Cara Menanam dan Merawat Pohon Jati Yang Baik
Cara Menanam dan Merawat Pohon Jati Yang Baik -
Tanaman Jati atau pohon jati merupakan salah satu
tanaman perkebunan yang di tanam dengan tujuan untuk dimanfaatkan kayunya. Jati
merupakan tanaman kayu dengan kualitas yang sangat baik dan memiliki harga jual
yang sangat tinggi dipasaran. Umumnya kayu jati di manfaatkan untuk bahan baku
pembuatan furniture seperti lemari, meja, kursi, alat – alat rumah tangga, dan
beberapa juga dimanfaatkan untuk mempercantik tampilan rumah, karena dengan
menambahkan unsur kayu pada dinding, lantai, atap atau yang lainnya akan
menimbulkan kesan minimalis natural. Selain itu kayu jati juga terkenal sangat
kuat dan tahan lama terhadap cuaca maupun serangga/ binatang pemakan kayu
seperti rayap dan lain – lain. Inilah mungkin penyebabnya harga kayu jati
dipasaran cukup mahal. Walaupun mahal, permintaan kayu jati di pasaran tetap
tinggi, hal ini menyebabkan banyak petani perkebunan berlomba – lomba menanam
pohon jati di lahan perkebunannya. Oleh sebab itu kita kerap sekali menjumpai
pohon yang satu ini.
Walaupun pohon jati merupakan jenis tanaman kayu
yang tidak perlu perawatan khusus untuk bisa hidup, namun kita harus tetap
memberikan perawatan-perawatan tertentu agar kayu yang di hasilkan memiliki
kualitas yang tinggi. Nah sebelum kita mengetahui perawatan apa saja yang harus
dilakukan, mari kita coba untuk mengetahui lebih dalam apa itu tanaman jati.
Jati adalah sejenis pohon penghasil kayu bermutu
tinggi. Pohon besar, berbatang lurus, dapat tumbuh mencapai tinggi 30-40 m.
Berdaun besar, yang luruh di musim kemarau. Jati dapat tumbuh di daerah dengan
curah hujan 1 500 – 2 000 mm/tahun dan suhu 27 – 36 °C baik di dataran rendah
maupun dataran tinggi. Tempat yang paling baik untuk pertumbuhan jati adalah
tanah dengan pH 4.5 – 7 dan tidak dibanjiri dengan air. Jati memiliki daun berbentuk
elips yang lebar dan dapat mencapai 30 – 60 cm saat dewasa. Jati memiliki
pertumbuhan yang lambat dengan germinasi rendah (biasanya kurang dari 50%) yang
membuat proses propagasi secara alami menjadi sulit sehingga tidak cukup untuk
menutupi permintaan atas kayu jati. Sumber (http://id.wikipedia.org/wiki/Jati).
Beberapa Varietas Jati yang Unggul di pasaran
No.
|
Nama Dagang
|
Produsen
|
Materi Asal
|
|
1
|
Jati Plus Perhutani
(JPP)
|
PT. Perhutani
|
Jawa
|
|
2
|
Jati Super
|
PT. Monfori Nusantara
|
Thailand
|
|
3
|
Jati Emas
|
PT. Katama Suryabumi
|
Birma
|
|
4
|
Jati Unggul
|
PT. Bumundo, PT.
Fitotek
|
Jawa
|
|
5
|
Jati Kencana
|
PT. Dafa Teknoagro
Mandiri
|
Jawa Timur
|
|
6
|
JUL
|
KBP Lamongan
|
Thailand
|
Cara Menanam Pohon Jati Emas
- Membuat lubang galian ukuran 40 cm x 40 cm dengan kedalaman juga 40 cm.
- Mencampur media tanam yang terdiri dari pupuk SP36 20 gram, dolomit 30 gram dan tanah bekas galian. Campuran media ini penting untuk pertumbuhan akar.
- Memasukkan campuran pupuk dan tanah ke dalam lubang galian setinggi sepertiga kedalaman lubang galian sambil diberi siraman air dari gembor penyiram.
- Memasukkan bibit jati emas ke dalam lubang galian dan menyobek polybagnya.
- Menimbun lubang galian dan memasang anjir penyangga agar tanaman tidak goyang terkena angin.
- Batang tanaman harus diikat pada palang kayu melintang.
- Menyiram sambil memadatkan tanah bekas urugan yang ditimbunkan pada bibit.
Cara Merawat Pohon Jati
- Pembersihan rumput liar di sekitar tanaman.
- Pembuatan saluran pematusan air hujan agar air tidak menggenang di areal perkebunan.
- Pruning, yaitu memotong/menghilangkan tunas baru calon cabang yang tumbuh pada batang utama sampai pada ketinggian 6 m. Tujuannya untuk menghilangkan mata kayu.
- Pemberantasan hama dan penyakit yang menyerang tanaman jati muda.
- Pemberian pupuk secara berkala.
Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Jati
No.
|
Hama dan Penyakit
|
Tanda-tanda Serangan
|
Akibat yang timbul
|
Obat
|
1.
|
Serangan ulat daun
|
Daun jati berlubang
|
Pertumbuhan terhambat
|
Basudin 50 EC
|
2.
|
Serangan kutu putih/wool
|
Tampak putih pada daun
|
Pertumbuhan terhambat
|
Pegasus
|
3.
|
Serangan jamur kuning
|
Bercak kuning pada daun
|
Daun mengering/coklat
|
Benlate T20WP
|
4.
Penyiapan lahan.
a) Penyiapan
lahan untuk tanaman hutan.
- Pada tanaman di lahan HTR yang
perlu diperhatikan adalah penentuan luas lahan dan jarak tanam serta lamanya
produk kayu yang akan dipanen. Karena model yang diharapkan adalah rotasi tanam
hutan yang berkelanjutan. Jika akan membutuhkan waktu panen antara 5 s/d 6
tahun maka jarak yang digunakan adalah jarak tanam dapat menggunakan 2,5
X 2.5 meter. Sehingga dalam 1 ha terdapat 1300 pohon. Jika umur panen 7
s/d 8 tahun maka sebaiknya menggunakan jarak tanah 2,5 X 3 meter.
- Untuk menata jarak tanam dan
arah yang tepat maka dapat dilakukan dengan memberi ajir terlebih dahulu,
kemudian digali lobang dengan ukuran 30 cm X 30 cm X 30 cm.
- Setelah 10 hari sejak penggalian lobang,
maka galian tersebut diberi pupuk kandang dan pupuk an organik
- Lahan diberikan pupuk hayati
Bio P 2000 Z + Phosmit + 200 liter air dalam 1 ha. Kegunaan pupuk
ini sebagai pembenah tanah, pengelola unsur hara yang ada di alam.
b) Penyiapan
lahan untuk tanaman sela.
-
Selain lahan untuk tanaman hutan,
disiapkan pula lahan untuk tanaman sela penanaman.
- Setelah
lahan sudah tersedia dan dalam keadaan siap tanam maka bibit yang sudah
disediakan ditanam pada lobang yang telah disiapkan.
- Gunting
separuh daun - daun yang ada pada bibit dan sisakan 2 daun (hal ini dilakukan
agar konsentrasi pertumbuhan pada saat tanam ada pada daun baru ).
- Masukkan
bibit dan taruh pupuk tambahan sejajar dengan tajuk daun. Timbun lubang dengan
tanah bagian bawah pada saat penggalian awal.
D. Pemeliharaan
1. Pendangiran
(membersihkan piringan seluas canopy tanaman) dan pembumbunan.
Tiga bulan setelah
tanam, piringan seluas canopy didangir, dibersihkan dari gulma/tumbuhan
pengganggu lainnya, serta dibumbun. Pendangiran adalah kegiatan penggemburan
tanah di sekitar tanaman untuk memperbaiki sifat fisik tanah (drainase tanah),
yang dapat memacu pertumbuhan tanaman jati. Pendangiran dilakukan pada umur
tanaman jati 3 bulan hingga 4 tahun dan dilakukan 1 - 2 kali dalam setahun
2. Penyulaman
tanaman yang mati atau kerdil.
Selama proses pemeliharaan berlangsung, penyulaman dilakukan untuk
mengganti tanaman yang mati atau tidak sehat karena terserang penyakit atau
tanaman yang jelek pertumbuhannya (patah, bengkok, dan gundul). Penyulaman
dilakukan selama masa awal pemeliharaan yaitu 1 - 2 tahun, frekwensi penyulaman
2 kali setahun
3. Penyiangan
atau pengendalian gulma
Rumput, alang-alang dan gulma harus dikendalikan karena menjadi pesaing
tanaman jati dalam memperoleh cahaya matahari, kelembaban dan unsur hara tanah.
Penyiangan gulma dilakukan, baik pada musim kemarau maupun musim hujan.
Frekwensi penyiangan minimum 3 - 4 bulan sekali dalam setahun saat tanaman jati
berumur 1 - 2 tahun. Selanjutnya penyiangan dilakukan setiap 6 - 12 bulan sekali
sampai tanaman dipanen.
4. Pemupukan
tanaman
Tiga bulan setelah ditanam, tanaman jati diberi pupuk NPK (15:15:15)
100gr. Cara pemupukan: tanah seluas canopy didangir dan digemburkan terlebih
dahulu (hati-hati jangan terlalu dalam agar tidak mengenai akar), lalu
dibuatkan siring melingkar (lebar siring 10 cm dan dalamnya 15 cm) dengan
diameter siring tepat diujung canopy atau tepat diujung akar-akar rambut yang
akan menyerap pupuk tersebut. Kemudian masukkan pupuk dan selanjutnya siring
ditutup kembali dengan tanah dan dilakukan penyiraman.
Pemupukan selanjutnya dilakukan dengan cara yang sama seperti tersebut di
atas, pada usia tanaman dan dengan dosis per pohon sebagai berikut:
· Usia tanaman 6 bulan dengan dosis 100gr NPK
· Usia tanaman 9 bulan dengan dosis 100gr NPK
· Usia tanaman 12 bulan dengan dosis 100gr NPK
· Usia tanaman 24 bulan dengan dosis 100gr NPK dan
50gr Urea
· Usia tanaman 48 bulan dengan dosis 100gr NPK dan
100gr Urea
5. Pemangkasan
cabang dan Perwiwilan
Pemangkasan cabang adalah kegiatan pembuangan cabang yang tidak
diinginkan untuk memperoleh batang bebas cabang sampai ketinggian 6 meter dari
tanah. Memangkas atau memotong cabang harus tepat dipangkal batang atau ruas
pertama dari tunas air. Untuk menghindari kontak dengan bibit penyakit, luka
bekas pemangkasan sebaiknya ditutupi dengan bahan penutup luka seperti ter atau
parafin.
6. Pemangkasan
tonggak penyangga
Jika ada tanaman yang tumbuhnya tidak tegak/agak condong atau
pertumbuhannya tidak tegar (agak kurus maka perlu diberi penyangga).
7. Pemberantasan
Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menggunakan alat Hand
Sprayer pada dosis/takaran, serta cara yang tepat (dosis/takaran dan caranya
dapat dibaca pada kemasan produk obat pestisida yang digunakan). Hama dan
penyakit, tanda serangan, akibat yang ditimbulkan serta pestisida
pemberantasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
a)
Hama ulat jati (Hyblaea puera & Pyrausta
machaeralis) yang menyerang pada awal musim penghujan, yaitu
sekitar bulan Nopember – Januari dengaan gejalan daun-daun yang terserang
berlubang karena dimakan ulat. Bila jumlah ulat tersebut tidak banyak cukup
diambil dan dimatikan. Bila tingkat serangan sudah tinggi, maka perlu dilakukan
pengendalian dengan cara penyemprotan menggunakan insektisida.
b)
Hama uret (Phyllophaga sp) yang
merupakan larva kumbang, biasanya menyerang pada bulan Februari – April
dengan memakan akar tanaman terutama yang masih muda, sehingga tanaman
tiba-tiba layu, berhenti tumbuh dan kemudian mati. Jika media dibongkar, akar
tanaman terputus/rusak dan dapat dijumpai hama uret. Kerusakan dan kerugian
paling besar akibat serangan hama uret terutama terjadi pada tanaman umur 1-2
bulan di lapangan, tanaman menjadi mati. Pencegahan dan pengendalian hama uret
dilakukan dengan penambahan insektisida granuler di lubang tanam pada saat
penanaman atau pada waktu pencampuran media di persemaian, khususnya pada
lokasi-lokasi endemik/rawan hama uret.
c)
Hama Tungau Merah (Akarina),
biasanya menyerang pada bulan Juni – Agustus dengan gejala daun berwarna kuning
pucat, pertumbuhan bibit terhambat. Hal ini terjadi diakibatkan oleh cairan
dari tanaman/terutama pada daun dihisap oleh tungau. Bila diamati secara teliti,
di bawah permukaan daun ada tungau berwarna merah cukup banyak (ukuran ± 0,5
mm) dan terdapat benang-benang halus seperti sarang laba-laba. Pengendalian
hama tungau dapat dilakukan dengan menggunakan akarisida.
d)
Hama kutu putih/kutu lilin yang
bisa menyerang setiap saat pada bagian pucuk (jaringan meristematis). Pucuk
daun yang terserang menjadi keriting sehingga tumbuh abnormal dan terdapat kutu
berwarna putih berukuran kecil. Langkah awal pengendalian berupa pemisahan
bibit yang sakit dengan yang sehat karena bisa menular. Bila batang sudah
mengkayu, batang dapat dipotong 0,5 – 1 cm di atas permukaan media; pucuk yang
sakit dibuang/dimusnahkan. Jika serangan sudah parah dan dalam skala yang luas
maka dapat dilakukan penyemprotan dengan menggunakan akarisida.
e)
Hama lalat putih atau
serangga kecil bertubuh lunak, mirip lalat, termasuk dalam ordo Homoptera. Hama
ini mencucuk dan mengisap cairan tanaman sehingga menjadi layu, kerdil bahkan
mati. Selain itu dapat menularkan virus dari tanaman sakit ke tanaman sehat.
Pengendalian hama ini dapat dilakukan secara 1) biologis menggunakan musuh
alami berupa predator dan parasitoid, 2) melakukan wiwilan daun dan penjarangan
bibit dalam bedengan, 3) penyemprotan larutan campuran insektisida-deterjen
sedini mungkin ketika mulai terlihat di persemaian, terutama diarahkan ke
permukaan daun bagian bawah, karena serangga ini mengisap cairan dan tinggal
pada bagian tersebut, 4) secara mekanis, menggunakan alat penjebak lalat putih
(colour trapping) dan 6) pemupukan NPK cair, untuk meningkatkan
pertumbuhan dan kesehatan bibit di persemaian.
f)
Penyakit layu–busuk semai sering
terjadi pada kondisi lingkungan yang lembab, seperti pada musim hujan. Penyakit
ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu 1) serangan penyakit yang dipicu oleh
kondisi lingkungan yang lembab dengan gejala banyaknya bibit yang membusuk.
Penanganan secara mekanis dapat dilakukan dengan penjarangan bibit, wiwil daun
dan pembukaan naungan untuk mengurangi kelembaban. 2) serangan penyakit yang
dipicu oleh hujan malam hari/dini hari pada awal musim hujan dengan gejala
berupa daun layu seperti terkena air panas. Penyakit ini umumnya muncul pada
saat pergantian musim dari musim kemarau ke musim penghujan, saat hujan pertama
turun yang terjadi pada malam hari atau dini hari pada awal musim hujan.
Seranga penyakit terutama pada bibit yang masih muda dan menyebar dengan cepat.
g)
Hama rayap biasa menyerang tanaman jati muda pada
musim hujan yang tidak teratur atau puncak musim kemarau. Prinsip
pengendaliannya dengan mencegah kontak rayap dengan batang/perakaran tanaman.
Usaha yang dapat dilakukan dengan mengoleskan kapur serangga di pangkal batang,
menaburkan abu kayu di pangkal batang pada waktu penanaman, pemberian
insektisida granuler (G) pada lubang tanam ketika penanaman khususnya pada
lokasi yang endemik/rawan rayap,
mengurangi kerusakan mekanis pada perakaran dalam sistem tumpang sari dan menghilangkan sarang-sarangnya.
h)
Hama penggerek batang/oleng-oleng (Duomitus
ceramicus) adalah bentuk larva yang hidup dalam kulit pohon, menggerek
kulit batang sampai kambium dan memakan jaringan kayu muda, membuat liang gerek
yang panjang, terutama bila pohon jati kurang subur dan menyebabkan
terbentuknya kallus (gembol). Fase larva ini biasanya berlangsung antara
April – September. Pengendalian oleng-oleng dengan insektisida fumigan sehingga
dapat mengenai sasaran dengan cepat. Pemilihan jenis tanaman tumpang sari yang
pendeek, di daerah endemik perlu dilakukan agar ruang tumbuh di bawah tajuk
tidak terlalu lembab. Pengendalian secara mekanis dapat dilakukan dengan
penggunaan perangkap lampu (light trap) pada malam hari.
i)
Hama penggerek pucuk biasanya menyerang tanaman
jati muda. Ulat ini berwarna kemerahan dengan kepala berwarna hitam; dibelakang
kepala terdapat cincin kuning keemasan Gejala awal biasanya pada bagian pucuk
apikal tiba-tiba menjadi layu dan mengering sepanjang 30-50 cm, yang disebabkan
karena adanya lubang gerekan kecil (± 2mm) di bawah bagian yang layu/kering..
Pada bagian ujung batang utama yang mati akan keluar tunas-tunas
air/cabang-cabang baru. Pengendalian hama ini dapat dilakukan injeksi
insektisida sistemik ke batang dan mengurangi/menghilangkan tunas-tunas air
yang muncul agar pucuk yang stagnasi dapat aktif tumbuh lagi. Bila tidak segera
dihilangkan maka tunas air yang muncul akan menggantikan fungsi batang utama,
sehingga batang di bagian atas membengkok.
j)
Hama Kutu Putih
(Pseudococcu /mealybug) menyerang dengan menghisap cairan tanaman
terutama pada musim kemarau. Seluruh tubuhnya dilindungi oleh lilin/tawas dan
dikelilingi dengan karangan benang-benang tawas berwarna putih; pada bagian
belakang didapati benang-benang tawas yang lebih panjang. Hama ini sering
menyebabkan daun keriting, pucuk apikal tumbuh tidak normal (bengkok dan jarak
antar ruas daun pendek). Hama ini biasanya akan menghilang pada musim hujan
namun kerusakan yang terjadi dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Hama kutu
ini bersimbiosis dengan semut gramang (Plagiolepis longipes) dan semut hitam
(Dolichoderus bituberculatus) yang sering memindahkan kutu dari satu tanaman ke
tanaman lain. Pengendaliannya dengan penyemprotan insektisida nabati dan
pemotongan bagian-bagian yang cacat dan hendaknya dilakukan pada awal musim
penghujan.
k)
Hama kupu putih (peloncat flatid putih) umumnya
menyerang tanaman jati muda. Dari kenampakannya, hama kupu putih yang menyerang
jati ini sangat mirip dengan spesies flatid putih Anormenis chloris. Jenis
serangga flatid jarang dilaporkan menyebabkan kerusakan ekonomis pada tanaman
budidaya. Namun demikian, apabila populasinya tinggi dalam skala luas pada
musim kemarau yang panjang akan memperbesar tekanan terhadap tanaman muda
sehingga meningkatkan resiko mati pucuk. Pengendalian hama ini dilakukan dengan
aplikasi insektisida sistemik melalui batang (bor/bacok oles) dan penyemprotan
bagian bawah daun, ranting dan batang dengan insektisida racun lambung.
l)
Hama kumbang bubuk basah (Xyleborus
destruens) atau kumbang ambrosia menyerang pada batang jati di
daerah-daerah dengan kelembaban tinggi. Di daerah yang curah hujannya lebih
dari 2000 mm per tahun, serangan hama ini dapat ditemukan sepanjang tahun.
Gejala yang nampak berupa kulit batang berwarna coklat kehitaman akibat adanya
lendir yang bercampur kotoran X. destruens. Serangan hama ini tidak
mematikan pohon atau mengganggu pertumbuhan tetapi akibat saluran-saluran kecil
melingkar pada batang akan menurunkan kualitas kayu. Pencegahan dilakukan
dengan tidak menanam jati di daerah yang curah hujannya lebih dari 2000 mm per
tahun. Menebang pohon-pohon yang diserang pada waktu penjarangan. Mengurangi
kelembaban mikro tegakan, misalnya dengan mengurangi tumbuhan bawah dan
melakukan penjarangan dengan baik.
m)
Penyakit layu bakteri dapat menyerang bibit
maupun tanaman muda di lapangan (umur 1-5 tahun) yang dapat menyebabkan
kematian. Gejalanya daun (layu, menggulung, mengering dan rontok), batang (layu
dan mengering) serta bagian akar rusak. Pada kambium atau permukaan luar kayu
gubal nampak garis-garis hitam membujur sepanjang batang. Pengendaliannya dapat
dilakukan secara biologis, kimiawi dan cara silvikultur. Cara biologi dan
kimiawi baik untuk mengatasi serangan di persemaian, sedangkan untuk serangan
pada tanaman di lapangan, maka cara silvikultur lebih efektif dan aman. Cara
biologi dilakukan dengan menggunakan bakteri antagonis Pseudomonas
fluorescens dan cara kimiawi menggunakan bakterisida, yang disemprotkan ke
seluruh permukaan tanaman dan sekitar perakaran. Cara silvikultur dilakukan
dengan memperbaiki drainase lahan dan pengaturan jenis tumpang sari pada
tanaman pokok jati.
n)
Hama Inger-Inger (Neotermes tectonae) merupakan
suatu golongan rayap tingkat rendah. Gejala kerusakan berupa pembengkakan pada
batang, umumnya pada ketinggian antara 5-10 m, dengan jumlah pembengkakan dalam
satu batang terdapat 1-6 lokasi dan menurunkan kualitas kayu. Waktu mulai hama
menyerang sampai terlihat gejala memerlukan waktu 3-4 tahun, bahkan sampai 7
tahun. Serangan hama inger-inger umumnya pada lokasi tegakan yang memiliki
kelembaban iklim mikro tinggi, seperti akibat tegakan yang terlalu rapat. Pencegahan
dan Pengendalian dengan penjarangan yang sebaiknya dilakukan sebelum hujan
pertama atau kira-kira bulan oktober guna mencegah penyebaransulung (kelompok hama inger-inger yang
mengadakan perkawinan). Secara biologi hama ini mempunyai musuh alami seperti
burung pelatuk, kelelawar, tokek, lipan, kepik buas, cicak, dan katak pohon.
Karena itu keberadaan predator-predator tersebut harus dijaga di hutan jati.
|
Serangan embun tepung
|
Bubuk kuning pada daun
|
Pertumbuhan terhambat
|
Benlate T20WP
|
Salam kenal :)
BalasHapusterimakasih atas tips cara menanam pohon jati, sangat bermanfaat artikelnya. dan akan saya coba semoga mendapatkan keuntungan.
Kunjungi balik ya :) http://djatimebel.com/
Thanks info cara menanam pohonya,
BalasHapusKunjungi juga https://borobudurfurniturejepara.com/
"Bermanfaat sekali jangan lupa mampir ya buat yang suka main togel, casino dan slot online disini tempat terbaiknya
BalasHapusKERIS2 = keris2.com
Dapatkan promo menarik di beberapa bandar togel, slot dan casino online pilihan kamu sekarang!
- Cashback Togel 5%
- Cashback Casino Up 10%
- Cashback Slot 5%
Rollingan Besar yang selalu menanti untuk kamu sekarang Coba keberuntungan kamu disini
- Rollingan Casino 0.7%
- Rollingan Slot 0.7%
Dapatkan diskon spesial togel dan hadiah tinggi yang menanti untuk kamu sekarang juga!
- Diskon Togel 2D = 29% Hadiah x70
- Diskon Togel 3D = 59% Hadiah x400
- Diskon Togel 4D = 66% Hadiah x3000
Semua game ada disini :
Agen Togel, Agen Togel Aman, Agen Togel Terpercaya, Agen Togel Online, Bandar Togel, Bandar Togel Online, Bandar Togel Terpercaya,
Bandar Togel Aman, Situs Togel, Situs Togel Online, Situs Togel Terpercaya, Situs Togel Aman, Togel Online, Togel Online Aman,
Togel Online Terpercaya, Togel Online Terbaik,Agen Slot, Agen Slot Online, Agen Slot Terpercaya, Agen Slot Aman,
Bandar Slot, Bandar Slot Aman, Bandar Slot Terpercaya, Bandar Slot Online, Situs Slot, Situs Slot Online,
Situs Slot Terpercaya, Situs Slot Aman, Situs Slot Terbaik, Agen Casino, Agen Casino Online, Agen Casino Aman, Agen Casino Terpercaya,
Bandar Casino, Slot Online, Casino Online, Bandar Casino Terpercaya, Bandar Casino Terbaik, Bandar Casino Aman,
Situs Casino Online, Situs Casino Terpercaya, Situs Casino Aman, Situs Casino Indonesia.
Kami tunggu Kehadirannya Ya Pasti Menang Berapapun Kami Bayar !!!"
Nikmati Jackpot Slot Progresive Ratusan Juta Setiap Harinya!
BalasHapusLinkaja88 Adalah Situs Judi Slot 24 Jam Online Terpercaya Di Indonesia Yang Sudah Berdiri Sejak 2014. Anda bisa bermain semua jenis slot yang tersedia di situs kami hanya dengan minimal Deposit IDR 50.000,- Dan Mendapatkan Jackpot Progresive Fantastis.
Bagi kalian yang mudah bosenan bila bermain slot online, Linkaja88 Menyediakan sangat banyak provider Slot Online Terbaru. Maka anda bisa sesuka hati bermain berbagai jenis slot yang telah kami sediakan. Tidak semua situs judi slot online menyediakan permainan slot online yang lengkap seperti Linkaja88.
★ Provider PragmaticPlay
★ Provider SpadeGaming
★ Provider Habanero
★ Provider RedTiger
★ Provider Joker123
★ Provider Play1628
★ Provider Fafaslot
★ Provider Vivoslot
★ Provider JDB
★ Provider Sbobet Slot
Masing - Masing memiliki Jackpot Progresif yang sangat besar! Tersedia Juga Promo :
» Bonus Deposit Pertama 10%
» Bonus Deposit Harian 5%
» Bonus Rollingan Seninan 0.8%
» Bonus Referral 7% + 2%
Pendaftaran Hubungi Kontak Resmi Kami Dibawah ini (Online 24 Jam Setiap Hari) :
» Nomor WhatsApp : 0812–2222–995
» ID Telegram : @bolavitacc
» ID Wechat : Bolavita
» ID Line : cs_bolavita