebenaran itu menghantam dia dan
dia langsung berdoa.272
Anda juga harus bertanya seperti itu. Apakah anda
mencari kehendak Tuhan untuk suatu hal ? apakah anda mau memberikan
setidaknya 5 menit setiap hari untuk berbicara denganNya? Itu mungkin
hal yang sangat diinginkanNya.
Mungkin anda menghadapi keputusan yang penting dalam
hidup anda sekarang. Anda mungkin sibuk mencari bimbingan. Anda merasa
diri anda semakin khawatir dan bimbang tentang hal itu. Kekhawatiran
anda tidak hanya menghalangi komunikasi anda dengan Tuhan, tapi juga
mengurangi kemampuan anda untuk berpikir jernih tentang pilihan anda.
Kenapa tidak mendengarkan nasihat Paulus? “Janganlah hendaknya kamu
kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal
keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati
dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.”273
Bicarakan dengan Tuhan mengenai keputusan itu. Bagikan perasaan dan
pikiran anda dengannya. Berterima kasih padanya untuk janji pimpinannya,
dan nikmati kedamaian pikiran yang hanya dia yang bisa ber.
Karena doa merupakan elemen penting dalam mengetahui
kehendak Tuhan, kita juga harus berdoa dengan iman untuk sesama saat
kita menghadapi keputusan hidup. Doa seperti itu diilustrasikan Paulus
dalam hubungannya dengan jemaat di Kolose. Saat dia mendengar betapa
mereka telah bertumbuh dalam Kristus, dia menulis, “Sebab itu sejak
waktu kami mendengarnya, kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu.
Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang
benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna.”274
Dan dia meyakinkan mereka bahwa temannya Efapras telah bergabung
dengannya atas permintaanya. “yang selalu bergumul dalam doanya untuk
kamu, supaya kamu berdiri teguh, sebagai orang-orang yang dewasa dan
yang berkeyakinan penuh dengan segala hal yang dikehendaki Allah.”275
Bimbingan merupakan suatu yang berarti untuk saling
memohon. Kita harus mengikuti teladan Paulus dan Efapras yang saling
mendoakan saat kita mencari kehendaknya. Doa yang mendukung teman anda.
Saat anda berdoa, ingat keputusan yang harus kita ambil.
Tapi Kenapa?
Mungkin sebagian orang bertanya kenapa doa sangat
penting, saat Tuhan berjanji memimpin kita. Satu-satunya jawaban yang
kita tawarkan adalah Dia menyuruh kita berdoa. Dan umat Tuhan taat. Tapi
mungkin ada banyak alasan kenapa dia mensyaratkan itu. Salah satunya,
doa merupakan suatu pengakuan kebutuhan. Tuhan ingin memastikan kita
mengerti betapa tidak berdayanya kita dengan hikmat kita. Selama kita
tidak meminta bimbingannya kita menunjukan kalau kita tahu yang terbaik
untuk hidup kita dan bahwa kita bisa menghadapi keputusan kita tanpa
pertolongannya. Tapi pengertian manusia saja jauh dari cukup untuk
menghadapi besarnya keputusan yang kita hadapi disepanjang hidup.
Salomo menjelsakannya saat dia dia menetapkan dasar
bimbingan ilahi: “Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan
janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.276
Dengan kata lain, saat kita meminta Tuhan untuk memimpin kita, kita
mengakui bahwa kita tidak mampu mengarahkan masa depan kita dan kita
butuh pertolongan. Itulah yang diinginkannya—sadar bahwa jauh dari dia
kita tidak bisa lakukan apapun.277
Tuhan mungkin memiliki alasan lain dalam meminta
kita berdoa. Doa merupakan tempat bertemunya hati kita dengan dia, saat
pikiran kita terpusat padanya. Waktu mana lagi dimana dia bisa meletakan
pemikirannya kepikiran kita dari saat perenungan kita dihadapannya?
Sebagian orang Kristen sulit mendengar suara Tuhan saat Tuhan ingin
bicara pada mereka. Mereka bergerak kearah berlawanan. Mereka jarang
memberikan waktu bicara dengan dia. Mereka tidak mempedulikannya
berhari-hari. Mereka hidup jauh dari persekutuan dengannya. Tapi saat
kita membangun kesadaran akan kehadirannya, kita menjadi lebih peka akan
suaranya dalam roh kita.
Tuhan mungkin menyatakan kehendaknya saat kita
berdoa. Keyakinan mulai terbentuk, masalah mulai terselesaikan, dan
kabut mulai terangkat saat kehendak Tuhan menjadi jelas. Jika kita telah
mendaftar keuntungan dan kerugian pilihan tertentu, atau alasan kenapa
kita ingin pergi kesuatu arah, Tuhan mungkin mengatur kembali prioritas
kita atau mentransformasi keinginan kita saat kita berdoa. Walau
bimbingan ilhi pada Petrus untuk ke rumah Kornelius datang dalam bentuk
penglihatan daripada kesan dalam hati, tapi itu datang saat dia sedang
berdoa.278 Dan tidak diragukan lagi itu datangnya dari Tuhan.
Perasaan yang Tuhan letakan dalam pikiran kita
melalui doa bukan perasaan yang membawa kita berlari kesuatu tujuan hari
ini dan besoknya kearah lain. Mereka merupakan suatu rasa keyakinan
kuat yang terbentuk dalam jiwa kita saat kita berkomunikasi dengan
Tuhan. Dan jika itu benar-benar dari Tuhan, itu akan menjadi lebih dalam
dan lebih kuat saat kita terus menanti dalam doa.
Cara yang Benar Melakukannya
Tuhan memang menetapkan satu kondisi penting dalam
mendoakan kehendaknya, dan kita perlu membahasnya. Setelah nasihat untuk
meminta hikmat pada Tuhan, Yakobus menambahkan: “Hendaklah ia
memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang
bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari
oleh angin. Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan
menerima sesuatu dari Tuhan.”279
Kondisi yang diperlukan adalah iman. Itu juga merupakan kondisi utama
Salomo dalam menikmati bimbingan ilahi—“Percayalah kepada TUHAN dengan
segenap hatimu.”280
Satu hal yang perlu kita percaya adalah Tuhan pasti
menjawab doa kita dan memimpin langkah kita. Cobaan untuk meragukannya
ada jika Tuhan menunda, tapi menarik untuk memperhatikan kata yang
digunakan Yakobus dalam nasihatnya untuk berdoa. Dia berkata secara
literal, “tetaplah meminta.”281
Tuhan tahu waktu terbaik untuk menyatakan kehendaknya, tapi dia ingin
kita tetap meminta sampai saat itu datang. Desakan Kristus sama :
“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan
mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.”282 Kita tidak boleh menyerah karena kita tidak menerima jawaban secepat sangkaan kita. Iman membutuhkan kegigihan.
Maka kita harus percaya bahwa Tuhan bekerja dalam
kita, mengubah keinginan kita dan membentuknya sesuai dengan
kehendaknya. Itu mungkin sulit untuk dipercaya. Sebagian besar dari kita
telah belajar melihat keinginan kita yang egois dan berdosa. Dan dengan
alasan yang baik. Kita mengenal hati kita. Kita menyelidiki berapa
banyak waktu yang kita habiskan dalam melakukan keegoisan itu. Dan kita
mengingat peringatan Tuhan melalui Yesaya bahwa rancangan kita bukan
rancangan Tuhan.283
Tapi itu tidak perlu terus menerus terjadi, “karena Allahlah yang
mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut
kerelaan-Nya.”284 Kita perlu percaya bahwa Tuhan menggunakan kuasanya dalam hidup kita, menolong kita mengingkan hal yang sama dengan dia.
Apakah anda menyerahkan keinginan anda kepadanya?
Apakah anda dengan tulus menginginkan kehendaknya diatas yang lain?
Maka, apa yang ingin anda lakukan? Secara mental dimana anda? Apa yang
sedang anda pikirkan? Itu mungkin hal yang diinginkan Tuhan dari anda.
Percayalah saat anda berdoa meminta hikmatnya.
Tentu saja kita tetap ragu akan ketulusan penyerahan
diri kita. Apakah kita benar-benar ingin kehendak Tuhan lebih dari
kehendak kita? Apakah kita sungguh-sungguh saat kita menyerahkan diri
kita padanya ? buatlah hal itu dalam doa. Akui pada Tuhan bahwa anda
memiliki keinginan dan hal yang tidak disukai; katakana padanya tentang
keinginan anda dan kehendak anda. Kemudian berdoa lagi seperti doa Yesus
di taman, dan buat itu jadi doa anda: “tetapi bukanlah kehendak-Ku,
melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.”285
Kemudian percayalah bahwa dia akan meletakan kehendaknya dalam hatimu.
Dan saat keyakinan akan kehendak Tuhan ada, jangan biarkan setan
menghancurkannya dengan keraguan. Tuhan berjanji akan memimpin.
Percayalah itu, dan dengan sukacita melakukan kehendaknya.
Doa dan Puasa
Dalam Alkitab Puasa sering dihubungkan dengan doa.
Apakah puasa berkaitan dengan doa untuk mencari kehendak Tuhan? Itu
benar saat Roh Tuhan mengatakan pada para nabi dan pengajar di Antiokia
untuk mengkuduskan Paulus dan Barnabas untuk tugas khusus. Arahan itu
diberikan, “Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan
berpuasa.”286
Puasa juga berperan dalam pernyataan kehendak Tuhan
pada Daniel. Dia sedang mempelajari nubuat Yeremia, mencari rencana
Tuhan bagi bangsa Israel, tapi dia tidak bisa mengerti sepenuhnya. Jadi
dia mencari Tuhan “dengan doa dan permohonan serta berpuasa.”287
Sementara berdoa, Tuhan mengirim Gabriel yang berkata, “Daniel,
sekarang aku datang untuk memberi akal budi kepadamu untuk mengerti.”288
Hasil doa dan puasa Daniel merupakan nubuat tentang 70 minggu Israel,
garis besar masa depan bangsa itu untuk tahun-tahun kedepan.
Orang percaya sekarang tidak diperintahkan berpuasa,
karena itu tidak membuat kita layak dihadapan Tuhan. Tapi saat ingin
mengenal kehendak Tuhan sangat penting bagi kita berserah penuh pada
Firman dan berdoa tanpa makan, itu menunjukan bahwa kita sangat serius.
Dan Tuhan menghargai hal itu.
Puasa juga menolong menjaga pikiran kita tetap pada
tujuan. Itu tidak dengan menghilangkan semua makanan. Saya bisa
meyakinkan hal itu dari pengalaman saya. Saat saya berpuasa, rasa perut
saya membuat saya berpikir untuk makan. Tapi setiap itu terjadi
mengingatkan saya kenapa saya berpuasa—untuk memastikan arah yang
ditentukan Tuhan bagi saya. Hal itu menolong saya tetap mengingat
tujuannya.
Tapi yang paling penting, puasa menjernihkan pikiran
kita untuk bisa bebas merenungkan hal tentang Kristus. Darah yang
umumnya dibutuhkan untuk mengunyah makanan kita tersedia untuk
menajamkan pikiran kita dan meningkatkan keefektifan proses berpikir.
Jika anda ingin sepenuhnya bersekutu denganNya saat menghadapi keputusan
penting, berdoa dan berpuasa. Itu bukan sihir yang menyediakan jawaban
yang cepat dan mudah. Itu bukan pengganti dalam persiapan hati atau
pengetahuan Firman. Tapi Roh Tuhan bisa menggunakannya untuk bisa
mengerti kehendakNya.
Bab 13:
Cahaya Lampu dan Bunyi Lonceng
Hadiah bagi metode terpopuler dalam mencoba mengerti
bimbingan ilahi diantara orang Kristen sekarang ini mungkin melalui
penggunaan situasi. Saya mengenal banyak orang Kristen yang mencoba
mencari tahu apa yang dikatakan Tuhan melalui peristiwa disekitar mereka
atau melalui situasi hidup mereka. Penyelidikan akan kehendak Tuhan
tidak lengkap tanpa membahas mengenai perkataan Alkitab tentang situasi.
Tangan yang Mengatur Dunia
Alkitab mengajar bahwa Tuhan itu berdaulat. Itu
berarti dia berada pada kedudukan yang tinggi, berkuasa, dan tidak
terbatas. Dia melakukan apa yang dikehendakinya. Yesaya mengatakan bahwa
tujuannya tetap dan dia melakukan apa yang dikehendakinya.289 Daud berkata bahwa dia mengatur segala sesuatu.290 Paulus berkata bahwa mengerjakan sesuatu sesuai dengan keputusan kehendaknya.291 Itulah kedaulatan.
Tuhan yang berdaulat jelas berdampak pada keadaan
kita jika dia ingin begitu, dan Alkitab menegaskan hal itu. Dia mungkin
secara aktif menyebabkan hal yang terjadi untuk mengarahkan hidup kita.
Kelihatannya hal-hal yang terjadi merupakan suatu kebetulan, atau orang
lain telah menyebabkan suatu situasi terjadi, tapi disetiap saat Tuhan
bekerja mengarahkan langkah kita.
Sebagai contoh, kecemburuan saudara Yusuf dan
menjual dia menjadi budak dimesir. Mungkin awalnya dia berpikir telah
menjadi korban tindakan jahat mereka, tapi bertahun-tahun kemudian dia
mengerti kenapa itu terjadi. Dia berkata pada saudaranya, “Tetapi
sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena
kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah
menyuruh aku mendahului kamu.”292 Tuhanlah yang mengatur keadaan itu.
Satu hari seorang suku Benyamin bernama Kish
menyadari bahwa keledainya hilang, jadi dia mengirim anaknya Saul untuk
menemukannya. Saul mungkin mengira itu hanya peristiwa tidak
menyenangkan didalam keseharian dia saat dia mencarinya tanpa disadari
dia mengarah ketempat dimana Samuel sedang melayani. Tapi sehari
sebelumnya, Tuhan berkata pada Samuel, “Besok kira-kira waktu ini Aku
akan menyuruh kepadamu seorang laki-laki dari tanah Benyamin; engkau
akan mengurapi dia menjadi raja atas umat-Ku Israel dan ia akan
menyelamatkan umat-Ku dari tangan orang Filistin. Sebab Aku telah
memperhatikan sengsara umat-Ku itu, karena teriakannya telah sampai
kepada-Ku.”293 Tuhan yang mengatur peristiwa itu.
Dimasa gereja awal, penindasan sangat kuat terhadap
orang percaya di Yerusalem, memaksa mereka keluar dari rumah mereka dan
menyebarkan mereka keseluruh Yudea dan Samaria.294 Tapi dimanapun mereka pergi mereka mengabarkan kabar baik keselamatan dalam Kristus,295 dan demikiannya perintah Yesus dipenuhi sesaat sebelum kenaikannya kesurga.296 Kita harus mengartikan kalau Tuhan yang mengatur keadaan itu untuk mencapai tujuannya.
Dan dia bisa melakukan hal yang sama kepada kita.
Keadaan hidup kita mungkin terlihat kebetulan. Sebagai contoh, seorang
pria yang memiliki pekerjaan baik dikota lain merasa tidak enak dengan
perpindahannya. Maka, tidak diharapkan, dia bertemu seorang percaya dari
kota itu yang mengatakan padanya tentang suatu gereja yang membutuhkan
sesuatu yang bisa dia penuhi. Kejadian itu merupakan cara Tuhan membuka
pikirannya tentang kemungkinan perpindahan.
Sebaliknya, misalkan bosnya mengatakan padanya kalau
mereka harus menutup cabangnya dan itu mengharuskan dia pindah kekota
lain. Dia menyerahkan dirinya pada berita itu tanpa pikir panjang. Tapi
besoknya seorang teman menelepon dia, memberitahunya tentang lowongan
pekerjaan yang sesuai dengan dia dikotanya yang sekarang. Itu bisa jadi
merupakan cara Tuhan membuka pikiran kita tentang kemungkinan
perpindahan perusahaan daripada pindah tempat. Tuhan kadang melakukan
hal seperti itu bagi kita.
Kita sering melihat pimpinan Tuhan melalui keadaan
seperti pintu yang terbuka dan tertutup. Itu konsep Alkitab. Yohanes
melihat Yesus sebagai seorang yang memegang kunci setiap pintu
kesempatan dan pelayanan. “apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat
menutup; apabila Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka.”297 Paulus bicara tentang pintu yang terbuka untuk pelayanan keduanya dalam surat.298 Satu kali dia meminta jemaat Kolose untuk berdoa agar Tuhan membuka pintu untuk pesan yang dibawanya.299
Cukup beralasan untuk menduga bahwa Tuhan akan
membuka pintu bagi kita untuk terus dalam arah yang telah ditentukan.
Dan itu jelas dia bisa menutup pintunya jika dia mau. Dia menutup
beberapa pintu bagi Paulus dan rekannya. Seperti yang kita lihat, mereka
mencoba masuk ke Asia, tapi Roh Kudus melarang mereka. Kemudian mereka
mencoba masuk keBitinia, dan Roh Kudus juga tidak mengijinkannya.300 Alasannya akhirnya terbukti. Tuhan membuka pintu pelayanan yang lebih luas, dan injil masuk kedaratan Eropa untuk pertama kali.
Tuhan bisa melakukan hal yang sama bagi anda. Dengan
penolakan aplikasi yang anda kirim kesuatu sekolah untuk tidak lagi
jadi pertimbangan. Penolakan atau diterimanya visa, menunjukan pada anda
Negara mana yang Dia ingin anda masuki untuk pelayanan misi. Saat istri
saya masih remaja dia pikir Tuhan ingin dia jadi misionaris ke Cina,
tapi komunis mengambil alih Negara itu sehingga jadi jelas dia tidak
bisa melakukannya. Keadaan itu merupakan salah satu factor yang membantu
dia memilih untuk menikah dengan saya. Tuhan kita yang berdaulat
bekerja dengan cara yang misterius untuk melakukan pekerjaannya yang
ajaib. Dan keadaan atau situasi sering memainkan peranan yang penting.
Tapi Apa Maksud Mereka?
Setelah semua diatas, saya ingin mengatakan bahwa
situasi atau keadaan merupakan petunjuk yang tidak pasti. Walau Tuhan
mengatur setiap peristiwa dalam hidup kita, sebagian besar peristiwa
bisa diartikan macam-macam.
Anda mungkin telah mendengar cerita tentang 2
misionaris baru diatas kapal dengan semua milik mereka, siap berlayar
ketempat pelayanan. Sebelum kapal meninggalkan pelabuhan, terjadi
kebakaran dan semua milik mereka hancur. Misionaris yang satu
mengartikan itu sebagai tanda dari Tuhan kalau mereka harus tetap
dirumah dan mengajar disekolah Alkitab—suatu pilihan yang dipilihnya
sebelum memutuskan menjadi misionaris. Misionaris yang satunya lagi
mengartikan itu sebagai gangguan dari setan, dan kemudian mencari uang
untuk peralatan baru dan kembali berlayar ketempat pelayanan beberapa
bulan kemudian.
Yang mana yang benar? Keduanya dipakai Tuhan dengan
luar biasa ditahun-tahun kemudian. Mungkin keduanya benar. Tapi harus
ada factor lain yang terlibat dalam keputusan itu. Keadaan itu sendiri
tidak menentukan, karena sangat subjektif oleh berbagai tafsiran.
Berbagai maslaah bisa berdampak pada cara kita
melihat keadaan kita. Tekanan dunia, keinginan harta yang menurut kita
diperlukan, keegoisan dalam memilih cuaca atau tempat, paksaan dari
dalam, belaskasihan yang salah, atau berbagai hal lain yang membuat kita
rentan dalam mengartikan keadaan yang cocok dengan kita, dan mencoba
menggunakannya untuk membuktikan kalau kita mengikuti pimpinan Tuhan.
Kita harus menganggap kemungkinan bahwa setan bisa
memanipulasi keadaan. Tuhan mengijinkan setan melakukan hal itu. Sebagai
contoh, Paulus percaya Tuhan ingin dia mengunjungi Tesalonikan, tapi
melalui Roh Kudus ditunjukan kalau setan menghalangi dia.301
Setan bisa menghalangi kita melakukan kehendak Tuhan. Dia mungkin
bertanggung jawab untuk beberapa hambatan dalam langkah kita, dan kita
tidak tahu apakah pintu tertutup itu oleh Tuhan atau halangan setan.
Jika Tuhan yang memimpin, dia pasti membuka semua
pintu dan menghilangkan semua halangan. Setiap keadaan pasti mengikuti
rencananya. Kita tidak perlu mendobrak pintu atau meminta orang lain
melakukan tawarannya. Saat kita bergumul menghancurkan halangan dengan
kekuatan kita, kita bisa yakin kalau kita melakukan jalan kita daripada
mengikuti jalan Tuhan. Dia ingin mengingatkan kita supaya sabar sampai
dia membersihkan jalan dihadapan kita sesuai waktu Tuhan jika kita
berjalan dijalurnya. Jika pintu tetap tertutup, Tuhan mungkin ingin kita
mengubah jalur kita, atau pergi sejauh mungkin dan tetap mengetuk serta
bersabar menantinya. Situasi itu sendiri tidak menyatakan hal itu
secara jelas pada kita.
Kadang kebingungan datang dari banyaknya pintu yang
terbuka. Jika anda telah diterima di 3 sekolah berbeda, atau anda
memiliki tawaran 3 pekerjaan, anda pasti tidak bisa mengambil semunya.
Dan tidak ada kepastian yang mana kehendak Tuhan. Setiap pintu yang
terbuka mungkin bukan kehendak Tuhan dalam hidup kita.
Hal yang sama dengan kebutuhan kita—situasi yang
lain. Sebagian orang berkata bahwa kebutuhan terdiri dari panggilan akan
pelayanan tertentu. Tapi ada banyak kebutuhan lain yang kita temui,
kebutuhan sangat berbeda-beda disetiap belahan dunia. Jika setiap
kebutuhan merupakan pernyataan kehendak Tuhan, kita perlu mengubah arah
setiap kebutuhan baru muncul, dan itu akan menghasilkan keputusasaan.
Kita tidak bisa memenuhi seluruh kebutuhan pelayanan yang ada, dan Tuhan
juga tidak minta itu. Dia mungkin memimpin anda dengan membebani hatimu
akan suatu kebutuhan tertentu, tapi dia tidak ingin anda menghabiskan
seluruh tenagamu dengan mengikuti setiap situasi yang ada. Rencananya
untuk setiap kita termasuk penggunaan waktu yang tepat, dan tugas kita
adalah menggunakan waktu kita sesuai perintahnya, menyelesaikan
keinginannya, bukan keinginan orang lain. Untuk mengetahui prioritasnya
bagi kita sebagai individu, kita perlu sendiri bersama dia, jauh dari
tekanan orang dan situasi.
Sebagian orang Kristen merasa bahwa ada berkat Tuhan
atau kekurangan berkata merupakan elemen penting adanya pimpinan Tuhan.
Tapi untuk digunakan Tuhan tidak selalu berarti dia ingin kita terus
melakukannya terus menerus. Tidak untuk Filipus. Dia telah melakukan
penginjilan yang berhasil di Samaria302 saat Tuhan menyuruh dia pergi kepadang dan bertemu dengan seorang sida-sida Etiopia.303
Walau Tuhan telah memanggil kita kesuatu pekerjaan atau tempat
pelayanan, dia mungkin tidak menginginkan hal itu selamanya. Di Alkitab
serign Dia memindahkan orang dari satu tempat ketempat lain, dan dia
melakukan hal yang sama saat ini.
Sebaliknya, kekurangan berkat atau tidak enaknya
tugas tidak berarti Tuhan ingin kita pindah. Pastor sering merasa Tuhan
memimpin mereka pergi ketempat lain saat sebagian orang mulai tidak
setuju dengan dia. Tapi bahkan penindasan tidak memindahkan para rasul
dimasa gereja awal.304 Walau yang lain lari dari Yerusalem, para rasul tinggal.305
Dan beberapa pelayan Tuhan yang setia melarikan diri karena selama
bertahun-tahun berusaha keras tanpa hasil. Janji Tuhan inilah yang
membuat mereka tetap tinggal: “Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik,
karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak
menjadi lemah.”306 Dan Tuhan setia pada janjinya.
Pimpinan Tuhan kepada suatu situasi tidak berarti
dia ingin kita melakukan hal yang sama disituasi yang sama. Musa mengira
karena Tuhan pernah memerintahkan dia memukul batu satu kali untuk
mendapatkan air, maka untuk peristiwa yang sama berikutnya dia bisa
memukulnya 2 kali. Tapi dia gagal masuk ketanah perjanjian karena
asumsinya yang salah.307 Kita perlu mencari pikiran Tuhan dalam setiap keadaan hidup dan jangan percaya begitu saja.
Situasi itu sendiri bisa berarti apa yang Tuhan
ingin kita lakukan. Itu mungkin membuka pikiran kita akan kemungkinan
yang belum kita pertimbangkan. Itu mungkin membuat arahan umum untuk
dicapai. Itu mungkin menegaskan suatu keputusan baik atau salah. Tapi
setiap situasi harus sesuai dengan Firman Tuhan, dengan doa, dengan
kepekaan kesaksian Roh Tuhan, dan dalam komitmen penuh mengikuti
rencanaNya..
Tuhan tidak meminta kita mengerti arti setiap
situasi. “Langkah orang ditentukan oleh TUHAN, tetapi bagaimanakah
manusia dapat mengerti jalan hidupnya?”308 sebagian jalan Tuhan tidak dimengerti309
Walau kita diminta untuk tetap waspada, kita tidak perlu terus
bertanya, “kenapa ini terjadi?” atau “apa yang Tuhan ingin katakan
dengan itu?” Kita hanya perlu percaya.
Tunjukan Pada Saya
Hal percaya membawa kita ketingkatan lain dari
pembahasan ini—mencari tanda dari Tuhan. Sebagian orang Kristen mencari
Tuhan melalui fenomena supernatural—dari kilat dan guntur, suara dari
surga, kejadian ajaib, atau penglihatan. Tuhan memang melakukan hal luar
biasa dalam Alkitab. Umat Israel mengikuti awan disiang hari dan api
dimalam hari.310 Imam besar mendapat jawaban dari Tuhan dengan menggunakan Urim danThummim.311 Samuel muda mendengar suara yang memberi dia perintah.312 Yusuf mendapat mimpi untuk menikahi Maria.313 Tuhan membimbing pemimpin gereja mula-mula melalui pengundian.314 Saulus dari Tarsus melihat sinar yang besar.315 Petru mendapat penglihatan.316 Apakah Tuhan masih melakukan hal seperti ini dimasa sekarang?
Mungkin tanda yang kita cari tidak terlalu luar
biasa. Kita hanya meminta Tuhan sedikit bukti pimpinannya. Pelayan
Abraham melakukan itu saat dia mencari pasangan buat Isak. Dia berdiri
dekat sumur di Nahor dan berdoa. “Kiranya terjadilah begini: anak gadis,
kepada siapa aku berkata: Tolong miringkan buyungmu itu, supaya aku
minum, dan yang menjawab: Minumlah, dan unta-untamu juga akan kuberi
minum--dialah kiranya yang Kautentukan bagi hamba-Mu, Ishak; maka dengan
begitu akan kuketahui, bahwa Engkau telah menunjukkan kasih setia-Mu
kepada tuanku itu.317
Yonatan juga melakukan itu saat dia bingung apakah
menyerang Filistin atau tidak dengan senjata ditangannya. “Apabila kata
mereka kepada kita begini: Berhentilah, sampai kami datang padamu, maka
kita tinggal berdiri di tempat kita dan tidak naik mendapatkan mereka,
tetapi apabila kata mereka begini: Naiklah ke mari, maka kita akan naik,
sebab kalau demikian TUHAN telah menyerahkan mereka ke dalam tangan
kita. Itulah tandanya bagi kita.”318 Haruskah kita mencari kepastian kehendak Tuhan seperti itu?
Cerita bulu Gideon sering digunakan untuk
membenarkan pencarian tanda. Tuhan mengatakan pada Gideon bahwa Israel
akan diselamatkan dari penindasan Midian melalui kepemimpinannya, tapi
dia tidak percaya. “Kemudian berkatalah Gideon kepada Allah: Jika Engkau
mau menyelamatkan orang Israel dengan perantaraanku, seperti yang
Kaufirmankan itu, maka aku membentangkan guntingan bulu domba di tempat
pengirikan; apabila hanya di atas guntingan bulu itu ada embun, tetapi
seluruh tanah di situ tinggal kering, maka tahulah aku, bahwa Engkau mau
menyelamatkan orang Israel dengan perantaraanku, seperti yang
Kaufirmankan.”319 Tuhan
mau memenuhi permintaan Gideon, tapi dia tetap tidak percaya. Hal yang
diminta berikutnya adalah bulu tetap kering sementara tanah basah.
Dan dengan cerita diatas, orang Kristen meminta
bermacam tanda dari Tuhan. “Tuhan, jika engkau ingin aku bicara kepada
orang itu tentang Kristus, bawalah mereka kerumahku malam ini.” “Tuhan,
jika engkau mau saya memberikan uang kegereja, berikanlah saya minggu
yang baik dalam bisnis saya.” “Tuhan, jika engkau ingin saya memberikan
waktu dihadapanmu, bangunkan aku besok pagi.” Tuhan bisa menggunakan
peristiwa seperti ini untuk membuat kita mengerti kehendaknya, tapi
cerita Gideon tidak membenarkan kita untuk menuntuk itu.
Biar saya mengingatkan anda bahwa bulu Gideon tidak
ada hubungannya dengan kepastian kehendak Tuhan. Dia sudah mengetahui
apa yang diinginkan Tuhan untuk dilakukan, dan dia mengakuinya sendiri,
“jika engkau ingin menggunakan aku menyelamatkan Israel seperti janjimu
. . . ”320
Permintaan untuk suatu tanda merupakan bukti ketidakpercayaannya pada
Firman Tuhan. Yesus berkata, “Angkatan yang jahat dan tidak setia ini
menuntut suatu tanda.”321 Orang Kristen harus berjalan dalam iman bukan karena melihat,322 dan mencari tanda merupakan berjalan karena melihat.
Alkitab tidak menunjukan ada orang percaya yang
mencari kehendak Tuhan melalui tanda setelah hari Pentakosta. Sekarang
kita memiliki Roh Kudus dan Firman yang komplit. Kita tidak butuh tanda.
Meminta tanda dan menuntunya pada Tuhan adalah mengurangi pembentukan
Tuhan, keserupaan dengan Dia. Biarlah Tuhan jadi Tuhan! Dia harus bebas
memperlakukan kita sesukanya.
Saya taku sebagian orang Kristen mencari tanda untuk
membebaskan diri mereka dari tanggungg jawab tindakan mereka. “Tuhan
tidak melakukan apa yang saya minta, jadi pasti dia tidak ingin saya
melakukan . . .” Tapi Tuhan tidak selalu menyetujui, pengertian rohani
kita yang kurang, atau ketidakpercayaan kita, atau tuntutan kedagingan
kita. Dia tidak mengijinkan hubungan pribadi kita dengan dia menjadi
seperti mesin dimana kita menekan tombol, jawaban kehendaknya muncul.
Dia ingin kita berjalan dalam hubungan dengandia, mengenalnya dengan
dekat, dan kemudian percaya pada pimpinannya apapun cara yang
digunakannya.
Dia mungkin melakukan suatu yang tidak biasa untuk
menegaskan kehendaknya. Itu kelihatannya terjadi pada orang yang baru
percaya yang batinnya masih berkembang, yang pengetahuan akan Firman
masih kurang, dan yang imannya masih perlu dikuatkan. Tapi umumnya kita
tidak perlu meminta tanda atau menunggunya. Kita harus percaya pada
Tuhan dan taat pada Firmannya.
Anda sedang Bermimpi
Mimpi merupakan suatu jenis tanda yang sering
ditanyakan orang Kristen. Walau kita tidak menginginkanya atau
memintanya. Itu terjadi begitu saja. Bisakah itu dari Tuhan? Dalam
Alkitab, Roh Tuhan menyatakan sering menyatakan kehendaknya melalui
mimpi dalam tidur, dan melalui penglihatan saat sadar. Bisakah Tuhan
menggunakan itu dimasa sekarang?
Dia pasti bisa. Hanya sedikit yang menolak pendapat
itu. Dan dia sudah melakukannya. Sebagian telah dibawa keinjil melalui
mimpi. Tapi mimpi sangat sulit menjadi petunjuk yang pasti. Para ahli
mengatakan bahwa mimpi merupakan ekspresi pikiran kita yang tertanam
dibawah sadar, umumnya hasil dari penglihatan atau yang kita pelajari
dari prose salami. Dr. James Dobson menulis, “dari cara pandang
psikologi, mimpi memiliki 2 tujuan: mencerminkan pemenuhan keinginan,
memberikan cermin hal yang sudah lama kita inginkan, dan kedua,
mengeluarkan kekhawatiran dan stress yang kita alami selama sadar. Dari
cara pandang psikologi, mimpi juga membuat kita tetap tertidur saat kita
dibawa kearah kesadaran.”323
Jika mimpin mencerminkan keinginan kita atau kekhawatiran kita, kita
pasti tidak ingin menerima itu mentah-mentah sebagai bimbingan Tuhan.
Bahkan jika hal dalam mimpi kita terjadi, itu tidak
berarti itu dari Tuhan. Ada banyak yang harus dipelajari tentang
mekanisme itu. Bahkan sebelum Roh Tuhan mulai pelayanan dalam diri kita
dan sebelum Firman Tuhan komplit, Tuhan sudah memperingatkan tentang
mempercayai mimpi. “Nabi yang beroleh mimpi, biarlah menceritakan
mimpinya itu, dan nabi yang beroleh firman-Ku, biarlah menceritakan
firman-Ku itu dengan benar! Apakah sangkut-paut jerami dengan gandum?
demikianlah firman TUHAN!”324 Letakan kepercayaanmu dalam Firman Tuhan, bukan pada mimpi.
Bab 14:
Gunakan Kepala Anda
Firman Tuhan sangat penting dalam bimbingan Ilahi.
Dan kesaksian Roh, dinyatakan melalui doa dan diteguhkan dalam situasi,
tanpa kecuali berkontribusi terhadap pengertian kita akan rencana Tuhan.
Tapi beberapa factor juga mempengeruhi keputusan kita. Sebagian masuk
kedalam kategori “jelas terlihat”. Menurut anda apa yang inginkan anda
perbuat? Tanyakan pada diri anda pertanyaan itu.
Apakah Ini Masuk Akal?
Saya tahu bahwa sebagian besar bagian Alkitab yang
terkenal tentang perintah Tuhan yang melarang kita untuk bersandar pada
pengertian kita sendiri.325
Tapi Salomo tidak menyuruh kita menetralkan sel otak kita kenetral
sebelum membuat keputusan. Itu akan sangat bertentangan dengan kebenaran
Alkitab. Dibeberapa peristiwa, penulis PB menggunakan kata kerja sophroneo,
yang berarti “terdengar masuk akal.” Petrus menggunakannya saat dia
berkata, “Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah
dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.”326 Dengan kata lain, gunakan akal sehat.
Paulus menggunakan bentuk kata sifat saat dia mengatakan kalau tua-tua harus “menguasai diri”327
atau secara literal, “memakai otak.” Dia juga menggunakan bentuk itu
saat dia mengungkapkan kalau kasih karunia Tuhan mengajar kita untuk
“hidup bijaksana.”328
Kita bisa mengharapkan hidup bijaksana karena “Sebab Allah memberikan
kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan
kekuatan, kasih dan ketertiban.”329
Pikiran yang tertib merupakan pikiran manusia yang telah diterangi dan
dikuduskan oleh Roh Kudus. Kita tidak boleh bergantung pada hikmat
manusia, dan itulah dampak perkataan Salomo. Tapi saat kita bersandar
pada Roh Tuhan, dia menolong kita berpikir dengan jelas dan masuk akal,
dan itulah yang seharusnya kita lakukan.
Tuhan memberikan kita otak, suatu yang kita perlukan
untuk membuat penilaian yang adil, dan dia tidak ingin itu tidak
digunakan. Dia mengharapkan kita menggunakan hal itu. Keputusan tertentu
benar karena terdengar masuk akal. Sebagai contoh, jika anda mencoba
memutuskan apakah mau pergi kepiknik atau tidak, akan masuk akal kalau
melihat ramalan cuaca dan tetap dirumah kalau hujan. Jika anda harus
bangun pagi untuk bekerja besok, akan bijaksana kalau pergi tidur lebih
awal, dan tidak menonton TV terlalu malam.
Misalkan anak anda mendapat penyakit yang aneh dan
hanya ada satu tempat didunia ini untuk mengobatinya. Akan bijaksana
untuk pergi kesana agar mendapat perawatan yang dibutuhkan. Jika
keuangan menghalangi anda, bicara pada Tuhan tentangitu dan minta
dukungan dari orang Kristen yang lain.
Tuhan akan menyingkirkan semua halangan yang
menghalangi kita untuk melakukan kehendakNya. Dia melakukan hal-hal yang
kita tidak bisa lakukan, tapi dia mengharapkan kita untuk bijaksana
terhadap hal yang sudah diberikan. Saat Tuhan menyelamatkan Petrus dari
penjara, malaikan secara supernatural memutuskan rantai dan membimbing
dia melewati 2 penjaga, kemudian secara ajaib membuka pintu besi
dihadapannya. Tapi saat mereka sudah diluar, malaikan pergi dan
meninggalkan Petrus sendiri untuk menggunakan otaknya.330 Tuhan tidak akan melakukan hal yang seharusnya bisa kita lakukan sendiri.
Dia mungkin ingin kita mengumpulkan fakta sehingga
kita bisa membuat keputusan yang bijak, atau daftarkan berbagai
alternative. Singkatnya, jika anda mencoba memutuskan untuk masuk
universitas yang mana, anda perlu mengumpulkan beberapa data. Berapa
banyak uang yang tersedia? Universitas mana yang sesuai budget anda?
Anda tertarik dibidang apa? Sekolah apa yang terbaik dalam bidang itu?
Kita harus percaya Tuhan membimbing kita, tapi kita harus bertanggung
jawab membuat pilihan yang pintar atas dasar informasi yang kita
kumpulkan. Nyatakan dengan jelas alasan anda memutuskan hal itu.
Saat kita pindah ke California, anak tertua saya
telah diSMA, ditawarkan masuk kecollege yang berada di Tennessee. Baik
nilai SMU dan ujian masuk college menunjukan kemampuannya mengatasi
pekerjaan itu dimasa mudanya. Itu merupakan tawaran paling menarik bagi
dia sejak dia diijinkan tinggal dekat kami saat dia tumbuh dan untuk
menghindari ketidaknyamanan masuk sekolah baru. Tapi saya enggan
membiarkan dia pergi. Saya ingin dia bersama keluarga kami selama tahun
pertama di tempat pelayanan kami yang baru..
Saya minta padanya untuk bersama dengan Tuhan berdoa
membuat daftar alasan kenapa Tuhan ingin dia menerima tawaran itu.
Sekitar satu jam kemudian dia datang dengan suatu daftar. Itu termasuk
beberapa alasan manusiawi yang sudah saya perkiraan, tapi diantaranya
ada beberapa yang bijaksana, merupakan pikiran yang rohani. Pikiran itu,
juga janji pertolongan keuangan yang datang dengan tidak terduga hari
itu juga, meyakinkan saya bahwa dia telah dibimbing Tuhan untuk masuk
college, dan kita mengijinkannya. Peristiwa yang terjadi menyatakan
keputusannya benar, tapi itu keputusan yang didasarkan semata atas rasa
masuk akal..
Ingat, pikiran manusia bisa salah. Kita tidak bisa
yakin bahwa kita sudah mendapat semua fakta, juga sudah mengartikannya
dengan benar. Selain itu, Tuhan mungkin menghendaki kita melakukan suatu
yang sama sekali berlawanan dengan pikiran manusia. Dia menyuruh
Abraham untuk meninggalkan rumahnya, bisnisnya, dan teman-temannya tanpa
tahu kemana dia pergi. Itu tidak masuk akal, secara manusia; tapi itu
adalah kehendak Tuhan.331
Itu tidak masuk akal bagi orangtua yang belum
percaya bahwa anak mereka harus meletakan bisnis keluarga untuk masuk
kepelayanan Kristen yang bergaji rendah. Tapi itu mungkin kehendak
Tuhan. Itu tidak masuk akal bagi beberapa orang ahli bahasa untuk
menghabiskan hidup bekerja di hutan suku Indian primitive. Itu mungkin
kehendak Tuhan. Jika keputusan dibuat dengan prinsip Firman Tuhan, itu
melebihi hikmat manusia. Semua akal sehat harus tunduk pada pemeriksaan
teliti Firman Tuhan.
Apakah Ini yang Harus Saya Lakukan?
Alkitab mengajarkan nilai dasar moral ada dalam jiwa
setiap manusia. Nilai itu bisa berbeda dari orang ke orang atau dari
budaya ke budaya, tapi dalam setiap pribadi ada yang disebut kesadaran,
yang mengevaluasi prilakunya yang menuduh dia serta membela dia.332 Tuhan bisa menggunakan itu untuk memimpin kita.
Benar bahwa suatu kesadaran bisa hancur karena dosa.333
Itu terjadi saat kita terus menerus tidak memperhatikan peringatannya.
Suatu kesadaran bisa menjadi sangat sensitive dan membatasi, melarang
hal yang Tuhan ijinkan.334 Itu biasanya hasil dari terlalu terkekang saat masa kecil. Ada juga bahaya dari tercemarnya kesadaran.335
Kurangnya disiplin dimasa kecil bisa mengacaukan kesadarannya sehingga
membiarkan hal yang Tuhan larang. Setiap kesadaran seseorang
dikondisikan oleh pengetahuan, pengalaman, dan pelatihan jadi itu harus
selalu diukur dengan Firman Tuhan.
Tapi didalamnya ada pengekangan. “Saya harus
menolong orang buta itu menyebrang jalan.” “Saya tidak boleh makan
terlalu banyak saat makan malam. Tubuh saya tidak membutuhkannya.” “Saya
harus meluangkan lebih banyak waktu dengan anak saya.” Dengan berdoa
perhatikan suara hati. Itu mungkin menyatakan kehendak Tuhan.
Sangat dekat dengan kesadaran adalah rasa tanggung
jawab. Untuk hal tertentu itu jelas merupakan kehendak Tuhan karena itu
memang benar. Seperti kata Yakobus, “Jadi jika seorang tahu bagaimana ia
harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.”336
Jika anda ada ujian besok dan anda tidak belajar, anda tidak perlu
bergumul dengan apakah anda pergi dengan teman atau belajar. Anda
memiliki tanggung jawab moral pada orang yang menyekolahkan anda
sehingga anda harus belajar sebaik mungkin. Anda bahkan tidak perlu
berdoa untuk itu. Langsung saja belajar.
Menurut sebuah buku oleh J. Sidlow Baxter, berdoa
minta “bimbingan” saat tugasnya jelas bisa membawa pada dosa yang
menyedihkan, delusi, dan penyesalan yang menyedihkan.337
Balak merupakan contoh klasik tentang hal itu. Tuhan sudah menyuruh dia
untuk tidak pergi untuk mengutuhk Israel, tapi dia tidak bisa menolak
uang. Jadi kita melihat dia kembali bertanya pada Tuhan bertanya apa
yang harus dilakukan.338
Tuhan akhirnya membiarkan dia pergi walau itu bertentangan dengan
kehendaknya, tapi Balak akibatnya kehilangan uang dan hidupnya. Jika
anda sudah tahu keinginan Tuhan, lakukan! Minta maaf pada orang yang
anda sudah bersalah. Bagikan injil dengan teman yang hatinya sudah
terbuka, perbaiki keran air yang bocor yang sudah disuruh istri anda.
Kembalikan uang yang anda pinjam. Anda tidak perlu berdoa bertanya hal
itu. Itu sudah tugas anda.
Melakukan tugas kita juga ada aplikasi lain yang
didapat. Saat anda menghadapi pilihan sulit dan dengan jujur tidak bisa
memutuskan, lakukanlah hal berikut yang harus anda lakukan yang jadi
bagian dari tanggung jawab anda. Bimbingan bisa datang dan kesempatan
yang lebih besar mungkin terbuka saat anda melakukan tanggung jawab anda
itu.
Dalam perumpamaannya, Yesus mengingatkan kita bahwa
kesetiaan pada hal-hal kecil akan membuka pelayanan yang lebih besar.
Mereka yang dengan setia menginvestasikan 5 talenta dan 2 talenta,
dikatakan tuannya, “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik
dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan
kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah
dalam kebahagiaan tuanmu”339
Cara untuk digunakan Tuhan sesuai kapasitas kita, dan menikmati
kepastian dia akan menjaga kita dalam pusat kehendaknya adalah dengan
tegar dan bergantung pada hal yang sudah dia berikan pada kita untuk
dilakukan. Tetap lakukan tugas anda, dan lakukan itu dengan bauk sampai
petunjuk baru datang.
Apakah Saya Layak Untuk Ini?
Tuhan tidak pernah memanggil kita untuk melakukan
suatu pekerjaan dimana kita tidak diperlengkapi untuk itu. Sangat
meragukan, kalau dia memanggil engkau untuk pelayanan musik jika anda
tidak bisa mencari nada yang tepat. Dia mungkin memanggil anda
kepekerjaan sudah melalui penilaian yang cermat tentang ketertarikan
anda, karunia, kemampuan, pendidikan, atau pelatihan. Setiap kita
memiliki kombinasi keahlian yang unik dan karakteristik pribadi, total
keseluruhan pengalaman masa lalu kita, cocok dengan peran yang Tuhan
ingin kita isi. Setiap kita memiliki potensi tertentu dari Tuhan, dan
kita perlu menemukan apa itu.
Kita mungkin ingin menemui seorang konselor yang
bisa melayani bimbingan pekerjaan untuk mengetahui keuntungan apa yang
bisa didapat. Kemudian kita ingin mencoba hal berbeda saat kesempatan
baru datang. Saya tidak menyarankan seorang berganti-ganti pekerjaan
dengan tidak bertanggung jawab untuk mencari pekerjaan yang “sempurna”.
Tuhan tidak dimuliakan saat kita menghindari tanggung jawab rutin kita
karena itu terlalu monoton. Saya bicara tentang pekerjaan sebagai
pelayanan.
Dengan mencoba berbagai hal berbeda, kita mungkin
menemukan dimana talenta kita dan dimana kita bisa paling efektif
digunakan Tuhan. Tapi tolong lakukan sesuatu! Panggilan Tuhan diberikan
untuk dilakukan, bukan diam. Seperti dinyatakan oleh sebagian besar
orang, lebih mudah mengemudikan kendaraan yang bergerak daripada yang
diam. Selidiki sejarah hubungan Tuhan dengan manusia dalam Firmannya dan
anda akan menemukan kalau dia hampir selalu meletakan tanganNya keatas
orang yang sudah terlibat dalam kegiatan yang berarti.
Tapi menarik untuk diperhatikan bahwa dia tidak
selalu memanggil mereka untuk pelayanan yang sama seperti yang mereka
sudah kerjakan sekarang. Sebagian dipanggil untuk tugas yang baru dimana
mereka merasa layak. Musa berargumentasi dengan Tuhan tentang memimpin
Israel keluar dari perbudakan Mesir. “Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai
bicara, dahulupun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hamba-Mupun
tidak, sebab aku berat mulut dan berat lidah.”340
Dengar jawaban dari Tuhan: “Siapakah yang membuat lidah manusia,
siapakah yang membuat orang bisu atau tuli, membuat orang melihat atau
buta; bukankah Aku, yakni TUHAN? Oleh sebab itu, pergilah, Aku akan
menyertai lidahmu dan mengajar engkau, apa yang harus kaukatakan.”341 Dia bisa menolong kita melakukan apa yang kita tidak mampu lakukan.
Analisa terakhir, tidak terlalu penting apakah kita
bisa atau tidak. Hal yang paling penting adalah apakah yang Tuhan kita
lakukan dengan hidup kita dan bagaimana dia ingin kita melayani yang
lain. Dia bisa menyediakan pelatihan tambahan jika kita memerlukan itu,
dan dia bisa memberikan karunia dan kemapuan baru jika dia pikir kita
memerlukan itu. Dia bisa mentransformasi kita menjadi apapun yang dia
mau. Kita tidak bisa mencapai apapun yang menguntungkan dikekekalan
melalui kamampuan kita sendiri. Itu semua harud digerakan dan dilakukan
melalui kuasanya. “Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk
memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak,
kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah.”342
Tuhan mungkin menggunakan pelatihan kita yang lalu
jika dia inginkan. Tapi dia mungkin juga memimpin kita kearah yang sama
sekali berbeda dengan pelatihan kita yang lalu. Selidiki kelas-kelas
diseminari dan lihat keragaman latar belakang orang yang dipersiapkan
untuk pelayanan. Disana ada akuntan, ahli kimia, atlit, dokter, sales,
dan berbagai perwakilan profesi. Tuhan lebih tertarik dengan penyerahan
diri kita kepadanya daripada pendidikan atau pengalaman kita yang lalu.
Apa yang Dipikirkan Orang Lain?
Seseorang menyarankan bahwa jika anda hanya seorang
diri yang berpikir suatu jalur tindakan yang benar, lebih baik anda
berhenti dan lebih banyak berdoa tentang hal itu. Itu tidak berarti
orang itu salah kalau kebanyakan tidak setuju dengan dia. Tapi itu
menunjukan kebenaran komunitas Kristen, bahwa Tuhan telah menjadikan
kita satu tubuh sehingga kita bisa melayani satu sama lain.
Kitab Amsal memberikan pernyataan yang keras untuk
menasihati yang lain. “Jikalau tidak ada pimpinan, jatuhlah bangsa,
tetapi jikalau penasihat banyak, keselamatan ada.”343 “Jalan orang bodoh lurus dalam anggapannya sendiri, tetapi siapa mendengarkan nasihat, ia bijak.”344 “Rancangan gagal kalau tidak ada pertimbangan, tetapi terlaksana kalau penasihat banyak.”345 “Dengarkanlah nasihat dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi bijak di masa depan.”346
Penulis PB setuju dengan itu. Paulus menasihati kita untuk saling menegur satu sama lain.347
Kata itu secara literal berarti “saling mengingatkan,” maka, “menegur
satu sama lain.” Penulis Ibrani berkata supaya kita saling menasihati
satu sama lain. Kata itu berarti “meneguhkan, mendorong atau menghibur.”348
Orang lain yang tidak terlibat dalam situasi kita
bisa melihat itu lebih objektif dari kita. Mereka mungkin memiliki
pengalaman yang lebih luas dari kita, atau mereka mungkin bisa melihat
hal yang terlewat oleh kita. Mereka mungkin memiliki pengertian Alkitab
yang lebih dalam atau pengertian tentang nature manusia yang lebih
dalam. Jadi carilah nasihat dari teman Kristen yang lebih
dewasa—pastors, tua-tua, guru, dan dalam hal orang muda, sponsor muda,
ibu, dan ayah. Tuhan menempatkan orang tertentu untuk bertanggung jawab
menolong anda, dan suatu kebodohan menolak saran mereka.
Dan hati-hati, jangan membuat kesalahan seperti
Ahab, mencari nasihat dari orang yang mengatakan hal yang ingin anda
dengar. Saat ingin memutuskan untuk pergi perang atau tidak dengan orang
Siria, Yosafat bertanya pada Ahab apakah ada nabi yang benar dari Tuhan
dimana mereka bisa minta nasehat selain dari 400 orang Ahab yang selalu
berkata “ya” Saat itu dia mengakui, “Masih ada seorang lagi yang dengan
perantaraannya dapat diminta petunjuk TUHAN. Tetapi aku membenci dia,
sebab tidak pernah ia menubuatkan yang baik tentang aku, melainkan
malapetaka. Orang itu ialah Mikha bin Yimla.”349
Kita cenderung menolak nasihat orang yang tidak setuju dengan kita,
tapi jika mereka orang yang mengenal Firman, kita baik mendengar mereka.
Sebagian orang menolak mencari nasihat karena mereka
pikir itu suatu kelemahan atau ketidakdewasaan, atau kurangnya
kerohanian atau kepintaran. Mereka ingin membuktikan bahwa mereka bisa
mengatasi masalah mereka sendiri tanpa bantuan orang lain. Tapi itu pada
dasarnya adalah kesombongan. Untuk mengakui bahwa kita memiliki masalah
yang tidak bisa kita selesaikan, dan mencari pertolongan, jauh lebih
pintar dan dewasa.
Dengan membicarakannya dengan orang lain bisa
menolong kita menyelesaikan masalah dalam pikiran kita. Tapi selain itu,
Tuhan mungkin menggunakan penasihat untuk membawa pandangan baru atas
situasi atau menunjukan beberapa kebenaran Alkitab yang berkaitan dengan
keputusan kita. Tuhan juga bisa menasihati kita melalui tulisan orang
suci dari masa lalu. Membaca bagaimana Tuhan berhubungan dengan mereka.
Itu mungkin bisa menolong anda mengerti bagaimana dia behubungan dengan
anda.
Itu tidak berarti bahwa nasihat dari orang lain
tidak bisa salah. Tidak ada orang yang tahu segalanya, dan setiap orang
rentan terhadap kesalahan dan subjektifitas. Timbang semua nasihat yang
anda terima dengan cermat dengan Firman Tuhan. Jangan terlalu tergantung
pada nasihat orang lain. Kita terutama bertanggung jawab akan pilihan
kita, dan kita harus mempertanggung jawabkan apa yang sudah kita
putuskan.
Dalam beberapa hal kita wajib minta nasihat orang
lain. Orang yang saya maksud adalah orang yang punya otoritas atas kita.
Tuhan telah membangun tingkatan otoritas dalam hidup. Terhadap gereja
dia berkata, “Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka.”350 PB mengidentifikasikan pemimpin gereja sebagai tua-tua.351
Tuhan tidak memimpin kita untuk melayani dalam kerangka bergereja
dengan cara yang berlawanan dengan kehendak tua-tua. Kita harus tunduk
pada mereka. Mereka ada dikedudukan untuk mengevaluasi kita dan mereka
bisa melihat keterbatasan kita lebih dari kita. Sebaliknya, jika tua-tua
ingin kita mempraktekan karuni rohani kita dalam pelayanan tertentu,
kita harus mempertimbangkan itu secara serius dengan berdoa.
Prinsip yang sama berlaku untuk misionaris yang
tunduk pada dewan misi. Selama dia menjadi bagian dari organisasi, dia
bertanggung jawab melakukan apa yang dikatakan pimpinannya. Dia bisa
berdebat secara baik dengan mereka jika dia merasa mereka melakukan
kesalahan. Dan jika mereka meminta dia melakukan sesuatu yang berlawanan
dengan keyakinan Alkitabnya, dia bisa mengundurkan diri dan mencari
organisasi misi baru yang sejalan dengan pandangan Alkitabnya. Selama
dia dibawa otoritas mereka, dia memiliki kewajiban untuk tunduk pada
mereka..
Tuhan telah menempatkan istri dibawah otoritas suami.352
Kehendak Tuhan bagi istri adalah sebagai penolong suami. Seorang suami
yang baik akan minta nasihat istri, mempertimbangkan pendapatnya, dan
bertindak tidak egois untuk kepentingan istri. Tapi istri menemukan
sukacita terbesar dengan tunduk pada suami.
Saat Tuhan memimpin saya untuk menerima pelayanan di
California, sangat sulit bagi istri saya untuk menyesuaikan diri dengan
hal itu. Dia merasa kita seharusnya tidak pindah, dan saat saya
membagikan alasan yang saya percaya pimpinan Tuhan bagi kita untuk
pindah, dia diam dan tidak berjanji. Hari berikut, saat dia melakukan
kegiatan sehari-hari, dia terus berdoa dalam hatinya, “Tuhan, tunjukan
kehendakmu.”
Tiba-tiba dia menyadari kalau doanya berbeda dari
yang sebelumnya. Selama seminggu mendoakan lain dari sebelumnya, “Tuhan,
tunjukan Richard kehendakmu.” Saat itu dia sadar Tuhan telah menyatakan
kehendaknya, dan kehendaknya adalah dia pergi bersama saya. Sejak itu
kami berdua mendapat kedamaian tentang hal itu, dan roh kesatuan
menyatukan kita.
Saat seorang suami meminta istri melakukan suatu
yang berlawanan dengan Firman Tuhan, istri memiliki hak untuk menolak
dengan hormat.353
Sebaliknya, Tuhan ingin istri percaya bahwa Tuhan akan bekerja melalui
suaminya melakuka apa yang terbaik bagi istri. Sangat masuk akal hidup
sesuai perintah Tuhan.
Bab 15:
Damai seperti Sungai
Umat Tuhan dimasa Yesaya menjadi makmur, sombong,
egois, dan memuaskan diri sendiri. Mereka mengaku memuji Tuhan, tapi
mereka melakukan itu “bukan dengan sungguh-sungguh dan dengan tulus
hati.”354 Hidup mereka bergelimang dosa dan hati mereka keras dan memberontak.
Yesaya dengan setia memanggil mereka untuk bertobat
dan mengingatkan mereka akan pembuangan yang sedang mendekat diBabilon.
Dengar seruannya: “Beginilah firman TUHAN, Penebusmu, Yang Mahakudus,
Allah Israel: Akulah TUHAN, Allahmu, yang mengajar engkau tentang apa
yang memberi faedah, yang menuntun engkau di jalan yang harus kautempuh.
Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai
sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan
kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang
tidak pernah berhenti.”355
Dalam pesan nabi berusia 2,700 tahun ini terdapat
kebenaran yang berkaitan dengan kehendak Tuhan bagi orang percaya masa
kini. Pelajarannya sederhana, Tuhan ingin memimpin kita, dia menunjukan
jalannya pada kita, dan saat kita mengikuti arahannya kita menikmati
kedamaian dan kepastian dalam seluruh kepenuhannya, dan kemantapan
aliran sungai yang dalam.
Dengan kata lain, konfirmasi bahwa kita berjalan
dalam kehendak Tuhan adalah kedamaian. Kita tidak pernah bisa tahu
kedamaian sejati kalau kita mengikuti jalan kita. Seperti kata nabi,
“Tidak ada damai sejahtera bagi orang-orang fasik.”356 Tapi kalau kita mengikuti jalan Tuhan, ada kedamaian didalamnya.
Strike One!
Rasul Paulus mengajarkan kebenaran yang sama kepada
jemaat Kolose beratus tahun kemudian. Dia mengatakan kepada mereka
bagaimana mereka harus hidup, menyebutkan hal-hal yang harus mereka
buang dari kehidupan mereka dan hal-hal yang harus mereka ambil kedalam
hidup mereka. Tapi ada beberapa kali mereka tidak tahu apa keinginan
Tuhan terhadap mereka. Bagaimana mereka memutuskan hal itu? “Hendaklah
damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu.357
Kata memerintah sebenarnya berarti “bertindak seperti wasit,
mendamaikan, memutuskan.” Disini Paulus menggunakan istilah teknis dari
arena olahraga untuk menolong kita menentukan mana kehendak Tuhan. Dia
berkata bahwa seorang wasit yang membawa damai akan membuat keputusan
akhir.
Bisakah anda bayangkan liga baseball dunia tanpa
seorang wasit? 50 ribu penggemar menontong, pemain dilapangan, dan
pukulan pertama berhasil. Penangkap mengatakan itu sah. Penangkap dan
pemain lain setuju. Pemain lain mengatakan itu tidak sah. Semua yang ada
disamping lapangan mendukung itu tidak sah. Penggemar terbagi dan
stadium menjadi berantakan. Sebuah pertandingan tidak bisa berjalan
dengan kebingungan seperti itu. Tapi saat wasit memutuskan itu sah
ketidakpastian hilang dan kekacauan terhindari. Tidak setiap orang bisa
memutuskan, dan mungkin ada sedikit perbedaan pendapat tentang hal itu,
tapi itu tidak lama, karena pemain ingin tetap bermain sampai akhir.
Demikian juga, Tuhan telah menyediakan wasit untuk
mengakhiri ketidakpastian, menyelesaikan pertengkaran, dan menghindari
kebingungan hidup. Saat kita mengejar jalur yang kita pilih, kedamaian
dalam diri akan menunjukannya. Suatu keyakinan dari dalam akan bersama
kita. Kita akan merasa damai dengan pilihan kita. Pikiran kita tenang.
Seperti kata Yesaya damai seperti sungai.
Tapi jika, sebaliknya, gangguan dan ketidaktenangan
pikiran menekan kita, itu mungkin tanda dari Tuhan untuk kembali dan
memikirkan ulang keputusan kita, kembali kepada Firman, dan kembali
berlutut berdoa. Kita mungkin kembali menyelidiki hati dan memeriksa
ketulusan penyerahan diri kita.
Misalkan, anda mempertimbangkan suatu perkawinan,
tapi ada pertengkaran besar terjadi belakangan ini diantara anda berdua.
Pria yang rencananya akan jadi suami anda tidak memperlakukan anda
secara baik dan kasih. Atau wanita yang sudah bertunangan dengan anda
terus menerus mengganggu anda dengan hal-hal bodoh. Anda mulai merasa
tidak nyaman dan tertekan dalam melangsungkan perkawinan ini. Tuhan
mungkin menginginkan anda berdua mendapat beberapa nasihat, mengubah
kebiasaan pribadi anda, dan menumbuhkan kasih karunianya sedikit sebelum
menikah. Tapi perasaan tidak tenang itu juga bisa berarti anda sudah
mengikuti jalan anda daripada jalan Tuhan, dan melakukan itu bisa
menghasilkan tahun-tahun yang tidak bahagia.
Itu sangat menyakitkan dan memalukan untuk
memutuskan pertunangan. Tapi sakit itu kecil dibanding penderitaan
seumur hidup dengan orang yang tidak diperuntukan Tuhan bagi anda.
Kebanyakan orang memiliki sedikit keraguan sebelum acara. Itu normal.
Tapi suatu ketidakpastian yang mendalam tidak boleh dikesampingkan.
Tuhan mungkin mencoba menyatakan sesuatu.
Tuhan menggunakan wasuk kedamaian untuk membimbing
seorang teman saya menuju gereja baru. Dia sudah pernah berkotbah
digereja itu saat dia ada urusan dikota itu. Walau dia tidak ada pikiran
untuk mengubah pelayanan atau apa yang diinginkan orang, mereka memilih
dia untuk menjadi pastor mereka. Dia dan istrinya berdoa
sungguh-sungguh untuk keputusan itu dan mengikuti setiap prinsip
bimbingan ilahi yang sudah mereka pelajari, tapi mereka tetap tidak
yakin apa yang Tuhan inginkan mereka lakukan. Mereka digunakan Tuhan
dengan baik disini, dan tidak ingin pindah. Satu pagi dia bangun dan
berkata pada istrinya, “Tuhan tidak menghendaki kita melakukan apa yang
tidak ingin kita lakukan bukan?” Istrinya setuju, dan mereka memutuskan
untuk tetap melayani ditempat semula.
Dia berangkat kekantor, menulis surat penolakan
dimejanya, dan pergi mengajar sebuah kelas digereja. Tapi pikirannya
bergolak. Dia bergumul dalam pikiran saat dia melewati kelas-kelas itu,
sehingga dia tidak bisa mengajar. “Tuhan,” dia berdoa, “Saya pikir akan
mendapat kedamaian kalau saya mengerti kehendakmu. Dimana kedamaian
itu?”
Akhirnya, dalam tekanan itu, dia tidak mengajar
(muridnya sangat senang), kembali kekantor, merobek surat itu, dan
menuliskan yang baru—surat pengunduran diri dari gerejanya. “Tiba-tiba
kesadaran indah akan kedamaian Kristus melanda saya,” katanya pada saya.
Dan Tuhan segera memberikan dia dan istrinya sukacita besar saat mereka
menerima pelayanan baru mereka. Wasit kedamaian telah membuat keputusan
akhir.
Bisakah Kita Mempercayai Perasaan Kita?
Saat saya membagikan pemikiran ini dengan sekelompok
murid, seorang muda protes, “bukankah itu terbawa oleh perasaan?
Bagaimana kita bisa yakin perasaan itu dari Tuhan?” Itu pertanyaan yang
benar dan perlu dijawab.
Jika perasaan damai hanya satu-satunya petunjuk,
maka pencarian kehendak Tuhan hanyalah suatu subjektifitas. Tapi kita
berasumsi kalau hal yang semestinya sudah dilakukan. Pertama kita sudah
melakukan persiapan yang tepat—kita tahu Pembimbingnya; kita telah
menyerahkan kehendak kita padanya; dan hidup kita sudah ditransformasi
oleh kasih karunianya. Kedua, kita hidup dalam Firmannya, melakukan
prinsip kekal terhadap semua masalah yang kita hadapi. Sebagian orang
berkata mereka memiliki kedamaian saat mereka melanggar Firman Tuhan.
Tapi Tuhan tidak pernah memberikan damainya untuk hal yang berlawanan
dengan Firmannya. Perasaan damai harus selalu diuji oleh Firman.
Ketiga, kita membangun hubungan yang mendalam dengan
Tuhan melalui doa, meminta pimpinannya. Keempat, dengan akal sehat yang
sudah dikuduskan kita menghevaluasi keadaan kita, karunia dan kemampuan
kita, dan nasihat dari orang lain. Jika kita telah setia dengan cara
ini, kita bisa yakin kalau itu kedamaian dari Tuhan yang ada dalam jiwa
anda daripada rasa puas diri. Dia menjanjikan hal itu pada kita!358
Tapi apakah tidak mungkin bagi seseorang atau hal
lain, selain Tuhan bisa mengganggu kedamaian yang dia ingin kita
rasakan, dan membelokan kita dari rencana hidup buat kita? Ya. Bahkan
saat saya sudah yakin akan kehendak Tuhan, saya merasa tidak nyaman
karena saya pikir saya akan mendapat pekerjaan yang rendah dan memalukan
diri saya. Kesombongan saya menghancurkan kedamaian itu. Disaat lain,
kemungkinan pengorbanan diri yang besar, kerja keras, takut akan bahaya
fisik—semua hal itu bisa mengganggu kita, dan kita mungkin tidak sadar
apa yang menyebabkan hilangnya kedamaian itu.
Bagaimana kita bisa bergantung pada kedamaian
sebagai wasit yang baik dalam hal ini ? Seperti kita ketahui sebelumnya,
jalan tidak selalu mulus dalam pusat kehendak Tuhan, dan hal yang
mengancam kedamaian anda merupakan salah satu masalah yang kita hadapi.
Jadi mari kita bahas masalah yang berkaitan dengan kehendak Tuhan.
Laut yang Bergelora
Bagaimana kita bisa melupakan suatu siang dimana
Yesus menyuruh muridnya kekapal menyebrang laut Galilea sementara dia
naik kegunung berdoa?359
“Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas
bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian
di situ. Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai
dan diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal.”360
Para murid ada disana oleh paksaan ilahi. Mereka ada dalam kehendak
Tuhan, tapi hidup mereka dalam bahaya. Itu menunjukan bahwa angin rebut
dan badai laut tidaklah membuktikan kalau kita ada diluar kehendak
Tuhan. Mereka mungkin memaksa kita menyelidiki alasan dari jalan yang
kita jalani, tapi itu tidak akan mengubanya.
Kita bisa mengharapkan cobaan, kesulitan,
pengorbanan dalam kehendak Tuhan. Jangan tenggelam karena itu. Mereka
bagian dari rencananya untuk membawa kita kepada kedewasaan.
Kenyataannya, saat kita menerima mereka dengan semangat yang tepat,
mereka bisa meningkatkan keinginan kita untuk melakukan kehendak Tuhan.
Petrus berkata, “karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani,
ia telah berhenti berbuat dosa--,supaya waktu yang sisa jangan kamu
pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.”361 Pemazmur menyelidiki, “Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu.”362
Ilustrasi Alkitab sangat banyak. Sebagai contoh,
Tuhan mengirim Yusuf ke Mesir untuk dipenjara sehingga dimasa itu dia
bisa menyelamatkan bangsa Israel. Kemudian, Tuhan memimpin bangsa Israel
keluar dari Mesir kepadang gurun sehingga dia bisa membawa mereka
ketanah perjanjian. Dia mengirim Paulus ke Filipi dimana dia dipukuli
dan dipenjara, dan kemudian mengirimnya keYerusalem, mengingatkan dia
kalau penderitaan sedang menunggu dia disana. Dan dia mengirim Anaknya
kesalib untuk menderita agar dosa kita ditebus.
Kita juga akan menghadapi penderitaan saat kita
mengikuti pimpinan Tuhan. Satu hari Yesus sedang berjalan, seorang pria
berlari kepadanya dan berkata, “Aku akan mengikut Engkau, ke mana saja
Engkau pergi. Yesus berkata kepadanya: Serigala mempunyai liang dan
burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat
untuk meletakkan kepala-Nya.”363 Dia memberikan kita peringatan yang adil. Untuk menjadi pengikutnya kita harus mau menyerahkan semua milik kita.364 Dan kita bisa melihat harga yang harus ditanggung sebelum dengan sukarela mengikuti kehendaknya.365
Tapi misalkan kita sudah memperhitungkan harganya,
memberi dia semuanya, mencari pimpinannya, mendapat kehendaknya, dan
sekarang kita dengan sukacita mengikutinya, tapi kemudian masalah datang
dan mengganggu kedamaian kita. Bagaimana kita mengatasi itu? Kita harus
kembali pada prinsip Salomo tentang bimbingan ilahi: “Percayalah kepada
TUHAN dengan segenap hatimu.”366
Jika pimpinan Tuhan jelas saat matahari bersinar, jangan ragukan dia
saat badai datang. Percaya bahwa masalah itu sendiri bagian dari
rencananya. Tujukan matamu pada Pembimbing daripada halangan, dan
melangkahlah dengan iman. Kemudian itu akan mengenyahkan ketidaknyamanan
dan mengembalikan kedamaian.
Sebanyak apapun kepercayaan tidak bisa mengembalikan
kedamaian dalam hati orang Kristen jika dia dengan sengaja melanggar
jalan yang Tuhan pilih. Ketidaknyamanan merupakan cara Tuhan menyatakan
padanya kalau dia sudah mengambil jalan yang salah. Itu juga bagian dari
cara Tuhan memanggil dia kembali kejalan yang benar. Tapi saat kita
berjalan dalam kehendak Tuhan, akan meneguhkan kepercayaannya atas
kedaulatan dan pemeliharaannya, kedamaian akan memenuhi hati kita walau
seluruh dunia hancur disekeliling kita. Dan maju terus dengan keyakinan
dan ketekunan dalam penderitaan sehingga membawa upah yang besar. “Sebab
itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang
menantinya. Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu
melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.”367
Tidak ada Jawaban
Masalah lain yang sering mengganggu kedamaian orang
percaya yang mencari pimpinan Tuhan adalah penundaan dalam mendapat
jawaban. Mereka ingin melakukan kehendak Tuhan; mereka telah menyiapkan
hati mereka, menyelidiki Firman, an mencari Tuhan, tapi tidak ada yang
terjadi. Itu seperti menelepon telepon darurat, hanya mendengar bunyi
saja tanpa jawaban. Kita menjadi khawatir dan gelisah melihat apa yang
terjadi. Dan kita sering seperti itu saat Tuhan tidak menjawab
permintaan kita untuk pimpinannya. Itu sering terjadi terhadap mahasiswa
tingkat akhir yang belum mengetahui apa yang harus mereka lakukan
setelah lulus. Daripada berdiam dengan tenang dalam janji pimpinan Tuhan
dan dengan cermat melihat kesempatan yang terbuka bagi mereka, mereka
jadi panic dan mulai menerima apapun.
Sebagian besar dari kita tidak suka menunggu. Kita
ingin jawabannya sekarang. Kita ingin melakukannya sekarang juga. Jika
ada yang menghibur anda, Pemazmur juga tidak suka menunggu. “Mengapa
Engkau berdiri jauh-jauh, ya TUHAN, dan menyembunyikan diri-Mu dalam
waktu-waktu kesesakan?”368
“Kepada-Mu, ya TUHAN, gunung batuku, aku berseru, janganlah berdiam
diri terhadap aku, sebab, jika Engkau tetap membisu terhadap aku, aku
menjadi seperti orang yang turun ke dalam liang kubur.”369
Ayub juga punya masalah dengan menunggu. “Ah, semoga aku tahu
mendapatkan Dia, dan boleh datang ke tempat Ia bersemayam. Sesungguhnya,
kalau aku berjalan ke timur, Ia tidak di sana; atau ke barat, tidak
kudapati Dia.”370
Kesalahan kita yang terbesar dalam hidup umumnya
disebabkan oleh ketidaksabaran kita menunggu waktu Tuhan. Itulah yang
terjadi pada bangsa Israel di Kadesh-Barnea. Saat Tuhan menyatakan pada
mereka kalau mereka tidak diijinkan masuk ketanah perjanjian karena
ketidakpercayaan mereka, sebagian dari mereka marah karena hal itu.
Penundaan lebih dari yang bisa kita hadapi. Mereka pikir karena mereka
sudah mengakui dosa mereka mereka bisa langsung melakukannya, disamping
peringatan Tuhan. Tapi mereka kehilangan nyawa mereka dalam percobaan
itu.371
Penolakan Raja Saul untuk menunggu juga
menghancurkan dia. Tuhan ingin menunggu waktunya sampai Samuel datang
mengorbankan korban untuk persiapan perang dengan Filistin. Tapi Saul
tidak bisa menunggu. Dia melakukan tugas imam, mengorbankan korban
sendiri, dan akibatnya kehilangan kerajaannya.372
Kita juga melakukan hal itu. Kita melakukan pilihan
yang bodoh dan terburu-buru yang akan kita sesali kemudian karena kita
tidak sabar menunggu Tuhan menunjukan kehendakNya. Mungkin tidak ada
keputusan lebih penting daripada keputusan untuk menikah. Sebagian orang
berpikir mereka tidak akan mendapat kesempatan lagi jika mereka
melewatkan yang satu ini. Jadi mereka melakukannya dalam hubungan yang
tidak bijak sehingga membawa sakit hati dan kepedihan seumur hidup.
Orang lain berhenti bekerja karena alasan yang rapuh, menghabiskan uang
dengan tidak bijak, menjual rumah dan pindah kota tanpa pimpinan yang
jelas, atau bercerai tanpa pikir panjang akibat atau perkataan Tuhan
tentang hal itu dalam Firmannya. Alkitab berkata, “orang yang
tergesa-gesa akan salah langkah.”373 Saat kita terburu-buru, kita sering melakukan kesalahan.
Kenapa Tuhan menunda saat kita sangat
menginginkannya? Yesaya berpendapat. “Sebab itu TUHAN menanti-nantikan
saatnya hendak menunjukkan kasih-Nya kepada kamu; sebab itu Ia bangkit
hendak menyayangi kamu. Sebab TUHAN adalah Allah yang adil;
berbahagialah semua orang yang menanti-nantikan Dia.”374
Makin lama dia menunggu dan makin kita membutuhkannya, makin kuat dan
berkuasa keselamatannya dan semakin kemuliaannya ditinggikan. Dia
menunggu supaya kita bisa menyatakan belas kasihannya lebih dramatis
untuk memuliakan dirinya. Penundaan yang lama sering diikuti oleh
jawaban yang luar biasa.
Masa penantian bisa menjadi saat pertumbuhan rohani,
saat iman kita diperkuat, saat kita semakin mengenal Tuhan. Baxter
berpendapat bahwa melalui penundaan Tuhan mencoba mengajarkan kita suatu
yang lebih baik daripada jawaban itu sendiri.375 Penundaannya selalu memiliki tujuan. Walau kita tidak tahu tujuan itu, dia meminta kita untuk percaya dan menunggu.
Ketidaksabaran kita biasanya berasal dari
ketidakpercayaan kita, dan kita kembali lagi kemasa Yesaya untuk melihat
hal itu diilistrasikan. Yehuda sedang terancam oleh Asiria. Orang
mencari tempat berlindung, atau sekutu seperti Mesir untuk melawan
mereka. “Jangan hanya berdiam dan dihancurkan; mari lakukan sesuatu,”
itulah mereka. Inilah perkataan Yesaya dari Tuhan: “Sesungguhnya, Aku
meletakkan sebagai dasar di Sion sebuah batu, batu yang teruji, sebuah
batu penjuru yang mahal, suatu dasar yang teguh: Siapa yang percaya,
tidak akan gelisah.”376
Itulah nubuat kedatangan Mesias, tapi itu juga
mengingatkan orang-orang itu kalau Tuhan yang mereka sembah di Zion
adalah dasar mereka. Jika mereka mau percaya, jika mereka mau meletakan
iman mereka padanya, mereka tidak perlu takut dan frustrasi dan membuat
perjanjian yang bodoh atau mencari sekutu. Kepercayaan merupakan benteng
satu-satunya daripada keputusan yang terburu-buru. Masa kini,
satu-satunya cara kita mampu sabar dan tenang menanti pimpinan Tuhan
adalah percaya padanya, percaya bahwa jawabannya akan datang saat
dibutuhkan.
Kita tidak boleh menentukan waktu bagi Tuhan. Dia
tidak selalu bekerja dengan jadwal kita. Kita tidak bisa membuatnya
terburu-buru. Orang mungkin berteriak pada kita untuk melakukan sesuatu.
Setang mungkin mendesak kita melakukan hal yang bodoh sehingga
menghancurkan hidup kita. Kedagingan ingin mengambil alih secepatnya dan
melakukan sesuatu yang hebat dan berani sehingga bisa membuktikan
kemampuannya mengatasi setiap situasi. Tapi Tuhan berkata, “Percaya
saja, dan tunggu.”
Daud mengatakan hal itu seperti ini: “Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!.”377
Dan sepertinya dia melakukan nasihatnya sendiri; karena dia bisa
bersaksi: “Aku sangat menanti-nantikan TUHAN; lalu Ia menjenguk kepadaku
dan mendengar teriakku minta tolong. Ia mengangkat aku dari lobang
kebinasaan, dari lumpur rawa; Ia menempatkan kakiku di atas bukit batu,
menetapkan langkahku, Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku untuk
memuji Allah kita. Banyak orang akan melihatnya dan menjadi takut, lalu
percaya kepada TUHAN.”378
Apakah beberapa keputusan menyebabkan anda menjadi
tidak sabar? Percayakan itu pada Tuhan. Katakan padanya anda percaya
kalau dia memimpin anda sesuai waktunya. Tanya Tuhan untuk menolong anda
bersabar. Dan nikmati kedamaian dari Tuhan.
Bab 16:
Ditempat Anda Berada
Mungkin anda berpikir, “jika saja saya tahu tentang
hal ini dimasa lalu, hidup saya akan berbeda. Tapi itu sudah terlambat,
dan sudah terlambat mengubah arah.” Saya sudah mendengat hal itu dari
orang yang percaya kalau mereka sudah menikahi orang yang salah, atau
yang gagal kecollege saat ada kesempatan, atau yang sekarang berpikir
mereka mengejar karir yang salah selama ini, atau yang sudah lama telah
menutup telinga rohani mereka saat Tuhan memanggil mereka untuk
pelayanan. Apa yang terjadi saat mereka melewati kehendak Tuhan?
Kita bisa melewatkan itu. Tuhan menciptakan kita
dengan kehendak, dan kita mampu menggunakan kehendak itu berlawanan
dengan kehendakNya. Kita bisa membuang rencananya bagi hidup kita. Kita
bisa mengikuti jalan kita.
Keluar Jalur
Alkitab jelas mengatakan pada kita tetnang orang
yang menolak kehendak Tuhan. Nyatanya, orang pertama yang kita temukan
melakukan hal yang sama. Tuhan menciptakan Adam dan Hawa untuk
memuliakan dirinya melalui pujian, persekutuan, dan ketaatan. Tapi
mereka memutuskan mengikuti jalan mereka, jadi mereka mempraktekan
kehendak mereka yang berlawanan dengan kehendak Tuhan. Keturunan mereka
mengikuti jalan mereka sejak saat itu.
Manusia menyatakan kehendak mereka dengan berbagai
cara. Abraham mengambil budak istrinya dan mendapat anak dan dia pikir
itu baik. Dia ingin seorang anak, dan Tuhan menjanjikan untuk
memberikannya, jadi dia pikir Tuhan menjanjikannya melalui Hagar. Tapi
dia tidak berpikir untuk menyakannya pada Tuhan.379
Itulah hikmat manusia, alasan kedagingan. Dan kita juga bisa salah
jalan karena mendengar hikmat dunia daripada suara Tuhan. Seperti yang
diakui seseorang, “Saya pikir Tuhan membutuhkan uang saya lebih dari dia
membutuhkan saya. Jadi saya memilih bisnis saat dia memanggil saya
kedalam pelayanan, dan sekarang bisnis saya gagal, Tuhan tidak
mendapatkan keduanya baik saya maupun uang saya.”
Daud melakukan perzinahan dan membunuh suami
perempuan itu. Kedua dosa itu menempatkan dia jauh dari persekutuannya
dengan Tuhan. Dan itu semua bermula saat dia gagal memenuhi tanggung
jawabnya. Dia seharusnya pergi dengan tentaranya, menyediakan dukungan
dan kepemimpinan bagi mereka. Tapi sebaliknya dia berdiri diatas istana.380
Kita juga bisa tergelincir saat kita melalaikan kewajiban yang
diberikan Tuhan pada kita. Saya berpikir seperti seorang pria yang gagal
menunjukan kasih sayang pada istrinya dimana Tuhan menghendari semua
suami Kristen harus melakukannya. Respon negative dari istri membuat dia
membenarkan diri untuk bersama dengan wanita lain dan pengalaman
berdosanya membawa dia kepada ketidabergunaan.
Yunus melarikan diri dari Tuhan dan merupakan kasus
kekerasan hati. Dia tidak ingin melakukan perintah Tuhan. Tuhan telah
memerintahkan dia pergi keNiniwe dan berseru melawan kejahatan. Yunus
berkata, “Tidak Tuhan, saya ingin keTarsis.” Dan sebagaian dari kita
pernah lari dari Tuhan karena kita tidak ingin melakukan apa yang
diperintahkan Tuhan.
Petrus menyangkal Tuhannya 3 kali, tapi karena doa
permohonan Kristus dia selamat. Itu hasil dari kelemahan
manusia—kesombongannya, kebergantungan terhadap diri sendiri. Dia dengan
menyedihkan berkeras, “Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau,
aku takkan menyangkal Engkau.”381
Tapi dia menyangkalnya. Kelemahan kita mungkin berbeda dengan Petrus,
tapi selain kita mengakuinya dan percaya pada kemenangan Kristus, itu
semua bisa membawa kita keluar jalur kehendakNya.
Dua pria lainnya yang bersama dengan Yesus
melewatkan rencanaNya bagi hidup mereka karena kelengahan mereka. Yesus
ingin mereka mengikutinya dan menjadi muridnya. Satu orang ingin
menunggu sampai bapaknya meninggal. Pria satunya lagi ingin pulang dan
mengatur semuanya dan kembali kalau sudah selesai.382
Sebagian dari kita sudah meletakan kehendak Tuhan sangat lama sehingga
kita yakin itu semua sudah terlambat untuk mengikuti pimpinannya.
Apakah itu berkaitan dengan alasan manusiawi, atau
tidak dipenuhinya tanggung jawab kita, atau kekerasan hati, atau
kelengahan, atau hal lainnya, ada akibat tertentu dari melalaikan
kehendak Tuhan.
Kesenangan—Untuk Sementara
Cukup mengejutkan, kita awalnya senang dengan hal
itu. Abraham mendapat anaknya dengan cara ini, yang kemudian diberi nama
Ismail. Daud melakukan itu dengan wanita cantik. Yunus melarikan diri
dari pekerjaan yang tidak disetujuinya. Petrus pergi melihat apa yang
mereka lakukan terhadap Yesus tanpa membuka identitasnya. Dan 2 orang
yang pulang sesuai keinginan mereka.
Kita mungkin sudah mendapatkan semua hal yang kita
cari—saat kita mempertimbangkan jalan Tuhan tapi melakukan jalan kita.
Kita mungkin memiliki uang, harta benda, status, keamanan, kesenangan
fisik, menikah dengan orang yang kita inginkan, atau hal lain yang kita
pikir penting. Penulis Ibrani mengakui bahwa ada kesenangan dalam dosa
sesaat, dan secara spesifik bicara tentang hal indah yang dilepaskan
Musa untuk melakukan kehendak Tuhan—menjadi penting karena ada dalam
keluarga istana, dan kekayaan Mesir.383
Anda mungkin memiliki itu. Semua hal yang mendukung
keinginan anda. Dan anda senang dengan hal itu. “aku melakukan
keinginanku dan berjalan dengan baik. Kenapa saya harus berserah pada
kehendak Tuhan?” Biarlah saya mengingatkan anda bahwa permainan belum
selesai. Prinsip Alkitab lain berlaku disini, dan itu bisa dimulai kapan
saja. Itu adalah prinsip menabur dan menuai. “Jangan sesat! Allah tidak
membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu
juga yang akan dituainya.”384
Untuk satu hal kita akan menuai rasa bersalah, dan
rasa malu, seperti Petrus saat dia keluar dan menangis dengan sangat.
Kemudian kita akan menuai akibat dari dosa kita. Dalam kasus Abraham,
Sarah dan budaknya menjadi iri hati; pergolakan masuk kadalam rumah
Abraham yang sebelumnya bahagia. Kemudian, Isak lahir dari Sarah,
perselisihan mencuat diantara kedua anak—perseteruan yang berlangsung
sampai saat ini dalam konflik Arab-Israel. Itu suatu dampak yang
berlangsung lama dari tindakan kedagingan seseorang. Beberapa dari anak
Daud mengikuti contoh menyedihkan ayahnya dan membawa sakit hati dan
penderitaan dalam keluarganya.
Berkeras melakukan kehendak kita sering menghasilkan
dampak merusak dalam hidup kita. Tuhan membangun prinsip dasar hidup
berhasil. Setelah kita melanggar hal itu kita menyesalinya. Ibu dan
bapak, sebagai contoh, yang mengabaikan anak mereka dalam mengejar karir
mereka, akhirnya menderita penderitaan batin atas anak mereka. Suami
atau istri yang meninggalkan pasangan mereka untuk orang lain sering
terperangkap dalam kekusutan jaring yang mereka tinggalkan. Inilah
beberapa dampak dari dosa, dan tidak ada cara yang bisa menghapus tanda
yang ditinggalkan mereka dalam hidup ini.
Kadang Tuhan secara langsung turut campur dengan
mendisiplin mereka seperti yang dia lakukan terhadap Yunus saat dia
mengirim badai besar, menetapkan undian para pelaut, menunjuk Yunus
sebagai penyebab bencana ini dan menyiapkan ikan besar untuk menelan
dia.
Tuhan bisa mengatur suatu tragedy seperti itu untuk
menghentikan kita dari jalur dan mengembalikan kita kearah yang benar.
Dan dia melakukan itu karena kasihnya pada kita.385
Dia tahu kalau kita bisa bahagia hanya dalam melakukan kehendakNya, dan
dia ingin kita mendapat kepenuhan sukacita itu. Tapi disiplin itu
sendiri bukan pengalaman yang menyenangkan. “Memang tiap-tiap ganjaran
pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita,
penulis Ibrani mengingatkan kita.386 Berkeras pada cara kita membawa kehancuran.
Suatu yang Indah
Mungkin anda berkata, “itu benar – saya diluar
kehendak Tuhan, dibawa tangan disiplinnya, dan merasa sengsara karena
itu. Saya tidak tahan lagi. Apa yang bisa aku lakukan?” Untuk itu anda
perlu yakin bahwa kesalahan anda tidak mengejutkan Tuhan. Dia mahatahu!
Dan dia tahu dari kekekalan bahwa anda akan melanggarnya dan mengikuti
jalan anda, jadi dia sudah siap untuk itu. Dia tahu Adam dan Hawa akan
berdosa sebelum dia menciptakan mereka, dan sebelum dia menciptakan
dunia tempat mereka hidup dimana dia sudah punya rencana untuk
menyelamatkan mereka dan keturunan mereka.387 Itu cara terbaik menyatakan kemuliaan kasih karunianya.
Dia Tuhan seperti itu. Dia tahu tentang keberdosaan
kita sebelum dia membuat kita hidup. Dan dia mampu mengampuni dosa kita
yang lalu dan kesalahan masa depan kita sehingga akan memuliakan
dirinya. Seperti kata pemazmur, “Sesungguhnya panas hati manusia akan
menjadi syukur bagi-Mu.”388
Semua yang terjadi diijinkan oleh Tuhan. Dan dia menjanjikan untuk
menggunakan semuanya agar tujuannya tercapai. Itulah maksud Paulus saat
dia berkata bahwa semua bekerja menurut keputusan kehendakNya.389 “semua hal” termasuk dosa kita dan segalanya. Tuhan bisa membuat dosa kita untuk memuji dia.
Apakah anda pernah bermain suatu permainan dimana
seorang mencoret-coret beberapa garis dikertas, kemudian orang lain
menggambar disekitarnya, menggunakan coret-coretan itu sebagai bagian
dari gambar? Tuhan merupakan pemilik semua itu! Dia penyadur yang agung.
Sebelum kita dilahirkan, dia sudah mengantisipasi semua kekacauan yang
akan kita buat dalam hidup kita, dan merencanakan rencana alternative
sehingga ketidaktaatan kita akhirnya menghasilkan tujuannya.
Kristus bisa menggunakan hidup yang berantakan dan
memperbaharuinya kebentuk yang indah. Kenyataannya, kesalahan dan
kegagalan kita bisa membuat kita melihat betapa lemah dan berdosanya
kita, dan hanya saat kita mengakui kelemahan kita, kita bisa mengenal
kuasa Kristus.390
Jadi tidak ada perbedaannya darimana anda berasal
atau dimana anda sekarang. Tuhan memiliki rencana bagi anda dari saat
ini, dan itu rencana terbaik yang bisa anda dapat. Itu juga meliputi apa
yang Tuhan inginkan anda perbuat pada awalnya, seperti yang dia lakukan
pada Yunus, yang akhirnya pergi keNiniwe, dimana Tuhan memberkati
pelayanannya.
Tapi jika tidak mungkin lagi bagi anda untuk kembali
dan mulai dari awal, Tuhan memiliki alternative lain bagi anda. Saya
tidak ingin mengatakan itu “terbaik kedua” seperti yang dilakukan
beberapa orang, karena saat ini hal terbaiklah yang bisa anda lakukan.
Anda mungkin telah kehilangan kesempatan dan sukacita yang tidak pernah
datang kembali. Tapi Tuhan memiliki rencana bagi anda sejak saat ini dan
itu sempurna. Itu harus begitu, karena rencananya sempurna.
Jadi jangan lihat kebelakang dengan penyesalan.
Memenuhi pikiran dengan kesalahan masa lalu hanya akan membawa kegagalan
dimasa depan. Jangan biarkan masa lalu menghancurkan anda dari berkata
saat ini. Ikuti teladan Paulus: “aku melupakan apa yang telah di
belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan
berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan
sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.”391
Tapi bagaimana kita bisa melupakan masa lalu yang
sudah terbuang? Bagaimana kita bisa melupakan perselisihan dan sakit
hati yang ditinggalkan? Hanya ada satu jalan, yaitu mengakui dosa kita
pada Tuhan, sungguh-sungguh melupakannya, dan menerima anugrah
pengampunan yang ditawarkan. “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia
adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan
menyucikan kita dari segala kejahatan.”392 Dia mengatakan bahwa dia akan membuang dosa kita sejauh timur dari barat.393 Dia berkata kalau dia tidak akan mengingat dosa kita lagi.394 Dia bekata kalau dia akan membuangnya kekedalaman laut.395 Jika Tuhan ingin mengampuni dan melupakan, setidaknya yang bisa kita lakukan adalah menerimanya dan mulai dari baru lagi.
Itulah yang dilakukan Daud. Dosanya dengan Betsyeba
membuat dia sengsara, “sampai” katanya “Dosaku kuberitahukan kepada-Mu
dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: Aku akan mengaku
kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku, dan Engkau mengampuni kesalahan
karena dosaku.”396
Dan Tuhan senang menyelamatkan hidupnya dan memberkati dia. Dia
melakukan hal yang sama kepada Yunus dan Petrus, dan dia ingin melakukan
itu pada anda. Jika anda mau mengakui dosa anda, anda bisa menikmati
kepastian pengampunannya. Jika anda mau menyerahkan diri anda, dia akan
membawa anda ditempat seharusnya, membuat hal indah bagi anda, dan mulai
menggunakan anda untuk kemuliaannya. Tidak ada kata terlambat dalam
melakukan kehendak Tuhan.
Kenapa Pusing!
Mungkin beberapa orang berpikir, “yah, jika Tuhan
bisa menyelamatkan hidup saya kapanpun dan menggunakan saya untuk
kemuliaannya, biarlah saya terus melakukan cara saya lebih lama lagi.
Dia bisa menyelesaikan masalah yang saya timbulkan dan anugrahnya lebih
dinyatakan dari sebelumnya.” Rasul Paulus takut kita akan berpikir
seperti itu, jadi dia mengatakan sesuatu dalam surat Roma. “Jika
demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam
dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? Sekali-kali tidak!
Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup
di dalamnya?”397
Orang percaya sejati berbagi dalam kematian Kristus,
dan dia mati untuk menyelamatkan mereka dari dominasi manusia lama
mereka. Sangat sulit dimengerti seorang yang sudah diselamatkan berkata,
“saya akan melakukan dosa lagi agar anugrah Tuhan menjadi lebih nyata.”
Prilaku seperti itu memberikan keraguan akan keselamatannya. Suatu
keinginan melakukan kehendak Tuhan merupakan bukti utama keselamatan
sejati. Saat keinginan itu nyata, itu membawa kepastian; waktu itu tidak
ada, itu menyebabkan keraguan. Dan salah satu alasan orang Kristen
memiliki banyak keraguan tentang keselamatan mereka adalah mereka
melakukan kehendak mereka sendiri daripada kehendak Tuhan.
Yesus berkata, “Bukan setiap orang yang berseru
kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan
dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.”398 Diwaktu lain dia menyatakan bahwa hanya mereka yang melakukan kehendak Tuhan berasal dari dia.399
Rasul Yohanes menambahkan, “Dan dunia ini sedang lenyap dengan
keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup
selama-lamanya.”400
Ayat ini tidak mengatakan bahwa melakukan kehendak Tuhan bisa
menyelamatkan kita, tapi itu menunjukan kalau kita sudah selamat
memperoleh hidup kekal dengan bukti melakukan apa yang Tuhan inginkan.
Salah satu keuntungan mengikuti rencana Tuhan, adalah berkat jaminan
keselamatan kalau kita milik dia. “Karena itu, saudara-saudaraku,
berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin
teguh.”401
Pemenang dan Pecundang
Motivasi kuat lainnya yang dinyatakan oleh Paulus:
“Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya
setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang
dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.”402
Kata itu berarti “untuk dinyatakan” Suatu hari setiap orang Kristen
akan berdiri dihadapan Kristus. Disana kualitas hidup akan dibuka. Apa
yang dibuka saat itu akan menjadi dasar pemberian upah. Orang yang sudah
melakukan kehendak Tuhan melalui kuasa Roh Kudus dan untuk kemuliaan
Tuhan akan menerima upahnya.403 Orang yang hidup untuk diri sendiri dan masuk dalam hidup yang tidak bernilai kekal akan kehilangan,404 hadiah.
Seorang pernah berkata, “saya tidak peduli dengan
hadiah. Jika saya sudah disana; itu yang penting bagi saya.” Apakah anda
sadar artinya ini? Pikirkan sebentar. Apakah anda menikmati pujian dan
penghargaan ? Bukankah sangat berarti bagi anda saat seorang berkata hal
yang baik, atau hal yang menyenangkan ? Sama sekali tidak adanya pujian
merupakan suatu penderitaan yang tidak terkira. Mereka ingin pujian.
Hidup tanpa pujian bisa membawa depresi dan putus asa.
Bisakah anda bayangkan apa yang terjadi ditahta
penghakiman Kristus, saat Tuhan Yesus, mengevaluasi hidup kita? “baik
dan setia hambaku ini!” dia mengatakannya didepan orang disekitar kita.
“Inilah upahmu.” Satu persatu pelayan Tuhan yang setia akan dipuji dan
disalami. Dan kemudian giliran anda. Apa yang akan Tuhan katakana?
Masalahnya bukan pada apakah anda sudah kegereja setiap minggu atau
telah memberikan persepuluhan. Itu masalah apakah kehendak anda sudah
diserahkan sepenuhnya pada Tuhan. Apakah anda bersedia melakukan
perintahnya? Apakah hidup anda “melakukan kehendak Tuhan dari hati”?405
Yohanes menyatakan bahwa mungkin itu suatu yang
memalukan bagi yang lain. “Maka sekarang, anak-anakku, tinggallah di
dalam Kristus, supaya apabila Ia menyatakan diri-Nya, kita beroleh
keberanian percaya dan tidak usah malu terhadap Dia pada hari
kedatangan-Nya.”406
Malu! Suatu pikiran yang menakutkan—berdiri dihadapan Tuhan Yesus
Kristus dengan malu, malu karena seluruh hidup disalah gunakan, salah
arah, terbuang. Ketakutan itu harus menakutkan hati kita dan membuat
kita melakuakan kehendak Tuhan. Itulah apa yang dikatakan Paulus saat
berkata, “Kami tahu apa artinya takut akan Tuhan, karena itu kami
berusaha meyakinkan orang.”407
Paulus membawa kita kestadium. “Tidak tahukah kamu,
bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi
bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah
begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya! Tiap-tiap orang yang turut
mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal.
Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana,
tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi.”408
Dalam pertandingan Olimpiade, tidak semua pelari
menang dan menerima medali. Hanya 3 pemenang setiap pertandingan. Tapi
pertandingan orang Kristen berbeda. Setiap orang bisa menang jika dia
mau. Kenyataannya, satu-satunya cara untuk kalah adalah dengan
memutuskan untuk kalah dengan menolak kehendak Tuhan. Kenapa jadi
pecundang kalau anda bisa jadi pemenang dan menerima hadiah? Hadiah itu
sendiri janganlah jadi motivasi utama kita, tapi Alkitab mengatakan pada
kita tentang itu dan mendorong kita untuk lari begitu rupa sehingga
memperolehnya.
Itu merupakan hal yang indah jika datang akhir hidup
kita dan kita bisa berkata seperti Paulus, “Aku telah mengakhiri
pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah
memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang
akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya;
tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang
merindukan kedatangan-Nya.”409
Terbaik dari Semua
Tapi ada satu motivasi utama melakukan kehendak
Tuhan. Dan sekali lagi Paulus yang menyatakannya: “Sebab kasih Kristus
yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang
sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati. Dan Kristus
telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup
untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah
dibangkitkan untuk mereka.”410 Kasih Kristus! Diatas segalanya, kasihnyalah yang membungkus kita dan membuat kita hidup untuk dia.
Kasihnyalah yang membawa dia dari kemuliaannya
disorga kedunia berdosa ini yang kemudian menghina dan mempermalukan
dia. Kasihnyalah yang membawa dia ke Kalvari, dimana dia menanggung
murka Tuhan yang menakutkan mengganti tempat kita. Kasihnyalah yang
menyebabkan dia menawarkan pengampunan dan hidup saat kita patut
dihukum. Dan saat kita menangkap luasnya kasih itu, kita tidak lagi
hidup untuk diri kita sendiri, tapi untuk dia yang benar-benar mengasihi
kita.
Melakukan kehendak Tuhan bukan masalah mengatakan:
“jika saya harus melakukannya, saya harus melakukan itu!” Tapi
memikirkan Dia yang memberikan segalanya untuk memastikan berkat
kekekalan dan kemudian meresponnya dengan sukacita padanya. Dia
mengasihi anda, sebagaimana anda ada, dengan semua keberdosaan dan
kegagalan anda. Dia siap menerima anda saat anda memberikan tubuh anda
sebagai persembahan yang hidup. Dia ingin mentransformasi anda,
menggunakan anda, untuk mencapai tujuan kekekalannya. Serahkan diri anda
padanya. Kemudian anda bisa berkata dengan keyakinan seperti pemazmur,
“aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku.”411
262 Efesus 5:17,18
263 Colossians 3:16 (NIV)
264 James 1:5 (NIV)
265 Cf. v. 2
266 Matius 7:7 (NIV)
267 Luke 6:12, 13 (NASB)
268 Mazmur 5:8 (TLB)
269 Mazmur 25:4, 5 (TLB)
270 Mazmur 27:11 (TLB); cf. also Mazmur 31:3; 43:3; 139:24; 143:10
271 Joshua 9:14 (NASB); cf. 2 Samuel 21:1-9
272 Paul E. Little, Affirming the Will of God, InterVarsity Press, 1971, p. 17.
273 Philippians 4:6, 7 (NASB)
274 Colossians 1:9 (NIV)
275 Colossians 4:12 (NIV)
276 Amsal 3:5 (NASB)
277 Cf. Yohanes 15:5
278 Kisah 10:9
279 James 1:6, 7 (NIV)
280 Amsal 3:5
281 James 1:5
282 Matius 7:7
283 Isaiah 55:8, 9
284 Philippians 2:13 (NASB)
285 Luke 22:42 (KJV)
286 Kisah 13:2 (NASB)
287 Daniel 9:3
288 Daniel 9:22 (NASB)
289 Isaiah 46:10
290 Mazmur 103:19
291 Efesus 1:11
292 Kejadian 45:5 (NASB)
293 1 Samuel 9:16 (NASB)
294 Kisah 8:1
295 Kisah 8:4
296 Kisah 1:8
297 Wahyu 3:7 (NIV)
298 1 Corinthians 16:9; 2 Corinthians 2:12
299 Colossians 4:3
300 Kisah 16:6, 7
301 1 Thessalonians 2:18
302 Kisah 8:5-8
303 Kisah 8:26
304 Cf. Kisah 4:1-31; 5:17-42
305 Kisah 8:1
306 Galatians 6:9 (NIV)
307 Keluaran 17:6; Bilangan 20:7-12
308 Amsal 20:24 (KJV)
309 Romans 11:33 (NIV)
310 Keluaran 13:21
311 Keluaran 28:30; Bilangan 27:21
312 1 Samuel 3:1-10
313 Matius 1:20
314 Kisah 1:23-26; cf. Amsal 16:33
315 Kisah 9:3
316 Kisah 10:10, 11, 17
317 Kejadian 24:14 (NASB)
318 1 Samuel 14:9, 10 (NASB)
319 Judges 6:36, 37 (TLB)
320 Cf. Judges 6:12, 14, 16, 23
321 Matius 12:39 (NASB)
322 2 Corinthians 5:7
323 Dr. James Dobson Talks About God’s Will, G/L Publication, 1975, p. 11.
324 Jeremiah 23:28 (TLB)
325 Amsal 3:5, 6
326 1 Petrus 4:7 (NASB)
327 Titus 1:8 (NASB)
328 Titus 2:12 (NASB)
329 2 Timothy 1:7 (Amp.)
330 Kisah 12:5-19
331 Kejadian 12:1
332 Romans 2:14, 15
333 1 Timothy 4:1, 2
334 Romans 14:1, 2; 1 Corinthians 8:12
335 Titus 1:15
336 James 4:17 (NIV)
337 J. Sidlow Baxter, Does God Still Guide? Zondervan, 1968, p. 35.
338 Bilangan 22:19
339 Matius 25:21, 23 (NIV)
340 Keluaran 4:10 (NASB)
341 Keluaran 4:11, 12 (NASB)
342 2 Corinthians 3:5 (NASB)
343 Amsal 11:14 (KJV); cf. also Amsal 24:6
344 Amsal 12:15 (TLB)
345 Amsal 15:22 (NASB)
346 Amsal 19:20 (TLB)
347 Colossians 3:16
348 Ibrani 10:25
349 1 Kings 22:8 (TLB)
350 Ibrani 13:17 (NIV)
351 Cf. Kisah 20:17, 28; 1 Timothy 3:5; 5:17; 1 Petrus 5:1-3
352 Efesus 5:22, 24; Colossians 3:18; Titus 2:5; 1 Petrus 3:1, 5
353 Cf. Kisah 5:29
354 Isaiah 48:1 (Berk.)
355 Isaiah 48:17,18 (Berk.)
356 Isaiah 48:22 (Berk.)
357 Colossians 3:15 (NIV)
358 Cf. Philippians 4:6, 7
359 Matius 14:22, 23
360 Matius 14:23, 24 (NIV)
361 1 Petrus 4:1, 2 (NIV)
362 Mazmur 34:19 (KJV)
363 Luke 9:57, 58 (NIV)
364 Luke 14:33
365 Luke 14:28
366 Amsal 3:5 (NASB)
367 Ibrani 10:35, 36 (NIV)
368 Mazmur 10:1 (TLB)
369 Mazmur 28:1 (TLB)
370 Job 23:3, 8 (TLB)
371 Bilangan 14:39-45
372 1 Samuel 13:8-14
373 Amsal 19:2 (RSV)
374 Isaiah 30:18 (KJV)
375 J. Sidlow Baxter, Does God Still Guide? Zondervan, 1968, p. 134.
376 Isaiah 28:16 (Berk.)
377 Mazmur 27:14 (KJV)
378 Mazmur 40:1-3 (TLB)
379 Kejadian 16:14, 15
380 2 Samuel 11:1, 2
381 Markus 14:31 (NIV)
382 Luke 9:59-61
383 Ibrani 11:24-26
384 Galatians 6:7 (NIV)
385 Ibrani 12:6
386 Ibrani 12:11 (NIV)
387 1 Petrus 1:18-20
388 Mazmur 76:10 (KJV)
389 Efesus 1:11
390 2 Corinthians 12:10
391 Philippians 3:13, 14 (NIV)
392 1 Yohanes 1:9 (NIV)
393 Mazmur 103:12
394 Jeremiah 31:34
395 Micah 7:19
396 Mazmur 32:5 (TLB)
397 Romans 6:1, 2 (NIV)
398 Matius 7:21 (NIV)
399 Markus 3:35
400 1 Yohanes 2:17 (NIV)
401 2 Petrus 1:10 (NASB)
402 2 Corinthians 5:10 (NIV)
403 1 Corinthians 3:14
404 1 Corinthians 3:15
405 Efesus 6:6
406 1 Yohanes 2:28 (KJV)
407 2 Corinthians 5:11 (NASB)
408 1 Corinthians 9:24, 25 (NIV)
409 2 Timothy 4:7, 8 (NASB)
410 2 Corinthians 5:14, 15 (NIV)
411 Mazmur 40:8 (KJV)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar