Bagi anda yang telah menikah, urusan menjaga keutuhan pernikahan
memang bukanlah perkara yang mudah. Proses pengenalan teman hidup ini
disinyalir berlangsung seumur hidup. Dan dalam perjalanannya, setiap
pasangan akan sangat mungkin menemukan konflik. Karena pada dasarnya
pria dan wanita adalah dua mahluk yang berbeda.
Meskipun
demikian, pasangan menikah tetap bisa menemukan cara untuk menjaga
keutuhan pernikahan mereka. Menurut para ilmuwan, lima cara ilmiah
berikut dapat mendukung kerukunan dan kebahagiaan rumah tangga:
Pilih pasangan dengan cara pandang sama tentang uang
Peneliti
Scott Rick dari University of Michigan’s Ross School of Business
mengungkapkan bahwa individu cenderung memilih pasangan yang punya gaya
memanfaatkan uang yang berbeda dengan dirinya. Hasil survei berasal dari
penelitian terhadap 1.000 orang yang menikah dan yang tidak menikah.
Dan anehnya, perbedaan
pola pandang menyangkut finansial inilah yang justru menjadi sebab dari
konflik besar dengan jangka waktu yang panjang dalam rumah tangga. Sedangkan pada pasangan yang memiliki cara pandang sama terhadap uang
ditemukan bahwa, kemungkinan konflik lebih rendah. Sebagai contoh, saat
seorang pemboros menikah dengan seorang yang terbiasa hemat, maka akan
lebih menimbulkan konflik; dibandingkan dengan pemboros yang menikah
dengan seseorang yang juga boros.
Seks rutin bisa menjadi solusinya
Mungkin
tanpa disadari kita menikah dengan orang yang 'moodian'. Meskipun
begitu, bukan berarti orang seperti ini tidak mampu untuk menjalin
hubungan jangka panjang.
Penelitian oleh Michelle Russell dan
James McNulty dari University of Tennessee mengungkapkan bahwa hubungan
seks yang rutin dapat membantu orang dengan suasana hati yang bergejolak
menjadi lebih terkendali.
Mengucapkan “terima kasih” dan “kami”
Mengucapkan
“terima kasih” merupakan bentuk penghargaan terhadap hasil kerja
pasangan atas pekerjaan rumah. Pada tahun 2007, sebuah penelitian oleh
Arizona State University membuktikan bahwa orang yang merasa dihargai
ternyata lebih puas akan hubungan mereka dengan pasangan.
Selain
itu, kata yang juga bisa mempererat hubungan pernikahan adalah kata
“kami”. Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Psychology and Aging
pada 2009 menemukan bahwa pasangan yang sering menggunakan kata “kami”,
menunjukkan kepedulian yang lebih besar, lebih jarang bertindak negatif,
dan lebih rendah kadar stresnya.
Pribadi yang ‘kuat’
Kuat
berarti, tidak mudah ditekan perasaan negatif. Kadang kala, seseorang
merasa kebahagiaan bisa didapat ketika dia menyalahkan pasangan,
menuntut pasangan harus berubah, akan tetapi mereka enggan untuk
memaafkan.
Padahal kebahagiaan
sejatinya bisa diraih dengan meninggalkan pikiran dan perasaan negatif
terhadap pasangan. Hal ini diungkapkan oleh psikolog James McNulty dari
University of Tennessee.
Berusaha Keras
Survei terhadap
6.000 orang selama 20 tahun menemukan bahwa rasa cinta kebanyakan dari
mereka terhadap pasangan masih sama. Dalam publikasinya di Review of
General Psychology diungkapkan bahwa kuncinya adalah usaha keras mereka
untuk tetap merasakan jatuh cinta.
Kerukunan pernikahan
merupakan buah dari usaha mereka yang selalu menyisihkan waktu merawat
hubungan dengan pasangan. Selain itu, penulis penelitian Bianca Acevedo
dari University of California, Santa Barbara mengungkapkan bahwa,
“Mereka juga berusaha untuk menyelesaikan konflik dengan lembut.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar