Apa itu kayu mahoni? Kayu mahoni
merupakan salah satu jenis kayu khas daerah tropis. Maksudnya, kayu ini
berasal dan hanya ada di daerah-daerah yang memiliki iklim tropis
contohnya adalah Indonesia. Di Indonesia, kayu mahoni sangat populer
khususnya untuk banyak daerah di pulau Jawa, di sana, kayu ini dikenal
sebagai jenis kayu yang bernilai komersial tinggi sehingga banyak orang
yang membudidayakan dan diperjual belikan pada pasar komoditas domestik.
Di pulau Jawa ini juga, persedian untuk kayu mahoni tidak perlu
dikhawatirkan sebab jumlahnya masih sangat banyak, mulai dari yang masih
berupa pohon maupun yang sudah berupa kayu yang sudah dipotong atau
diproses. Karena jenis pohon penghasil kayu ini memiliki masa
pertumbuhan yang cepat yakni kurang lebih dalam kurun waktu 7 hingga 15
tahun, pohon mahoni sudah tumbuh besar dan sudah bisa dipotong dan
diambil kayunya. Hal ini jelas berbeda dengan masa pertumbuhan pohon
jati maupun pohon sonokeling yang mana pertumbuhannya membutuhkan waktu
yang lama.
Kayu mahoni
memiliki karakteristik serta memiliki ciri-ciri khusus yang hanya
terdapat pada jenis kayu itu sendiri. Ciri-ciri tersebut yang dapat
membedakannya dengan jenis kayu tropis yang lainnya. Karena faktanya,
ada beberapa jenis kayu yang memiliki kemiripan satu sama lain jika
dilihat sekilas, baik dari segi warna, tekstur ataupun serat kayunya.
Tetapi dengan benar-benar memahami ciri-ciri khusus yang hanya dimiliki
oleh jenis kayu tertentu maka kita akan bisa membedakannya. Contoh untuk
beberapa jenis kayu yang memiliki kemiripan jika dilihat secara sekilas
adalah seperti kayu jati mirip dengan kayu akasia, kayu mahoni juga bisa dikatakan mirip dengan kayu kamper ataupun kayu keruing dari Kalimantan serta jenis kayu lainnya.
Lalu, bagaimanakah ciri-ciri kayu mahoni?
Yang paling mendasar dari ciri-ciri kayu mahoni adalah sebagai berikut:
- Warna: bagian teras atau tengah kayu mahoni kebanyakan berwarna merah muda (bisa dibilang terlihat pucat), tetapi ada juga kayu mahoni yang berwarna merah tua mirip sekali dengan warna hati. Ini terdapat pada kayu mahoni yang benar-benar berumur tua, mungkin pohonya tumbuh lebih dari 25 tahun. Sedangkan untuk gubalnya atau bagian tepi kayu selalu berwarna putih.
- Tekstur: Kayu mahoni memiliki tekstur halus dan berpori-pori kecil.
Untuk lebih memahami mengenai ciri-ciri dari kayu mahoni, mungkin bisa lebih mudah jika dengan mengamati bentuk fisiknya secara langsung.
Kayu mahoni merupakan jenis kayu yang memiliki kualitas baik, tetapi tingkat ketahanan dan keawetannya sedikit berada di bawah kualitas kayu jati. Kayu ini kurang tahan terhadap rayap sehingga tidak disarankan untuk penempatan yang bersentuhan secara langsung dengan tanah.
Dalam dunia industri, kayu mahoni
dikenal sebagai jenis kayu pertukangan yang baik. Kayu ini dapat dengan
mudah dikerjakan seperti dipotong dan dibentuk sehingga kayu mahoni
banyak digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan berbagai macam
kerajinan dan produk-produk mebel seperti handycraft, aneka mebel
ukiran, lemari, kursi, meja, furniture anak dll. Dalam beberapa kasus,
kayu mahoni jug sering digunakan sebagai bahan baku pengganti dari kayu
jati. Ini dilakukan karena, selain jumlah atau persedian kayu mahoni
banyak, harganya pun jauh lebih murah dari pada kayu jati. Hal tersebut
merupakan alasan utama bagi kebanyakan industri-industri pengolahan kayu
(industri mebel) karena dapat mengatasi masalah kelangkaan bahan baku
sehingga kelangsungan proses produsi tetap terjaga dan lancar, dan juga
dapat menekan biaya produksi menjadi lebih murah.
Pada dasarnya, semua jenis kayu bisa digunakan sebagai bahan baku untuk membuat furniture,
asalkan kayu tersebut memiliki tingkat kekerasan (bukan tingkat
kegetasan) yang baik. Mengapa? Sebab, kayu yang memiliki tingkat
kekerasan yang baik, dapat dengan mudah diproses seperti dipotong,
diukir, diamplas dll. Jadi, intinya, apapun jenis kayunya asalkan
memiliki tingkat kekerasan yang cukup bisa digunakan untuk membuat
furniture ataupun perabotan lainnya yang terbuat dari kayu.
Tetapi, dari
semua jenis kayu keras yang ada saat ini, sedikitnya hanya ada 6 jenis
saja kayu yang sering atau biasa dipakai oleh masyarakat sebagai bahan
baku untuk membuat beraneka macam produk furniture seperti meja, kursi,
lemari, pintu dll. Keenam jenis kayu tersebut banyak dipilih atau
digunakan bukan hanya karena mudah diproses tapi juga karena
pertimbangan sisi kualitas kayu serta furniture yang dihasilkan
nantinya. Dan keenam jenis kayu yang sering digunakan untuk membuat furniture tersebut antara lain:
gambar dari alliafurniture.com |
- Kayu Jati
- Kayu mahoni
- Kayu sonokeling
- Kayu akasia
- Kayu trembesi
- Kayu kamper
Meskipun di Indonesia terdapat banyak sekali jenis kayu yang memiliki nilai komersial (lihat daftar jenis kayu yang bernilai komersial), tapi belum tentu jenis-jenis kayu tersebut memiliki pangsa pasar yang sama baiknya (sama larisnya).
Sebab, ada faktor penentu yang sangat berperan terhadap cepat laku atau
tidaknya jenis kayu tersebut di pasaran. Faktor yang berperan itu
adalah banyaknya permintaan dari para peminat. Artinya, meskipun kayu
tersebut harganya murah, tapi jika permintaan atau peminatnya sedikit
tetap saja kayu tersebut sulit laku di pasaran.
Contohnya : kayu akasia dan kayu jati. Jika dilihat dari nilai ekonomi, kedua jenis kayu tersebut sama-sama merupakan jenis kayu yang memiliki nilai jual (laku) di pasaran. Dan jika dilihat dari sisi harga, harga kayu akasia jelas jauh lebih murah (lihat daftar harga kayu akasia) daripada harga kayu jati, tapi jika pertanyaannya adalah mana yang paling cepat laku (yang paling laris) di pasaran diantara kedua jenis kayu tersebut, tentu jawabannya adalah kayu jati. Menjual kayu jati jelas jauh lebih mudah dari pada menjual kayu akasia yang notabene harganya jauh lebih murah dari kayu jati. Penyebabnya adalah peminat atau kebutuhan pasar terhadap kayu jati sangat banyak bahkan jauh lebih banyak daripada peminat kayu akasia. Apalagi kayu jati tersebut di tawarkan atau di jual di daerah-daerah sentra industri furniture seperti jepara, tentu penjualannya tidak akan memakan waktu lama.
Itu, hanya contoh, lalu, yang banyak menjadi pertanyaan adalah jenis-jenis kayu apa saja yang cepat laku (paling laris) di pasaran?
Jenis-jenis kayu yang cepat laku alias laris di pasaran bisa dibilang cukup banyak. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :
Kayu jati : meskipun harganya diakui sangat mahal tapi kebutuhan pasar terhadap jenis kayu ini sangat banyak. Di daerah-daerah yang menjadi pusat industri furniture seperti Jepara, kayu jati selalu menjadi primadona. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya volume kayu jati yang dikirim ke daerah ini setiap harinya.
Kayu mahoni : Seperti halnya kayu jati, kayu mahoni juga tergolong jenis kayu yang cepat laku di pasaran. Kayu ini dikenal lumayan kuat dan awet tapi harganya lebih murah dari kayu jati.
Kayu sengon : Saat ini, jenis kayu ini bisa dibilang masih berada dalam masa keemasan. Betapa tidak, kayu ini selalu dibutuhkan oleh pabrik-pabrik pembuatan triplek atau kayu lapis. Setiap harinya, jumlah truk pengangkut kayu yang antre untuk bisa masuk ke dalam pabrik bisa dibilang seperti ular (antreannya pajang). Hal tersebut menandakan bahwa kebutuhan pabrik terhadap jenis kayu ini sangat banyak.
Kayu jabon : Selain kayu sengon, kayu jabon juga mulai berada di masa kejayaan. Jenis kayu ini juga merupakan jenis kayu yang banyak dibutuhkan oleh pabrik-pabrik plywood seperti halnya kayu sengon. Kebutuhan pabrik terhadap jenis kayu ini juga sangat banyak sekali.
Kayu kelapa : harga jenis kayu yang satu ini memang relatif lebih murah dari pada jenis-jenis kayu yang telah disebutkan di atas (lihat harga kayu kelapa), tapi jenis kayu ini tidak bisa dianggap remeh, sebab jenis kayu ini juga merupakan jenis kayu yang selalu dibutuhkan oleh pasar terutama oleh para pemborong bangunan atau orang-orang yang sedang membangun sebuah bangunan (gedung).
Contohnya : kayu akasia dan kayu jati. Jika dilihat dari nilai ekonomi, kedua jenis kayu tersebut sama-sama merupakan jenis kayu yang memiliki nilai jual (laku) di pasaran. Dan jika dilihat dari sisi harga, harga kayu akasia jelas jauh lebih murah (lihat daftar harga kayu akasia) daripada harga kayu jati, tapi jika pertanyaannya adalah mana yang paling cepat laku (yang paling laris) di pasaran diantara kedua jenis kayu tersebut, tentu jawabannya adalah kayu jati. Menjual kayu jati jelas jauh lebih mudah dari pada menjual kayu akasia yang notabene harganya jauh lebih murah dari kayu jati. Penyebabnya adalah peminat atau kebutuhan pasar terhadap kayu jati sangat banyak bahkan jauh lebih banyak daripada peminat kayu akasia. Apalagi kayu jati tersebut di tawarkan atau di jual di daerah-daerah sentra industri furniture seperti jepara, tentu penjualannya tidak akan memakan waktu lama.
Itu, hanya contoh, lalu, yang banyak menjadi pertanyaan adalah jenis-jenis kayu apa saja yang cepat laku (paling laris) di pasaran?
Jenis-jenis kayu yang cepat laku alias laris di pasaran bisa dibilang cukup banyak. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :
Kayu jati : meskipun harganya diakui sangat mahal tapi kebutuhan pasar terhadap jenis kayu ini sangat banyak. Di daerah-daerah yang menjadi pusat industri furniture seperti Jepara, kayu jati selalu menjadi primadona. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya volume kayu jati yang dikirim ke daerah ini setiap harinya.
Kayu mahoni : Seperti halnya kayu jati, kayu mahoni juga tergolong jenis kayu yang cepat laku di pasaran. Kayu ini dikenal lumayan kuat dan awet tapi harganya lebih murah dari kayu jati.
Kayu sengon : Saat ini, jenis kayu ini bisa dibilang masih berada dalam masa keemasan. Betapa tidak, kayu ini selalu dibutuhkan oleh pabrik-pabrik pembuatan triplek atau kayu lapis. Setiap harinya, jumlah truk pengangkut kayu yang antre untuk bisa masuk ke dalam pabrik bisa dibilang seperti ular (antreannya pajang). Hal tersebut menandakan bahwa kebutuhan pabrik terhadap jenis kayu ini sangat banyak.
Kayu jabon : Selain kayu sengon, kayu jabon juga mulai berada di masa kejayaan. Jenis kayu ini juga merupakan jenis kayu yang banyak dibutuhkan oleh pabrik-pabrik plywood seperti halnya kayu sengon. Kebutuhan pabrik terhadap jenis kayu ini juga sangat banyak sekali.
Kayu kelapa : harga jenis kayu yang satu ini memang relatif lebih murah dari pada jenis-jenis kayu yang telah disebutkan di atas (lihat harga kayu kelapa), tapi jenis kayu ini tidak bisa dianggap remeh, sebab jenis kayu ini juga merupakan jenis kayu yang selalu dibutuhkan oleh pasar terutama oleh para pemborong bangunan atau orang-orang yang sedang membangun sebuah bangunan (gedung).
Kayu jati
merupakan jenis kayu yang sejak lama dikenal akan kualitasnya yang
sangat bagus. Oleh sebab itu, kayu ini memiliki banyak peminat, bukan
hanya di Indonesia, tapi bahkan hingga mancanegara. Hal tersebut
dibuktikan dengan sangat banyaknya produk-produk berbahan kayu jati
khususnya berupa furniture yang ada di tiap-tiap rumah masyarakat di
seluruh Indonesia. Selain itu, indikator banyaknya peminat kayu jati
juga dapat dilihat dari banyaknya volume eskpor Indonesia akan
produk-produk berbahan kayu jati tiap tahunnya.
Tapi dibalik itu semua, tahukah anda apa yang menyebabkan kayu jati banyak dipilih oleh masyarakat daripada jenis kayu yang lainnya? Kurang lebih berikut ini adalah alasan mengapa banyak orang lebih memilih kayu jati daripada jenis kayu yang lainnya :
Jika dibandingkan dengan jenis kayu yang lainnya, serat dan tekstur pada kayu jati memang lebih indah. Keindahan serat dan tekstur tersebut akan lebih terasa ketika kayu ini telah dibuat sebuah produk, misalnya untuk sebuah furniture. Furniture yang dihasilkan akan terlihat jauh lebih elegan, indah serta lebih menawan dengan tampilan serat kayunya tadi.
Kayu jati memang dikenal akan keawetannya. Keawetan yang dimaksud adalah tingkat ketahanannya terhadap serangga perusak kayu seperti rayap ataupun bubuk yang sangat baik. Sebagian besar produk yang dibuat menggunakan kayu jati bisa berumur lama tanpa ada keropos akibat dimakan rayap.
Selain tahan terhadap serangga perusak kayu, kayu jati juga terbukti tahan terhadap perubahan cuaca seperti panas ataupun hujan. Oleh sebab itu, kayu jati banyak digunakan untuk membuat beraneka macam produk furniture garden seperti kursi taman ataupun kursi pantai yang mana jenis furniture garden ini membutuhkan kayu yang benar-benar kuat karena penempatan furniture ini pada umumnya di luar ruangan atau pada tempat yang bersentuhan secara langsung dengan tanah.
Selain dikenal akan tingkat keawetannya yang baik, kayu jati juga dikenal memiliki tingkat kekuatan yang sangat baik pula. Kayu jati tidak mudah pecah ataupun patah meskipun jatuh atau berbenturan dengan benda keras lainnya. Jadi, produk yang dibuat menggunakan kayu jati pasti benar-benar bagus kualitasnya.
gambar dari http://satriamadangkara.com |
Tapi dibalik itu semua, tahukah anda apa yang menyebabkan kayu jati banyak dipilih oleh masyarakat daripada jenis kayu yang lainnya? Kurang lebih berikut ini adalah alasan mengapa banyak orang lebih memilih kayu jati daripada jenis kayu yang lainnya :
- Karena kayu jati memiliki serat dan tekstur yang indah
Jika dibandingkan dengan jenis kayu yang lainnya, serat dan tekstur pada kayu jati memang lebih indah. Keindahan serat dan tekstur tersebut akan lebih terasa ketika kayu ini telah dibuat sebuah produk, misalnya untuk sebuah furniture. Furniture yang dihasilkan akan terlihat jauh lebih elegan, indah serta lebih menawan dengan tampilan serat kayunya tadi.
- Karena kayu jati tahan terhadap serangga perusak kayu
Kayu jati memang dikenal akan keawetannya. Keawetan yang dimaksud adalah tingkat ketahanannya terhadap serangga perusak kayu seperti rayap ataupun bubuk yang sangat baik. Sebagian besar produk yang dibuat menggunakan kayu jati bisa berumur lama tanpa ada keropos akibat dimakan rayap.
- Karena kayu jati tahan terhadap perubahan cuaca
Selain tahan terhadap serangga perusak kayu, kayu jati juga terbukti tahan terhadap perubahan cuaca seperti panas ataupun hujan. Oleh sebab itu, kayu jati banyak digunakan untuk membuat beraneka macam produk furniture garden seperti kursi taman ataupun kursi pantai yang mana jenis furniture garden ini membutuhkan kayu yang benar-benar kuat karena penempatan furniture ini pada umumnya di luar ruangan atau pada tempat yang bersentuhan secara langsung dengan tanah.
- Karena kayu jati lebih kuat daripada jenis kayu lainnya
Selain dikenal akan tingkat keawetannya yang baik, kayu jati juga dikenal memiliki tingkat kekuatan yang sangat baik pula. Kayu jati tidak mudah pecah ataupun patah meskipun jatuh atau berbenturan dengan benda keras lainnya. Jadi, produk yang dibuat menggunakan kayu jati pasti benar-benar bagus kualitasnya.
Jika ada pertanyaan, bagian manakah pada kayu yang paling awet dan kuat?
Dengan spontan saya akan menjawab: bagian teras. Anda tahu mengapa?
Sebab bagian teras pada kayu ini memang dikenal sebagai bagian yang
memiliki tingkat keawetan yang jauh lebih baik dari pada bagian gubal
(baca apa itu kayu teras dan gubal).
Hal ini terbukti pada aneka macam produk berbahan kayu yang ada
disekitar kita seperti produk furniture, pasti yang keropos atau lapuk
duluan adalah bagian gubal.
Mengapa kayu teras lebih awet daripada bagian gubal?
Selain karena adanya kandungan unsur kimia (zat toxic), yang menjadikan bagian teras lebih awet dari pada bagian gubal lainnya adalah karena bagian teras memiliki pori-pori yang lebih padat dibanding bagian gubal. Kepadatan pori-pori ini menjadikan bagian teras menjadi lebih keras sehingga tidak mudah diserang oleh rayap.
Lalu, mengapa kayu gubal mudah keropos atau lapuk?
Yang menjadi penyebab kayu gubal menjadi bagian yang lebih mudah lapuk dan rentan diserang rayap adalah karena bagian ini memiliki banyak rongga (banyak ruang kosong di dalam kayunya) sehingga kurang keras. Banyaknya rongga ini disebabkan karena pori-porinya yang besar.
Apakah bagian kayu yang awet ( maksudnya bagian teras) ini berlaku untuk semua jenis kayu?
Tentu saja!!! apapun jenis kayunya, entah itu kayu jati, kayu kamper, kayu merbau atau jenis kayu yang lainnya, tetap saja bagian teras adalah bagian dari kayu yang terbukti lebih awet dibanding bagian gubalnya. Oleh karena itu, jika anda memiliki rencana untuk membuat produk berbahan kayu seperti furniture dll, usahakan hanya menggunakan bagian terasnya saja, tapi jika tidak memungkinkan, bolehlah ada gubalnya tapi sebisa mungkin persentase bagian gubal ini diminimalkan
Mengapa kayu teras lebih awet daripada bagian gubal?
gambar dari http://iamfarikha.blogspot.com |
Selain karena adanya kandungan unsur kimia (zat toxic), yang menjadikan bagian teras lebih awet dari pada bagian gubal lainnya adalah karena bagian teras memiliki pori-pori yang lebih padat dibanding bagian gubal. Kepadatan pori-pori ini menjadikan bagian teras menjadi lebih keras sehingga tidak mudah diserang oleh rayap.
Lalu, mengapa kayu gubal mudah keropos atau lapuk?
Yang menjadi penyebab kayu gubal menjadi bagian yang lebih mudah lapuk dan rentan diserang rayap adalah karena bagian ini memiliki banyak rongga (banyak ruang kosong di dalam kayunya) sehingga kurang keras. Banyaknya rongga ini disebabkan karena pori-porinya yang besar.
Apakah bagian kayu yang awet ( maksudnya bagian teras) ini berlaku untuk semua jenis kayu?
Tentu saja!!! apapun jenis kayunya, entah itu kayu jati, kayu kamper, kayu merbau atau jenis kayu yang lainnya, tetap saja bagian teras adalah bagian dari kayu yang terbukti lebih awet dibanding bagian gubalnya. Oleh karena itu, jika anda memiliki rencana untuk membuat produk berbahan kayu seperti furniture dll, usahakan hanya menggunakan bagian terasnya saja, tapi jika tidak memungkinkan, bolehlah ada gubalnya tapi sebisa mungkin persentase bagian gubal ini diminimalkan
Tahukah anda apa yang dimaksud kayu gubal ? Dan apa yang dimaksud kayu teras ? Serta apa yang dimaksud lingkaran tahun
? Istilah-istilah tersebut sangat sering kita dengar ketika kita
membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan kayu, khususnya kayu yang
masih berupa gelondong atau log. Secara singkat, pengertian tentang kayu gubal, kayu teras dan lingkaran tahun adalah sebagai berikut:
- Kayu gubal adalah bagian tepi atau pinggir dari kayu.
- Kayu teras adalah bagian tengah atau inti kayu
- Lingkaran tahun adalah pertanda yang menandakan umur dari sebuah pohon atau sebut saja kayu karena lingkaran tahun pada dasarnya memang hanya bisa dilihat ketika pohon sudah ditebang atau berbentuk kayu.
Mungkin bagi sebagian orang yang masih baru dibidang ini, istilah kayu gubal, kayu teras, dan lingkaran tahun pasti terdengar cukup asing. Nah untuk itu, berikut ini adalah penjelasan mengenai isitlah-istilah tersebut yang dapat membantu anda untuk lebih memahaminya.
Lihat gambar agar lebih memahami maksud dari tulisan ini |
Dimulai dari lingkaran tahun : Terbentuknya lingkaran tahun pada sebuah batang pohon dimulai pada saat pohon pertama kali tumbuh hingga ditebang atau mati. Lingkaran tahun ini terbentuk hanya satu kali untuk setiap tahunnya dan jumlahnya akan terus bertambah pada tahun-tahun berikutnya selama pohon itu tumbuh. Semakin tua usia sebuah pohon maka semakin banyak jumlah lingkaran tahunnya, contoh: pada sebuah kayu gelondong, jika jumlah lingkaran tahun yang anda hitung berjumlah 15 berarti kayu tersebut berasal dari sebuah pohon yang telah hidup selama 15 tahun. Itu sebabnya umur sebuah pohon bisa diketahui melalui jumlah lingkaran tahun yang ada pada batangnya. Bagaimanakah bentuk lingkaran tahun itu? Sesuai namanya, lingkaran tahun berbentuk sebuah lingkaran tetapi bukan berarti berbentuk lingkaran yang 100% sempurna, biasanya, bentuk lingkarannya mengikuti bentuk lingkar pada fisik batang pohon itu sendiri.
Yang kedua, kayu gubal atau gubal kayu: yang dimaksud kayu gubal bukanlah nama untuk jenis kayu atau spesies pohon, tetapi yang dinamakan kayu gubal adalah bagian pinggir atau tepi pada sebuah kayu termasuk semua jenis kayu baik itu kayu jati, mahoni, sonokeling, kayu eboni, mindi dll. Umumnya, gubal kayu berwarna terang atau putih, lebih terang dari pada kayu teras.
Ketiga, kayu teras : yang dinamakan kayu teras adalah bagian tengah atau inti dari sebuah kayu. Umumnya bagian ini berwarna lebih gelap dibanding kayu gubal. Jadi pada sebuah kayu, antara kayu gubal dan kayu teras terlihat secara jelas seperti ada batas yang memisahkannya. Tetapi ada jenis-jenis kayu tertentu serti contoh kayu sengon, yang antara kayu teras dan kayu gubalnya memiliki warna yang hampir sama sehingga batas antara keduanya terlihat samar atau terlihat kurang jelas.
Lebih kuat mana atau lebih awet mana antara kayu gubal dan kayu teras?
Jawabannya adalah kayu teras. Mengapa? sebab kayu teras memiliki serat dan pori-pori lebih padat dibanding kayu gubal sehingga kayu teras lebih keras(keras dalam artian lebih berbobot bukan keras mudah pecah). Hal ini membuat kayu teras menjadi kuat dan tidak mudah keropos. Sedangkan yang menyebabkan kayu teras lebih awet dari pada kayu gubal adalah adanya unsur-unsur kimia yang terkandung pada kayu teras seperti zat toxic. Zat kimia tersebut menjadikan kayu teras tahan terhadap penyakit atau hama perusak kayu. Jadi, lebih disarankan memakai kayu teras untuk membuat berbagai perabotan dari kayu
Tidak semua jenis kayu bisa digunakan untuk membuat triplek, sebab, sedikitnya ada 3 syarat atau kriteria yang harus ada pada sebuah kayu agar bisa digunakan untuk membuat triplek.
Anda tahu apa ke-3 syarat atau kriteria itu? Jika ada yang belum tahu
mengenai kriteria kayu seperti apa yang bisa dipakai untuk membuat
triplek, berikut ini adalah ke-3 kriteria kayu tersebut:
Pertama adalah bentuk fisik kayu harus bulat. Maksudnya, kayu yang cocok digunakan untuk bahan baku pembuatan triplek adalah kayu yang memiliki tingkat kebulatan yang sempurna pada batangnya. Sebab pertimbangannya adalah kayu yang memiliki tingkat kebulatan yang baik, pemanfaatannya bisa jauh lebih dimaksimalkan atau dengan kata lain tidak banyak kayu yang terbuang.
Kedua adalah bentuk fisik kayu harus lurus. Selain tingkat kebulatan yang sempurna (katakanlah 90 % sempurna), tingkat kelurusan kayu juga menjadi syarat penting dalam hal ini.
Ketiga adalah persediaan yang banyak. Persediaan yang banyak tentunya akan berhubungan dengan kecepatan masa tumbuh pohon penghasil kayu itu sendiri. Sebab kalau syarat ini tidak terpenuhi, proses produksi pabrik akan mengalami gangguan sebab pasokan kayu (bahan baku) tidak konsisten.
Lalu, jenis kayu apa yang memenuhi kriteria tersebut?
Jenis kayu yang cocok dipakai untuk pembuatan triplek adalah kayu jabon dan kayu sengon. Sebab, baik kayu jabon maupun kayu sengon memang memenuhi ke-3 kriteria di atas. Dan itulah mengapa, baik kayu jabon maupun kayu sengon banyak digunakan oleh pabrik-pabrik pembuatan triplek. Sebab kedua jenis kayu tersebut selain dikenal berbatang bulat dan lurus, juga memiliki dikenal sebagai tanaman yang memiliki masa tumbuh yang sangat cepat dibanding tanaman kayu-kayuan lainnya sehingga persediaan akan kedua jenis kayu tersebut (kayu jabon dan kayu sengon) sangat banyak.
Apakah tidak ada jenis kayu lain yang bisa dipakai untuk membuat triplek selain kayu kedua jenis kayu tersebut?
Tentu ada, salah satunya adalah kayu jati. Kayu jati (yang kondisi fisiknya memenuhi kriteria) juga biasa dipakai dalam proses pembuatan triplek. Di pasaran, triplek dari kayu jati dikenal dengan nama teak blok
Mungkin ada banyak orang yang berpikiran mengapa sih harga tiap-tiap kayu tidak sama, padahal kan sama-sama kayunya? Yups, Jangankan harga untuk tiap-tiap kayu, harga untuk satu jenis kayupun sebenarnya belum tentu sama, sebab ada banyak faktor yang mempengaruhi atau menentukan terhadap harga sebuah kayu.
Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi mahal atau tidaknya harga kayu:
Kualitas atau mutu: Semakin baik kualitas sebuah kayu maka harganya akan semakin mahal. Hal ini bisa anda buktikan dengan survei langsung ke perhutani ( Jika anda belum tahu tentang perhutani, baca perhutani penghasil kayu gelondong). Di sana harga kayu yang dijual didasarkan pada 4 kategori kualitas yakni kayu dengan mutu P (pertama), mutu D (kedua), mutu T (ketiga), dan mutu M (keempat). Contoh: harga kayu jati dengan mutu T (tiga), jelas tidak akan sama dengan harga kayu jati dengan mutu D (dua)
Pertama adalah bentuk fisik kayu harus bulat. Maksudnya, kayu yang cocok digunakan untuk bahan baku pembuatan triplek adalah kayu yang memiliki tingkat kebulatan yang sempurna pada batangnya. Sebab pertimbangannya adalah kayu yang memiliki tingkat kebulatan yang baik, pemanfaatannya bisa jauh lebih dimaksimalkan atau dengan kata lain tidak banyak kayu yang terbuang.
Kedua adalah bentuk fisik kayu harus lurus. Selain tingkat kebulatan yang sempurna (katakanlah 90 % sempurna), tingkat kelurusan kayu juga menjadi syarat penting dalam hal ini.
Ketiga adalah persediaan yang banyak. Persediaan yang banyak tentunya akan berhubungan dengan kecepatan masa tumbuh pohon penghasil kayu itu sendiri. Sebab kalau syarat ini tidak terpenuhi, proses produksi pabrik akan mengalami gangguan sebab pasokan kayu (bahan baku) tidak konsisten.
gambar dari http://infosoloraya.com |
Lalu, jenis kayu apa yang memenuhi kriteria tersebut?
Jenis kayu yang cocok dipakai untuk pembuatan triplek adalah kayu jabon dan kayu sengon. Sebab, baik kayu jabon maupun kayu sengon memang memenuhi ke-3 kriteria di atas. Dan itulah mengapa, baik kayu jabon maupun kayu sengon banyak digunakan oleh pabrik-pabrik pembuatan triplek. Sebab kedua jenis kayu tersebut selain dikenal berbatang bulat dan lurus, juga memiliki dikenal sebagai tanaman yang memiliki masa tumbuh yang sangat cepat dibanding tanaman kayu-kayuan lainnya sehingga persediaan akan kedua jenis kayu tersebut (kayu jabon dan kayu sengon) sangat banyak.
Apakah tidak ada jenis kayu lain yang bisa dipakai untuk membuat triplek selain kayu kedua jenis kayu tersebut?
Tentu ada, salah satunya adalah kayu jati. Kayu jati (yang kondisi fisiknya memenuhi kriteria) juga biasa dipakai dalam proses pembuatan triplek. Di pasaran, triplek dari kayu jati dikenal dengan nama teak blok
Mungkin ada banyak orang yang berpikiran mengapa sih harga tiap-tiap kayu tidak sama, padahal kan sama-sama kayunya? Yups, Jangankan harga untuk tiap-tiap kayu, harga untuk satu jenis kayupun sebenarnya belum tentu sama, sebab ada banyak faktor yang mempengaruhi atau menentukan terhadap harga sebuah kayu.
gambar dari http://greenradio.fm |
Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi mahal atau tidaknya harga kayu:
- Jenis kayu: Jenis kayu adalah faktor yang paling berpengaruh dalam menentukan harga. Sebab tiap-tiap jenis kayu memiliki harga pasaran yang berbeda-beda, ada yang mahal dan ada juga yang murah. Contoh: harga untuk jenis kayu mahoni jelas tidak akan sama dengan harga kayu pinus.
- Tingkat kepopuleran: Selain jenis kayu, tingkat kepopuleran sebuah kayu juga merupakan faktor yang menentukan mahal atau tidaknya harga kayu. Semakin populer sebuah kayu (banyak dibutuhkan), maka harganya pun akan semakin mahal. Contoh : Jika dulu orang enggan membeli kayu sengon atau jabon walaupun dengan harga murah sekalipun, tapi, seiring banyak berdirinya pabrik-pabrik pengolahan kayu, kini kayu sengon ataupun kayu jabon memiliki nilai tawar yang cukup baik di pasaran. Sebab baik kayu sengon ataupun kayu jabon banyak dibutuhkan oleh pabrik untuk dijadikan bahan baku dalam proses produksinya. Itu berarti kayu ini semakin populer saat ini dan bahkan tidak sedikit orang yang berinvestasi untuk membudidayakannya.
- Persediaan: banyak-sedikitnya persediaan atau stok sebuah kayu di alam juga merupakan faktor yang mempengaruhi harga kayu. Semakin langka sebuah kayu, pasti harganya juga semakin mahal. Itulah sebabnya mengapa harga kayu cenderung naik untuk setiap tahunnya. Contoh: mungkin anda juga sering mendengar orang-orang tua bilang jika dulu ( tahun 90-an) harga kayu jati masih tergolong murah, tidak heran sebab mungkin waktu itu persediaan akan kayu jati di alam memang masih terbilang cukup banyak. Lain cerita untuk sekarang, sudah berapa juta meter kubik kayu jati yang telah digunakan hingga saat ini. Dan parahnya lagi, masa tumbuh pohon jati sangat lama, jadi persediaannya selalu berkurang dari tahun ke tahun.
- Ukuran: Ukuran ini ada dua macam yakni panjang dan lebar diameter. Dan umumnya, ukuran ini berlaku untuk kayu gelondong atau kayu log. Semakin besar ukuran diameter batang sebuah kayu, harganya juga akan semakin mahal, dan semakin panjang sebuah kayu, harganya juga pasti semakin mahal.
Kualitas atau mutu: Semakin baik kualitas sebuah kayu maka harganya akan semakin mahal. Hal ini bisa anda buktikan dengan survei langsung ke perhutani ( Jika anda belum tahu tentang perhutani, baca perhutani penghasil kayu gelondong). Di sana harga kayu yang dijual didasarkan pada 4 kategori kualitas yakni kayu dengan mutu P (pertama), mutu D (kedua), mutu T (ketiga), dan mutu M (keempat). Contoh: harga kayu jati dengan mutu T (tiga), jelas tidak akan sama dengan harga kayu jati dengan mutu D (dua)
Sudah sejak lama Perum Perhutani
dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia khususnya masyarakat
Jawa) sebagai perusahaan milik negara yang bergerak dibidang kehutanan,
salah satunya adalah sebagai penghasil sekaligus penjual kayu
yang hingga saat ini, masih tercatat sebagai salah satu perusahaan
penjual kayu terbesar di Indonesia. Hal tersebut dibuktikannya dengan
banyaknya volume kayu yang mampu dihasilkan dan dijual oleh perhutani
tiap periodenya.
Tapi meskipun demikian, hal tersebut tidak menghentikan upaya perhutani untuk mencari terobosan baru mengenai sistem atau tata cara penjualan kayu yang lebih baik agar produknya (kayu) bisa lebih diserap oleh masyarakat. Sebab, jika semakin banyak masyarakat yang membeli atau menggunakan kayu perhutani, berarti jumlah pelaku illegal logging dapat ditekan atau diminimalkan, sebab kayu perhutani adalah kayu resmi yang dapat dipertanggung jawabkan kelegalan dan kelengkapan surat-suratnya.
Sebab, tidak sedikit masyarakat yang belum mengetahui bagaimana cara membeli kayu ke perhutani. Banyak diantara masyarakat yang beranggapan jika proses pembelian kayu di perhutani sangat rumit dan menyita banyak waktu. Sehingga pada akhirnya mereka membeli kayu kepada para pengepul yang tentunya soal harga pasti jauh lebih mahal. Tapi itu masih mendingan, dari pada membeli kayu dari oknum-oknum yang tidak jelas kayunya berasal dari mana, apakah kayu tersebut resmi atau hasil illegal logging.
Dan belajar dari situ, supaya lebih mempermudah masyarakat untuk membeli kayu di perhutani, kini perhutani menawarkan setidaknya 4 cara yang bisa dipilih oleh masyarakat yang ingin membeli kayu di perhutani. Keempat cara tersebut adalah sebagai berikut :
Tapi meskipun demikian, hal tersebut tidak menghentikan upaya perhutani untuk mencari terobosan baru mengenai sistem atau tata cara penjualan kayu yang lebih baik agar produknya (kayu) bisa lebih diserap oleh masyarakat. Sebab, jika semakin banyak masyarakat yang membeli atau menggunakan kayu perhutani, berarti jumlah pelaku illegal logging dapat ditekan atau diminimalkan, sebab kayu perhutani adalah kayu resmi yang dapat dipertanggung jawabkan kelegalan dan kelengkapan surat-suratnya.
gambar dari albertjefri.blogspot.com |
Sebab, tidak sedikit masyarakat yang belum mengetahui bagaimana cara membeli kayu ke perhutani. Banyak diantara masyarakat yang beranggapan jika proses pembelian kayu di perhutani sangat rumit dan menyita banyak waktu. Sehingga pada akhirnya mereka membeli kayu kepada para pengepul yang tentunya soal harga pasti jauh lebih mahal. Tapi itu masih mendingan, dari pada membeli kayu dari oknum-oknum yang tidak jelas kayunya berasal dari mana, apakah kayu tersebut resmi atau hasil illegal logging.
Dan belajar dari situ, supaya lebih mempermudah masyarakat untuk membeli kayu di perhutani, kini perhutani menawarkan setidaknya 4 cara yang bisa dipilih oleh masyarakat yang ingin membeli kayu di perhutani. Keempat cara tersebut adalah sebagai berikut :
- Dengan cara sistem kontrak
- Pembelian secara langsung
- Pembelian melalui lelang konvensional
- Pembelian melalui lelang online
Pada dasarnya, kayu jati adalah jenis kayu yang memiliki kualitas baik, bahkan tidak sedikit orang yang bilang kalau kualitas kayu jati sebagai kayu pertukangan
adalah nomer wahid. Kayu ini biasa dipakai oleh masyarakat sebagai
bahan baku untuk membuat mebel, baik mebel garden maupun mebel indoor.
Bahkan penggunaan kayu jati untuk furniture yang ditempatkan secara
langsung dengan tanah juga sangat disarankan.
Yang menjadi pertanyaan, apakah kayu jati selalu berkualitas bagus?
Jawabannya
adalah belum tentu juga, sebab banyak juga kayu jati yang kualitasnya
kurang bagus atau pas-pasan beredar di pasaran. Biasanya kayu jati
dengan kualitas seperti ini merupakan jenis kayu jati muda atau
jenis-jenis tertentu dari kayu jati (silakan baca jenis-jenis kayu jati).
Lalu, apakah kayu jati tua adalah jenis kayu jati yang berkualitas bagus?
Jawabannya
adalah tentu, kayu jati yang tua pasti berkualitas bagus, sebab, kayu
jati tua memiliki pori-pori yang lebih padat sehingga kayu menjadi kuat
dan awet. Selain itu, kayu jati tua memiliki permukaan yang sangat
dekoratif, sebab tekstur dan serat kayunya memang sudah terbentuk dengan
sempurna dan indah. Akan tetapi, untuk memperoleh kayu jati yang lebih berkualitas,
kalau hanya berpatokan pada umur kayu dirasa masih belum cukup, sebab
seberapapun tuanya umur dari sebuah kayu, pasti tidak akan luput dari
cacat kayu yang terbentuk secara alami.
Untuk itu, di bawah ini merupakan ciri-ciri kayu jati yang berkualitas bagus :
contoh mata mati |
- Tentu saja umur kayu harus benar-benar tua. Sebab kayu tua memiliki tingkat kekuatan dan keawetan yang sangat bagus.
- Pori-pori kayu terlihat padat. Pori-pori yang padat menjadikan kayu jati lebih awet dan tahan terhadap serangan hama perusak kayu seperti rayap.
- Warna kayu lebih hidup. Kayu jati yang berkualitas bagus pasti kayunya tua, dan warna permukaan kayu pada kayu jati yang berumur tua akan terlihat lebih hidup, penyebbnya adalah banyaknya pigmen kayu yang terbentuk pada kayu jati tua.
- Tidak terdapat mata mati pada kayu. Mata mati perlu dihindari sebab kayu dengan mata mati memiliki kemingkinan patah sangat besar.
- Tidak ada hati kayu. Hati kayu adalah bagian dari pusat kayu, bagian ini biasanya berisi seperti gabus. Umumnya, tampilan hati pada kayu, berbentuk seperti garis yang panjang (jleret) dan apabila terlepas akan menimbulkan bekas yang dapat merusak keindahan kayu jati.
- Kayu tidak berlubang. Sama seperti keberadaan hati kayu, lubang pada kayu juga menyebabkan tampilan kayu menjadi tidak bagus karena akan terlihat banyak dempul untuk menutupinya.
- Tidak ada gubal kayu, atau kalaupun ada sebisa mungkin diminimalisir sesedikit mungkin (± 3% kayu gubal masih dianggap berkualitas)
Mungkin sudah banyak orang tahu akan kayu jati,
sebab popularitas kayu ini memang sangat mengagumkan, baik dari sisi
kualitas kayu maupun tekstur serat kayunya. Tetapi, tahukah anda jika
kayu jati yang kita kenal selama ini memiliki beberapa jenis yang
berbeda.
Setidaknya ada tiga jenis kayu jati yang umum digunakan oleh masyarakat. Ketiga jenis kayu jati tersebut adalah kayu jati mas, kayu jati rakyat dan kayu jati perhutani. Dari ketiga jenis kayu jati tersebut, masing-masing memiliki karakter sendiri-sendiri. Dan untuk lebih mengenal tentang ketiga jenis kayu jati tersebut, di bawah ini ada sedikit ulasan terkait hal itu.
Setidaknya ada tiga jenis kayu jati yang umum digunakan oleh masyarakat. Ketiga jenis kayu jati tersebut adalah kayu jati mas, kayu jati rakyat dan kayu jati perhutani. Dari ketiga jenis kayu jati tersebut, masing-masing memiliki karakter sendiri-sendiri. Dan untuk lebih mengenal tentang ketiga jenis kayu jati tersebut, di bawah ini ada sedikit ulasan terkait hal itu.
Kayu jati mas
: kayu jati mas adalah jenis kayu jati yang pohonnya memiliki masa
pertumbuhan lebih cepat dari pada masa pertumbuhan pohon jati pada
umumnya. Hanya dalam kurun waktu 7 hingga 15 tahun, pohon ini sudah
tumbuh besar dan siap untuk ditebang. Hal ini merupakan kelebihan dari
pohon jati mas. Sedangkan kelebihan lainnya adalah pohon jati mas
kebanyakan berbatang lurus tanpa ada bengkokan atau kalaupun ada hanya
sebagian kecil saja sehingga kayu yang dihasilkan juga lurus. Kondisi
kayu yang seperti ini sangat disukai oleh para pekerja mebel ketika
mereka mengerjakan desain furniture yang berbidang lebar seperti meja
dan lemari. Tetapi ada juga kekurangan kayu jati mas ini, yaitu terlalu
banyak gubal kayunya - baca pengertian tentang gubal kayu – selain itu, pori-pori pada kayu jati mas tergolong lebih besar-besar atau dengan kata lain kurang padat.
Kayu jati rakyat
: bila dibandingkan dengan pohon jati mas, pohon jati rakyat lebih
cenderung banyak bengkokan pada batangnya sehingga kayu yang dihasilkan
biasanya bengkok. Selain itu, pohon jati rakyat memiliki masa
pertumbuhan lebih lama daripada kayu jati mas yakni sekitar 15 hingga 25
tahun untuk siap ditebang dan bisa digunakan kayunya. Tetapi dengan
lamanya masa tumbuh tersebut, menjadikan pori-pori pada kayu jati jenis
ini lebih padat dibanding kayu jati mas. Dan gubal pada kayu jati rakyat
biasanya lebih sedikit.
Kayu jati perhutani
: kayu jati perhutani adalah kayu jati yang dikelola oleh perhutani
mulai dari pembibitan hingga penebangan dan penjualannya. Kayu jati
perhutani atau sering disebut juga dengan kayu jati TPK dikenal memiliki
kualitas yang sangat bagus dibanding jenis kayu jati yang lain. Untuk
kayu jati jenis ini, bisa dipastikan berumur tua, sebab setiap tahunnya
perhutani selalu menyeleksi pohon-pohon yang siap untuk ditebang dan
tentunya dipilih yang tua-tua dulu.
Apakah kelemahan dan kelebihan dari ketiga jenis kayu jati tersebut?
Kelemahan kayu jati mas :
- banyak gubal
- Kadar air tinggi
- kayunya keras, mudah pecah (karena kebanyakan kayu yang ditebang masih berumur muda)
- Warna kayunya pucat
- tingat keawetan : kurang awet hingga sedang
Kelebihan kayu jati mas :
- harganya lebih murah dari kayu jati perhutani
- kebanyakan kayunya lurus
Kelemahan kayu jati rakyat :
- banyak gubal
- kadar air tinggi
- ada yang kayunya keras dan ada juga yang tidak (tergantung tua-mudanya kayu)
- warna kayu pucat
Kelebihan kayu jati rakyat :
- harganya lebih murah dari kayu jati perhutani
- cukup awet
Kelemahan kayu jati perhutani :
- harganya mahal
Kelebihan kayu jati perhutani :
- pori-pori kayunya lebih padat
- tekturnya lebih berminyak
- warna kayunya lebih hidup
- yang terakhir adalah sangat awet
Jadi, bagus mana antara ketiga jenis kayu jati tersebut?
jawabannya, tentu saja kayu jati perhutani
merupakan jenis yang paling bagus. Meskipun harganya lebih mahal tapi
sepadan dengan kualitas kayunya. Meskipun demikian, penggunaan kayu jati mas maupun kayu jati rakyat tetap banyak, hal ini bertujuan untuk meminimalisir biaya produksi.
Assalamualaikum... Edisi bantu saudara... Jual kayu jati Perhutani umur 50-70 tahun Diameter +- 1 meter. ada sekitar 1500 pohon. lokasi Jabar. Harga on Location 34 Milyar. Jual borongan. Sudarmono 0812-4454-4457, darmono354@gmail.com Terimakasih.
BalasHapus