Yang ada, berawal dari tiada. Tiada menjadi ada dan yang ada akan
kembali menjadi tiada. Sesuatu yang belum Anda punyai akan Anda punyai.
Dan segala sesuatu yang Anda punyai sekali waktu tak lagi menjadi
kepunyaanmu.
Filosofi ini sudah ditulis para filosof Barat dan Timur sejak era
sebelum Masehi. Tetapi, tak banyak orang yang menyadari dan
memercayainya. Esra Manurung, praktisi asuransi jiwa yang sudah belasan
tahun berkiprah sebagai agen asuransi memercayai sepenuhnya dan
mengimplementasikan dalam hidupnya.
Dari seorang yang berasal dari keluarga miskin, Esra bertumbuh
menjadi miliuner. Sebagai seorang agen asuransi jiwa, ia sudah menggapai
puncak tertinggi, yakni bagian dari "Million Dollar Round Table"
(MDRT), kumpulan sejumlah elite agen asuransi kelas dunia tersukses di
bidangnya. Selama 10 tahun terakhir, wanita ini memenuhi persyaratan
MDRT dan bahkan meraih "Court of the Table" dan "Top of the Table".
Jumlah mereka hanya 1 persen dari agen asuransi jiwa di dunia.
Uang dan hidup berkecukupan adalah sesuatu yang tidak ada pada orang
miskin. Untuk sekadar memenuhi kebutuhan dasar pun mereka kesulitan.
Tidak banyak dari mereka yang dalam perjalanan hidupnya berubah menjadi
orang yang berkecukupan dan menjadi kaya. Umumnya orang miskin tetap
hidup miskin karena dibelenggu cara berpikir yang keliru. Belenggu itu
sudah berlangsung turun-temurun.
Mereka yang tetap hidup miskin, kata Esra, disebabkan oleh "belenggu"
kemiskinan yang tidak mampu mereka lepaskan. Tak seorang pun yang mampu
mengangkat belenggu itu dari diri si miskin selain si miskin itu
sendiri. Lingkungan dan pihak lain hanya membantu.
"Kemiskinan itu tak ada terapinya sampai pemiliknya menyadari mental
itu harus ditukar dengan mental baru," kata Esra dalam bukunya Selling with Attitude.
Dalam buku terbitan 2015 ini, Esra menulis tentang pengalamannya
sebagai orang miskin, mulai dari kehidupan bersama orangtua dan
adik-adiknya hingga tahun-tahun awal ia berkeluarga. Selama sekolah,
Esra membiayai diri sendiri dengan memberikan les privat. Setamat
kuliah, ia bekerja di bank. Hidupnya mulai berubah ketika ia bekerja di
asuransi jiwa dan terutama ketika mengembangkan usaha sendiri sebagai
agen asuransi.
Ada sejumlah belenggu kemiskinan dalam hidup manusia. Pertama, orang miskin selalu berpikir tidak bisa berubah dan mengerjakan sesuatu yang berat untuk memperbaiki hidup, untuk move to the next level. Mereka tak punya keyakinan bahwa nasibnya bisa berubah dengan kerja tekun, kerja keras, dan fokus.
Kedua, orang miskin selalu mengeluhkan nasibnya dan mempersalahkan pihak lain.
Ketiga, orang miskin tak punya harapan dan motivasi yang
kuat akan perbaikan hidup. Orang yang tak punya harapan tak akan mungkin
punya motivasi.
Keempat, orang miskin tak menyadari keberadaannya. Sukses
berawal dari pengetahuan yang tepat tentang diri sendiri dan jujur
mengakui semua kekurangan yang dimiliki. Setelah menyadari keberadaan
diri, orang sukses berusaha mengubah keadaan dengan penuh keyakinan.
Kelima, orang miskin menganggap kekurangan dan kegagalan sebagai kelemahan yang tidak bisa diperbaiki.
Melatih DiriBerbekal sikap mengakui kenyataan
akan kekurangan, orang sukses bergerak maju. Mereka tidak sekadar
bertahan hidup, melainkan bertumbuh dan terus bertumbuh. Mereka belajar
dan melatih diri untuk mengatasi kekurangan dalam pengetahuan dan
keterampilan. Tidak memiliki networking dan bantuan orang lain,
bukan alasan untuk tidak maju. Jaringan baru bisa diciptakan. Bantuan
orang lain bisa didapatkan ketika Anda mulai bergerak memperbaiki nasib.
Strategi bisa dipelajari. Selama ada harapan dan motivasi, Anda akan
mampu mendapatkan strategi jitu dalam memperbaiki nasib, baik dari buku,
guru, pergaulan, dan pengalaman. Pengalaman tak akan memberikan arti
apa-apa jika kita tidak belajar dari pengalaman. Tanpa mempelajari
serius, pengalaman akan datang dan pergi seperti angin.
Jangan pernah takut tidak punya guru dan pemimpin. Selama pikiran
Anda terbuka untuk belajar, guru akan datang dari seluruh penjuru mata
angin. Masalah terletak pada diri Anda, apakah mau mendengarkan orang
lain dan belajar dari semua orang. Di luar pemimpin formal, ada banyak
pemimpin informal di sekitar Anda. Dan dalam mengambil keputusan untuk
masa depan, Andalah pemimpinnya.
Tidak ada satu pun manusia yang tidak punya apa-apa. Meski ada
kekurangan, bahkan banyak kekurangan, setiap manusia punya talenta,
punya modal, punya kemampuan. Yang masalah adalah mereka yang tidak
punya kesadaran akan kemampuan yang dimiliki. Jika kita tidak
memilikinya, fasilitas umum bisa dipakai.
"Sampah pun bisa membuat Anda berhasil," ujar Esra.
Kemiskinan bisa ditinggalkan dengan keberanian melepaskan diri dari
belenggunya. Belenggu utama adalah pola pikir yang salah. Jika Anda
yakin Anda bisa melaksanakan sesuatu, Anda akan bisa melaksanakannya.
Bila Anda yakin bisa melepaskan kemiskinan, Anda akan meninggalkan
kehidupan yang miskin. Dan terus mencari dan mencari, sekali waktu ia
akan mendapatkannya.
Jika Anda sudah memiliki kekayaan materiel, kata Esra, jangan lupa,
bahwa yang ada itu juga akan tiada. Kekayaan materiel bisa lenyap,
tetapi budi baik Anda akan tetap abadi. Karena itu, tangan Anda
hendaknya terus terulur untuk memberikan bantuan kepada sesama yang
kekurangan dan yang tertinggal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar