Jumat, 06 Juni 2014

Nikmati Kegagalan

Cintai Kegagalan Anda


Success is not final, failure is not fatal
Dalam setiap kata cita-cita pasti ada kegagalan yang mengikutinya.
Gagal itu memang pahit, tapi sama seperti obat, sangat berguna bagi hidup Anda.
Lucu memang, tapi baru saja beberapa hari yang lalu saya menjenguk seorang teman yang sedang dirawat di rumah sakit. Bukan bermaksud menertawakan teman yang sedang terkena musibah, namun tertawaan itu lebih saya tujukan bagi diri sendiri. Sambil terkapar lemas karena sakit tifus, teman saya tadi bercerita jika memang ia sedang dilanda stres yang luar biasa. Ia gagal mengeksekusi suatu proyek besar dan merasa tertekan karena dituding merugikan perusahaan hingga miliaran Rupiah. Apalagi yang bisa saya berikan kecuali dukungan moral, bersabar, dan cepat sembuh. Dalam perjalanan pulang, saya cukup termenung dengan obrolan bersama teman yang sedang jatuh sakit.
Gagal. Satu kata yang mungkin memuakkan untuk didengar. Semakin bertambah usia, kata yang harus sering-sering saya telan pasti tidak jauh dari segala macam bentuk kesuksesan. Achievement apa yang sudah diraih, prestasi apa yang sudah ditorehkan, bagaimana proyeksi masa depan, ini dan itu. Lantas kemudian di tengah jalan menggapai kata sukses itu, Anda harus dihadapkan dengan suatu kegagalan. Bagaimana Anda menyikapinya? Mengelus dada, atau menikmati keterpurukan itu? Well, setiap manusia pasti mempunyai cara masing-masing dalam menghadapi kegagalan. Saya yakin dari cara yang paling smooth sampai paling ekstrem pun ada.
Satu yang harus Anda ingat selalu, kegagalan bukanlah akhir dunia. Keep tryin', dude!
Sumber: huffingtonpost.com
Jika mau menggunakan rasa manusiawi, rasanya kegagalan itu adalah rasa pahit yang memang harus dirasakan setiap manusia. Gagal itu adalah kesuksesan yang tertunda, kata pepatah zaman dulu seperti itu. Saya pun muak mendengar kata-kata itu sampai saya mencoba memahaminya dengan buah pikir paling sederhana dalam kemanusiaan saya. Saya memang harus gagal untuk tahu apa artinya sukses. Rasanya, orang sesuci apa pun, semua pernah merasakan yang namanya gagal. Kalah dalam perang, kalah dalam tender besar, gagal melobi orang-orang penting, gagal mengajukan kenaikan gaji, sampai gagal mendapatkan cinta wanita yang disukai. Itu biasa, dan itulah hakekat hidup sebagai manusia.
Sekian lama menjalani kehidupan, saya pun sudah merasakan sekian banyak kegagalan. Gagalnya pun macam-macam, dari urusan keluarga, pendidikan, karier, sampai finansial. Tapi itulah yang menurut saya menjadikan saya manusia seutuhnya. Dalam tulisan ini, setidaknya saya mencoba untuk berbagi apa yang saya pahami mengenai suatu kegagalan.

The brick walls are there for a reason

Anda mungkin pernah merasakan di mana situasi begitu menjepit diri kanan kiri depan belakang. Anda tidak tahu harus berbuat apa, yang Anda tahu semuanya menekan Anda. Dalam analogi saya, kegagalan itu adalah sebuah tembok yang akan membuntukan Anda dalam meraih kesuksesan. Di balik tembok itulah kesuksesan itu ada (menurut Anda). Tapi apa betul kesuksesan itu pasti ada di balik tembok yang membuat Anda jatuh depresi? Bisa ya, bisa juga tidak.
Semuanya kembali pada perspektif Anda. Saat Anda merasa jatuh dan terbentur dalam tembok kegagalan, cobalah untuk menengok ke belakang. Bisa jadi, saat Anda mengalami kemunduran, saat itulah Anda siap untuk melompat lebih jauh mendobrak tembok kegagalan itu. Kata orang jangan pernah menengok ke belakang dan terus optimis melihat ke depan. Maaf, ungkapan itu kadang tidak berlaku bagi saya. Karena dengan berjalan mundur, saya tahu jika mungkin saya telah melupakan beberapa kesempatan emas begitu saja dan belajar untuk tidak mengulanginya lagi.
Semua orang pasti pernah merasakan kegagalan, jadi bukan Anda satu-satunya yang merasakan kegagalan.
Sumber: huffingtonpost.com

Fail again. Fail better

Nikmati kegagalan Anda setiap detik, setiap sakit yang Anda rasakan. Anda gagal mempertahankan hubungan dengan wanita yang dicintai? Anda gagal mewujudkan proyek besar yang sudah Anda presentasikan sedemikian rupa hingga mengundang decak kagum para atasan? Anda gagal membahagiakan orang tua Anda di hari tua mereka? Nikmati. Rasakan betul-betul jika kegagalan itu adalah cambuk yang harus Anda terima untuk menjadikan Anda manusia yang tahu diri. Apa gunanya menikmati kegagalan? Jelas, kebahagiaan setelahnya. Dari situlah Anda tahu saat gagal, jiwa dan pikiran begitu bersinergi menciptakan satu strategi untuk mencobanya lagi.
Anda menangis saat kegagalan itu di depan mata, sah-sah saja. Toh Anda bukan superhero yang bisa menggenggam dunia selamanya. Waktu berlalu, dan saat Anda bangkit kembali, semuanya yang akan Anda terima adalah senyuman dan kepuasan jika Anda berhasil melaluinya. Anda masih hidup, masih bernapas, dan kesempatan akan datang kembali untuk Anda kesekian kalinya.

People who avoid failure, also avoid success

Jujur saja, saat menjenguk teman saya yang sedang terkapar sakit tadi, saya sempat menanyakan satu hal yang mungkin tidak selayaknya saya tanyakan saat itu juga. "Loe enggak terima kalo loe gagal, sampai stres begini?", tanya saya. Dengan sedikit terdiam, ia pun mengakui jika ia begitu kecewa dengan kegagalannya. Begitu banyak ekspektasi yang sudah terbayang dalam benaknya, dan semuanya lenyap begitu saja. Saya pun pernah ada dalam posisi itu. Saat begitu menggebu ingin bergabung dalam satu perusahaan Public Relations agency ternama, dan ternyata saya gagal melalui tahap sesi wawancara. Merasa rendah diri itu pasti. Tapi akhirnya waktu juga yang membuat saya sadar bahwa tembok kegagalan yang membuntukan jalan saya itu bukan akhir dunia.
Sadar akan kegagalan itu penting dibanding terlena dalam kesuksesan. Coba perhatikan teman atau kolega di sekitar Anda, pasti semuanya begitu antusias saat menceritakan apa yang terlah berhasil diraihnya. Tapi pernahkah Anda berjumpa dengan orang yang begitu bangga dengan kegagalan yang pernah dialaminya? Camkan, jika Anda bertemu orang seperti itu, angkat topi dan berikan rasa salut bagi dirinya. Karena kelak, orang itulah yang akan menggenggam sukses dengan rasa syukur yang mendalam. So, who's with me?

Mengenal Prinsip Hidup

Mengenal prinsip hidup yang akan merubah hidup Anda
Masalah susah atau tidak menjalaninya, itu semua kembali pada pribadi Anda masing-masing.
Menjadi pribadi yang bijak dan punya style tersendiri dalam hidup akan didapat dari beragam inspirasi yang ada di sekitar Anda.
Beberapa hari yang lalu, saat berada dalam satu acara cocktail party di sebuah resto and bar terbaru di kawasan SCBD saya berjumpa dengan beberapa sahabat lama. Dengan menggenggam segelas Classic Manhattan, diskusi pun berlanjut dalam perbincangan soal karier. Bukannya apa-apa, toh membicarakan love life semuanya sedang biasa-biasa saja. Tapi kemudian pikiran saya tertuju pada satu teman yang sedikit “curhat” tentang perusahaannya yang sedang terpuruk. Saya memang mengenalnya sebagai sosok pengusaha muda di bidang pertambangan dan energi. Usut punya usut, ternyata perusahannya itu sedang mengalami kemunduran karena tingkat turn over di perusahaannya terbilang cukup tinggi.
Karena teman, saya pun tidak memiliki prasangka apapun tentang dirinya. As a man, menurut saya selama kebenaran yang ia jalani pasti semuanya akan berjalan baik. Saya pun kemudian bertanya tentang sistem manajerial yang ia terapkan dan bagaimana ia menjalaninya. Saya cukup terkejut saat ia mengaku dalam menjalani perusahaan, ia tidak berusaha bersikap nice pada bawahan. "By being too nice, it allows people to stomp over you, they take your niceness as an excuse to make you do favors for them". Really? Dalam hati saya tertawa. Saya hanya tersenyum dan sebisa mungkin memberikan saran yang menurut saya baik untuk perbaikan kinerja perusahaannya. Kemudian saya teringat pada prinsip hidup almarhum kakek saya yang ia tanamkan pada seluruh anak cucunya.
Amsterdam, 1948. Sejak berpacaran, yang membuat nenek jatuh cinta pada kakek saya adalah sifat humble dan pribadi yang sangat berkelas pada dirinya.
Sumber: dokumen pribadi.
Sudah lebih dari 15 tahun sejak kepergian kakek saya, namun jika berbicara mengenai prinsip hidup dirinya seperti tak akan lekang dimakan waktu. Tak banyak-banyak, hanya tiga prinsip yang ia jalani namun ketiganya sukses membentuk karier serta membesarkan keluarganya sampai saat ini. Bukan soal memotivasi atau menyuruh seseorang untuk melakukan ini dan itu, tapi lebih pada pembenahan diri sendiri untuk menjadi lebih baik. Saat saya bertanya pada nenek bagaimana sosok kakek saat berkarier dan memimpin keluarga matanya selalu berbinar bahagia. "Opa tidak pernah berat dalam menjalankan apapun dalam hidupnya", kata nenek saya. Bahkan saat harus terjun ke dunia politik dan mengemban jabatan strategis di pemerintahan Republik Indonesia, ketiga prinsip inilah yang tetap dipegang teguh.
Well, saya yakin jika ada yang bilang "people can't buy class, it is in your blood" itu memang benar adanya. Bukan bermaksud sombong, tapi silahkan Anda coba ketiga prinsip hidup kakek saya yang selalu menjadi pegangan hidup hingga kini. Soal Anda bisa melakukannya atau tidak, itu pilihan Anda. Tapi sebagai pria, rasanya sikap wise dan gentleman akan terbentuk saat Anda mengerti arti kata menghargai... Let's see!
Being too nice to everyone, why not? Menebar senyum dan sifat ramah sudah pasti akan mendatangkan hal positif bagi diri Anda.
Sumber: classyanduptodate.blogspot.com

Tetap tersenyum. Everytime, everyday!

Hahaha, terdengar cliche? Saya pun awalnya tidak mengerti saat Ibu saya selalu mengajari untuk tetap tersenyum pada siapa saja yang saya temui sejak kecil. Tapi kemudian saya memahami, senyum itu adalah simbol kebahagiaan dan penghargaan. Anda pemimpin perusahaan? Wajib bagi Anda untuk selalu memberi senyum pada semua orang yang ada di kantor Anda. Itu bukan sikap "being too nice", tapi itu adalah bentuk spirit yang Anda berikan bagi karyawan untuk tetap semangat bekerja dan menjaga loyalitas mereka pada perusahaan. Tenang, Anda tidak akan dilecehkan hanya karena selalu tersenyum dalam situasi apapun, justru itu akan meningkatkan kredibilitas dan kewibawaan. Tidak percaya? Coba saja. Terkecuali memang Anda dididik untuk selalu menaruh curiga pada setiap orang dan memasang muka masam, it's your choice.

Ucapkan terima kasih. For everything you have!

Nenek pernah bercerita, suatu hari kakek saya pernah diberi teguran keras oleh Presiden RI saat itu karena suatu masalah pembebasan lahan kelapa sawit di wilayah Kalimantan. Lagi-lagi kakek hanya tersenyum dan membalas surat teguran itu dengan ucapan terima kasih karena sudah ditegur dan akan membenahi masalahnya segera. Bagi saya saat ini, terima kasih adalah simbol penghargaan atas segala yang Anda alami, baik maupun buruk. Sebagai karyawan, saya pun tetap berterima kasih jika ada pujian atau teguran yang diberikan atasan atas kinerja yang sudah diberikan. Jika Anda seorang atasan, mengucapkan "Thanks ya!" pada apa saja yang sudah dikerjakan oleh karyawan rasanya suatu keharusan. Jika masih ada yang kurang memuaskan, Anda bisa memberikan arahan dengan tutur kata yang baik tanpa harus membentak apalagi mengeluarkan kalimat-kalimat sampah yang justru menghancurkan leadership Anda. Jangan lupa, tutup semuanya dengan ucapan terima kasih. Trust me, it works!

Broad-minded attitude is the root of the wise

Ya, berpikiran luas dan terbuka pada apa saja. Satu prinsip ini akan membentuk sosok Anda menjadi pria yang lebih bijaksana. Berkaca dari kakek saya, dari petani kakao sampai mantan Presiden AS Ronald Reagan pernah ia ajak bicara. Intinya hanya satu, selalu mengisi ruang-ruang kosong dalam pikirannya akan hal baru yang belum tentu akan dijumpainya lagi. Percayalah, dengan banyak bertukar pikiran dengan siapa saja akan semakin membuka wawasan Anda tentang kehidupan. Bisnis, sosial, politik, lifestyle, seni, budaya, keluarga, bahkan agama adalah aspek-aspek kehidupan yang harus Anda cerna untuk membina kehidupan di masa yang akan datang. Jangan pernah mempertahankan ego dan sikap judgemental pada apa yang belum Anda ketahui serta jauhi sikap menilai orang dari appearance, soon or later Anda sendiri yang akan menanggung akibatnya.
Well said, itulah tiga prinsip hidup yang saya pelajari dari almarhum kakek saya. Selama hidup ia tidak ingin dikenal banyak orang, karena yang terpenting adalah sumbangsih apa yang bisa ia berikan bagi bangsa ini sampai akhir hayatnya. So guys, nasehat orang tua memang kadang terdengar konyol di telinga. Tapi kini saya sadar, tanpa prinsip hidup yang baik mungkin saya hanya menjadi sosok arogan yang ujungnya akan mengisolasi saya dari kehidupan sosial. Self-pity is our worst enemy and if we yield to it, we can never do anything wise in this world...

Tanda-Tanda Usia Menuju 30 an

Tanda-tanda Anda Menuju Usia 30


You may delay, but time will not.
Usia 30, di mana tantangan hidup terasa lebih berat dan mencekam.
Is that true? And how do you get through it?
Time is what we want most, but what we use worst. Sebuah ungkapan yang terus berlarian di pikiran saya akhir-akhir ini. Detik, menit, pagi, siang, malam, berlalu dan itulah waktu. Berjalan tanpa henti dan.. voila! Usia saya sebentar lagi genap 30. Di satu sisi saya merasa segera menuju jenjang kehidupan yang begitu mapan dan telah menjadi sosok pria yang memegang teguh jati dirinya. Bagi saya itu cuma halusinasi, karena setiap malam sebelum memejamkan mata dan berkunjung ke alam mimpi, benak saya pasti dibayangi masa lalu yang menyesakkan dan masa depan yang tidak pasti. Saya harus apa dan bagaimana. Sampai saya terlelap, terbangun di pagi hari mengulang rutinitas yang sama, jawabannya tetap belum ada.
Waktu tidak memberi ampun. Sebentar lagi usia saya 30.
Beberapa waktu yang lalu di saat senggang, menggelontorkan ibu jari di smartphone adalah suatu kebiasaan. Apalagi jika bukan mengulik sosial media, ingin menghibur diri tapi malah berujung terjerembab dalam pikiran yang sama. Saat sedang membuka Path, teman saya mencantumkan sebuah link yang berisi sebuah artikel tentang tanda-tanda seseorang menuju usia 30. Artikel yang diulas dalam Buzzfeed itu sontak membuat perut saya mulas. Semuanya betul, bahkan dari hal sederhana sekalipun.
Waktu terus berjalan, saatnya membuat keputusan-keputusan besar dalam hidup Anda.
Sumber: retailtiresolutions.com
Jessica Misener yang menulis artikel itu sepertinya sedang mengalami gejolak diri sama seperti saya. Meskipun tak semuanya saya alami, tapi benak saya terpingkal dan membisik inilah diri saya sekarang. Lucu memang, tapi setidaknya inilah tanda-tanda bahwa Anda sebentar lagi menuju usia 30...
Akun sosial media Anda penuh dengan foto pernikahan... dan foto bayi. Bandingkan dengan beberapa tahun lalu saat akun sosial media seperti Friendster (RIP) atau Facebook (bahkan Path belum ada) berisi foto-foto kegilaan yang Anda lakukan bersama teman-teman. Berkeliling dari club ke club, jackpot!
Hidup sehat = tren. Saat hari libur, buka mata Anda pada jam tujuh pagi. Lihat Path dan temukan begitu banyak running maps dan foto-foto teman-teman Anda sedang berlari pagi, ikut running di sana-sini. Tak hanya lari, pusat kebugaran atau gym seolah menjadi rumah kedua yang wajib dikunjungi. Bagaimana dengan tahun-tahun lalu?
Saat mendatangi konser musik, Anda pasti mencari tempat duduk. Kaki terasa begitu cepat lelah, bergabung bersama penonton di lantai festival rasanya sudah terlalu tua. Lupa bagaimana Anda dulu terjun ke moshpit saat musik metal menghentak?
Selalu mengenang masa lalu saat berkumpul bersama teman-teman. Mengingat bagaimana Anda menghabiskan malam mengerjakan tugas, mengenang tingkah laku guru atau dosen yang menyebalkan, atau lagu-lagu yang dulu selalu diputar dalam discman. Ingat, itu sudah beberapa dekade yang lalu.
Menghabiskan waktu di rumah, menonton televisi bersama orang tua. Anda tidak lagi mengurung diri di kamar, sibuk dengan segala permainan dan tugas-tugas yang membuat waktu bersama keluarga begitu tersita. Anda kini begitu memahami keluarga adalah segalanya.
Akhir pekan, lebih memilih untuk sekadar makan malam atau berkumpul bersama para sahabat. Bahkan ada yang lebih ekstrem, mungkin teman Anda dulu bersahabat dengan alkohol, kini hanya memesan segelas orange juice. Jangan ditertawakan, artinya ia sudah mempunyai prinsip dalam hidupnya.
Secara tak sengaja, Anda mengoleksi tumpukan kartu nama rekan-rekan bisnis dari awal memulai karier. Mengenalnya saja tidak, lantas untuk apa? Setidaknya itu bisa menjadi catatan kaki sudah beberapa tahun Anda berkarya bagi diri sendiri. Make sense?
Selalu merasa dilanda krisis finansial. Bagi Anda yang mahir mengelola keuangan sendiri, good for you! Tapi bagi yang belum mampu, menjelang usia 30 selalu dipenuhi ketakutan memikirkan kondisi finansial Anda. Orang tua sudah lepas tangan, kebutuhan meningkat, bahkan mulai dibayangi soal membina rumah tangga. Lupakan warisan, cari pekerjaan yang bisa memenuhi itu semua! Be a man!
Mengunjungi tempat wisata anti-mainstream. Hidup Anda mulai terasa hambar, butuh sesuatu yang sifatnya new edge. Perhatikan, pasti Anda sering melihat teman-teman pelesiran ke destinasi yang tidak lazim, tempat di mana pesawat Airbus A380 bahkan tidak bisa mendarat. Anda sedang ditahap haus akan pencerahan, bukan lagi city tour dan shopping street yang membuat dompet sesak napas.
Anda begitu selektif terhadap suatu tren. Apa yang sedang hype di generasi di bawah Anda tidak begitu menarik perhatian. Sedih memang, tapi kadang benak Anda akan berbisik, "Ah, itu bukan umuran gue lagi..."
Ada sederet nama artis dan musisi yang tidak Anda ketahui. Anda tidak lagi peduli jejeran lagu Top 40 saat ini. Bahkan, pemutar mp3 milik Anda berisi lagu-lagu lama yang Anda ketahui saja. Zaman di mana MTv Asia Hitlist dan VJ Mike Kaseem masih membawakan MTv Most Wanted mungkin. So sad...
Teman Anda semakin sedikit, proses seleksi alam membentuk yang mana sahabat sejati. Tanpa disadari makin ke sini teman-teman Anda berkurang. Jangan khawatir, Anda tidak dilupakan. Anda sendiri yang memilih kepada siapa akan menjalin pertemanan. Anda mulai bisa membagi mana kolega, rekan kerja, teman, dan sahabat.
Setiap malam dihantui pikiran soal masa depan. "Gue harus berbuat ini, itu, ini, ini, itu, dan... zzz". Kemudian tertidur pulas dan terbangun seolah melupakan pertengkaran batin tadi malam.
Anda sudah tidak kuat lagi pergi clubbing semalaman. Clubbing bagi Anda kini hanya sebuah selingan, bukan lagi keharusan untuk menjaga eksistensi dalam pergaulan. Suatu malam Anda pergi clubbing, menenggak bermacam minuman. Anda terbangun sore keesokan harinya dengan perasaan sebuah gada raksasa menggelayuti kepala.
Seorang anak 11 tahun mengajari Anda bagaimana melakukan sesuatu. Jangan sepelekan remaja yang lebih muda dari Anda. Suatu saat mereka akan mengajari Anda bagaimana mengedit foto dengan suatu aplikasi di smartphone agar bagus hasilnya. Atau... bagaimana cara menggunakan Tongsis (tongkat narsis).
Obrolan Anda bersama orang lain akan terasa berat. Tidak lagi membicarakan film terbaru lansiran Marvel, tapi Anda membicarakan kejatuhan Indeks Harga Saham Gabungan, kurs Rupiah yang anjlok, bahkan bursa Calon Presiden. Wow!
Dan yang terakhir... Setiap akhir pekan pasti ada saja undangan pernikahan atau acara di mana Anda menyaksikan teman-teman dekat kini sudah berkeluarga, menggendong bayi, menyusui, dan sibuk menyuapi. 
Bagi saya, itu semua menakutkan. Entah dengan Anda...

Kamis, 05 Juni 2014

Hal yg harus dimiliki pria 30 th

Hal yang Harus Dimiliki Pria Saat Berumur 30


Pencapaian pria di usia 30 tahun
Umur 30 tahun bukanlah hal yang kecil bagi pria.
Ada beberapa hal yang sebaiknya Anda wajib miliki saat Anda berumur 30 tahun apabila Anda ingin dilihat sebagai pria yang sukses.
Masuk ke umur 30 adalah hal yang cukup besar bagi seorang pria. Umur itu melambangkan sebuah gerbang menuju kedewasaan dan kemandirian. Bedakan dengan saat masih berumur 20an, seorang pria masih dimaklumi apabila masih belum mempunyai pekerjaan yang mapan, ataupun belum memiliki calon jodoh yang menjanjikan. Namun, begitu masuk umur 30, orang-orang akan mempunyai ekspektasi tertentu terhadap Anda. Ada beberapa hal yang menurut saya wajib dimiliki seorang pria dalam memasuki umur 30 tahun, agar ia dapat dibilang memiliki kebijaksanaan yang sesuai dengan umurnya. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut:

Pekerjaan Tetap

Umur 20an adalah saat kita bereksperimen dengan berbagai macam kesempatan. Wajarlah apabila Anda terus berpindah-pindah pekerjaan karena Anda masih mencari sesuatu yang untuk Anda. Namun, sebaiknya di umur 30 tahun Anda sudah menemukan pekerjaan yang stabil dan bermasa depan. Apabila di umur 30 Anda masih merasa bahwa Anda belum mendapatkan pekerjaan yang cocok untuk Anda maka mungkin sebenarnya Anda hanya menghindari tanggung jawab saja. Apabila memang itu yang terjadi maka sudah saatnya Anda grow a pair dan mulai menjadi pria yang bertanggung jawab. Carilah pekerjaan yang paling menjanjikan untuk masa depan Anda, dan lakukan yang terbaik. Apabila pada suatu saat nanti Anda memiliki kesempatan untuk bekerja di pekerjaan yang Anda pikir lebih cocok maka ambillah. Tapi ingat, pastikan pekerjaan itu bagus untuk masa depan Anda.

Karier

Walaupun Anda telah memiliki pekerjaan tetap, tetapi berada di posisi yang sama dari saat Anda melamar posisi tersebut bukanlah hal yang baik di usia 30. Mengapa?  Karena suka tidak suka, Anda sudah harus memikirkan bahwa tidak lama lagi Anda bukan hanya bertanggung jawab untuk diri Anda saja. Oleh karena itu, seharusnya di umur 30 Anda sudah mempunyai jalur karier yang menjanjikan. Karier ini sebaiknya membawa Anda ke posisi yang dapat menafkahi Anda dan keluarga Anda di masa depan (hey, apabila ternyata Anda tidak ingin berkeluarga di umur 30 awal berarti akan lebih banyak uang untuk Anda. So, sama sekali tidak ada ruginya). Karier yang bagus juga baik untuk kepercayaan diri Anda. Ingat, umur 30an adalah masa prima lelaki. Kita harus menggunakan kesempatan ini sebaik-baiknya.

Tujuan Hidup

Di umur 20an biasanya tujuan hidup kita masih berubah-ubah mengikuti musim dan mood kita. Di satu waktu kita ingin idealis dengan memaksakan band kita dan berharap jadi sukses, tapi di lain waktu tiba-tiba ingin jadi pengusaha supaya banyak uang. Di umur 30, seharusnya kita sudah memiliki kebijaksanaan untuk sudah mengetahui tujuan hidup kita. Tidak perlu terlalu detail, namun setidaknya tujuan hidup itu tidak berangan-angan, dapat dicapai dan tahu bagaimana cara mencapainya. Sudah cukup cara hidup yang go with the flow ala umur 20an. Sekarang sudah saatnya Anda mempunyai visi dan tujuan agar keputusan-keputusan dan aksi Anda dalam hidup memiliki dasar. Beside, memiliki tujuan hidup yang jelas dapat meningkatkan kualitas hidup Anda.

Keuangan yang Stabil

Tanpa perlu banyak diperdebatkan, seharusnya di akhir usia 20an Anda sudah memiliki rencana keuangan sendiri. Tidak usah terlalu muluk-muluk tapi yang penting cukup untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri tanpa harus meminta bantuan dari orang lain khususnya orang tua. Sebagai pria, di usia 30 Anda harus sudah dapat membayar segala kebutuhan Anda sendiri baik itu utang kartu kredit, cicilan mobil atau bahkan sudah memiliki investasi. Sudah saat Anda memiliki tabungan sendiri sehingga Anda dapat bertanggung jawab penuh terhadap diri Anda tanpa membebankan orang lain.
Di usia 30, keuangan Anda wajib sudah mandiri.
Sumber: 4.bp.blogspot.com

Hubungan yang Menjanjikan

Mungkin tidak ada umur atau fase yang pas dalam menemukan "love of your life" atau menemukan teman hidup. Singkat kata mungkin tidak ada yang tahu kapan Anda bisa menemukan pasangan yang sesuai untuk Anda. Tetapi terkadang sukses sering kali dihubungkan atau mungkin bisa dikatakan sudak lengkap jika Anda telah menemukan seseorang dalam hidup Anda yang bisa diajak berbagi. Oleh karena itu, menikah atau setidaknya memiliki hubungan yang stabil saat Anda telah menginjak usia 30 bisa dikatakan sebuah pencapaian sukses dalam hidup Anda.

Pengalaman Dalam Hubungan Seks

Tidak ada aspek kehidupan yang bisa dianggap lengkap tanpa ada unsur seks di dalamnya, bukan? Well, mungkin bisa dianggap benar. Dianggap sebagai bagian dari pengalaman hidup, seks memberikan unsur pelengkap untuk memenuhi kebutuhan setiap manusia, meningkatkan harga diri manusia dan menambahkan energi positif dan kenyamanan secara keseluruhan dalam hidup manusia. Di umur 30, seharusnya Anda sudah memiliki pengalaman dalam hubungan seks sehingga Anda sudah -setidaknya- tidak bingung lagi di ranjang.

Hobi untuk Dikejar

Selain orientasi pada karier yang harus dicapai, sebagai seorang pria, Anda harus menemukan atau mungkin memiliki kesenangan, bakat atau hobi yang dapat memberikan warna pada hidup Anda. Sebagai pria tentunya Anda menyenangi satu atau dua hal sekaligus. Seperti contoh mungkin musik, olahraga atau mungkin aktivitas lain yang dapat memberikan warna berbeda dalam hidup Anda. Lakukanlah hal-hal positif yang dapat memberikan keseimbangan dalam hidup Anda maka Anda akan semakin bersemangat menjalani hidup di usia yang semakin matang.

Mobil Sendiri

Mungkin hal ini terkesan memaksakan tapi balik lagi, coba pikirkan bahwa dengan memiliki mobil sendiri dari hasil penghasilan sendiri di usia 30 maka hal tersebut menjadi suatu barometer dalam mencapai kesuksesan dalam hidup Anda. Terlebih akan menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi seorang pria jika menjawab pertanyaan dari seorang wanita mengenai mobil yang Anda kendarai saat ini.
Memiliki mobil sendiri dianggap sebagai sebuah tanda kesuksesan.
Sumber: 1.bp.blogspot.com

Portfolio Wisata

Satu hal lainnya yang harus sudah Anda capai di usia 30 adalah melakukan perjalanan wisata baik dalam negeri maupun luar negeri. Ya, dengan melakukan perjalanan wisata baik dalam maupun luar negeri dapat memberikan pengalaman berbeda dalam hidup Anda. Hidup Anda akan terasa tidak lengkap jika Anda belum melihat tempat lain selain tempat yang Anda tinggali saat ini. Kedengarannya memang terkesan arogan tapi sebenarnya dengan melakukan perjalanan ke tempat yang belum pernah Anda kunjungi dapat mempeluas pengetahuan dan memberikan kesempatan bagi Anda untuk melihat hal-hal baru yang belum pernah Anda temui sebelumnya.

Ikatan dengan Keluarga

Disaat Anda telah berusia 30 tahun, Anda harus mulai menyadari pentingnya arti sebuah keluarga terutama orang tua Anda dalam hidup Anda. Anda mungkin belum di posisi untuk bisa memberikan orang tua Anda paket keliling dunia sebagai balas jasa tetapi setidaknya Anda tetap memiliki hubungan yang hangat dengan kedua orang tua Anda walaupun Anda telah mencapai kesuksesan. Perlu Anda ingat kesuksesan yang Anda raih saat ini dalam hidup secara tidak langsung juga merupakan hasil bantuan dari orang tua Anda.

Bentrok Profesional

Bentrokan Profesionalitas Dengan Bos Tidak Berkualitas


Terkadang posisi atasan terasa tidak tepat bagi bawahannya
Did you ever feel like you're more qualified than your boss? Some people do.
Bagaimana menghadapi bos yang sebenarnya tidak pantas mendapatkan posisinya saat ini?
Pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana bos Anda bisa berada di posisinya saat ini? Tidak jarang seorang employee mempertanyakan kualifikasi bosnya sendiri dan menganggap bahwa sang bos tidak lebih qualified dari dirinya. Hal ini cukup lumrah, bahkan bisa terjadi pada Anda sendiri. Anda tidak sepenuhnya salah, karena ada kemungkinan bahwa kinerja Anda memang lebih kompeten dan lebih baik dari bos Anda saat ini.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa tidak sedikit kenaikan posisi di kantor tidak didasari oleh karena skill atau pengalaman seseorang, namun permainan politik. Ini adalah penjelasan masuk akal untuk masalah yang sering terjadi di kantor: wrong people in management positions. Hal ini tentu saja membuat frustasi, namun ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk menghadapi masalah ini.

Evaluasi supervisor

Sumber: complianceandsafety,com
Perhatikan dengan baik jika supervisor Anda saat ini memang mampu melakukan tugasnya dengan baik atau tidak. Jika ya, maka Anda tidak perlu protes. Jika tidak, tetaplah positif. Buktikan diri Anda memang lebih baik, maka cepat atau lambat Anda akan berada di posisi yang lebih pantas.

Kenapa sang bos bisa berada di posisinya saat ini?

Sumber: hdwallpapers.lt
Pelajarilah hal tersebut. Kami tidak menyuruh Anda untuk berlagak seperti detektif, lakukan dengan baik dan jangan sampai menimbulkan kecurigaan dari bos Anda. Jika bos Anda memang mendapatkan posisinya saat ini karena ada unsur politik, Anda memang tidak bisa berbuat banyak. Namun anggaplah hal tersebut sebagai sebuah pengalaman di dunia kerja yang keras.

Jangan libatkan emosi

Sumber: blogs.westword.com
Hanya karena sang bos tidak lebih kompeten dari Anda, jangan sampai Anda tidak berpikir dengan kepala dingin dan melakukan hal-hal yang buruk seperti merencanakan konspirasi. It's a career suicide. Ikuti alur yang ada, tetap fokus pada pekerjaan, jangan sampai diri Anda terfokus dengan masalah dengan sang bos. Work with them, not against them.

Be professional

Sumber: djibnet.com
Seperti poin sebelumnya, jangan libatkan emosi Anda dalam masalah ini. Mengeluh masalah tentang supervisor pada manager Anda, misalnya, bukanlah hal yang bijak untuk dilakukan. Ini bahkan bisa menjadi senjata makan tuan, karena manager Anda akan melihat bahwa Anda bukanlah potensi profesional untuk posisi yang lebih baik ke depannya. Try to respect your boss, you don't have to blame anyone.

Move

Sumber: dailyworth.com
Jika permasalahan ini terus berlangsung dalam jangka waktu yang lama, ada baiknya Anda berpikir untuk mencari pekerjaan di tempat yang lebih baik. Anda harus memikirkan ini sejak awal, ketika kecurigaan akan kejanggalan posisi ini mulai bermain di otak Anda. Sambil mencoba menghadapinya dengan profesional, fokuskan misi untuk karier dan masa depan Anda. Jika Anda akhirnya benar-benar pindah, pikirkan bahwa mungkin saja keadaanya tidak akan berbeda jauh dengan kondisi kantor Anda sebelumnya. Well at least, Anda telah belajar sesuatu dan memiliki pengalaman dengan permasalahan ini.

Stand Out di Lingkungan Kerja

Stand Out di Lingkungan Kerja


Become the Ideal Employee 101
Ada banyak jalan menuju Roma, demikian pula ada banyak jalan menjadi pegawai ideal di kantor Anda.
Ingin mendapat kepercayaan lebih dari bos Anda di kantor? Ayo baca dulu beberapa saran dari TalkMen team tentang bagaimana caranya menjadi karyawan paling menonjol di kantor Anda.
Bangun pagi-pagi untuk bersiap ke kantor, bekerja non-stop dari jam delapan pagi sampai jam lima sore, sesekali menghadiri meeting dengan tim, pulang dengan membawa setumpuk pekerjaan untuk dikerjakan sebelum akhirnya kembali tidur, dan siklus yang sama berulang from Monday to Friday.
Mungkin Anda berpikir melakukan rutinitas bekerja seperti di atas dan menyelesaikan setiap tugas adalah tantangan terbesar dalam bekerja. So here's the thing, melakukan tugas dengan baik bukanlah tantangan utama Anda. Menyelesaikan tugas dengan baik, membuat bos senang dengan hasil kerja Anda, dan menerima gaji setelahnya mungkin terdengar seperti Anda seorang karyawan yang baik. Tetapi semua orang pun melakukan yang sama, so there is nothing special about it.
Bekerja dengan sekelompok orang dalam tim atau di kantor, di mana semua melakukan pekerjaan sesuai keahliannya dengan baik, tantangan terbesar adalah bagaimana Anda bisa menonjol dari yang lain.
Banyak keuntungan yang bisa didapat jika Anda stand out di lingkungan kerja, misalnya memperoleh kesempatan lebih besar untuk promosi, lebih dihormati oleh orang-orang di kantor, dan dipercaya oleh bos Anda.
Seperti apakah sosok pegawai ideal yang menonjol di kantornya?
Sumber: pinterest.com
How do we stand out from the pack? Sekedar 'doing your job' tidaklah cukup. Orang yang menonjol di lingkungan kerja memiliki sesuatu yang membedakan dirinya dengan pegawai lainnya. Ya, tidak ada jalan lain, jika Anda ingin stand out di lingkungan kerja, Anda harus memiliki nilai lebih dengan melakukan hal-hal yang lebih dari sekedar menjalankan kewajiban Anda.
Reputasi adalah hal yang penting jika Anda ingin stand out di lingkungan kerja, karena jika Anda melakukan hal yang mediocre, then you would be a mediocre guy. Oleh karena itu penting bagi Anda melakukan hal yang (lebih) baik demi membangun reputasi baik.
So, apa yang bisa Anda lakukan untuk membuat diri Anda menonjol dari rekan-rekan Anda?

8. Be Full of Initiatives

Inisiatif, ide dan kemauan untuk melakukan sesuatu yang lebih bisa berarti banyak.
Sumber: corbisimages.com
Inisiatif adalah cara paling instan untuk mendapat perhatian dari bos Anda (dan karyawan lainnya). Lakukan sesuatu secara inisiatif mulai dari hal kecil seperti mengisi ulang kertas di mesin fotokopi, menanyakan bos Anda apa ada pekerjaan lain apabila pekerjaan Anda sudah selesai, sampai ke hal seperti mengubah tampilasliden  presentasi agar terlihat lebih menarik.
Lakukan dengan tulus dan kebiasaan inisiatif ini akan membuat Anda menjadi pribadi yang disukai orang-orang di kantor Anda.
Memang terkadang ada orang-orang yang akan menganggap tindakan Anda sebagai 'mencari muka', tetapi motivasi tulus Anda yang akan membuat Anda lebih menonjol dari mereka. Mulailah berlaku inisiatif dengan mengerjakan tugas bagian Anda tanpa disuruh.

7. Speak Out, Activate Yourself

Utarakan pendapat Anda dengan cara yang benar dan tepat.
Sumber: corbisimages.com
Mungkin bagi banyak orang rapat adalah kegiatan yang membosankan dan hanya menghabiskan waktu. Lihatlah ekspresi beberapa orang saat rapat yang hanya melamun atau mengintip ponselnya, dan beberapa ikut berpartisipasi seadanya. Ada yang menganggap melamun dalam rapat atau sekedar menjadi pendengar yang baik sudah cukup, tetapi apabila Anda ingin tampil menonjol, hal ini tentu tidak cukup.
Jadikan rapat sebagai kesempatan Anda untuk bersinar.
Di saat orang lain memiliki mindset seperti itu, jadikan rapat sebagai kesempatan Anda untuk bersinar. Fokuskan diri Anda dalam rapat dan beranikan berbicara pada kesempatan yang tepat. Berikan pendapat, sudut pandang, ide atau bahkan kritik membangun (tentunya sampaikan dengan sopan dan tidak asal berbicara).

6. Be Organized

Jadilah orang yang terorganisir dan rapi dalam eksekusi to-do list.
Sumber: corbisimages.com
Di awal kita sudah membicarakan pentingnya reputasi baik. Salah satu cara untuk membangun reputasi yang baik adalah membiasakan diri untuk selalu organized. Manajemen waktu, tugas, prioritas, dan segala hal dengan baik sehingga semua urusan Anda berjalan lancar.
"It takes a lifetime to build a good reputation, but it only takes 15 minutes to destroy it!"
- Warren Buffett -
Sebenarnya menjadi pribadi yang organized tidak sepenuhnya sulit. Anda dapat memulainya dengan rajin mencatat dan mengaktifkan reminder yang dapat Anda lakukan dengan smartphone atau cara konvensional, yaitu dengan menulisnya di notes Anda.
Membangun image sebagai seseorang yang dapat diandalkan, butuh konsistensi dan waktu yang cukup lama untuk membuktikannya. Biasakanlah menjadi pribadi yg organized dan pada akhirnya hal itu akan menjadi kebiasaan Anda.

5. Dress to Impress

Penampilan bukan segalanya, tapi penampilan yang baik bisa banyak membantu imej Anda.
Sumber: corbisimages.com
Pakaian dan penampilan Anda mempengaruhi pandangan orang lain terhadap diri Anda. Secara umum, pakaian yang dikenakan seseorang memberi gambaran mengenai kepribadian orang tersebut. Studi riset menyatakan bahwa impresi pertama terbentuk hanya dalam 119 detik, maka dari itu sebelum Anda pergi ke kantor, luangkan waktu untuk bercermin dan merapikan penampilan dari atas sampai bawah. Rambut rapi, facial hair tercukur rapi, dan nafas segar akan menyempurnakan penampilan Anda.
Dress for the image and the job you want, for the life you aspire, for the goal you want to reach.

4. Keep Up With Everything, Everyone

Update diri Anda selalu dengan happenings di kantor.
Sumber: corbisimages.com
Walaupun tanggung jawab Anda terbatas pada bagian atau departemen tertentu dalam perusahaan, tidak ada salahnya Anda juga memperhatikan kinerja departemen lain. Lewat copy laporan perusahaan setiap bulan, cari tahu bagaimana kinerja rekan-rekan Anda di departemen lain. Hal ini penting supaya memberikan gambaran yang utuh mengenai keadaan perusahaan dan performa masing-masing departemen.
Juga perhatikan target dan pencapaian masing-masing departemen, dan berikan ucapan selamat kepada rekan-rekan di departemen yang mencapai target. Dengan melakukan hal ini, Anda sedang membangun reputasi sebagai seseorang yang concern dan well-informed dalam perusahaan anda bekerja.

3. Be Attentive

Beri perhatian Anda 100%!
Sumber: corbisimages.com
Siapa yang lebih Anda pedulikan, rekan kerja, atau orang yang Anda cintai? You know the answer. Sama halnya dengan orang-orang yang bekerja dengan Anda, bisa jadi anak, istri, atau bahkan orang tua mereka.
Rekan kerja Anda juga memiliki keluarga di rumah atau orang-orang yang mereka sangat sayangi, cobalah mencari tahu tentang orang-orang tersebut. Mulailah dengan mencari tahu siapa orang-orang yang ada di profile picture mereka atau foto yang mereka letakkan di atas meja. Satu hal yang penting, Anda harus melakukan ini dengan tulus, jika Anda tidak bisa memunculkan perhatian yang tulus kepada mereka, Anda akan terlihat fake dan manipulatif.
Untuk atasan Anda, baik juga untuk melakukan hal yang sama, tetapi hanya jika mereka sendiri yang memberikan informasinya. Menanyakan hal-hal spesifik tentang kehidupan pribadi atasan Anda bisa menimbulkan prasangka yang kurang baik.

2. Add Stuff, Not Take Stuff Away

Tangan di atas, pikiran terbuka, berikan solusi!
Sumber: corbisimages.com
Kita semua pernah bekerja dengan orang yang hanya bisa mencari celah di pekerjaan, proyek, dan ide orang lain. Banyak orang yang bisa menemukan masalah, tapi hanya beberapa yang memberikan solusi.
Menemukan kelemahan seseorang atau sesuatu adalah hal yang mudah, dan hal itu tidak akan membuat Anda mendapat respect dari siapapun.
Sebaliknya, Anda akan memiliki image sebagai pribadi yang negatif dan tukang kritik. Lakukan yang terbaik dan maksimalkan kontribusi Anda dalam perusahaan untuk membangun dan mengembangkan perusahaan.
Jika Anda bisa melihat kesalahan atau cacat dalam sebuah perencanaan atau pekerjaan, lakukan sesuatu untuk menyelesaikannya, tapi pastikan kontribusi Anda harus positif.

1. Be Nice

Attitude, please!
Sumber: corbisimages.com
Bersikap baik pada orang-orang yang biasanya luput dari perhatian seperti staf admin, petugas kebersihan, keamanan, atau penjaga kantin langganan Anda di kantor tidak ada ruginya. Anggaplah mereka seperti bagian dari keluarga di perusahaan Anda dan perlakukan mereka selayaknya. Mulai dari mengatakan "tolong" dan "terima kasih", menyapa saat bertemu, mengenal nama masing-masing orang, sampai membawakan makan siang, mereka akan terkesan dengan Anda dan sebaliknya dan pada akibatnya anda akan diperlakukan dengan baik oleh mereka. Ingat, terkadang karakter seseorang dapat dinilai dari bagaimana dia memperlakukan orang yang dibawahnya.

Keputusan Bodoh untuk Resign

Beberapa Alasan Bodoh Untuk Berhenti Kerja


"Keputusan bodoh yang pernah gue buat adalah waktu gue memutuskan untuk resign dari kantor gue waktu itu. Gue emang ada konflik sama atasan gue karena menurut gue sistem kerjanya bikin eksekusi proyek jadi enggak efisien. Akhirnya gue mengalah dan gue resign, dan belakangan gue tau kalau pekerjaan gue itu sebenernya key success buat gue, tapi cuma karena konflik sama atasan, akhirnya gue kehilangan satu pekerjaan yang bisa jadi batu lompatan besar untuk karier gue ke depan..."
-Mr. X, 29 tahun, Completion Engineer-
Pernah mengalami situasi seperti teman saya tadi? Untungnya saya pribadi belum pernah. Saat meniti karier, sering kali seseorang tersandung dengan beberapa masalah di tempat kerja yang memang tak jarang menyentuh area prinsip dan privasinya. Bagi sebagian orang, konflik internal dalam pekerjaan itu adalah hal yang wajar sebagai bumbu profesi untuk dapat memacu kinerja masing-masing individu. Lantas, bagaimana jika konflik berkepanjangan yang terjadi dalam lingkungan kerja itu berujung pada sikap pengalahan diri dan berhenti dari pekerjaan? Jelas saja, tindakan ini dapat dipandang sebagai aksi salah langkah karena hanya akan membuat Anda 'gigit jari' di esok hari.
Banyak faktor lain yang terkadang membuat orang gelap mata untuk kemudian mengambil keputusan tanpa berpikir panjang, resign. Yang disesalkan, biasanya alasan-alasan pengunduran diri itu tidak diperkuat dengan argumen dan latar belakang yang kuat. Apa yang sesungguhnya memotivasi orang untuk mengundurkan diri dari tempat kerjanya? Apakah sekadar gaji yang tidak mencukupi, taraf hidup meningkat, ingin mencari pengalaman di tempat lain, terlibat perselisihan di lingkungan kerja, hilangnya kenyamanan, atau... love affair? Hal-hal tadi seharusnya menjadi perhatian pokok seorang pria sebelum ia membuat suatu keputusan besar. Apakah dengan keluar dari pekerjaan akan menyelesaikan masalahnya? Apakah cadangan tabungannya mencukupi untuk menghidupi dirinya (atau malah keluarga) selama ia menganggur?
Hati-hati, di zaman serba sulit seperti saat ini, pekerjaan adalah salah satu pundi uang yang sayang jika Anda sia-siakan begitu saja. Anda boleh membenci atasan, tapi jangan pernah membenci pekerjaan Anda. Berikut ini ada beberapa alasan yang menurut kalangan profesional tergolong alasan 'bodoh' untuk berhenti kerja. Perhatikan, jangan sampai kredibilitas Anda jadi taruhannya!

The Boss Killer

Alasan yang satu ini cukup sering terlontar dari orang-orang yang memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya. Anda mungkin lupa, saat tidak menyukai karakter dan attitude atasan, lantas setiap berangkat ke kantor Anda lupa tugas sesungguhnya. Yang Anda tahu hanyalah bagaimana dapat menangkis atau bahkan membalas saat atasan melancarkan serangan pada diri Anda. Sikap defensif Anda malah bisa menjadi bumerang yang berbahaya saat posisi kurang beruntung, karena Anda sudah lebih dulu menjadikan diri sebagai pasukan boss haters dari pada profesionalitas. Sekali lagi coba tekankan pada diri untuk mencintai pekerjaan, bukan mencintai bos Anda! Hal serupa bisa jadi Anda alami saat mengemban posisi sebagai atasan, apa yang dilakukan atasan Anda saat ini harusnya bisa menjadi cerminan untuk membentuk karakter leadership yang akan Anda jalani.

How to Deal With Conflict

Berbeda cara pandang, inisiatif, sampai urusan sikut-sikutan dengan kolega di tempat kerja rasanya sudah biasa. Tetapi jika persaingan menjadi bibit perselisihan, maka saat itulah Anda harus hati-hati. Beberapa orang berkata jangan pernah percaya pada siapa pun di tempat Anda bekerja, percaya pada diri sendiri dan tunaikan pekerjaan Anda. Bagaimana menurut Anda? Rasanya pernyataan tadi ada benarnya juga. Saat Anda mulai merasa tidak comfort dengan hubungan pertemanan di tempat kerja, maka usahakan untuk tetap fokus pada profesionalitas Anda. Jangan sampai dengan adanya perselisihan itu Anda menunjukkan sikap kekanan-kanakan seperti tidak mau kalah, balas membalas, atau saling menjatuhkan. Berkonflik boleh, tapi buatlah konflik yang elegan, tetap bermain cantik, and keep it lay low!

Conducive Working Environment

Siapa tak suka bekerja dalam lingkungan yang nyaman, bersahabat, dan penuh 'kebebasan'? Jelas itu adalah impian setiap orang. Makanya, mungkin Anda pernah mendengar seseorang berhenti dari pekerjaannya karena ia tidak merasa nyaman dengan lingkungan tempatnya bekerja. Dapatkah itu dijadikan suatu alasan yang baik saat mengundurkan diri? Sayangnya tidak. Saat Anda memutuskan untuk berhenti karena lingkungan kerjanya menurut Anda tidak kondusif, maka orang lain akan menilai diri Anda masih dipenuhi ego dan sikap idealis yang berlebihan. Percaya atau tidak, saat Anda mencari pekerjaan lain dan menemukan lingkungan kerja yang lagi-lagi menurut Anda tidak kondusif, maka Anda sedang membuat daftar hitam bagi diri sendiri. Tidak ada perusahaan yang sempurna, yang ada hanyalah kelihaian pribadi seseorang untuk dapat beradaptasi dengan sistem dan lingkungan yang ada.

Nobody Cares About You?

Jelas saja, Anda sedang bekerja di sebuah tempat kerja yang masing-masing individu memiliki kepentingan, kewajiban, hak, dan kebutuhannya masing-masing. Anda sedang tidak berada di Sekolah Dasar di mana saat Anda tidak mengerti suatu materi, maka Bu Guru akan dengan senang hati mengajari. Beranikan diri untuk menyampaikan inisiatif atau aspirasi saat ada kesempatan, tapi ingat, tetap dalam batasan-batasan yang wajar. Kalau Anda merasa terpuruk karena tidak ada yang mempedulikan atau tidak menghargai keberadaan Anda, jelas berarti kesalahan ada pada diri Anda. Itu semua akan semakin fatal jika rasa tidak dipedulikan dan tidak dihargai tadi menjadi senjata pengunduran diri Anda. Atasan pasti akan menerima pengunduran diri Anda, tapi dalam hati ia pasti tertawa. Saat itulah track hitam menjadi catatan dalam CV Anda... be careful, bro!

Offended at Being Ignored

Selalu merasa diabaikan. Apa jadinya saat Anda melamar pekerjaan pada saat sesi interview ada pertanyaan seputar hal ini; apa yang membuat Anda berhenti dari pekerjaan sebelumnya? Saya tidak menyukai lingkungan kerjanya karena saya merasa terasing dan diabaikan. Maaf, tapi pewawancara nampaknya membutuhkan jawaban yang sifatnya lebih strategis dan profesional. Bukan urusan siapa-siapa saat Anda merasa terasing atau diabaikan di tempat kerja. Anda lah yang harus menunjukkan eksistensi diri dengan kinerja yang terus meningkat dari waktu ke waktu, bukan juga dengan saling menggunjingkan rekan kerja. Ketika orang-orang di sekitar seperti acuh tak acuh dengan diri Anda, cobalah untuk introspeksi, siapa tahu ada kesalahan yang mungkin tidak Anda sadari.

Always Feel Bored

Saat Anda melamar dalam suatu lapangan pekerjaan dan mendapatkannya, seharusnya Anda sudah memahami betul seluk-beluk bidang pekerjaan yang akan digeluti. Beda-beda tipis dengan relationship, kebosanan dalam pekerjaan dapat Anda atasi dengan mencari alternatif baru untuk menyegarkan ritme bekerja. Jangan lantas putus asa saat kebosanan melanda dan memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan Anda. Jika Anda melakukannya, pasti atasan akan melabeli diri Anda sebagai seorang quitter. Rasa bosan bisa timbul di mana saja dan kapan saja, tapi jangan jadikan hal itu sebagai alasan untuk Anda berhenti berkarya. Alihkan kebosanan Anda pada hal lain untuk memberi pikiran distraksi sementara sebelum kembali pada rutinitas sebelumnya. Dalam hal ini, diri Anda lah yang harus cerdik mengakali agar tidak terjebak dalam rasa bosan yang berpotensi memupuskan segala kreatifitas Anda.
Related Article: